Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 14 Februari 2017

RUTINITAS APARAT NEGARA, BUKAN MIKIR GIMANA SUPAYA ADA CABE - NDAK USAH IMPORT

RUTINITAS  ORGANISASI NEGARA

Satu entitas organism yang mirip sekali dengan nakhluk hidup.

Melakukan respon terhadap lingkungannya.

Respon ini diproses di otak yaitu KEPALA NEGARA DAN MENTERI PEMBANTUNYA,

Kemudian diturunkan ke aparatnya yang bersangkutan dengan macam respon yang sudah di olah di otaknya.

Bila mengenai harga cabai merah dan cabai rawit yang menggila ? Sudah hampir tiga bulan ?

Respon Presiden sudah benar, Pemerintah membantu mengatasi kesulitan menanam cabe. Beberapa bulan yang lalu Pak Jokowi mengumumkan demikian.


Mestinya, presiden sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian,  karena langkah apa yang akan dilakukan sudah dibicarakan dengan dengan Presiden.  Lewat mass media rakyat tahu bahwa Menteri Pertanian membantah adanya organisasi dagang KARTEL di bidang perdagangan cabe, musim lagi jelek untuk cabe ( Capsicun spp) - Belum kenal saja sama almarhum Lemkari ngkali ?

Sudah itu “pet” ndak ada berita apa apa mengenai cabe, dari Menteri Pertanian.

Rakyat hanya tahu dia harus beli cabe dengan harga sekitar seratus ribu rupiah setiap kilo,   hampir dimana mana di Indonesia. Ya dari mass media.

Lho, terus kelanjutan respon dari Menteri Pertanian bagaimana ? Apa sudah di komunikasikan langkah apa yang bisa diambil disetiap Provinsi Negara ini, oleh Menteri Pertanian sebagai Organisator bidang Pertanian di Indonesia ? Kan Indonesia ini luas sekali ? Tapi jajaran Kementrian Pertanian kan ya banyak sekali ditambah dengan Lembaga Lembaga Penelitian Pertanian dan Kehutanannya ? Doktor sudrun ya banyak.

Iya, diseluruh Indonesia ini umumnya sekarang lagi banyak hujan, Banjir dimana mana, termasuk di NTT, pulau Sumbawa lagi sibuk menolong penderita kebanjiran. Tanah  harapan untuk bertanam cabe dimusim hujan.

Saya lihat dari program TV lupa stasiun apa tg 10/02/2017  sore. penjelajahan "The ring of fire" dilakukan oleh warga masyarakat yang punya daya dan bekal  lewat rute pegunungan di Timor Indonesia, satu keluarga seorang ayah dengan putra putrinya, ada yang naik sepeda motor besar, ada yang naik sepeda motor trail ada yang naik satu mobil  all terrain, nampaknya dengan gardan ganda. 

Lewat hutan hutan alami  dilereng bukit di Timor Indonesia, Hutan alami ini nampaknya hanya terdiri dari beberapa species pohon yang tidak terlalu besar dan tinggi, sedikit/ hampir tidak ada semak dibawah kanopi, melainkan rerumputan cocok untuk penggembalaan ternak sapi, dimusim hujan ini. Lha musim kemarau ?. Anehnya tidak nampak tumbuhan liana yang merambat keatas kanopi, khas hutan tropik basah , dan paku pakuan.

Salah satu peserta yang naik sepeda motor trail, tergoda, mencoba lewat tahan hutan  lereng off road naik keatas. 

Lho, mampak tanahnya  yang di bawah rerumputan itu sangat basah, kayak lumpur dangkal  rodanya berputar sambil bertengger diatas batu dasar top soil dangkal bercampur pecahan kecil kecil bebatuan, terlempar oleh ban trail keatas, ban itu tidak nancap di lumpur seperti biasanya di pulau lain.

Lha bila tanah hutan itu di buat koridor sabuk gunung  (teras) rata air, hanya pepohonannya di potong dahannya untuk penyinaran,  agar teras terbuka, tanpa mengadakan olah tanah, (zero tillage)  melainkan menghilagkan rumputnya. Bukankah di teras tebuka tanpa dicangkul ini bisa ditanam cabe SAAT INI, meskipun masih dengan bantuan pupuk dan dengan herbisida sistemik lewat akar.  Lahan teras terbuka dan tanpa dicangkul bisa ditanam cabe, selama musim hujan ini ? Meskipun saya yakin hukum konservasi tanah sangat melarang menggunakan tanah semacan ini untuk pertanian dengan pengolahan tanah,  sebab  sangat berbahaya,  rawan longsor dan menyertakan top soil yang memang  tipis itu.

Pemikiran semacan ini bisa timbul di wilayah NTT apabila isyarat dari Pak Menteri sampai ke Kanwil Peertanian NTT sampai di  Dinas Pertanian Kabupaten setempat, dan mass media memang berniat membantu Pemerintah.  Keluar dari rutinitas birokrasi makan gaji, tapi tahu berfikir sekala luas. 

(Mungkin, kilahnya masih nunggu nunggu dibangunnya embung embung ) BARU BISA membantu  Pak Menteri,  Membantu Pak Presiden sebelum embung embung dibangun, artinya sekarang dicoba sedikit. Kan banyak disana lokasi yang lebih baik dari yang ditayang di ring of fire itu, solumnya/lapisan olah, top soil lebih dalam, miringnya landai ? 

Saya yakin NTT akan menjadi daerah penyangga cabai Indonesia, karena musim kemaraunya drastis,  pasti ada lebih kurang dua atau tiga bulan kelembaban relatipnya rendah karena dipengaruhi iklim kontinen Australia, yang lagi musim dingin.  Dan dimusim kemarau, dengan adanya embung embung nanti, ( semoga bukan sekedar wacana) air masih bisa didapat, meskipun  pemakaiannya dengan rekayasa drip irrigation kalok perlu. Ya……di tanah yang secara konvensional tidak boleh diusahakan untuk bertani itu ( artinya dicangkul atau dibajak traktor). tapi  menggunakan zero tillage dan drip irrigation. Karena harga  cabai potensial  bisa menutup ogkos itu. Disamping itu sekaligus di teras zero tillage itu lantas di tanami bibit  kayu cendana ( Santalus alba L) berdampingan dengan cabe, cendana  memang produk andalan disana, Pak Jokowi tahu bahwa parakaran bibit kayu cendana bayi masih harus mengurut  berdampingan denga akar cabe. Beliau orang kehutanan kok.

 Semoga bangunlah bangsaku *)

  


 





0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More