Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 11 Februari 2017

MENCARI NAFKAH

MENCARI NAFKAH


Sudah menjadi kewajiban setiap manusia hidup mancari nafkah. Karena dia diberi kebebasan berbuat. Maka nafkah artinya belanja untuk kehidupan tanggungan-nya.
Allah menetapkan bahwa setiap hidup ciptaanya sudah diberi rizki secukupnya.

Sebagai tuntunan Allah telah berfirman “Apabila sudah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah dimuka bhumi, dan carilah anugerah Allah ( Al Jum’ah 10)”- google kata kunci rizki )
Rizki sudah ditentukan Allah,
“Dan dilangit terdapat ( sebab sebab) rizki kalian dan terdapat apa yang dijanjikan kepada kalian.  Ad Dariyat 22)” - google kata kunci rizki 
Jadi, rizki mempunyai cakupan jauh lebih luas dari nafkah. Dua duanya harapannya adalah pemberian Allah. (Syaithan juga mengincar peluang ini untuk menyesatkan makhluq lemah ini)
Manusia diharuskan memilih, cara mendapatkan nafkah yang halal dan mendapatkan hasil yang halal. 
Benar rizki sudah ditakar oleh Allah, tapi Allah masih memberikan pada manusia hambanya menentukan kualitas  rizki ini sehingga nilainya jadi berlipat lipat berupa barokah kepada mereka yang telah diberi petunjuk jalan yang benar, bukan mereka yang sesat dan malah dimurkai .
Maka dari itu mencari nafkah dalam islam, diwajibkan kepada mereka yang masih mampu berbuat menjadi Khalifah Allah di Bhumi, mereka yang masih berusia produktip, bukan kepada anak anak yang masih dalam pengampuan orang tuanya, mereka yang sudah uzur.
Adapun rizki harus dicari oleh mereka yang mampu berbuat itu, lelaki dan perempuan, dengan sadar bahwa bukan kuantitasnya saja tapi juga kualitasnya. Bukan dengan KKN, mencuri, menipu ,dan bakhil,  tapi yang halal dan bisa disyukuri dengan amal ma’ruf nahi mungkar oleh seluruh tanggungan penerima nafkahnya, penerima amal jariahnya, penerima zakatnya.

Bagaimana seorang muslim/muslimah mencari rizki yang dimulai dengan "Bismillahirakhmanirrakhim", tapi lebih condong ke mencari rizki dengan “ngongso”, pikiran hangkara, menakar pemberian ALLAH dengan kuantitasnya, menakar usaha dngan jumlah modalnya layaknya  pasar saham di Wall Street, New York, bukan dengan  kesabaran, syukur dari pelakunya, dan fi sabilillah terhadap godaan syaithan yang terkutuk. ? Naudzubillahminzalik.
Makanya tugas para tetua terutama Bapak Ibu, dan Mertua adalah memberi peringatan keutamaan jalan Allah, yaitu Bismillahirakhmanirakhim, dan kewajiban para muda usia dibawah pengampuannya  menghargai dan mensyukuri berapapun besar nafkah yang diterima untuk melipat gandakan barokah Allah yang menyertainya amiin *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More