" BENTENG TERAKHIR "
Mencermati MEGA KORUPSI TH 2016 -2017,
yaitu tentang e KTP, saya menjadi merasa beralasan untuk menulis artikel ini.
Saya sangat kagum mengamati apa yang
dijuluki mega korupsi yang terjadi di jantung kekuasaan pemerintahan sipil.
Yaitu KEMENTERIAN DALAM NEGRI. Dilain Institusi apapun saya akan
menanggapi seperti kejadian yang wajar untuk bangsa ini, malah berani
menyebut sudah budayanya.
Penyelidikan sudah
bertahun tahun sampai dilanjutkan oleh KPK yang baru dibentuk kok
tersangkanya hanya dua orang. Padahal meliputi dana 5,9 triliun rupiah.
Yang paling hulu dari perencanaan anggaran
ini adalah DPR RI periode 2009 -2014 , khusus berkaitan dengan e-KTP,
dibicarakan kembali DPR periode 2014- 2019. Makanya mreka para
anggauta ini, mati matian dengan segala cara untuk kembali duduk disana demi memetik
buah hasil kerjanya tentu saja. Bila melihat bagian keuntungan dari anggaran
e-KTP ini, para calon dari DPR lama ini pasti tidak sayang membuang uang banyak
sekali untuk terpilih kembali. Mereka memang golongan oportunis yang hanya
mencari untung. Sangat cocok dengan rakyat yang belum mengerti bahayanya
memilih penjahat para pemain sandiwara, berkendaraan demokrasi ini. Tetap saja mengandalkan katrolaan feodalisme, elit kampung dan puak dengan jenjang harta curian dari orde baru. ( pembalakan hutan liar dan perkebunan kelapa sawit rampasan dari transmigran, dengan alasan suku ras dan agama.)
Institusi Perwakilan ini sarat dengan wakil
rakyat yang terpilih oleh rakyat menggunakan segala cara diatas.
Disana dengan DPR RI dan Kemendagri ( Gamawan Fauzi) merancang pembagian "kelebihan" ( mega mark up) anggaran e-KTP
yang sudah digodog matang dan rapi.
Kompas com. 5 maret 2017 secara rinci muat
semua nama penerima hasil godokan dua Institusi yang bekerja sama ini, dengan
hasil yang sangat gemilang\, persatuan dan kesatuannya mencuri bareng bereng. Pembagian antara mereka dari legislatip maupun
eksekutip sudah sangat disepakati. Ya memang Kemendagri dan Kabinet hanya
pengguna naggaran 5 ,9 trilyun rupiah ini. Tapi gimana bisa cocok dengan Komisi II
dan Institusi Legislatip, merencana yang menelurkan anggaran 5,9 triliun ini,
sampai goool, bila tidak secara rinci dirundingkan, pak Gamawan Fauzi Mendagri Pak SBY? Lupa ? dari partai Demokrat.
Bila di pelaksanaan e-KTP ini tidak
amburadul, hanya lambat, tidak akan ada kekacauan dari bawah, semua selamat
rapi berbau harum. Kan ada anggaran lagi buat memgejar keterlambatan pembuatan
e-KTP ini, biasa, alasan teknis.
Saya percaya uang segitu memang sudah
habis karena hasil penggodokan dua institusi vital Negara ini
memutuskan :
59 % untuk bikin eKTP ( dengan mark up setiap harga barang, dan pungli resmi setiap langkah kerja pembuatan eKTP bisa dinaikkan menurut kebijakan setempat ?), dan 49% untuk bagi bagi antara mereka thok tanpa kerja apa apa lagi. hanya lupa saja. Sangat cukup untuk disetor ke Ketua lho, karena sudah ditunggu - pasti ya jangan bawa pulpen, pamali.
59 % untuk bikin eKTP ( dengan mark up setiap harga barang, dan pungli resmi setiap langkah kerja pembuatan eKTP bisa dinaikkan menurut kebijakan setempat ?), dan 49% untuk bagi bagi antara mereka thok tanpa kerja apa apa lagi. hanya lupa saja. Sangat cukup untuk disetor ke Ketua lho, karena sudah ditunggu - pasti ya jangan bawa pulpen, pamali.
Yang ini jadi ada 39 nama penerima
suap ini ndak ada yang besarnya kuang dari 500 juta rupiah setiap cecongor. Silahkan baca sendiri di Kompas com. tg 5 Maret 2017.
Kalau dua institusi puncak (periode
2009-2014) dari tiga institusi puncak trias politia sudah berkolusi begitu
rapi, apalah yang diharap rakyat ? Menurut berita yang dtulis di situs https//indocropcycles.worldpress.com/2017/03/09/kasus-korups-e-ktp/ khusus nama beliau beliau dari DPR RI yang pernah dipanggil oleh KPK ada 27 orang. Copy paste dibawah ini.
Benar Jendral Suharto, kembali ke monarchy absolute dari wangsa beliau, dan kroninya sekalian jumlahnya lebih kecil dari anggauta komisi DPR dan Pejabat Teras di setiap Kementrian. Jadi rakyat Negara ini rupanya hanya berbakat untuk jadi kawula/hamba para Despot, ndak usah ada demokrasi segala, iya to ? Terlalu banyak malingnya.
Betapa organisasi Institusi
Institusi Eksekutip ini, diawaki oleh sosok sosok sangat taat pada janji kepada
atasannya, lebih dari anggota organisasi hitam yang sudah sangat
terkenal didunia Mafia dengan omerta –
Sesudah saya renungkan
lama baru saya sadar, bahwa Kementerian Dalan Negeri adalah benteng andalan
kekuasaan Orde Baru bentukan Jendral Suharto. Sosok yang telah dididik Militer
Jepang, dari lingkungan Kesultanan yang sangat berbudaya intrig dan
jaringan apa saja, berambisi untuk membuat dinasti dari
keturunannya sendiri, sangat telengas dengan ceranya sendiri.
Pemerintahannya bertahan selama 32 tahun, dari 1966 – 1998. Selama
Pemerintahannya sudah disiapkan :
11. Hanya ada satu kekuatan bersenjata ABRI, yang Polisi termasuk di
dalamnya. Sang Jendral adalah Penglima Tertingginya. Mecontoh Presiden Sukarno
2. Rakyat sipil diwadahi dalam satu organisasi ketat, supaya tidak
terkotak kotak dan mempunyai satu azas P4 ( Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila) Apalagi PNS dan keluarganya. Dengan ketentuan
hanya Bapak Presiden sendiri dan ABRI yang berhak memberikan tafsir pada
indoktrinasi P4 ini, sebagai pengamalan Pancasila.
Sulit bagi kaum
hard core agama untuk memanipulasi pengikutnya tanpa
melanggar ketentuan diatas, dan berhadapan dengan ABRI. Jajaran
Kemendagri diwilayah, didampingi oleh Babinsa (bintara bina desa) sampai
Kodam.. \
4 Amerika Serikat dan
seluruh Blok Kubu Kapitalis siap sedia ,memberi bantuan finasial dan lain
keperluan kekuasaan Jendral ini. Selama mereka bebas mengeruk resources alami
4.Petanian: sarana pertanian
disediakan dengan subsidi 80 % untuk pestisida dan 50% untuk Urea dan TSP –
Jatah 2 liter/Ha ekivalen Diazinon untuk pestisida dan 2 kuintal/Ha untuk
pupuk Urea/TSP kredit lagi. Untuk tanaman padi dan Polowijo ( kedelai)
Kredit atas saprotan ini diberikan sampai jalan 20 tahun, baru diganti dengan
beli kontan. Harga gabah dikendalikan jangan sampai buruh tidak bisa beli beras
(operasi pasar), dengan upahnya yang rendah, oleh Bulog.
5. Orang yang dicurigai
tidak mendukung Pemerintahan Jendral Suharto atau dicurigai komunis atau anti
Pancasila diamankan tanpa diproses secara hukum, tidak akan pulang.
.
Lima point diatas adalah
pondasi Pemerintahan Jendral Suharto, menjadikan dia paling kuat sebagai
organisasor/dinamisator/diktator pemerintahan Negara berkembang.
Kekuasaan Jendral Suharto menyusut banyak nyaris tanpa dukungan,
disebabkan dukungan finasial dari Amerika Serikat diketati, karena beliau
tidak mau keluar dari Timor Timur, “mbalelo” terhadap perintah tuan kita
semua. Sedangkan 60 % APBN th 1999 diharapkan dari kredit talangan
Amerika Serikat –meskipun secara formal dari IMF dan World Bank. Lewat tiga Presiden lagi..............kccurian lagi.....,
Sak adanya uang untuk nalangi bank Centuri yang gagal dan sistemik, perbuatan yang mulia, begitu wapresnya yang bekas bankir berkomentar.
Sak adanya uang untuk nalangi bank Centuri yang gagal dan sistemik, perbuatan yang mulia, begitu wapresnya yang bekas bankir berkomentar.
Pendukung setia beliau,
Berkely mafia yang sebagai menteri menteri Utama pada mangkir. Maka
Pemerintahannya lengser.
Sebelum lengser, dengan
gagah Sang Jendral memerintahkan membuka lahan sawah di Kalimantan satu
juta hectare.
Semua Kementrian
mengadakan survey kesana,membuat laporan dan anggaran dengan bersemangat.
Sayangnya duit ndak ada, menunggu hasil diplomasi dengan Negara donor,
diplomasi dengan korupsi memang harus dlaksanakan ditempat yang berbeda, dengan anggun, tidak kesusu karena kebutuhan. Sementara setiap kementrian sibuk seminar dan survey,jadi rejeki PNS junior seselon merangkak aja, anehnya atasan tetap minat bagian, dengan segala diplomasi.
diplomasi dengan korupsi memang harus dlaksanakan ditempat yang berbeda, dengan anggun, tidak kesusu karena kebutuhan. Sementara setiap kementrian sibuk seminar dan survey,jadi rejeki PNS junior seselon merangkak aja, anehnya atasan tetap minat bagian, dengan segala diplomasi.
Anehnya dimasa sulit ini
tidak satupun diantara kroni konglomerat yang Sang Jendral membantu memfasilitasinya, menjadi multi milioner dadakan, tidak ada
konsorsium bankers ampyangan, pembalak hutan ratusan ribu hektare, pengusaha real estate,
raja kebun kelapa sawit, raja ladang tebu di Sumsel dan Lampung yang telah dibikin kaya
raya oleh Orde Baru, sahabat lingkaran dalam beliau, dengan simpanan uang
hasil kolusi sebagai kroni sang Jendral, membantu pelaksanaan program
sawah satu juta hectare ini, walau cuma demo satu hektere saja. Meskipun
simpanan uang gelapnya yang dilarikan keluar negeri ternyata mencapai ribuan triliun
rupiah. Baru ketahuan sekarang, 20 tahun setelah
beliau lengser dengan menyesal, ditinggal sedirian diusia yang sudah waktunya istirahat. Ya itu kesetiaan ampyang,
pasti ada cirinya. culas. Anak cucunyapun ya habis dimakan mereka.
Diganti Doktor dari
Jerman, BJ Habibi, yang tidak segara melepaskan Jabatannya sebagai Presiden.
trus tidak menunjuk salah satu putra putri sang Jendral sebagai pengganti,
sungguh mengecewakan, sudah diaku putra sendiri, padahal kalo cuma duit mereka
punya, cukup untuk anggaran Negara setahun, asal pengikut setianya tidak
korupsi, apalagi kroninya pengusha ampyang ikut membantu.
Jendral lain juga ragu
karena duit tidak dijanjkan oleh sang big boss. Tidak ditawari oleh sang big boss tukar dengan Timor timur. Ya tahu diri donk, sebab the big boss ya tahu semuanya jagoan korupsi dan pelanggar HAM berat, rakyat ya sudah tahu, jadi kerjaan-nya harus didukung uang dollar boros sekali terus menerus.
Baru setelah Presiden Habibi melepaskan Timor Timur seperti bara panas, atas desakan Amerika Serikat. bantuan talangan dana dikucurkan. Gara gara celah Timor yang kaya minyak, keamananya di asuh oleh Australia yang lebih handal/bersih menangkal Fretelin, lebih dipercaya oleh Amerika Serikat, jadi dia tidak perlu keluar uang. Begja begjane kang lali. Nasibnya orang lupa.
Berarti tidak diragukan lagi gaya
Kementrian Dalam Negeri dalam mengatur negeri ini diawaki oleh para
Aparat Negara yang paling setia kepada Organisasinya. Gamawan Fauzi Golkar,.Pasti kreatip, kaya dengan
mengalaman yang lihai, apalagi hanya mengatur uang bagi bagi. Dibagi dengan tanda tangan, diminta kembali uangnya sebagai dukungan kesetiaan, tanpa tanda tangan, sialan.
Sejak angkatan PNS di Kementerian
ini, terakhir 1998 – yang akan pensiun 30 tahun lagi, sejak itu tepatnya
sampai tahun 2020 baru habis. Makanya walau bagaimana KPK akan memerlukan waktu
yang lama sekali untuk memecahkan komplotan mega koruptsi di Kementerian ini
sekarang, entah kalau tahun 2020. Saat kapan angkatan Orde Baru sudah nmenipis
disana tinggal kira kira seperlima.
Di Kemiliteran hard core pecinta
Militerisme terselubung, atau terang terangan,seperti sebagian kecil elite
politik/professional kita, bisa ditangkal bila dalam organisasinya
calon perwira calon bintara dan calon prajurit dididik menjadi seorang
professional Pengawal Negara, yang berjiwa demokratik , mencintai
Negeranya.
Bila pendidikan mencintai demokrasi
dilaksanakan dengan benar - bisa terlaksana. (bukan sekedar bisa
"voting" antara staff komando) tapi mengakui suara rakyat sebagai
kekuasaan tertinggi. Bukan hanya esprit du corps (semangat corps), tapi
Nasionalisme. "Sedumuk bathuk senyari bhumi, yan perlu dibelani pati"
begitu pepatah jawa artinya: Jidad se-ujung jari (harga diri), sejengkal bhumi,
bila perlu dibela sampai mati.
Kanyatannya disetiap pendidikan yang
dibumbui dengan praktek Despotisme senioritas a’la militer,
dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, dijadikan golongan yang exklusif,
kekerasan sampai pembunuhan terhadap para siswa yang baru masuk saban tahun
selalu terjadi – biasa dilakukan di kampus APDN Jatinangor, lulusan th
1998 belum pensiun, ya ?
Lurah di desa Selok awar awar,
membunuh petani Pak Kancil, penduduknya sendiri secara terbuka beramai
ramai, karena si petani vocal ini keberatan usaha
penambangan pasir liar ( mosok duitnya dimakan sendiri ), merusak
lingkungan, truk pasir merusak jalan. Sang lurah dihukum, alhamdulillah, pak
Camat tentu lulusan APDN. kan di Pasirian, tanda tangan saja tidak, Pak Fauzi juga tidak, kan sudah diganti Pak Cahyo *)
Qoute
[MEGA KORUPSI] Inilah
Daftar Puluhan Tersangka Korupsi e-KTP
Puluhan orang disebut
menerima aliran duit suap proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.
“Ada 40 nama,” ujar sumber Tempo yang mengetahui isi dakwaan salah satu
terdakwa kasus yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun itu, Senin 6 Maret
2017 silam.Nama-nama tersebut
terdiri atas anggota dan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pejabat
Kementerian Dalam Negeri, serta swasta.
Juru bicara Komisi
Pemberantasan Korupsi membenarkan adanya sejumlah nama penyelenggara negara
yang diduga menerima aliran duit dari proyek di Kementerian Dalam Negeri pada
2011-2012 itu. “Ada indikasi aliran dana pada sejumlah penyelenggara negara,”
ujar Febri.
Ini adalah salah satu
kasus korupsi yang membutuhkan waktu pengusutan panjang. Pada April 2014, KPK
menetapkan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan sekaligus
pejabat pembuat komitmen, Sugiharto, sebagai tersangka.
Dua tahun kemudian,
pada September 2016, KPK menetapkan mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Irman, sebagai tersangka.
Ratusan Saksi Dipanggil KPK
KPK telah memeriksa
283 saksi. Duit proyek itu diduga menjadi banca’an sejumlah anggota Komisi
Pemerintahan DPR periode 2009-2014.
Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Setya Novanto juga sempat diperiksa KPK. Setya adalah mantan Ketua
Fraksi Partai Golkar. Dalam sejumlah kesempatan, ia membantah jika disebut ikut
menerima suap.
Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Yasonna Laoly, yang juga mantan anggota Komisi Pemerintahan,
beberapa kali membantah terlibat.
Sedangkan Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang pernah duduk di komisi yang sama, mengatakan,
“Saya disebut menerima uang, saya ngamuk betul soal itu.”
KPK menyebut ada tiga
klaster atau kelompok besar terkait pengusutan kasus e-KTP, salah satu kelompok
itu adalah dari anggota DPR. Di proses penyidikan ada lebih dari 20 anggota DPR
yang dipanggil.
“Bahwa ada sejumlah
saksi yang diperiksa, ya, lebih dari 200 saksi yang diperiksa. Di antara para
saksi tersebut, ada sekitar 23 anggota DPR yang kita panggil juga meskipun
tidak semuanya hadir. Anggota DPR yang hadir sekitar 15 orang dalam proses
pemeriksaan di penyidikan,” ucap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.
Dalam perjalanan penyidikan selama 3 tahun di kasus itu, KPK
memang kerap memanggil para anggota DPR terkait kasus itu. Dari catatan detikcom,
ada sekitar 27 anggota DPR yang pernah dipanggil KPK terkait penanganan kasus
mega proyek e-KTP.
Sejumlah nama itu
datang memenuhi pemeriksaan, tapi ada pula yang tidak hadir, bahkan ada pula
yang beberapa kali diperiksa penyidik KPK. Berbagai hal ditanyakan kepada para
anggota dewan itu. Biasanya seusai menjalani pemeriksaan, mereka mengaku
ditanya seputar pembahasan di Komisi II DPR atau tentang penganggaran.
Selain itu, tak jarang
pula dari mereka mengaku bersih dari aliran uang haram proyek itu. Salah
satunya disampaikan oleh Chairuman Harahap yang diperiksa KPK selaku mantan
Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar.
Saat diperiksa pada
Senin, 7 November 2016 silam, Chairuman mengaku diperiksa soal proses
penganggaran dalam proyek pengadaan e-KTP. Kemudian tentang aliran dana, sosok
M Nazaruddin yang paling sering ‘bernyanyi’.
Chairuman pun pernah
membantah pernyataan Nazaruddin bila Komisi II DPR menerima aliran dana e-KTP.
Ada pula beberapa saksi yang enggan membeberkan perihal pemeriksaannya. Salah
satunya yaitu dari mantan Wakil Ketua Komisi II Taufiq Effendi.
Pun ada pula saksi
yang tidak hadir meski dipanggil KPK. Salah satunya yaitu Yasonna Laoly yang
memang tengah sibuk menjalankan tugas sebagai Menteri Hukum dan HAM ketika
dipanggil KPK.
Sejauh ini, KPK
menyebut ada pengembalian uang senilai Rp 250 miliar dari berbagai pihak, yaitu
5 korporasi, 1 konsorsium, dan 14 orang.
Namun juru bicara
Komisi Pemberantasan Korupsi, Febri, tidak merinci perusahaan dan orang-orang
itu. Di antara 14 orang tersebut, ada pula anggota DPR, tetapi Febri lagi-lagi
enggan membeberkannya.
Deretan Anggota Dewan yang Pernah Dipanggil KPK di Kasus e-KTP
Berikut nama anggota
DPR yang dipanggil KPK terkait kasus itu (nama-nama itu didapat dari
penelurusan detikcom dari jadwal pemeriksaan KPK, nama-nama itu ada yang datang
menghadiri pemeriksaan, ada pula yang tidak hadir):
Irman (mantan Dirjen
Dukcapil) ditahan KPK terkait korupsi e-KTP pada September 2016 lalu.
1. Setya Novanto
2. Anas Urbaningrum
3. M. Nazaruddin
4. Agun Gunandjar
5. Ganjar Pranowo
6. Ade Komarudin
7. Numan Abdul Hakim
8. Rindoko Dahono Wingit
9. Olly Dondokambey
10. Jafar Hafzah
2. Anas Urbaningrum
3. M. Nazaruddin
4. Agun Gunandjar
5. Ganjar Pranowo
6. Ade Komarudin
7. Numan Abdul Hakim
8. Rindoko Dahono Wingit
9. Olly Dondokambey
10. Jafar Hafzah
11. Khatibul Umam Wiranu
12. Teguh Juwarno
13. Arif Wibowo
14. Taufiq Effendi
15. Chairuman Harahap
16. Markus Nari
17. Melcias Marcus Mekeng
18. Miryam S Haryani
19. Jazuli Juwaini
20. Tamsil Linrung
12. Teguh Juwarno
13. Arif Wibowo
14. Taufiq Effendi
15. Chairuman Harahap
16. Markus Nari
17. Melcias Marcus Mekeng
18. Miryam S Haryani
19. Jazuli Juwaini
20. Tamsil Linrung
Sugiharto, tersangka
korupsi e-KTP ditahan KPK pada Oktober 2016 lalu.
21. Yasonna Laoly
22. Mirwan Amir
23. Abdul Malik Haramain
24. Mulyadi
25. Djamal Aziz
26. Mustokoweni Murdi (almh)
27. Ignatius Mulyono (alm)
22. Mirwan Amir
23. Abdul Malik Haramain
24. Mulyadi
25. Djamal Aziz
26. Mustokoweni Murdi (almh)
27. Ignatius Mulyono (alm)
CATATAN:
Sekali lagi, nama-nama
tersebut merupakan nama dari DPR yang dipanggil sebagai saksi.
Dalam kasus e-KTP KPK baru menetapkan dua tersangka yang
sama-sama merupakan pejabat Kemendagi yakni Irman (mantan
Dirjen Dukcapil) dan Sugiharto (mantan
Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil). Belum
ada tersangka lain yang ditetapkan setelah keduanya.(sumber: tempo, detik
dan berbagai sumber lainnya)
Pustaka:
§
tempo.co, Proyek E-KTP, Dakwaan Sebut 40
Penerima Suap
Artikel Lainnya:
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
Iklan
Beri peringkat:
1 Vote
Bagikan ini:
·
Terkait
dalam "Konspirasi Gila"
dalam "Konspirasi Indonesia"
dalam "Konspirasi Indonesia"
Pos ini dipublikasikan di Konspirasi Indonesia dan tag daftar nama korupsi e-ktp, daftar tersangka e-ktp, korupsi, koruptor e-ktp, nama-nama koruptor e-ktp.
Tandai permalink.
Tinggalkan Balasan
unqoute.
0 comments:
Posting Komentar