SCENARIO MENUMPUK UANG UNTUK MEMBELI REPUBLIk
INI, SATU CONSPIRASI.
Memang menumpuk uang ini sangat “mulia” tidak
kurang dari “kemuliaan” menalangi bank yang bangkrut secara massif dan
sistimik, memungkinkan reaksi berantai di seluruh sistim keuangan mengeri ini,
7,3 triliun rupiah amblas entah kemana.(waprès emeritus berkomentar) Yang jelas ada yang
menggunakan untuk suatu keperluan sebagian besar uang ini. masih ada "kekeliruan" mega salah hitung dana insentive di keguruan yang 32 trilyun ketahuan tahun 016-017, ndak jadi dibayarkan, kemungkinan bersar tahun sebelumnya lolos.
Sederhana saja, setelah menandai bahwa semua
komponen dari sistim Trias Politica dinegeri
ini bisa dibeli dengan uang, jauh jauh hari ada golongan katakan kaum
Sudrun, mulai melancarkan operasinya, untuk secara mutlak memenangkan
ideologinya. Bagus, karena sampai kini tidak ada yang punya ideology, kecuali
ideology uang.
Golongan sudrun ini mempunyai landasan ideology
yang sangat kuat dan fanatik, sangat intelek karena dibina dan diangkat
derajadnya diperguruan perguruan tinggi dan
sangat banyak angautanya, bertahun tahun dalam organisasi, baik organisasi
Pemuda maupun organisasi Mahasiswa, bahkan organisasi alumni, saking nikmatnya,
dihargai dan difasilitasi seluruh
Aparatur Negara. Jadilah mereka katakan
kaum Sudrun, sampai tingkat Profesor, Doktor, sarjanai S2 dari Luar Negeri dari
berbagai bidang. Sayangnya mentalitasnya tidak dapat begitu saja dipoles, jatuhnya ke pelimbahan juga, sang habib ndak brani pulang, si kantong kiri kanan terpaksa menemuinya disana, duh malunya.
Kabinet
koalisi partai Mercy selama hampir 10 tahun adalah wahana untuk mencoba kesempatan
ini, secara sistematis digunakan mereka, dari puncak kekuasaan. E, E, si anak
belia Nazaruddin Bendahara partai Mercy menyanyi, karena merasa disingkirkan disuruh lari.
Sedangkan Orbanengndy ndak jadi gantung diri di Monas, lagi enak bercengkerma
sama Orbaningby, sama Sorbaniziq. Si Orbanengdy ini kok
nggak bersyukur, kalau ini terjadi di Italia dia sudah hilang begitu saja,
kok repot, yang membunuh Munir sudah siap lho.
Secara mentereng mereka dayakan Menteri Menteri
penting di Kabinet. Kabinet Presidensial yang dipimpin oleh anggauta golongan
yang paling berpengalaman dalam mengendalikan rakyat Negeri ini, kaum Ksatrya Manggala Yuda.
Pimpinan kabinet sudah meraba kemngkinan
kemungkinan yang bisa dilakukan oleh sudrun sudrun ini, dan para sudrun
juga tahu kehendak “come back” dari golongan yang melahirkan Pimpinannya
dikekuasaan Militer Negeri ini.
Perjalanan selama hampir sepuluh tahun dengan
pencitraan, untuk mengembalikan haegemony dari kaumnya dengan halus selalu
dapat gangguan dari koalisinya sendiri, sebaliknya para Sudrun yang sudah diberi
kelonggaran banyak, rasanya kok tidak
pernah cukup.
Ya karena dikalangan kaum Sudrun sendiri juga
timbul faksi faksi, ada yang masih murni berideology, ada yang garis keras,
yang siap melancarkan pembersihan dikalangan sendiri, jadi yang duduk dalam
cabinet harus bersandiwara melawan pencitraan Bossnya, dengan pertimbangan ini “perlawanan” yang paling ringan tapi digemari
media dan mempunyai effect yang nyata. Tidak bisa dicegah golongan sudrun ini
berasal dari warga masyarakat yang paling oportunis pencari kenikmatan yang
nyata didukung seluruh puaknya, yaitu uang tahta, harta dan sex.
Pengalaman yang paling berharga untuk mencetak uang
dan kader kader kaum sudrun di Badan
Nasional Negara yang mengurusi terutama beras.
Baras ini paling besar dihasilkan dan dikonsumsi di
Pulau Jawa, terutama di sawah dataran rendah dengan pengairan kelas satu bekas
pengairan lahan tebu zaman Hindia Belanda.
Inilah tempat mencari uang berjama’ah yang luar
biasa dikombinasi dengan subsidi saprotan (sarana produksi pertanian) secara
luas dan komplit, selama hampir dua puluh lima tahun kekuasaan Orde Baru.
Oleh karena praktek kultur teknis padi yang harus
menghindari hama wereng terutama wereng coklat (Nilaparva lugens ),
mengharuskan tanam bersamaan dihamparan yang luas, bila perlu dan bisa tiga
kecamatam tanam bersama), untuk membatasi perpindahan populasi wereng bersayap
dan memudahkan pengandalian generasi wereng tak bersayap yang menyerang batang
padi di usia sampai tigapuluh hari setelah tanam, dikendalikan dengan
penyemptotan masal ( insecticides bersubsidi 80%), malah sering gratis.
Akibatnya hamparan luas ini panen bersamaan,
berarti supply gabah diwilayah beberapa kecamatan dilakukan bersamaan, secara
alami harga gabah turun. Lebih turun lagi dipicu oleh operasi pasar yang
artinya menjual beras dengan harga murah disitu misalnya Rp 7000 /kg, otomatis
gabah tambah anjlog sampai Rp 3500/kg, ini dikerjakan oleh “tengkulak” meskipun
duitnya dari “oknum” Dolog. Tengkulak memproses gabah dan menjual ke Dolog
dengan harga resmi, Rp 8000/kg, untung Rp 1000 rupiah/kg dibagi bagi, kali
berapa ribu ton, kali dua panen setahun. dikalikan penen padi seluruh negeri kali dua ( setahun panan dua kali) kali lamanya berkuasa.
Setelah sampai di gudang yang bertebaran disetiap
Kabupaten dan Kecamatan, sering beras ini ternyata milik perorangan dan
dikarungkan dalan kantong polypropylene woven dan disablonkan label dan tanda
merek dagang beras import dari Thailand, Vietnam bahkan Mesir.
Ada
Exporter langganan berkantor di Singapore exporter beras, yang bisa mengexport
beras abal abal, artinya hanya document export saja, komplit seperti pegiriman
sungguhan termasuk L/C dan BL dengan nama kapal dll. Ada oknum bea cukai yang
membantunya tidak perlu bepangkat tinggi, wong cuma tanda tangan thok, bea
import di bayar cash tambah uang kopi berlimpah, sampai seminggu ndak bisa
tidur, sampai bossnya saja jadi o’on dan bengong, diwawancara TV jawabnya ngambang, meskipun mimiknya deseramkan. Tapi buruh bongkar muat tidak, semoga tidak
termakan money politik dan ibadah umroh gratis. Memang tidak ada barang itu.
Di Indonesi diproses seperti “biasa”, berasnya
emang sudah nongkrong di gudang klas satu lengkap dengan logo adan asal beras
tersebut.
Transfer abal abal dalam lingkungan sendiri. Uang
benar benar disetor kepada a/c yang dikehendaki, bank klas satu, maka
tercucilah uang haram yang bisa bertrilyun trilyun rupiah, jadi harum.
Termasuk
didalamnya uang sapi, kedelai, beras yang tidak bisa dilacak oleh siapapun
pencuciannya, dikumpulkan sebagai alat untuk pembelian Negeri ini oleh kaum
Sudrun, yang memegang kunci administrasi Negara. Ini jadi kelangkaan daging
sapi, kelangkaan cabe, import spare parts alat penting aspal dll, luas dan
dalam dibidang yang sangat diincar dan sensitive, dulu pernah berpartner di the killing field a’la Kmer merah. Sayangnya ada yang dibuat sakit hati, meski sudah
ada upaya menghabiskan mereka, dengan warna kolor dan petrus.
Tidak heran diantara Pentolan sudrun ini memilih
membayar uangnya cash dari Singapore.
Si Orbanengby terdeteksi melakukan ini. Dengan tujuan yang jelas untuk dicuci tanpa bekas. Karena parsaingan diantara sudrun sudrun supaya tidak diketahui temannya sendiri yang juga pesaingnya.
Si Orbanengby terdeteksi melakukan ini. Dengan tujuan yang jelas untuk dicuci tanpa bekas. Karena parsaingan diantara sudrun sudrun supaya tidak diketahui temannya sendiri yang juga pesaingnya.
Tidak
heran diantara sudrun sudrun ini ada yang mengimport sapi secara nyata dan
mungkin abal abal duitnya juga dicuci cara ini, termasuk kedelai, minyak goreng, gula unrefined semua
ini jutaan ton, dengan segala alasan, kenapa bukan gas dan BBM ?, yaa ...ini masih dalam
proses pemguasaan lapangannya. Kalau ndak geger Menteri ESDM yang sempat jadi Dosen di Paramadina, yang punya obyekan sendiri ladang minyak Masela Ambon, mengupayakan dikerjakan dilepas pantai, nge-gol-kan cara ini satu juta US dollar fee-nya, sampai sampai dia mengorbankan sesama sudrun - si pencetus issue skandal palsu "papa minta saham", belum pendapatan dari borongannya yang lain .
Tapi lahan pertanian, produk hutan, produk pertanian, semua sudah ditangan kaum sudrun untuk secara efisient digunakan demi mengeruk dan mencuci uang, dan bila waktunya tiba semua Republik ini bakal dibeli dengan uang itu, komplit dari aparat Judikatip, Legislatip, dan Executip, beserta dengan Direktur Bank Centralnya. Tambah kekuatan sewaktu Atut, Kodok Bangkong (sayang,sudah alm), Akil Bhutocakil, Rubisapibetina, pada keluar dari bui, diangkat sebagai donator dinamisator Motor dan anggauta Majlis Ular Tinggi para sudrun..
Tapi lahan pertanian, produk hutan, produk pertanian, semua sudah ditangan kaum sudrun untuk secara efisient digunakan demi mengeruk dan mencuci uang, dan bila waktunya tiba semua Republik ini bakal dibeli dengan uang itu, komplit dari aparat Judikatip, Legislatip, dan Executip, beserta dengan Direktur Bank Centralnya. Tambah kekuatan sewaktu Atut, Kodok Bangkong (sayang,sudah alm), Akil Bhutocakil, Rubisapibetina, pada keluar dari bui, diangkat sebagai donator dinamisator Motor dan anggauta Majlis Ular Tinggi para sudrun..
Adapun Militer karena doktrinnya beda, akan
dikuasai bertahap dan halus, bukannya tidak mungkin karena Bossnya Boss di
Dunia ini akan sembuh dari trauma di Iraq dengan Saddam Husainya. Dibeli juga
Congressmennya dan Senatornya seperti Park Chung Hee pernah membelinya, relatip
murah kok.
Sayangnya, untuk para sudrun pejuang pejuang sudrun yang ada di garis depan
menguasai seluruh atau sebagian dari lapangan kekuasaan di Kementrerian
Kementerian, tidak bisa menahan nafsu, terpincuk pada nafsu yang dimiliki secara
tradisional oleh para artis dan actress, yaitu tahta harta dan orgy sex, yang kita
tahu tidak akan ada batasnya, maka konspirasi membeli Rebublik ini agak
tertunda, sampai kader mereka yang berani mati cukup waktu untuk membangun
track record dengan sabar dan pasti, sehingga tidak memilih jadi pengebom bunuh
diri.
Sayangnya lagi, rakyat kita tidak
cermat mengikuti track record para sudrun ini, sehingga bila sang Kecoak, Kodok
Budug sudah mengenakan jubah putih dan sorban besar kayak Pandita Durno, rakyat
jadi mengikutinya dengan patuh dan semangat. Dikira sorga dunia akhirat itu jalanya, sebangsa Dimas Kanjeng masih banyak.
Sayangnya lagi untuk pak Rizal Ramli, ndak membuka
hal ini, lantas segala kemungkinan bisa terjadi*)
0 comments:
Posting Komentar