Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 13 Maret 2017

 SCENARIO MENUMPUK UANG UNTUK MEMBELI REPUBLIk INI, SATU CONSPIRASI.

Memang menumpuk uang ini sangat “mulia” tidak kurang dari “kemuliaan” menalangi bank yang bangkrut secara massif dan sistimik, memungkinkan reaksi berantai di seluruh sistim keuangan mengeri ini, 7,3 triliun rupiah amblas entah kemana.(waprès emeritus berkomentar) Yang jelas ada yang menggunakan untuk suatu keperluan sebagian besar uang ini. masih ada "kekeliruan" mega salah hitung dana insentive di keguruan yang 32 trilyun ketahuan tahun 016-017, ndak jadi dibayarkan, kemungkinan bersar tahun sebelumnya lolos.
Sederhana saja, setelah menandai bahwa semua komponen dari sistim Trias Politica dinegeri  ini bisa dibeli dengan uang, jauh jauh hari ada golongan katakan kaum Sudrun, mulai melancarkan operasinya, untuk secara mutlak memenangkan ideologinya. Bagus, karena sampai kini tidak ada yang punya ideology, kecuali ideology uang. 
Golongan sudrun ini mempunyai landasan ideology yang sangat kuat dan fanatik, sangat intelek karena dibina dan diangkat derajadnya diperguruan  perguruan tinggi dan sangat banyak angautanya, bertahun tahun dalam organisasi, baik organisasi Pemuda maupun organisasi Mahasiswa, bahkan organisasi alumni, saking nikmatnya, dihargai dan difasilitasi  seluruh Aparatur Negara.  Jadilah mereka katakan kaum Sudrun, sampai tingkat Profesor, Doktor, sarjanai S2 dari Luar Negeri dari berbagai bidang. Sayangnya mentalitasnya tidak dapat begitu saja dipoles, jatuhnya ke pelimbahan juga, sang habib ndak brani pulang, si kantong kiri kanan terpaksa menemuinya disana, duh malunya.
Kabinet koalisi partai Mercy selama hampir 10 tahun adalah wahana untuk mencoba kesempatan ini, secara sistematis digunakan mereka, dari puncak kekuasaan. E, E, si anak belia Nazaruddin Bendahara partai Mercy menyanyi, karena merasa disingkirkan disuruh lari. Sedangkan Orbanengndy ndak jadi gantung diri di Monas, lagi enak  bercengkerma sama  Orbaningby, sama Sorbaniziq. Si Orbanengdy ini kok nggak bersyukur, kalau ini terjadi di Italia dia sudah hilang begitu saja, kok repot, yang membunuh Munir sudah siap lho.
Secara mentereng mereka dayakan Menteri Menteri penting di Kabinet. Kabinet Presidensial yang dipimpin oleh anggauta golongan yang paling berpengalaman dalam mengendalikan rakyat Negeri ini, kaum  Ksatrya Manggala Yuda.
Pimpinan kabinet sudah meraba kemngkinan kemungkinan yang bisa dilakukan oleh sudrun sudrun ini, dan para sudrun juga tahu kehendak “come back” dari golongan yang melahirkan Pimpinannya dikekuasaan Militer Negeri ini.
Perjalanan selama hampir sepuluh tahun dengan pencitraan, untuk mengembalikan haegemony dari kaumnya dengan halus selalu dapat gangguan dari koalisinya sendiri, sebaliknya para Sudrun yang sudah diberi kelonggaran banyak,  rasanya kok tidak pernah cukup.
Ya karena dikalangan kaum Sudrun sendiri juga timbul faksi faksi, ada yang masih murni berideology, ada yang garis keras, yang siap melancarkan pembersihan dikalangan sendiri, jadi yang duduk dalam cabinet harus bersandiwara melawan pencitraan Bossnya, dengan pertimbangan ini  “perlawanan” yang paling ringan tapi digemari media dan mempunyai effect yang nyata. Tidak bisa dicegah golongan sudrun ini berasal dari warga masyarakat yang paling oportunis pencari kenikmatan yang nyata didukung seluruh puaknya, yaitu uang tahta, harta dan sex.
Pengalaman yang paling berharga untuk mencetak uang dan kader kader kaum sudrun di Badan Nasional Negara yang mengurusi terutama beras.   
Baras ini paling besar dihasilkan dan dikonsumsi di Pulau Jawa, terutama di sawah dataran rendah dengan pengairan kelas satu bekas pengairan lahan tebu zaman Hindia Belanda.
Inilah tempat mencari uang berjama’ah yang luar biasa dikombinasi dengan subsidi saprotan (sarana produksi pertanian) secara luas dan komplit, selama hampir dua puluh lima tahun kekuasaan Orde Baru.
Oleh karena praktek kultur teknis padi yang harus menghindari hama wereng terutama wereng coklat (Nilaparva lugens ), mengharuskan tanam bersamaan dihamparan yang luas, bila perlu dan bisa tiga kecamatam tanam bersama), untuk membatasi perpindahan populasi wereng bersayap dan memudahkan pengandalian generasi wereng tak bersayap yang menyerang batang padi di usia sampai tigapuluh hari setelah tanam, dikendalikan dengan penyemptotan masal ( insecticides bersubsidi 80%), malah sering gratis.
Akibatnya hamparan luas ini panen bersamaan, berarti supply gabah diwilayah beberapa kecamatan dilakukan bersamaan, secara alami harga gabah turun. Lebih turun lagi dipicu oleh operasi pasar yang artinya menjual beras dengan harga murah disitu misalnya Rp 7000 /kg, otomatis gabah tambah anjlog sampai Rp 3500/kg, ini dikerjakan oleh “tengkulak” meskipun duitnya dari “oknum” Dolog. Tengkulak memproses gabah dan menjual ke Dolog dengan harga resmi, Rp 8000/kg, untung Rp 1000 rupiah/kg dibagi bagi, kali berapa ribu ton, kali dua panen setahun. dikalikan penen padi seluruh negeri kali dua ( setahun panan dua kali) kali lamanya berkuasa.
Setelah sampai di gudang yang bertebaran disetiap Kabupaten dan Kecamatan, sering beras ini ternyata milik perorangan dan dikarungkan dalan kantong polypropylene woven dan disablonkan label dan tanda merek dagang beras import dari Thailand, Vietnam bahkan Mesir.
Ada Exporter langganan berkantor di Singapore exporter beras, yang bisa mengexport beras abal abal, artinya hanya document export saja, komplit seperti pegiriman sungguhan termasuk L/C dan BL dengan nama kapal dll. Ada oknum bea cukai yang membantunya tidak perlu bepangkat tinggi, wong cuma tanda tangan thok, bea import di bayar cash tambah uang kopi berlimpah, sampai seminggu ndak bisa tidur, sampai bossnya saja jadi o’on dan bengong, diwawancara TV jawabnya ngambang, meskipun mimiknya deseramkan.  Tapi buruh bongkar muat tidak, semoga tidak termakan money politik dan ibadah umroh gratis. Memang tidak ada barang itu.
Di Indonesi diproses seperti “biasa”, berasnya emang sudah nongkrong di gudang klas satu lengkap dengan logo adan asal beras tersebut.
Transfer abal abal dalam lingkungan sendiri. Uang benar benar disetor kepada a/c yang dikehendaki, bank klas satu, maka tercucilah uang haram yang bisa bertrilyun trilyun rupiah, jadi harum.
Termasuk didalamnya uang sapi, kedelai, beras yang tidak bisa dilacak oleh siapapun pencuciannya, dikumpulkan sebagai alat untuk pembelian Negeri ini oleh kaum Sudrun, yang memegang kunci administrasi Negara. Ini jadi kelangkaan daging sapi, kelangkaan cabe, import spare parts alat penting aspal dll, luas dan dalam dibidang yang sangat diincar dan sensitive, dulu pernah berpartner di the killing field a’la Kmer merah. Sayangnya ada yang dibuat sakit hati, meski sudah ada upaya menghabiskan mereka, dengan warna kolor dan petrus.
Tidak heran diantara Pentolan sudrun ini memilih membayar uangnya cash dari Singapore. 
Si Orbanengby terdeteksi melakukan ini. Dengan tujuan yang jelas untuk dicuci tanpa bekas. Karena parsaingan diantara sudrun sudrun supaya tidak diketahui temannya sendiri yang juga pesaingnya.
Tidak heran diantara sudrun sudrun ini ada yang mengimport sapi secara nyata dan mungkin abal abal duitnya juga dicuci cara ini, termasuk  kedelai, minyak goreng, gula unrefined semua ini jutaan ton, dengan segala alasan, kenapa bukan gas dan BBM ?, yaa ...ini masih dalam proses pemguasaan lapangannya. Kalau ndak geger Menteri ESDM yang sempat jadi Dosen di Paramadina, yang punya obyekan sendiri ladang minyak Masela Ambon, mengupayakan dikerjakan dilepas pantai, nge-gol-kan cara ini satu juta US dollar fee-nya, sampai sampai dia mengorbankan sesama sudrun - si pencetus issue  skandal  palsu "papa minta saham", belum pendapatan dari borongannya yang lain . 
      Tapi lahan pertanian, produk hutan, produk pertanian, semua sudah ditangan kaum sudrun untuk secara efisient digunakan demi mengeruk dan mencuci uang, dan bila waktunya tiba semua Republik ini bakal dibeli dengan uang itu, komplit dari aparat Judikatip, Legislatip, dan Executip, beserta dengan Direktur Bank Centralnya. Tambah kekuatan sewaktu Atut, Kodok Bangkong (sayang,sudah alm), Akil Bhutocakil, Rubisapibetina, pada keluar dari bui, diangkat sebagai donator dinamisator Motor dan anggauta Majlis Ular Tinggi para sudrun..
Adapun Militer karena doktrinnya beda, akan dikuasai bertahap dan halus, bukannya tidak mungkin karena Bossnya Boss di Dunia ini akan sembuh dari trauma di Iraq dengan Saddam Husainya. Dibeli juga Congressmennya dan Senatornya seperti Park Chung Hee pernah membelinya, relatip murah kok.
Sayangnya, untuk para sudrun  pejuang pejuang sudrun yang ada di garis depan menguasai seluruh atau sebagian dari lapangan kekuasaan di Kementrerian Kementerian, tidak bisa menahan nafsu, terpincuk pada nafsu yang dimiliki secara tradisional oleh para artis dan actress, yaitu tahta harta dan orgy sex, yang kita tahu tidak akan  ada batasnya, maka konspirasi membeli Rebublik ini agak tertunda, sampai kader mereka yang berani mati cukup waktu untuk membangun track record dengan sabar dan pasti, sehingga tidak memilih jadi pengebom bunuh diri.
Sayangnya lagi, rakyat kita tidak cermat mengikuti track record para sudrun ini, sehingga bila sang Kecoak, Kodok Budug sudah mengenakan jubah putih dan sorban besar kayak Pandita Durno, rakyat jadi mengikutinya dengan patuh dan semangat. Dikira sorga dunia akhirat itu jalanya, sebangsa Dimas Kanjeng masih banyak.
Sayangnya lagi untuk pak Rizal Ramli, ndak membuka hal ini, lantas segala kemungkinan bisa terjadi*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More