4:35 AM
IDE SUBAGYO
DANA DESA TAK JADI NAIK, SEPERTI YANG DIRENCANAKAN PEMERINTAAN PAK PRESIDEN JOKOWI.
KEBERADAAN LURAH DI PULAU JAWA(daur ulang dari posting lama)
Lurah adalah
kata dalam bahasa Jawa, kata ini sudah sangat tua yang arti sempitnya Kepala Desa.
Suku suku lain di pulau pulau diluar Jawa punya nama sendiri terhadap sosok
ini, Wali Nagari di Sumatra Barat, Pembekat di Kalimantan Selatan, Hukm Tua di
Sulawasi Utara, Pebekel di Bali, Kuwu di Cirebon , Indramayu pada umumnya
pantai Utara Jawa, Lurah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Petinggi di Jawa
Timur, Talibun di Madura. Pada umumnya sebutan
kepala Desa semua orang di Indonesia tahu artinya.
Institusi Lurah ini sebenarnya menurut
sejarahnya sudah sangat tua, setua perpindahan
suku suku dari benua Asia tenggara, dan
bukan hanya meliputi pemerintahan Desa dalan arti
administrasi, yaitu meneruskan kewajiban penduduk desa kepada penguasanya, tapi juga secara sosiolagis adalah tetua
desa, adalah tetua kekerabatan desa, adalah tempat mencari perlidungan dikala
kesusahan, dan tempat mencari keadilan dan bantuan, tempat mengadu dari seluruh penduduk desa. Bahkan tokoh ini diselipkan dalam legenda pewayangan Jawa yang dicangkok dari
legenda Hindu Mahabharata dan Ramayana sebagai tokoh yang sangat dihormati oleh pera Ksatrya yang dikenal sebagai pelindng rakyat. Ditokohkan Ki Lurah Semar dari desa Karang Tumaritis atau Karang Kadempel, dengan tiga anaknya .mewakili
nasehat kepada rakyatnya supaya rakyat bercita cita tinggi (Petruk) karena wujud posturnya dalam wayang kulit berbadan tinggi, mewakili ajaran amal makruf nahi mungkar ( Gareng) tubuhnya bagian kiri cacat semua, tokoh ini menghindari semua keburukan, dan bersifat apa adanya (
Mbilung/ Bagong) tokoh ini dalam citranya di wayang kulit berbicara dengan nada aneh dan sangat sederhana ( infant terrible)
Mereka dijadikan tokoh punakawan – yaitu pelayan sekaligus pengasuh Ksatria
ksatria yang bermoral baik “trahing kusuma
rembesing madhu, tedhake handana warih,
turuning wong atapa “brahmana”. artinya- keturunan para dewa yang
mengucurkan kebajikan ke desa desa ( membangun sistim pengairan) dan
brahmana penguasa /ilmu.
Itu stereotype Lurah di Tanan Jawa, yang di idealisasikan, selalu berpihak
kepada rakyat dan menjadi perantara
mengasuh para ksatrya dan mendidik para ksatria supaya dekat dengan rakyat.
Seperti yang sudah diketahui, mitologi Bharatayudha dan Ramayana telah
dijadikan alat menyiarkan Agama Islam oleh para Waliullah Islam, di Kerajaan Demak Bintoro. Kekuasaan de facto dan de jure jatuh
ketangan penjajah pada akhir Perang Jawa (perang Diponegro) pada tahun 1830, Fungsi Lurah masih tetap. Tapi ditekankan
kepada keselamatan rakyat desa dijamin oleh kekuasaan Kanjeng Tuan Belanda. (cultuur stelsel ), asal nurut perintah Kanjeng Gupermen, yang dibantu Patih Danurejo.
Semuanya
masih sama dengan jaman sebelum
penjajahan, umpama Lurah dipilih oleh penduduk desa, untuk selama hidup, semula
oleh para pemilik atau penggarap tanah penguasa, yang laki laki dewasa,
kemudian sejak zaman Jepang sampai zaman merdeka Luah dipilih oleh penduduk
dewasa, penggarap atau pemilik tanah desa, dipilih untuk selamanya, sedikit demi sedikit berganti dengan jangka waktu tertentu.
Dalam hal ini penulis mengalami jadi penduduk desa Cembor Kacamatan Pacet kabupaten Mojokekerto, karena tidak
nggarap sawah tidak diikutkan pemilihan
lurah.
Tugas Lurah yang penting dari zaman
dulu sampai sekarang adalah menjadi saksi syah batas pemilikan tanah, dan
penentuan pembayaran pajak oleh petani,
jangan sampai keliru menagih pajak pada orang
duafa.
Wibawa Lurah dari segi sosiologis, Lurah selalu menyantuni petani tua dan
miskin, disaat habis persediaan pangan, biasanya sampai dua bulan sesudah tanam
padi, itu saja. Ditandai dengan rumah yang memakai pendapa ( ruang terbuka persegi
dan besar tanpa dinding, tanpa pagar, dengan pintu halaman. Sedang di bagian belakang adalah
tampat tinggal lurah juga tanpa pagar
dan pintu halaman, bisa dicapai dari mana saja, terutama dapur lurah merupakan
rumah tersendiri, yang bisa dicapai dari
mana saja. Perlunya orang yang kekurangan persediaan makanan selama dua bulan sesudah tanam padi bisa
membawa rumput untuk pakan ternak, kayu untuk dapur, ditukar dengan makanan
yang sudah dimasak dan sekedar minuman panas, teh atau kopi, di rumah dapur ini.
Sekarang ( sejak jamam penjajahan Belana - Jepang - Republik, fungsi Lurah sangat sentral
dalam persoalan Agraia. Lurah jadi satu satunya pemegang catatan mengenai hak
milik tanah mayoritas orang Desa. Dia
otoritas paling bawah yang mempunyai kontak langsng dengan bidang tanah wilayah desanya. Termasuk
perbatasan dengan tanah Negara, atau tanah
yang digunakan untuk pengairan – saluran primer, sekunder dan tertier,
lahan untuk instalasi pengukur debiet
saluran pembagi , batas denga hutan, jalan lori tebu yang relnya biasanya dibongkar selama tidak dipakai. Lurah adala orang satu satuyang bisa memilih batas tanah mana yang bisa
diubah tanpa ada yang protes. Maka kewenagan inilah yang sangat bernilai mahal
kedudukan Lurah. Maka money politik untuk pemilih adalah rahasia umum, setengah terbuka dan sudah
tidak dipandang kejahatan oleh rakyat, malah satu berkah. Karena melibatkan "botoh" ( boss perjudian). Jadi jangan heran
untuk pemilihan apa saja sekarang baik eksekutip maupn legislatip, money politik
di desa desa di pulau Jawa yang saya ketahui, money politik adalah umum, jadi sangat sulit diberantas menyangkut jumlah yang besar sekali. Untuk posisi Bupati dan anggauta DPRD,
menygkut uang miliaran rupiah. Makanya setiap jabatan di Kabupaten ( Klaten)
ada tarifnya. Juga setiap peraturan Tingkat Kabupaten dan Tingkat Nasional (Patrialis Akbar). Di Desa, Desa, money politik sudah dipersiapkan
dengan teliti jauh jauh hari sebelum pemiliaan hari H untuk jabatan apa saja. malah melibatkan para dukun dan adanya pulung ( tanda gaib berupa kayak lampu yang temaram, terbang rendah diatas pepohonan, berwarna kuning kebiruan, hinggap dipepohonan halaman atau atap rumah calon yang jadi)*)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar