Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 18 Mei 2017

PEMBENTUKAN ELITE PEMBELAJARAN

edisi ulang yang kedua 

PEMBENTUKAN ELITE PEMBELAJARAN ( LEARNING ELITE)


Quote:

Sejak diperkenalkannya model pendekatan  p e m b a n g u n a n      s e c a r a  p a r t i s i s i p a t o r i s  y a n g
menekankan putting the last first (Chambers, 1983),
model belajar bersama kaum miskin tanpa disadari
telah menghasilkan model dominasi baru dalam
masyarakat, yakni munculnya elite pembelajar
(learning elites) (Wilson, 2006). Learning elites
menempatkan diri sebagai representasi komunitas
serta menjadi jembatan antara pihak luar dan
masyarakat sasaran sebagai development brokers
(Plateau dan Gaspart, 2003: 3).
Pendekatan partisipatoris berpotensi memunculkan
elite capture terhadap program pemberdayaan
masyarakat. Secara teoretis dikatakan bahwa serious
power imbalances ... the poor are heavily dependent
on vertical links with local elites. [therefore] it is
difficult to form the horizontal associatons necessary
for organizing collective action for the common good (Das Gupta, et.al., 2004: 28)
unquote,

dari : Mengikis elite capture dalam Community Development. Pemebelajaran dari bhumi seribu nyiur melambai. Oleh Setiadi, Sulistyo, Sonyoruri Satiti, Agus Yulianto.
Saya sengaja menyontek karya Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada Policy Brief 13/PB/2016 untuk mulai nulis suasana politik kota saya sesudah orde bau bubar.
Kota saya telah dimenangkan oleh Orde Baru, sesudah pemberantasan G30S PKI, th 1965, secara  mendadak diganti dengan unsur sekutu orde baru  dalam ajang politik. Subchan ZE alm. tiada, secara organisasatoris,NU kembali ke khittah.  Kota dan seluruh Negara didominasi Golkar , PDIP  dan PPP  semua anti orde lama dan anti komunis. Sejak orde baru bubar 1993, setelah 32 tahun brkuasa, terjadi euphoria, tentu saja digaris depan euphoria ini adalah unsur masyarakat yang paling berani, oportunis dari semua kalangan, yang pada era  orde baru  tertekan oleh mekanisme seleksi yang wajar, dengan jenjang sosial, moral dan intelektual.. standard mereka. Tentu saja kekuasaan yang berjalan 32 tahun dia telah berhasil melakukan  seleksi  kualitas yang cocok untuk menjadi elite capture baik secara sosial, moral maupun secara intelektual. Malah sosok  bernafsu primordial yang sebat dan egois oportunis, mengunakan euphoria ini terangkat jadi Waikota, Ketua PDRD dan walinya, dan ratusan anggautanya dengan ideologi satu satunya adalah egoisme  korak, dibiarkan oleh partai partainya wong menguntnngkan sebagai petugas partai. dan semua perangkat kekuasaan, Incarannya mesti saja perkara anggaran, dan keleluasaan memberi izin apa saja, dari pemerintah Kodya sebesar ini.  Sosok sosok pribadi yang  tidak  berbobot sosial apalagi moral  dan intelektual , berkepribadian  preman,  sangat menikmati arus euphoria yang sangat deras ini, terpaksa mengakhiri career mereka yang mentereng dengan cepat karena ulahnya sendiri menumpuk harta tahta dan wanita. melambung jadi menjadi ketua Partai Politik, elektabilitasnya ya merosot tajam,  menjual asset Kota- obral demi keuntungan pribadi,  menilep dana apa saja sampai divonis PN, seperti DI, MsfqR. WWd, masih menunggu sampai diusut , BDH, Jadi penarik suap kepada Dinas Dinas Propinsi, kena OTT,  berbuat curang dan korupt dimana mana. Menular ke seluruh Jawa Timur, melenting jadi Menteri toh belut listrik ini   masih menunggu terpilih lagi oleh rakyat Surabaya.(naudzubillah minzalik)  Apa penghuni kota ini sudah  buta dan tuli ? Sulit dikatakan, karena penghuni kota ini memang  sudah dilumpuhkan, karena sudah lelah.
Ya, kota ini pernah jadi Pengkalan Angkatan Laut  Dai Nippon -Kaigun Teikoku, dengan ribuan opsirnya beristirahat, menempati rumah rumah  tuan tuan Pabrik Gula, kebun kebun Karet dan Kopi yang jadi sumber kekayaan Kolonial. Ya, kota ini pernah diserahkan untuk dikukuhi, pada para pelayan mesin perang tentara Kerjaan Belanda golongan penduduk diluar sistim, baik secara militer maupun ekonomi untuk menundukkan seluruh Republik Indonesia. Karena Kota ditinggalkan secara massal oleh warganya, sejak tanggal 10 Nopember 1945 warga Surabaya dibom dan disapu dengan dengan senapan mesin ara 4 - kaliber 12,7 mm disetiap sayap Spitfdire dan dihujani salvo meriam 14 inch dari destroyer destroyer Sekutu, ( kaliber terbesar kedua dari kapal kapal perang yang ada)  dirambah tank tank Chieftain dan pasukan Gurkha, nerampok dan memperkosa wanita wanita baik baik, meskipun  mampu bertahan hingga tiga bulan, karena berani menjawab "nut" untuk menyerah terhadap ultimatum Sekutu, akibat Bigjen Mallaby mati kena ledakan granat, konon  oleh sikapnya yang jumawa menghadapi masa pemuda nun di Jembatan Merah, depan gedung Internatio. 
Kota ini juga tempat industri pembuat suku cadang pabrik pabrik gula di sepanajng jalan Ngagel ditepi sungai sepanjang empat Km, untuk angkutan berat, dan suku cadang kapal kapal dagang maupun kapal perang di dok dok keringnya, semua dibongkar dan digunakan oleh warga Hindia Belanda.yang mengambil alih kota dengan laluasa, merasa mereka golongan diluar sistim, cian perantauan dan orang madura, untuk menhidupkan mesin perang dan ekonomi  mendukung aksi polisionil-nya General Van Mook, clash pertama th 47 dan clash kedua th 49, sampai penyerahan kedaulatan kepada Republik ini, tapi bukan penyerahan asset asset penjajahan yang sudah ganti tangan, misalnya perusahaan perkebunan perkebunannya, milik swasta yang sudah ditukar gulingkan dengan cepat,degan golongan diluar sitim dikota ini, sisanya mestinya sekarang sudah bernilai ribuan trilyun.
Ya warga kota ini telah mensita dan membagi tanah sawah klas satu, milik tuan tanah Baswedan ribuan hektare untuk tempat tinggal sepertiga warganya, dan ditarik pajak, hak miliknya sudah  dianulir didabut diganti dengan Hak Guna Bangunan oleh walikota Orde Baru, ( kartu ijo) meskipun tetap di pajak. Ya, tanah di pantainya yang puluhan kilometer panjangnya daratan selalu bertambah dengan cepat, kerena sedimentasi dari dua sungai terbesar di pulau Jawa yang sekarang nilainya trilyunan rupiah jadi bancaan elite capturenya yaaa. Kebun Binatangnya yang konon pernah terbaik di Asia Tenggara, diincar untuk hotel mewah berbintang tujuh, Yaa  satu ruas jalan ditengah kota sudah dijual oleh Walikota dengan persetujuan aklamasi DPRD nya,  Gedung Juang Veteran Perintis dan Pejuang Kemerdekaan, sudah mau digulingkan-tukar sama sesama tanah Negara yang tak perlu dibeayai di Jurang Kuping padang alang alang,, karena kaum veterannya sudah pada mati mengenaskan, yang masih dinas kuwalahan nanggung biaya. sudah  ? Belum masih banyak. Maka itu sangat perlu adanya elite pembelajaran dari mayoritas warganya, ( bahkan RT/RW peniggalan Jepang sudah jadi ajang elite capture gurem, mendegradasi  fungsinya untuk masyarakat jadi sekedar alat pendukung gengsi pribadi. tanpa idealisme kemasyarakatan apapun -(sekali lagi Pak Hari pasti tertawa ngakak). Bukan alat mengembangkan partisipasi warga untuk kehidupan kota yang lebih baik,
mampu  menjadikan warga kota yang efisien dan makmur, menurut azas demokrasi, dengan putaran modal cepat, dan penghasilan yang tinggi dari warganya, bukan demokrasi dari keterbelakangan kumuh. demokrasi urakan, sorak berjoged dangdut ditengah kemiskinan, atau cuek dan me'mble'. Tempat berkiprah elite capture model euphoria ini, karena mereka sudah keluar dari Medaeng. tetap makin kaya raya. Rumahnya yang tidak ditempati begitu tinggi dan besarnya menaungi rumah dinas KomJenPol kota ini !! Sampai segitunya.

Akhirnya  setelah reformasi berjalan 15 tahun baru aliran derasnya reformasi  mengendapkan tokoh seperti Bu Risma yang seperti  bongkahan granit ,  bisa tetap teguh, tidak terdorong  atau menunggangi arus. Dia membuat reformasi yang sebenarnya, semoga sampai jajarannya yang paling bawah, dan yang itu dan kawan kawannya enyah, karena RAKYAT SUDAH TAHU PETUALANGANNYA . MESKIPUN  SUDAH KELUAR  DARI PENJARA - yang lain masih ngantri tentunya M. Basuki dan Kadis peyuap sudah karya wisata nginap di  gedung KPK Jakarta akan bawa temannya buanyak to ? Alhamdulillah Surabaya lebih segar sedikit hawanya *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More