Meskipun saya sudah berhenti berkerja puluhan tahun yang lalu, kawan-kawan baik saya selalu dengan senang hati memberikan informasi mengenai keadaan terkini tentang pengendalian hama.
Yang terakhir saya
dengar saudara Cahyo (nomer HP : 085732732789 ) yang memang rumahnya di
Mojokerto, telah check kebenaran berita ini, bahwa di Kecamatan Bangsal di
beberapa desa yakni di kawasan Desa Babatan, Desa Janti, Desa Gempol,
Desa Bendungan dll, telah berhasil membuatkan sarang untuk Burung Hantu (Titus
alba L) di tengah sawah untuk mengendalikan hama Tikus Sawah (Rattus
argentiventer) .
Ada beberapa
pasangan Burung Hantu itu di satu sarang (mirip sarang Burung Merpati). Satu
sarang bisa mengendalikan kira-kira 10 hektar sawah dengan sangat baik pada
saat musim serangan hama Tikus Sawah ini, selebihnya Burung-burung Hantu ini
bisa mencari makan sendiri.
Bila musim hama
Tikus kembali, pada musim Padi kedua (peralihan ke kemarau) burung ini akan kembali ke sarangnya,
yang telah dibuatkan khusus buat mereka.
Malah di lokasi
dekat sarang buatan ini petani hanya menyediakan tempat bertengger untuk
mengawasi mangsa bagi burung-burung ini, toh tidak ada yang dirugikan.
Sebenarnya di lokasi yang telah ada sarang buatan untuk Burung Hantu, juga mungkin jenis lokal, petani harus menghentikan mengumpan dengan racun tikus Sawah, sebab akhirnya dapat membahayakan hidup Burung-burung Hantu yang bekerja untuk petani.
Karena jika petani
memakai Burung Hantu dan Racun Tikus secara bersamaan maka, dikhawatirkan racun
Tikus yang telah termakan tikus justru akan ikut pula termakan oleh Burung Hantu
yang memangsa Tikus Sawah. Karena kebanyakan racun Tikus adalah zat anti
koagulant, maka sisa zat anti koagulant yang tersisa di dalam usus Tikus yang
terikut dimangsa Burung- burung ini, akan terakumulasi di dalam tubuh Burung
Hantu yang akan ikut membunuh Burung Hantu sahabat petani ini.
Berita ini penting diupayakan supaya ditiru oleh petani lain daerah. Permainan layang-layang yang menyisakan benang-benang ulet dan tajam terentang ditempat tempat di mana sering menjadi tempat lewat terbang Burung-burung Hantu ini, juga harus dihentikan.
Ini adalah suatu berita baik, karena petani dapat mengatasi hama yang luar biasa cerdik, dengan sangat murah.
Tentu saja harga
sepasang Burung Hantu yang masih muda harganya relatif mahal, sebab untuk
menunggu pembeli, pasangan burung muda ini harus dipiara dalam
sangkar, supaya sewaktu waktu bisa dijual, juga harus diberi makan daging
karena Burung Hantu adalah karnivora.
Konon seekor Titus
alba (Burung Hantu) di perkebunan Kelapa Sawit di Sumatra Utara di mana
pemangsa ini sudah lama dikembangkan, maka seekor Titus alba bisa
memangsa 5-6 ekor tikus dalam semalam.(*)
..
0 comments:
Posting Komentar