Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 09 Mei 2017

PENGAKUAN YANG TuLUS, TIDAK MENGGOYAHKAN IMAN

PENGAKUAN YANG TULUS TENTANG ADANYA KENYATAAN  NKRI DENGAN PANCA SILA,  SERTA  KEYAKINAN UNTUK MEWUJUDKAN  DAN MEMELIHARANYA
Yang menjadi batu ujian bagi setiap Warga Negara Republik ini adalah pengakuannya yang setulusnya mengenai kenyataan bahwa existensi Negara Republik Indonesia ini sampai sekarang dilandasi dengan Negara Kesatuan RI dan Pancasila.
Tidak sulit, karena sudah terbukti dengan sejarah perjuangannya menghadapi situasi Dunia YANG SELALU BARGOLAK sampai sekarang, TOH NEGARA KITA MASIH SURVIVE. Tidak ter-Balkanisasi- pecah  ambyar kayak negeri negeri di semenanjung Balkan abad yang lalu. 

Saya menyaksikan acara TV wawancara dengan dua oranng wakil pemuda yang satu
pemuda Muhammadiyah yang satu lagi pemuda dari NU.
Keduanya sama pintar, lancar berbicara dan berusaha jujur, hanya keduanya agak kehilangan pegangan waktu
membicarakan tentang pembubaran Hisbut Thahir yang memperjuangkan terlaksanya khilafah mereka di Indonesia. Mereka bicara, Hukum tidak bisa bertindak terhadap pikiran warga dinegara demokrasi ini, OK.
Mereka berdua mengerti betul bahwa khilafah itu politik mengenai kekuasaan.
Hanya karena praktek pemikiran sehari hari sudah tercetak bahwa idealnya, msyarakat yang secara statistik lebih dari 95 % islam ini cocok dengan keyakinan  syari'at Islam untuk mengatur Negaranya. Sedangkan negara ini banyak pulau dan banyak suku maupun agama dan keyakinan lain, dari sejak dulu. Sepakat untuk mempunyai negara kesatuan republik kesatuan sendiri.
Saya akan barusaha membantu pemikiran mereka, supaya tidak gampang terjerumus kepada jalan pikiran
yang mengganggu mereka dalam ketulusan terhadap pengakuannya terhadap NKRI dan Panca sila,  disamping  keyakinannya mengenai perintah Agamanya. dan sungguh sungguh pada pengakuannya. Bahwa keyakinan agama apa saja yang sudah ada di Indonesia ini, dengan ummat yang mayoritas atau minoritas, tidak perlu mngorbankan keyakinannya untuk mengakui dasar Negara yang NKRI dan Pancasila ini, sebab ini bicara soal pengakuan, ini perjuangan bersama. Sedang menurut keyakinan agama agama anda semua, pasti menuju ke jiwa penganutnya  menurut jalan:  rakhman dan rakhim, dengan bahasa lain penuh cinta kasih pada sesama hidup, pasti jujur ,hidup bersih dan berbudaya saling menghormati. Itu ajaran universal semua agama, itu satu satunya alat mencapai khilafah menurut keyakinan anda masing masing, untuk negeri ini.  Cocok dengan pengakuan anda terhadap existensi HKRI dan Panca Sila, untuk semua warganya, mayoritas maupun minoritas. 
Waktu akan membuktikan, keyakinan mana yang mampu mengembangkan rakhman dan rakhim, jadi kelompok mayoritas “rakhmatan lil alamin”, cinta kasih pada sesama hidup, jujur, hidup bersih saling menghargai, demi Negara pusaka anda semua ini, demi hari depan keturunan anda di masyarakat  ini.
Tengoklah ke tengkuk anda anda selama 72 tahun kita merdeka ini, agama dan keyakinan apa yang
mengajari mereka jadi “Leleteking jagat gelah gelahing bhumi ?" nggak ada kan ? Masih saja kader kader partai, himpunan,  kesatuan  aksi, front, majlis, forum, yang puncak pimpinannya  penuh nafsu syahwat duniawi dan koruptor berat, memakai artribut dan menodai keyakinan agama, ketahuan rakyat menjadi elite capture yang brengsek dan korupt, malah merasa jadi pahlawan khilafah, Makanya meskipun  diadili karena kartel daging sapi malah cengengesan..
Meringkuk ditahanan KPK diantara maling masih merasa ksatrya khilafah, bukan Sengkuni. Sudah segitu kreblingernya.
Hasil Korupsi Kolusi dan Nepotirme nya sampai ribuan triljun, kartel kongsie kongsienya dengan golongan yang diluar sistim, menguasai 85 % Kekayaan Nasional kita, sebagian besar dari usaha slingkuh. Pemimpinnya berani mencitrakan diri didepan umum sebagai hamba kekasih Allah, sambil mencetak uang semaunya sendiri puluhan trilyun, untuk dibantukan kepada kroninya dan dipakai sendiri, ”dumeh” dia pakar perbankan, professor ekonomi lagi, Sering dijadikan menteri Kabinet (karena tidak puya prinsip- jadi selalu bisa kompromi- pokoknye dia selamat dan kebagian), komplotnya masih banyak jadi elite capture ditingkat nasional !! warisan orde baru. Adalagi, profesor ilmu pulitik alim, percaya kepada donatur yang kantongnya dua satu yang kiri hasil KKN ratusan mungkin miliaran, satu lagi yang kanan hasil memeras keringat, banting tulang isi kantong kanan juga ratusan juta, padahal dia bukan dokter bedah yang attitude ngumpulin uang jago, didonasikan kepada sang profesor "alim", duit halal, ini termasuk fatsun politik yang dia ajarkan.

Kegiatan andalannya cuma mengerahkan masa mengamuk membakar  kalok jumlahnya kecil lantas ngebom bunuh diri, merusak kepentingan umum ? Manusia manusia ini apa tidak jadi sasaran semua ajaran agama dan moral manusia Warga Negara ini ? . Menyadarkan mereka untuk bejiwa dan bertindak lurus adalah tugas kita bersama.Inilah khilafah yang sebenarnya. Belum selesai. Apa yang ada di pikiran anda ya sudahlah, tidak bakal dihukum, ini negara demokrasi, tapi berlaku adil dan jujur saya kira adalah wajib bagi mereka yang berazaskan agama, klilafah apa saja, tapi ya jangan sampai mengorbankan kepentngan bangsa dan Negara ? Atau terang terangan keluar dari WNI, jadi warga negara dari Sabang sampai Maroko (kata pak yai yang ndeso)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More