BELAJAR DARI PENGALAMAN ZAMAN BIMAS PADI
Sesudah mengalami ikut memelihara
Program ordebaru Bimas padi. Kemudian Inmas padi selama 20 tahun, diusia senja
ini saya jadi PENAKUT. Tiga hari ini saya bereuporia, mengetahui berita bahwa
Pemerintahan Pak Jolowi sudah memanfaatkan
rawa menjadi sawah di Lampung dan Klimantan ribuan hectare dan berhasil
panen perdana 5 bulan yang lalu 700 Ha,
dan di Barito hulu juga memberi hasil yang sama. Yang panen bulan bulan
ini ada ribuan hectare.
Alhandulillah, Pemerintah telah memilih jalan yang benar sudah 4 tahun yang lalu
paling sedikit., sedang mass media buta arti sejarahnya. Tentu saja mulai saat itu 4 tahun yang lalu sudah melakukan inventarisasi dan melengkapi penelitian lahan dan alat pertanian, padi rawa. Semoga bekal sudah komplit. Insya Allah.
Sebelum tulisan di blog ini saya menulis artikel mengenai penanaman padi di Propinsi Kubanj segaris lintang utara bumi dengan wilayah Krimea di Rusia, siituasinya sama – lahan rawa. Sawah dekerjakan dengan mekanisasi penuh karena di Rusia juga kekurangan petani untuk sawah basah seluas ribuan hectare.
Sebelum itu, saya menulis di blog ini sejarah teknik penanaman padi, mulai dari lahan huma, bertani berpindah pindah dengan membakar hutan. mulai ditugal benih padi saat hujan pertama jatuh, selang beberapa hari sudah tumbuh bibit padi menurut larikan masih kentara, selang beberapa hari lagi, semua benih rumput rumpai dan semak mulai bersama sama tubuh, sangat sulit membedakan mana yang dalam lariakan mana yang tumbuhan liar atau gulma. Ini kesulitan pertama yang harus segera disiang, bila itdak bibit padi akan kalah, dan panen bakal sangat sedikit. Habis itu degala hama ulat berdatangan, mulai babi hutan, tikus, kemudian burung burung pemakan bijian menjelang panen. Hama serangga masih mempunyai musuh alami yang sama kuat - jadi kerusakan hama yang paling sering adalah belalang.
kedatangan Brahmana Hindu membawa teknik persawahan berpengairan berundak dibangun di pinggang gunung, yang kaya humus, lapik lapik sawah dibentuk berundak, dengan pertolongan air. disuatu ketinggian biasanya antara 400 -600 meter diatas permukaan laut ada sumber air dengan sungai kecil, Terjun kebawah, dibendung, aliran disalurkan sepanjang punggung lereng, secara bertahap, diturunkan kebawah samping saluran, dibantu oleh tenaga manusia, juga ternak tarik, dengan air, lereng diratakan dan diberi pematang horisontal, sesudah cukup rata satu lapik, turun ke lapik bawahnya, terus kebawah sampai dekat dasar jurang. selokan air diatas diperpanjang, sampai harus dicarikan jalan ke lereng landai bila perlu dengan percabangan saluran prmer ini. Utuk selanjutnya lapik sawah sudah dapat dierjakan menjadi bubur umpur bersih dari gulma, ditaman bibit padi dari pembibitan , sudah tinggi lebih dari sejengkal, dengan jarak tanam, supaya tidak saing bersaing bebas pesaing gulma sampai satu bulan satu setengah bulan. Padi bisa ditanam di lapik lapik sawah berundak ini dua kali setahun Ini revolusi pertama, teknik penanaman padi di Nusantara, melahirkan masyarakat sangat terogansasi sampai kerajaan besar besar dengan candi candi megah, sebagai peninggalan sejarah. Di Bali masih berkembang sisitim Subak ini, dengan catatan mengenai pererilaku cuaca dan iklim, kecukupan air waktu kemarau, sehingga penanaman padi kedua bisa diatur sesuai dengan ketersediaan air saluran - mananya sistim subak dengan awig awig/ aturan yang tidak bisa dibantah diberikan oleh Kelian subak, yang Brahmana, dihormati segala keputusannya..
Sesudah itu islam memperkenalkan sawah rawa pada abad ke 12 dan pada abad ke 14 menggunakan rawa. Semula dekat hunian para ulama dan santrinya di sekitar Gresik, jaitu Pamotan dulu atau Lamongan sekarang.
Ini menandai permulaan revolusi teknik penanaman padi kedua untuk jadi komoditas perdagangan internasional, dengan segala trick dan perang dagangnya.
Kemudian permintaan beras dari china semakin besar, dan para Ulama Pemimpin Islam memutuskan untuk pindah ke rawa yang lebih besar dan jauh dari pengawasan Kerajaan Hindu Majapahit Ulama pemimpin Islam, memutuskan untuk membuka rawa yang jauh lebil luas diluar pengawasan langsung dari Majapahit. - di Demak Bintoro
Selanjutnya terbangun satu Kesultanan Islam dari penggunaan rawa, dengan potensi produksi yang luar biasa. Karena pengerjaan pertama membuat saluran saluran pematus ini sangat berat, para ulama mengerahkan pekerja sukarela dari para santrinya yang sudah ribuan muda muda dan bersemangat, dibantu oleh tenaga kaum sudra yang banyak minggat dari desa desa Hindu, sektiar Jenggala dan Gresik. Pencetakan sawah di rawa reaksasa ini dipimpin oleh ulama muda juru ukur kedalaman dua titik di rawa, memakai alat optik ciptaan ulama islam Al Haitham dari Parsi, prototype dari teodolit. Saking getolnya mengukur kedalanan suluruh dasar rawa dan sepanjang sungai dia dijuluki Sunan Kalijogo
putra Bupati Majapait di Tuban.
Tanpa membicarakan hak kepemilikan alat produksi, sawah rawa ini. Hak menjual hasilnya, dan hak Kesultanan yang tumbuh membutuhkan beaya tidak sedikit, lupa dibicarakan dan didokumentasi, dasarnya percaya.
Menjadi problim besar, sewakatu para pedagang beras dari china bukan menunggu di jung jungnya saja tapi membuat gudang dan mengadakan pembelian sendiri langsung kepada petani, Sehingga Kasultanan, kalah bersaing dengan para tengkulak, tidak kebagian beras, meskipun selesai panen raya. Persis kayak nasibnya ibu Doktor Leni Sugihat yang gudangnya tetep kosong sehabis panen raya. Sang Doktor hanya diberhentikan dari Direktur BULOG, tapi Kesultanan Demak Bintoro terpaksa pindah ke wilayah Pajang, membangun sawah sendiri dengan Kesultanan ,sebagai tiang utama pemilik lahan yang belum ada sistim pengairannya dibangun sistim pengairan di lembah Barat bengawan Solo pengairan dari umbul Cokro Dlanggu dan sendang Pegging, anggel (bendung rendah) dikali Pepe dan kali Dengkeng. sampai belanda memberi nama wilayah ini vorsten landen, konon artinya tanah Sultan. Sedang para prajurit adalah menggarapnya. Jadi jelas asal beaya kesultanan, bisa diharapkan dari bagi hasil. Sedang wilayah sawah rawa Demak terbengkalai oleh pendangkalan akibat ledakan gunung api yang menjebabkan lahar dingin, sangat sulit untuk diperbaiki tanpa organisasi yang besar.
Putra tiri Hadiwijoyo, Panembahan Senopati menuntut hak tanah bumi hutan Mentaok, yang merupakan kipas lahar purba dialiri sungai dangkal yang deras, dibangun sistim pengairan dataran rendah dengan bendung plered, oleh Sultan Mataram Kerto,
Sejak Mankurat I pindah ke ibu kota Plered, dekat segaran (danau buatan) untuk embung pengairan, jadi jelas air sawah mentaok itu atas hadiah siapa.Tapi VOC tidak bodoh, dengan kerja sama dengan Patih Danurejo, petani dipaksa menanan indigo/tom/nila, zaman tanan paksa atau cultuur stelsel pada musin tanam padi, rakyat jadi kelaparan. Barakhir dengan Perang Jawa 1825 -1830.
Sesudah itu baru etische politiek menanam tebu dirotasi dengan padi, sebagai tanaman nomer dua, keperluan beras diimport. Datang zaman jepang, semua lahan tebu 1,5 juta ha di pulau jawa terutama di Jawa Timur, ditamanami padi. Sejak th1942 pendudukan jepang, Th 1945 semua tanah pabrik gula yang ditanam tebu jadi milik Republik. Th 1961 dubagikan kepada rakyat tani/koeli gogol dengan dasar UU pokok Agraria no 5 th 1960, Th 1965 petani penerima tanah redistribusi, membuat iri hati penduduk desa karena mereka mondok, selama pedudukan Jepang dan sebelumnya, bukan koeli gogol, diloloh sebangsa heroin terbakar marahnya, semua penerima tanah dibabat karena ditetapkan tersantgkut G30S PKI. Petani pemilik baru sekutu orde baru dihadiahi program Bimas, dengan sarana pertanian disubsidi besar besaran, benar saja rakyat petani jadi tenang, dengan pandainya menutupi luka parah putusnya kecintaan anak terhadap bapaknya, istri terhadap suaminya yang hilang, saudara terhadap ssudarinya dan sebaliknya, sampai sorang Pati ABRI pensiun, orang Aceh, bersekutu dengan yang tidak kebagian tanah redistribusi -- sekarang bicara,--- pada peristiwa tragedi itu masih SMA disana, bilang tidak ada apa apa mlah konon ada daftar kiai yang akan dibunuh oleh petani gogol --anggaouta BTI, secara ngotot di you tube, rakyat daerah penanaman tebu tampak tenang tenang saja.yang masih berrtahan hidup, dan petani baru mengganti yang dibabat menjadi makmur, dengan bibit padi baru IR 5 IR 8 yang berumur pendek dan hasil panen yang tinggi sampai 5 ton/ha. gabah rata rata..Maka sejarah berulang tengkulak yang sama merajalela dimana mana, Ghanimah dinikmati sampai 25 tahun oleh Bulog, hanya yang ini, cuma menungu anggaran import beras sambil mengacaukan statistik prudukasi beras nasional, import beras dari Singapore' connection, mengatur segala dokumen export, dari sana, berasnya sudah disini, hasil ihtikar bersama yang sangat mesra, dari gudang swasta ke gudang Bulog, dengan make up karung karung yang disablon dari Vietnam dan Thailand,lengkap dengan no L/C dan document pengapalan dsb, abal abal. kerja sama ihtikar yang rapi dan saling mengntngkan, tidak heran orang termasuk dalam sepuluh terkaya di dunia, berasal dari daerah beras Jember.
Akalnya, penanaman padi di Rusia, karena mereka hanya tanam sekali setahun, mereka menggarap tanh keringan dengan bajak dan kulitivator seperi biasa, ditambah dengan perata tanah dengan grader layaknya seperti membuat jalan raya, hingga lahan benar benar rata air. Ini perlakuan extra dibanding dengan tanaman gandum lahan kering, baru dibuat pematang dan saluran irigasinya dengan meninggikan bakal saluran air keudian digali kembali ditengahnya dengan eskavator secara hati hati, baru dipetak petak rata rata 0,5 – 1,0 ha, tidak lebih seingat saya karena takut ombak air di petak yang lebih lebar bisa merusak pematang dan saluran air, karena wilayah lahan berbatasan dengan steppe yang anginnya besar. Untuk ini tahan tidak dihemat seperti kebiasaan petani Jawa, semua pematang dan tanggul saluran dibuat tebal. Saya harap dirawa kita juga demikian karena curah hujan yang tidak bisa deperkirakan seberapa besarnya dan banjir yang mendadak.
Setelah petak petak siap dengan pemukaan yang sudah digarap berstrukture remah dan rata air, baru disi air macak macak, sambil diratakan yang kurang basah, hingga setiap petak basahnya rata. Baru ditebar benih dengan pesawat terbang double winger AN 2, merata kira kita 40 -50 kg benih/ ha. Tidak memandang galengan dan suluran air, nanti sesudah tumbuh mati sendiri atau digilas. Sesudah seminggu tumbuh seperi jarum baru mulai diisi air di petak petak sawah dengan cepat, air dinaikkan sampai maximum 20 cm, membiarkan bibit padi timbuh cepat dibawah air, untuk mencegah gulma tumbuh. Sampai menjelang padi bunting, baru air dikurangi sedikit demi sedikit sampai bulir masak lahan sudah kering, bisa masuk combain, menerjang pematang dan saluran air. Sebab untuk tanam baru tahun depan akan dibuat ulang. Mereka tidak bicara perkara hama penggerek batang dan tidak bicara perkara wereng coklat waktu itu. Hanya tambahan pupuk sesudah tanam menggunakan pesawat terbang AN2. Itu disana.
Di Bimas padi, dibagikan kredit kemudian cash pupuk dan pestisida 2 liter/Ha disubsidi 80% equivakent Diasinon ( organophosfat) sebab ada puluhan senyawa racun/ compound insektisida dari berbagai pabrik, mulai dari chlorinated hidroidarbon bebeberapa musim Endrin – kemudian dilarang dipakai di Indonesia, hingga carbamate, antara lain Furadan (carbofuran), ini berupa coating granule, Sevin ( wettable powder) dan puluhan merek yang lain. Seleksi pestisida padi menurut daya racunnya terhadap burung, dan terhadap ikan ( standardnya Puntius javanica =ikan sepat- mabok enggak ). Sedang pupuk tunggal disubsidi 50 %. ( urea tsp dan kcl), urea pasti deberikan dengan dosis 1 Kw/ha kemudian jadi 2 kw/ha, pengamatan saya, hama penggerek batang pasti akan ada diseluruh wilaya tanaman padi di Indonesia. Untuk lahan rawa yang pasti sangat luas/massive – penjemprotan udara paling efisien – sekarang pake drone lebih aman dan irit. Sekalian menambahkan micro element terutama Zink pada bibit yang baru dicabut ( pakai emulsi zinkoxide- pigmen cat putih). Teman contemporer saya baik dari Dinas maupun dari Swasta di Programe Bimas sudah pada mendahului saya, jadi penambahan zink oxide sebagai micro elemen sering dilupakan – (gunananya untuk membantu nafas akar padi !- kan urusan dengan rawa ?). Tapi yang berhasil paling bagus dan irit untuk mengendalikan penggerek batang (yang ini sudep), sebab penggerek terbawa dari pembibitan, diperlakukan dengan insectisida di pembibitan termasuk menambah pupuk micro elemen, dengan merendam beberapa saat dengan larutan encernya. – wong kita kan menanam padi dirawa yang jauh dari keberadaan micro elemen dan keasaman tinggi di rawa yang sangat memudahkan leaching, ’hanyutnya elemen element pupuk di tanah seperti micro elemen ini. Sekarang ada mesin tanam bibit padi buatan jepang, no problem, toh kita tidak perlu bagitu labour intensive, jadi ya ibu ibu selalu siap, itung itung sambil membuka lapangan kerja. Kacuali itu penyedia benih padi seperti Sang Hyang Seri, harus mendapat perhatian khusus, banyak “hama” disana, berurusan dengan uang pemerintah, sudah terinfeksi kronis, berkali kali yang akhir akhir ini dengan mantan menteri (belut) Listrik dahlan iskan, ya perkara rawa.
Sebab benih dari sana sering kecampur benih gulma: ”Echinochloa crus galli L, terutama gulma ini benihnya masak bersama padi PB, sampai petani langganan saya th 85 an, di Mangkutanah Masamba, Sulawesi Selatan complain, disana sebelum dia pake benih sang hyang seri belum ada gulma ini. Sawah seluas rawa rawa bila penuh gulma siapa yang disusuh menyiang ?
Untuk memperoleh tambahan hasil penen sebaiknya diberi pupuk lewat daun pake semprotan drone) karutan 1% K+ ( bisa KCl) – investasi yang tidak seberapa ogkosnya, menjelang panen, dimana daun benderanya masih hijau dari anakan 3 -4 yang paling buncit , mzlainya berisi gabah sekitar hanya 150-200 butir gabah masih hijau per malai, dari 12 -17 malai yang sudah menguning rata rata dari satu rumpun padi, perlakuan sepele ini hanya membutuhkan 3 kg K+ /ha. Tapi dapat mempercepat menguningnya gabah di anakan buncit yang masih hijau dan belum bernas, menysul kakak kakanya yang sulung, jadi menguning bersamaan, dengan panen model sekarang, artinya dibabat, bukan dipilih yang sudah tua dengan anai anai, semua gabah hijau terikut dibabat, ndak bisa jadi beras. Sebaliknya perlakuan K+ lewat daun bendera 3 kg/ha menjadikan 15 % -20 % gabah hijau menguning bersamaan dengan semua bulir padi di hamparan. Bila dibabat bareng, sambil menjaga kerontokan waktu dibawa minggir dari lahan, paling sedikit menambah 15 % panen kali luas lahan kali dua dalam satu tahun, cukup untuk menambah sepuluh sampai lima belas mulut mulut pemakan nasi setahun, dari satu hektar sawah rawa., seklai panen. Saya yakin keterangan ini sudah dimengerti lama, sejak zaman Bimas. Karena saya sudah menganggur, jadi saya ingatkan kembali, mupung masih bisa, mungkin perhitungan saya salah, tapi saya yakin pada prinsipnya benar, dan belum di praktekkan oleh petani padi pada umumya, sampai sekarang. PEMANFAATAN RAWA UNTUK SAWAH DENGAN MEKANISASI DAN PEMAKAIAN DRONE, JETSKI, HOVERCRAFT yang kita bikin sendiri, meskipun hanya merubah sepeda motor, atau memberi kipas angin besar pada getek bambu. PENGELOLAAN LAHAN SEPERTI CORPORATION DENGAN HATI , TERHADAP AWAK PETANINYA DAN ALAMNYA, MISALNYA PENEBARAN IKAN PEMAKAN JENTIK NYAMUK, PENEBARAN PIAS TELUR CAPUNG/GANTOLE PEMAKAN WALANG SANGIT, BURUNG SRITI PEMAKAN WERENG, INI REVOLUSI KETIGA TEKNIK PENANAM PADI. PASTI AKAN DISERTAI MUNCULNYA NUSANTARA JADI RAKHMATAN LIL ALAMIN DENGAN INSYAALLAH.
0 comments:
Posting Komentar