Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 08 Oktober 2018

TEMBANG ILIR-ILIR, AJARAN PARA WALI,MENGURAIKAN EMPAT ILMU ISLAM

quote dari blog ini: sudah di edit 8/20/2018
BAGAMANA PARA ULAMA ISLAM DI PULAU JAWA MENGINGATKAN UMMATNYA PADA ABAD KE 15 -16, ZAMANNYA PARA WALI, DI KERAJAAN DEMAK BINTORO.

Di youtube, cak Ainun Najib, malantunkan syair para wali tanah jawa satu tembang dengan grup musikalnya “Kiai Kanjeng” tembang  “Ilir Ilir”, yang dalam perenungan saya sebagai "the last generation of the javanese" orang jawa generasi terkhir:
Ilir ilir….. ilir ilir……..            Oi angin sepoi datanglah 
Tandure wong semilir…..    Tanaman bibit padi disawah sudah bangun
Tak ijo royo royo……….         Begtu hijau berpendar  segar  
Tak sengguh penganten anyar… Kukira penganten baru
Cah angon 2  peneken blimbing kuwi… anak gembala 2 panjatlah pohon blimbing itu
Lunyu lunyu penekna……..meski sangat licin  panjatlah
Kanggo masuh dodot-ira…. Untuk mencucuci kain dodotmu*
Dodod-ira – dodod-ira…….o kain penghias pinggangmu 
Kumitir badahing pinggir.. berkibar sobek di pinggir
Dom-ana, jlumat-ana......Jahit dan anyamlah dengan jarum dan benang.
tak enggo seba mengko sore … akan kupakai meghadap nanti sore
Pupung padang rembulane…. Senyampang bulan purnama
Pupung jembar kalangane…senyampang luas lingkaran “halo” sinarnya 
Ya surak-a  surak horee… bersoraklah sorak horeeeee.

*   "kain dodot* adalah kain semacam kain bathik, bersegi empat, untuk dililitkan ke pinggang merangkapi celana dibawah lutut semacam kulot, dengan banyak lipatan didepan, (bhs.Jawa:wiru), sebagai hiasan tambahan, sebagaimana "kampuh" nya orang Bali, tapi lebih lebar seperti pakaian adat orang Melayu.

Syair tembang untuk bermain para bocah ini mengandung  pertunjuk yang dalam dan telak bagi kaum muslimin zaman itu di pulau Jawa, sampai sekarang (malah hingga sekarang di seantero dunia), isyarat itu dari upaya cak Ainun Najib berkeliling dunia dengan tembang itu meskipun di tembangkan beramai ramai oleh anak anak dimana mana.( memangnya hidup ini bukan sekedar permainan ?) Lho lah maknanya kok nggak terikut  ???.
Adapun makna yang saya renungkan kembali dari dongeng moyang saya adalah: 
Situasi lagi sangat baik, pemindahan bibit ajaran baru (di abad 16) sudah  tumbuh berkembang…..bibit padi disawah ditanam bersegi empat seluas sawah dari pembibitan sudah menggeliat bangun. Maksudnya ajaran islam dengan empat ajaran pokok yaitu ilmu ilmu syari’at islam, tarikat islam, ilmu hakikat islam dan ilmu makrifat islam ( sebab di contoh lain....para wali menggamgarkan contoh ksatrya unggul Arjuna...."bersitri 4* , bukan istri tapi llmu...ini ambahan cerita para wali islam tanah jawa. sebab di mahabharata certia aslinya dari India, sebagai cerita suci hndisme Wedda kelima - tidak ada. Diperistiwa lain malah saban bertemu Pandito Guru....malah putrinya diperistri...adalah sanepo-sindiran mengenai ilmunya sang Guru). Pelajaran ilmu yang empat ini sudah tumbuh dengan bergairah. Menghijau segar berpendar, begitu bersemangat sampai saya kira temanten baru.       Cah angon2, para gembala umat islam, ulama, nara praja ( abad ke 17), panjatlah pohon belimbing itu , yang  buahnya bersisi lima, yaitu kelima rukun islam , meskipun pohonnya licin, sangat berat. Sebab buah belimbing ini akan aku pergunakan untuk mencuci kain dodot hiasan pinggang yang telah kau jahit karea sobek di pinggir - tentu saja sobek diluar libatan kain dipinggangmu bagian yang nampak. dan anyamlah menyatu kembali sebagai kain yang bersegi empat ajaran pokok ilmu islam yang akan aku jelaskan, ilmu srai’at islam, ilmu tarikat islam, libatan diluar - ilmu hakikat islam, ilmu makrifat islam libatan di dalam tidak manpak. 
Sebab aku lihat kain dodot*mu robek  berkibar kibar di pinggir diluar libatan pinggang,  sebelah luar libatan dodot yang kasat mata, artinya  ilmu syari’at islam dan ilmu tarikat islam, jahit dan anyamlah dodotmu dengan teliti. artinya dijahit kembali ilmu hakikat islam dan ilmu makrifat islam yang dilibatan  menyatu kembali utuh sebagai kain bersegi empat. Artinya segi ilmu yang tidak kasat mata, libatan kain sebelah dalam. dan libatan kain sebelah luar.
*kain dodot dilibatkan di pnggang mrnutup celana selutut seperti culot banyak lipatan di depan ( wiru) , sebagai  hiasan, seperti dandanan cara orang Melayu.
Agar aku bisa memakai kainya untuk menghadap nanti menjelang magrib, sehingga ilmu ilmu ini menyatu keempat empatnya waktu matahari tenggelam  dalam hidupku. Kerjakanlah senyampang  kondisi alammu masih baik. Maka bersoraklah dan bergembiralah dengan bersorak  horeeee.  Kalau saja Dr. Kontowijoyo menyadari mengenai makna tembang Ilir -ilir ini, beliau tidak sampai nyrempet nyrempet ke ilmu Sosiologi dari Barat,  sudah ada di pelajaran para Wali tanah Jawa yang Holistic seperti diuraikan diatas. Sedang Ontology -- dan Epistemology- tidak mengarah ke kesadaran Holistik kehidupan manusia, kecuali bila ditambahkan kepada ilmu ilmu yanfg dicangkok  dar barat itu, yaitu wahyu illahi. Walau saya sangat mensyukurinya, keduanya sama sama mengajari manusia kembali ke harkat pokonya, jadi rakhmatan lil alamin. ( fgoogle kata kunci epistemologi Dr.Kuntowijoyo)          
Jadi penghadapan pada waktu magribnya hidup, alias mati, dapat dibicarakan dengan nyanyian permainan anak anak yang gembira diakhiri dengan sorak horeee.

Begitulah ajaran para wali islam di jawa, yang dilantunkan beramai ramai oleh ansambel alat  musik gamelan jawa dan choir Kiai Kanjengnya cak Nun yang selamat sejahtera sampai keliling Dunia, sedang renungan ini ya begini saja, masih untung belum viral dadakwa ilmu klenik, bid'ah  oleh para habib, dan dicerca dan dinista  seperti uraian Doktor dari Amerika Nurcholis Madjid alm. Yang inti dari cercaan itu adalah pesan: 
“Disini, Indonesia sekarang,  banyak orang pandai , al ustadz , al mukharom alim ulama ahli agama islam, buku dan artikel di e-media,  uraian agama islam bejibun yang  didukung oleh Saracen, MCK, dan  khilafah dari Sabang, malah manyqa dqai Papua  sampai Maroko, kamu ndak usah bergaya merenung dan berfikir sampai warisan para wali jawa segala, tanpa restu para saracen,MUI, khilafah, aswaja, (koma) karena,  selalu saja ada sayap sayap  organisasi organisasi itu  yang lebih  tegas layakya pegas "forged in fires" yang sangat berbahaya  dan ngawur tanpa kendali dari organisasi induknya, malah dapat dukungan dari anak autis kita yang gagah perkasa” *)
unqoute

Terima kasih, wasalamu’alaikum warahmatulahiwabarokatuh.


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More