6:26 PM
IDE SUBAGYO
ISLAM, LAHIR DIDUNIA BERBEKAL WHYU ILLAHI UNTUK SELURUH UMMAT MANUSIA –
ELAN PERJUANGANNYA SELALU SEGAR PENUH DAYA DAN PANTANG KERING. Begitu
pula gemanya di Nusantara, mulai dengan membebaskan kaum sudra dari kemandegan gairah hidup dengan memberikan
jiwa kebebasan setara dengan sesama manuisa, dengan "memberi" mereka tanah garapan sawah rawa, ( wilayah ini sudah diterlantarkan oleh Penguasa Hindu dalam hal ini Singhasari dan Majapahit) sawah tambak, mengangkat derajad pedagang waysia
dengan kemampuan membaca, menulis dan
berhitung dengan lambang bilangan hijaiyah yang lebih praktis, ( membuat neraca lajur sampai enam digit di daun lontar), memberi semangat pembaharuan dengan ilmu, dan membuka mata para
brahmana dalam membentuk masyarakat yang lebih kreatip dan dan bermartabat
degan semangat egaliter yang mengakar disanubari umat. Pendek kata pada abad ke
8 hingga 12 di beberapa centra ekonomi di Nusantara dan abad 12 di Pulau jawa
masih sazaman dengan kerajaan Singhasari ditandai dengan tarikh jirat makam
islam. makam gadis Fatimah binti Maimn di Gresik, sebagai tonggak sejarah hingga sekarang,
sebagai peninggalan penting sejarah yang masih nyata. Para Wali islam tanah
Jawa mengadakan akulturisasi di Kerajaan
Demak Bintoro, memimpin perjuangan membangun dasar otonomi, ekonomi
dengan sawah rawa, semula di Pamotan dekat Gresik, kemudian ke rawa di
rawa Demak, meskipun sesudah delapan belas tahun terpaksa ditinggalkan. Selama
itu berjuang keras, memperluas cakupan ideology pembaharuan di masyarakat jawa
tanpa dipengaruhi oleh metoda bangsa padang pasir selama tiga abad abad ke 12 –
ke 15, yang lagi ayik berkelahi antar dinasti, dengan segala hujjah dalam bahasa Arab yang adhiluhung dipenuhi oleh persaingan antar suku dan puak Arab, menyelipkan ucapan para jamhur dan 'Aulia' pendukung berbagai Dinasti. Seruan seruan dalam kitab bahasa Arab ini sangat memabokkan dan menyentuh perasaan kaum muda dari dulu, yang sudah berabad abad
saling berganti dengan berdarah darah, mulai dari Mu’awiyah, Abbasiah, Fatimiyah,
Mamluk, Ayyubiah…. Sampai dinasti Seljuk di Turki, sampai ke Saudiyah dan
Pahleviyah yang jaya hanya satu
generasi, yang selalau bersinggungan dengan renaissance
masyarakat Europa, idustrialisasi Europa. Tentu saja semua dinasti politik ini
masih dibungkus dengan feodalisme yang kental, dengan segala hujjahnya, dan
ajaran dengan bahasa dan gaya yang
sangat adhiluhung memukau. Mereka yang senang
berseni tutur di lepau dan kedai
secara berapi api sangat mengasyikkan, sekarang pindah di you tube. Semula di Aceh dan Sumatra Barat antara pegikut Hamzah Fansuri dan Nuruddin ar Raniri yang fundamentalis, kemudian disusul dengan pembaharuan dari ulama yang
datang dari belajar disana haji Piobang, haji Miskin dan haji Sumanik, di Sumatra barat, sampai generasi kedua dari murid tiga serangkai itu, dengan kekerasan menegakkan aturan islami - cerita bagaimana Tuanku Nan Renceh, menhukum mati bibinya sendiri, karena masih menginang sirih, kebiasaan diluar (Arab) islam. Pada generasi murid ketiga menelorkan
perang Padri yang dipimpin oleh tuanku Imam Bonjol.
Sebaliknya di Pulau Jawa, pulau yang
melahirkan kerajaan besar berdiri selama
tiga abad Majapahit, tidak ada cerita semacam itu, tapi tragedi yang rumit, matinya seorang ulama islam aliran sufi........mirip peristiwa Al Haladz. Yang ini malah konon mematikan diri. Para Ulamanya, Wali islam tanah jawa mendasari
ideology pembaharunnya dengan akulturisasi falsafah kehidupan sehari hari, yang benuansa
Hindu Jawa, misalnya memberi hak waris kepada anak perempuan dibanding dengan anak lelaki satu gendong dibanding dengan satu pikulan, bukan seperti yang dikukuhi oleh adat Arab, para wali tanah jawa masih memakai adat petani Jawa, artinya kesepakatan ini menunjukkan akulturisasi patriarchaat murni dari Arab terhadap matriarchaat dari petani jawa, sedangkan prinsip egalitarian yang mengungguli adat Jawa, bersembah sambil mengelus kaki, jadi bersalaman sambil cium tangan, bukan cipika cipiki, dasar yang sangat kuat yaitu ideology islam dengan
empat warna ilmu Islam, ilmu makrifat islam, ilmu hakikat islam. Ilmu tarikat
islam dan ilmu syari’at islam. disejajarkan dan diajarkan dalam kesadaran
hidup, dua yang pertama tidak kasat
mata tapi sangat dominan dalam tingkah laku, yang arif sabar, dan mengerti hakikat makna ajaran islam, diajarkan dengan tembang permainan anak anak 'Ilir-ilir' . Didapat telah diisyaratkan terselip dalam ilmu tarikat dan ilmu syari’at
islam, yang isyaratnya terselip dalam aturan sholat lima waktu, dalam bacaan wajib setap roka'at, dalam atakhyiat, dan dzikirullah. Didukung dalam teknologi produksi – Pencetakan sawah dari rawa rawa
luas dan psertukangan perkakas besi dan senjata keris, cangkul dan sarap, dijajari
dengan struktur sosial yang
egaliter dan demokratis, kehidupan sosial yang lebih berisi dan maju dari masyarakat agama sebelumnya. Elan perjuangan/semangat perjuangan para Wali Islam tanah jawa, di wujudkan dengan langkah yang berani dan percaya diri yang sangat besar, mengingat arus perpecahan yang sangat deras sudah berjalan berabad abad di Timur Tengah, hingga sekarang masih mampu membuat kegoncangan bathin ulama sezaman kita ini. Ditandai dengan interpretasi watak budaya bangsa Arab, ditiru secara copy paste, sebagai bagian perjuangan persatuan Islam, malah dimulai dengan berkelahi dan pertumpahan darah, budaya Arab. Menciptakan kondisi yang mudah sekali menyala menjadi kekerasan fisik seperti yang dilakukan oleh garis keras Islam, sangat tidak sesuai dengan kebutuhan kondisi zaman - kalah kaya,kalah senjata, dan teknologi dengan musuhnya yang sebenarnya, malah mencari sasaran kawan sendiri dengan sengitnya.
Misalnya pemanfaatan rawa untuk budidaya padi dicangkok dari
Parsi yang sudah islam, dengan keker/ prototipe teodolit, alat optic yang disempurnakan oleh sarjana
islam, al Haitham, pembuatan senjata dari besi dengan teknologi dari Damaskus,
para master/empu senjata keris yang Islam, menggunakan cara pengolahan baja, para
empu keris jawa telah menciptakan keris dan mata tombak yang tidak mudah patah seperti yang dibuat pada zaman sebelumnya, buatan master dari Majapahit dari pig iron, tapi sudah diperbaharui oleh master islam, bisa melengkung, tapi tidak patah tergantung dari kadar carbon dikandungnya, dimanipulasi
dengan gradasi warna bilah besi yang sudah matang dari wrought iron, dalam pemanasan
lanjut dari merah oranye dan putih kekuningan, putih keperakkan dan pendinginan mendadak dengan infiltran senyawa
kaya carbon, berupa minyak nafta, minyak biji bijian, dan bubuk tanduk dan
tulang, istilahnya para master "disepuh", dengan itu alat besi menjadi baja pada tajamnya, atau seluruh
bilahnya. Juga alat pengolah tanah -
cangkul dan sarap - sekop kayu seperti dayung, yang bermata tajam disalut besi baja, khusus untuk
tanah lumpur, untuk tanah liat rawa ( tipe tanah grumosol). Sarap ini untuk petani sudra, sebaliknya untuk santri, bentuk seperti dayung ini seluruhnya besi baja, sangat berat, deperlukan tenaga dalam yang tinggi, juga untuk memimpin pasukan. Cangkul yang besinya dilapisi kaca diatas dan di bawah permukaan bidang besinya, supaya lempungnya tidak kengket ke cangkul, ini namanya di”pupuk” (
bahasa jawa) kelihatannya sepele, tapi bagi petani islam, kerja disawah menjadi
sangat ringan, bayangkan bila segumpal tanah liat seberat setengah kilogram saja diangkat naik lantas dihempaskan ke tanah, dinaikkna lagi dengan beban tanah liat yang menenpel di cangkul, ratusan ribu kali, kan sangat menjengkelkan ? Dengan ketajaman dan kekerasan bajanya, artinya dipasang “nyuru” dengan sudut 35-40 derajad terhadap gagangnya, supaya tidak mengusik lapisan tanah dibawah
yang subur endapan vulkanik melapuk, supaya tidak bercampur lapisan atas pasir segar dari hujan pasir abu yang belum melapuk, sambil membabat gulma. Ini para empu islam yang mengajarkan. Nama Master dari sejata besi baja ini masih diingat sampai sekarang, seperti Sunan Giri Prapen, dan Ki Ageng
Sidayu, Empu Supo, Empu Suro dan para empu baru di
pantai Utara pulau Jawa, semua mereka muslimin dan memperoleh keahliannya dari
tanah Damascus, yang sudah sangat terkenal dengan Damascent steel-nya, dikenal deseluruh
dunia dengan pedang Arab yang liat dan tajam luar biasa, secara diam diam para empu senjata sudah
menguasai pembuatan sendawa dari tahi
burung seriti kelelawar di gua gua
pengunugan kapur, guano dan tahi ayam. Hanya di persenjataan maritim,
berupa meriam besi tuang dengan kaliber besar
belum sempat dikuasai,
menyurutkan kekuasaan dilaut karena mengalami kekalahan perang laut yang
hebat. Menghadapi pembajakan oleh galleon galleon dengan sejata meriam berkaliber
besar dan jarak tembak yang lebih jauh oleh armada galleon di Selat Karimata dan Selat Malaka pada akhir
abad ke 15 dirintis oleh Vasco da Gama, nyaris menghentikan perdagangan kayu
jati dan beras ke pantai Timur daratan China. Kesulitan keamanan angkutan jung jung ini
menjadikan pedagang china menggali lebih dalam harga beli beras dari petani
dengan segala cara, sehingga sangat mengurangi pendapatan kasultanan Demak Bintoro,
yang pendapatan kas Kasultanan-nya melulu dari export Beras lewat Jepara. (Mungkin Kesultanan bayar belakang setelah harga beras dibayar oleh juragan jung - sebaliknya para tengkulak china membeli langsung dari petani, malah membeli sebelum panen - ya biasa sampai sekarang - namanya meng"ijon".
Akhirnya Kesultanan Islam memilih pindah ke Pajang............................................... Apa sesudah
kekuatan ekonomi, kekuatan politik para ulama surut dengan lemahnya kesultanan
islam, para ulama jadi kering pekik perjuangannya, elan pembaharuannya menyebarkan kebaikan egalitarian di Nusantara ? …………......................Sama sekali tidak, jauh
beberapa abad sesudah para ulama jawa Uzlah, membelakangi kebudayaan Barat
segara heroic. para murid Wali jawa, antara lain Kiai Sholeh Darat dari Semarang, masih berjuang dengan caranya sendiri, dibalik punggung kekuasaan belanda.
BIOGRAFI MBAH SHOLEH DARAT SAMARANI https://www.facebook.com/1454905471495073/posts/biografi-mbah-kyai-sholeh-darat-semarangmbah-kyai-shaleh-darat-beliau-adalah-wal/1454914564827497/
melangkahi
menerobos rintangan, aturan pemerintahan Kolonial, dari segala hujjah dari akal Dr. Snouck Horgronye dan para jamhur andalan suku dan puak Arab sahabat sahabatnya misalnya Hadratus Syech Saurkati dari Makkah dan Kaum Jahudi Negeri
Belanda, melarang menafsir/menterjemah ayat ayat Al Qur’an kedalam bahasa setempat, sang
Kiai Sholeh Darat, untuk pertama kali dari ulama sezamannya , menulis terjemah tafsir Al Fatihah pada permulaan
abad ke 20, dan menyebarkannya, sehingga sangat nenyentuh qolbu santriwati bangsawan inteligensia
Jawa RA Kartini, dan kakandanya RMP Sosrokartono di abad ke duapuluh. Menurut biografi Kiai Sholeh Darat diatas kakek RA Kartini juga dari desa Mayong Kudus. sama dengan ajahanda Kiai Sholeh Darat. Tindakan ini perlu kepercayaan diri yang sangat kuat sebagai pekik perjuangan penyebaran ajaran Islam di Nusantara.
Kakak beradik ini menyatakannya dengan pesan tertulis dalam bahasa belanda, kepada penguasa Pemerintaha Belanda, lewat
warga belanda Abendanon, mungkin juga pada Dowes Decker, yang sudah mulai merasa
tidak nyaman dengan politik penjajahan kuno, yang sangat tengik, surat itu dipublikasikan di Negeri Belanda, yang semua kita sudah tahu belanda bukan semuanya tengik dan kuno, juga duduk di Volksraad kamar ke dua, supaya tidak sekali kali merusak perkembangan islam dan budaya jawa di negara jajahannya. perjuangan ini sengaja ditutup tutupi oleh semua fihak, sehingga Dr. Ardian Husaini, sampai mencederai kepeloporan Kartini sebagai santriwati inteligensia Nusantara yang berani mengingatkan Pemerintah Kolonial Belanda, atau sengaja demi menyuramkan budaya pemikir jawa yang islam, sesuai dengan tujuan devide et impera Pemerintahan Belanda.
Jadi benang merah
sampai ke Kiai Sholeh Darat dari para Wali pulau Jawa, dengan menterjemah Al
Fatihah dalam satu naskah tertulis dala bahasa Jawa huruf "pegon" (tulisan hijaiyah gundul) serta dipublikasikan ke umat islam, mewariskan elan pejuangan islam dengan sangat percaya diri. Walau
melawan arus penjajahan dengan fitnah
distorsi informasi dan kebencian sesama umat islam. Pemuda Hasyim Ashari
dan Ahmad Dahlan adalah murid Kiai Sholeh Darat, yang tentu saja ikut
me-ren-tang-kan benang merah perjuangan umat islam di Nusantara.
Faktanya
sampai detik ini tidak dicantumkan
benang merah ini, baik di buku pelajaran murid SD/SMP/SMU baik di pendidikan NU
buku ‘Aswaja’, maupun di pendidikan Muhammadiayah buku ‘Kemuhammadiahan’di sekolah Muhamadiyah, apalagi di bidang pendidikan, Guru adalah sangat penting....... lo, kok dilewati. Padahal penyusunnya ya bertitel akademis S Ag, Ms..........ini gejala apa, apa dumeh Kiai Shileh Darat ndak pake kefieyeh dan jubah berjela jela? Merubah tulisan Arab jadi tulisan Arab pegon, yang hanya dimengerti oleh mereka yang ngerti bahas jawa dan bahasa Melayu ? ?
Padahal dengan pekik perjuangan ideology islam kiai Sholeh Darat, dan keatas sampai ke Wali
Islam tanah jawa, sudah melakukannya. Karena Dr Snouck
Horgronje Belanda keturunan jahudi sarjana Islamologi ini, berusaha keras untuk
memecah belah islam yang pekik perjuangannya tidak pernah kering. Yaitu makna
dari kalamullah, yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Muhammad Rasulullah salalahuallaihiwassalam. Mencetuskan perlawanan terhadap “cultuur
stelsel” atau tanam paksa di sawah berpengairan di vorsten landen-tanah milik
sultan. Perang jawa atau perang Diponegoro dimenangkan Belanda dengan beaya
yang sangat besar. Pada zaman etische politiek belanda, masih menyisakan murid
murid Kiai Sholeh Darat, hingga sang murid muridnya pendiri Muhammadiah dan Nahdlatul
Ualama. Kiai Amhad Dahlan dan Kiai Hasyim Ashari. Tidak ada perbedaan jerohan antara keduanya,
hanya tampak luarnya
yang berbeda yang satu merunut ilmu pengetahuan barat dan yang lain menurut
tradisi wali islam tanah jawa – mengajarkan cara sorogan ilmu ilmu makrifat
dan hakikat islam yang ternyata sangat ampuh mengelebuhi Belanda. Belanda menganggap semua inteligensia Jawa sudah "abangan" sudah jadi belanda hitam. Belanda kecele. waktu di internir/ ditawan Jepang, penolongnya adalah orang desa, dengan perasaan "tepo seliro". (dari catatan para tahanan jepang ditulis di google bahasa Indonesia).
Ternyata ilmu
ilmu yang tidak kasat mata ini didesign oleh Allah sendiri menjadi sangat
ringkas dan mudah dimengerti oleh semua orang diseluruh Dunia, sesuai dengan maksud diwahyukanNya
lewat malaikat Jibril, kepada Rasulullah salalahu allaihi wasallam, Rasul penutup
dari Allah, termasuk 'wong ndeso' - yang diajar dari warisan ilmu ilmu yang sudah diwariskan oleh Wali Islam tanah jawa. Slamet Riyadi, perwira Pribhumi bala tentara jepang, tetap memperjuangkan kemerdekaan indonesia - gugur dan hilang. Apa Islam kekurangan elan
perjuangan hingga para datuk datuknya ragu apa bisa islam berkembang tanpa prinsip
kekuatan fisik, sehingga nampaknya datuk datuk ajaran Islam ini didikte oleh golongan muda darah panas, Berjuang memakai kebudayaan Arab sampai asessori badani yang sekecil kecilnya, kafiyeh dan burkah a’la perang asimetris, medan perangnya a’la pilihan Amerika, wong yang milih medan dia.......... orang Amerika, jadi ya pasti menang. Apalagi sebagai yang ternyata pada era ini, pencari hangkara murka duniawi kekuasaan, berebut merangkul Agama, untuk mengeruk kekayaan seperti Lutfi Hasa Ishaq, Suryadharma Ali, Menggelapkan dana pengadaan Al Qur'an dan computerisasi pondok pesantren dari Dept. Agama Fahd el Fouz dkk, konok lebih dari 25 milliar. Mereka tahu kekuatan fisik dan politik sangat sejajar dengan KEKUASAAN. Jadi yang mendambakan Khilafah itu sebenarnya ya mengincar KEKUASAAN itu, mumpung ada bossnya yang membeayai. Mencirikan diri a’la HTI yang memonopoli
bendera tulisan Arab kalimah Tauhid, akhirnya bila dilindas humvee Amerika, pangeran Saudi Arabia murka, lantas melakukan amaliah bawa tas besar, e taunya ke........ Las Vegas.........berjudi.
Semacam propokasi untuk semua muslim seluruh dunia menjadi beringas
untuk diadu domba diantara bangsanya demi kekuasaan dan...................sampingannya ? Ternyata Ketua Dewan Penasihat Partai ya tahu sekali. Dengan sampingan kekuasaan ini dia bisa tetap jadi King Maker, dan mendapat imbalan dari sana. pantesan, pecicilan dimana mana, pesannya dia bisa berbuat semaunya.
Kok nggak melihat bahwa angka lambang bilangan Arab sudah
dipakai oleh orang sedunia tanpa rame same, bahwa orang tidak berani sembarangan
berzina diseluruh dunia karena takut kejangkitan HIV yang menelorkan AID, yang
sangat susah disembuhkan menghabiskan dana dan daya ? Apa ndak sadar bahwa merokok
dan mengonsumsi madat, perdagangannya sudah jadi musuh Interpol, sudah
dicanangkan Islam sejak berabad abad yang
lalu ? Perdagangan manusia sudah menjadi noktah hitam dunia intrnasional ?
Apalagi perilaku yang sangat merendahkan derajad manusia seperti perdagangan
wanita untuk postitusi, seluruh dunia sudah mengutuk – Makanan haram ya memang
haram buat seluruh manusia supaya sehat ? Bahwa anjing menularkan rabies dan
ikut dalam sistim cyclus hidup cacing pita anjing, sebab tinja anjing yang mengandung telor
cacing pita anjing ini menempel di daun salad dan dimakan mentah oleh pemakan
burger, orang tanah Arab yang suka sayur segar saking langkanya, sehingga telor
cacing pita ajing ini menetas di usus anjing, karena bisa tidur mendarat didaging manusia atau ternak
manusia jadi vinka nyelip diantara dagingnya, dengan harapan dimakan anjing,
dan menetas jadi cacing pita anjing !
Rokok sudah sangat dimusuhi oleh rumah sakit seluruh dunia. Apa larangan yang tidak
diturut oleh manusia seluruh dunia tanpa petita petiti. Tapi pesan wahyu
Illahi tetap harus diperjuangkan untuk digaungkan ke seluruh manusia, ini pekik
perjuangan Islam– jadi pembangunan infra strkture bisa hutang ke Negara Arab
yang kaya raya demi kepentingan umum, seharusnya tidak ditarik bunga – gitu kok
MUI geger mengenai BPJS yang iurannya harus dilunasi pada waktunya, bila tidak ditambah bunga 2%. Inikah elan perjuangan golongan islam yang perlu digaungkan
keras keras, demi dapat bagian kekuasaan ? Baik, rakyat akan beri kekuasaan, tapi ya untuk kesejahteraan bersama dong. Ini kan kelas perbantahan di lepau, diwarung kopi. didorong oleh nafsu menonjol sebagai pemimpin hujjah. bila rakyat sudah memberi kekuasaan, dengan makruf kan lebih baik, itu perjuangan islam yang
sebenarnya, Malah kita membuat rumah Sakit di jalur Gaza . Lah Habibnya ? Boleh
galak, tapi jangan bodoh.
Malah alur perjuangan NU yang merunuti tradisi
salaf dari Wali tanah Jawa yang sudah begitu percaya diri membangun bangsa terbukti
bisa mendirikan Kesultanan di Demak dirubah jadi salaf Ustadz Abdul Wahab yang
berjasa di Arab Saudia karena jadi lambang perlawanan terhadap dominasi politik Turki,
membentuk Negara Saudi Arabia. Sebaliknya perjuangan Muhammadiyah mengikuti
alur modernisme kebudayaan Barat, dengan kuliah dinegara mereka seperti Dr. Baiquni, pakar fisika atom, Dr. Kuntowijoyo pencetus Sosiologi Profetik, Dr Dawam Raharjo, Dr Nurkholis Majid, Dr Gus Dur, Dr Qurais Sihab -yang berusaha menafsirkan dalam bahasa Indonesia ayat ayat Suci dari Al Qur'an tidak mengenal lelah, menjelaskan arti kalimat suci desertai gambaran situasi pada zamannya, sangat mirip dengan metoda Hermeneutika dari dunia Barat, mengalami kemajuan pesat dikalangan inteligensia pribhumi, malah keterlanjuran
melecehkan tradisi yang dipegang oleh kawan seperjuangannya terutama bidang
yang kasat mata saja. Tak berdaya mengikurti arus budaya padang pasir yang keras, menjadi sangat peragu mengeluarkan hasil pemikirannya jadi elan perjuangan yang tidak pernah kering demi kepentingan umat Islam dan perkembangannya yang lebih luas. Dikipas kipas oleh rasa egoism masing masing, Ya
sudahlah. Malu. *)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar