Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 26 Juli 2011

Perilaku Bernegara dari Bangsa Indonesia Saat Ini



Sejarawan Anhar Gonggong,  praktisi Politik  dari exponent mahasiswa th 66 Sri Bintang Pamungkas, pelaku sejarah yang mengawali  Republik ini Abdul Gani,  pada acara TV tengah malam tanggal 19/4/2009 lalu menyatakan kekecewaannya dan keheranannya kenapa –perilaku bernegara dari kaum elit bangsa ini dalam segala bidang sangat merosot mutunya sampai  begitu memalukan seperti mereka yang duduk di kursi DPR RI th 2004 – 2009, dari bidang judikatif  para Jaksa dan Jaksa Tinggi, dari bidang Perbankan BI yang berjamaah  menghamburkan dana rakyat  ratusan trilyun,  komandan militer yang  salah urus  menghilangkan dana asuransi (Asabri ) prajuritnya  yang terkumpul  bertahun tahun dari seluruh negeri,  dan jejak langkah yang sama dilakukan di banyak Perusahaan milik Negera  berkat adanya Dwifungsi ABRI yang artinya Personnel  ABRI dengan despotisme militer  berwenang  mengemudikan atau mengurusi  sumber kekayaan Negara  dan terlalu banyak yang lain untuk dipungkiri, tapi mengerikan akibatnya bila disebut, trauma masa lalu warisan era Orde Baru
Perilaku bernegara  dari  para elit pemegang peranan segala bidang penyelenggara Negara, pelayanan mansyarakat, business dan finance di tahun 50- an jauh lebih bermartabat, begitulah para pembicara di TV tengah malam itu  menandai, siapakah yang bisa memungkirinya?
 Mengapa  heran? Atau enggan mengakui?
Beliau-beliau yang terheran heran tidak mulai dengan sejarah :
Republik ini th 1945 lahir dalam kemiskinan akibat pendudukan Balatentara Dai Nippon  alat  kekuasaan kaum Nazi Jepang yang setelah hampir empat  tahun merajalela di  wilayah  taklukannya bekas jajahan Belanda,  pada tahun yang sama ditaklukkan oleh Sekutu, setelah memporak perendakan  perekonomian dan kehidupan rakyat  menghancurkan infra struktur  terutama  urat nadi transpotasi,  gudang dan Pelabuhan, mesin dan gudang rangka baja entah dibawa kemana dan ribuan kilometer jalur kereta  api dan jembatan nya,  membunuhi secara sistimatis  kaum terpelajar dan para sarjana yang memang masih sedikit, mengerahkan pekerja paksa  yang disposable ratusan ribu Romusha  artinya dipekerjakan sampai mati,  puluhan ribu Jugun Ianfu.
Celakanya mendidik kaum muda jadi militeris, menikmati kekuatan dan kekuasaan yang secara instant didapat dari efek tamparan secara fisionomi  dibawah todongan senjata , siapapun akan tunduk  tanpa pandang bulu (yang kemudian hari dipraktek-kan  oleh   para pemuda yang berdarah petualang  dan anak didik Dai Nipon taikoku ini, yang memang  oleh masyarakat mapan zaman penjajahan Belanda  mestinya tidak bakal mendapat peluang, semenjak revolusi kemerdekaan otomatis mendominasi  kekuasaan dengan sangat berhasil  selama 32 tahun  kekuasaan Orde Baru).

Republik ini lahir dengan hanya satu cita2 yang sudah dipola  yang secara bulat disepakati oleh segenap anak bangsa: Indonesia Merdeka sejajar dengan bangsa manapun di Dunia ini.
Merdeka penuh dalam politik ekonomi  militer dan budaya, dalam wadah NKRI
Ini lah cita2 Bangsa Indonesia yang Neo Kolonialisme  Datukya Imperialisme yaitu Amerika Serikat tidak suka.
Tahun 1945 – 1950 Republik ini dirajam Serbuan Tentera Kerajaan Belanda dan antek-anteknya Pribumi yang masih picik wawasannya ber-batalion batalion  Cakra dari Madura, Baret Hijau dari Maluku Selatan,  Minahasa dan ada juga Perwira2 Intelijen dari Jawa temasuk tanah Pasundan juga dari Sulawesi Utara. Akhirnya mereka  malah melebur dalam Tentara RIS (Republik Indonesia Serikat)      
Baru sesudah th 1950 setelah rakyat Indonesia membubarkan  RIS  Republik Indonesia Serikat -  terdiri dari “Negara” gurem   sekarang jadi Propinsi2 NKRI , hanya dalam waktu 5 -7 tahun, satu satu kuncup bunga dari cita2 semula pendiri Republik ini mulai bermekaran dan mampu mengguncangkan Dunia,  Konferensi Asia Afrika,  pembentukan aliansi Negara Non Blok -   sebagai aksi  solidaritas  the new emerging forces untuk membebaskan rakyatnya dari kemiskinan dan keterbelakangan, oleh kaum Neo Kolonialis yang dikepalai oleh Amerika Serikat,  malahan dianggap  Perlawanan yang nyata dari Politik dominasi Global dari Neo Kolonialisme Amerika Serikat, dianggap bisa memicu “domino principle”  yaitu longsornya  Negara 2 Asia Afrika yang miskin ke blok Komunis, secara berurutan dengan cepat.
Cita2 semula dari NKRI ini harus dihancurkan, bagitulah yang tersirat dalam langkah2 diplomatis,  pengekangan  dan perangkap2 ekonomi, operasi  intelijen dan militer dari Neo Kolonialis, termasuk  menghapus budaya Nasionalisme yang bermartabat, pokoknya upaya all out untuk satu tujuan ini. Dan mereka berhasil pada th 1965.
Lahirlah Orde Baru – yang  anak gelap  dan juga dibidani oleh  mereka: Satu monolit kekuasaan  militer plus inteligensia komprador Lembaga Keuangan Dunia dan CIA yang didukung dana pinjaman uang  dan  bantuan  tanpa batas dari seluruh kekuatan Neo Kolonialis, yang dalam pelaksanaannya – siapapun  yang secara Politis berseberangan dengan Orde Baru harus lenyap untuk selama lamanya.
Para kecoa, cacing cao, kutu busuk yang mengerumuni Orde ini biasa dengan sinismenya menyebutkan  di sukabumikan, atau diamankan, atau di bon atau  di petrus  - yang semua itu artinya dibunuh secara gelap dan terencana, apa dia  musisi Wiji Tukul, apa dia aktivis HAM Munir apa dia Kiai yang vocal, apalagi ex Gerwani atau  wanita yang dikira atau dilaporkan oleh Debitornya Sebagai Gerwani, PKI dan antek2nya yang jumlahnya harus 5 juta  semua dipastikan anti Pancasila ,  sudah pasti harus mati  cepat, maka bertahun tahun seluruh negeri takut, karena diberlakukan pembuktian terbalik  pada  setiap orang yang dicurigai,  bahkan inipun tidak  pada awal pembasmian  pendukung Sukarno, langsung  diamankan, kemudian  screening  oleh Tentara ada disetiap Desa, RT/RW, Kecamatan, kabupaten Povinsi, Jawatan Pemerintah disetiap Tingkat,  di semua  sumber nafkah,  Perusahaan Negara atau Swasta Tentara sebagai Ketua Team Screening yang  selalu diadakan setiap tahun bahkan setiap semester, tidak ada yang bisa luput dari Pengawasan,  tidak lolos screening  kebersihan dirinya  (dari  langsung atau tidak langsung  kontaminasi dengan  pengkhianatan  PKI dan antek Orde Lama  Sukarno) berarti  menjadi  Pariah  di  Tanah Airnya sendiri  beserta keluarganya, paham ? Inilah operasi intelligence  dan pembasmian yang terlalu berhasil. karena kaum oportunis, tengkulak, pedagang anggauta Tong dan Triad sebangsa Anggodo, Tanwirang, Alimpulasan ikut menikmati malang melintang mendompleng kaum Despot militer disegala bidang.
Surat Bersih Diri tidak mudah didapat bahkan oleh yang lahir th 1965 kebawah  tapi bapaknya atau ibunya atau kakek/neneknya mati tahun 65 sampai 68 matinya  dimana dan ada surat kematiannya atau tidak, kalau tidak jelas, mungkin mereka anak PKI atau antek2nya, yang di bunuh secara masal dan ndak tercatat, jadi yang bersangkutan mungkin cindil abangnya yang harus dibabat habis, perintah adalah perintah.  Satu Orde Teror yang sebenarnya,  ciri utama  dari militerisme.
Orde semacam itu bisa sangat leluasa memanipulasi uang Kredit dari Negara “Donor” sebagai Program  Pengamanan Wilayah berupa subsidi dan bantuan berbilion US Dollar, menggelapkan kekayaan Negara,  menyulap Peraturan untuk Menumpuk Kekayaan dia dan Kroninya selama 35 tahun !  Pejabat tinggi bersih sekelas Pak Hugeng saja bisa teraniaya  kehidupannya dan keluarganya oleh para Despot Orde Baru, nyanyi saja tidak boleh disiarkan olehTVRI.
Kekuasaan untuk perampokan segera dimulai dengan ukuran mulai dari  hak milik pribadi mereka yang didakwa sebagai Komunis, anggaran dan asset Negara yang tercatat/dikelola di Desa2 sampai ukuran anggaran  dan asset Negara yang dikuasai dan dicatat / dikelola oleh Kementerian2  Perusahaan Raksasa milik Negara yang bernilai ratusan triliun, semua bisa disulap jadi milik Pribadi.
Tahun demi tahun  kekuatan Orde Baru untuk membeayai existensinya dengan membayar alat pemukul tanpa tandingan ini, yaitu seluruh aparatur Keamanan  semakin mantap.
Pendekatan keamanan yang diciptakannya  sangat ampuh untuk menciptakan beberapa generasi yang tidak mengerti rokh dan cita2 Kemerdekaan NKRI, mereka ini monster Jurasic park  yang ditetaskan Orde Baru. Pemburu kenikmatan yang pragmatis, jenjang nilai manusia hanya diukur dengan seberapa mampu seseorang menguasai kenikmatan  badaniah yang sungguh dangkal.  
Kaum kelas atas yang semacam ini  sangat direstui oleh Neo Kolonialis, karena pasti tidak mengganggu kepentingan Uncle Sam, persis seperti para Diktator dan kroninya di Amerika latin antek antek Amerika Serikat, the dirty American.
Cita2 Kemerdekaan  NKRI yang sudah dicetuskan dan dipola sejak seratus tahun yang lalu sebagai Kebangkitan Nasional, karena tidak disukai oleh kaum Neo Kolonialis, harus dihapus dari otak generasi Jurasic Park  tetasan Orde Baru ini. 
Kalau Tuan Besar Neo Kolonialis tidak menyukai, artinya
Bagi Orde Baru, sebagai contoh, Kemerdekaan NKRI seperti yang dicita citakan oleh Pencetusnya harus dinetralisir jadi NKRI yang pragmatis, artinya bagi  Pangkopkamtib  ya  buku2nya dilarang  pengedarnya diamankan, artinya bagi  para Kecoak dan kutu busuk :orangnya dibunuh. Memang benar. Sesudah itu yang  si vocal  hanya hilang saja. Jadinya selama Orde Baru para Pencoleng raksasa sangat nyaman. NKRI pragmatis saja.
Tidak aneh bila Daya dan Tenaga sebagai Bangsa yang bercita2 setinggi bintang2 dilangit, jadi mengkerut kerdil, daya dan tenaga hanya untuk diabdikan kepada Kroni Penguasa, Atasan pengelola Proyek, Ketua Partai.   Selanjutnya Pribadi2  mengabdikan diri kepada kelimpahan materi untuk sekedar diri pribadi dan anak2nya, yang tidak saja aman tapi memang sangat nyaman, bisa menyekolahkan anaknya ke Amerika dan berhaji plus plus sekeluarga besar  berkali kali, atau kawin lagi dengan selebrity  yang bintang dangdut – yang belum kebagian, tunggu kesempatan. Sudah diciptakan perangkat  keamanan untuk membuai mereka supaya bobok dan mimpi  atau membuat kelompok sakit hati ini menjadi perusuh dan malah jadi sasaran tembak.

Merekalah yang sedang  membuat heran  tokoh2 minoritas  Sejarawan,  praktisi Politik  dan Pelaku Sejarah  Kemerdekaan  th 1945 tersebut diatas.  Jelasnya mereka adalah monster-monster penghuni  Jurasic Park yang ditetaskan oleh Orde Baru  selama 35 tahun berkuasa. Apanya yang memalukan ? Apanya yang mengherankan?

Dan requiem untuk Kemerdekaan NKRI yang di cita2kan seratus tahun yang lalu.  Ya benar, Bangsa  ini berubah karena  mati(cita2 Kebangkitan Nasionalnya) memang sengaja dibunuh.(*)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More