Sejarawan Anhar Gonggong, praktisi Politik dari exponent mahasiswa th 66 Sri Bintang Pamungkas, pelaku sejarah yang mengawali Republik ini Abdul Gani, pada acara TV tengah malam tanggal 19/4/2009 lalu menyatakan kekecewaannya dan keheranannya kenapa –perilaku bernegara dari kaum elit bangsa ini dalam segala bidang sangat merosot mutunya sampai begitu memalukan seperti mereka yang duduk di kursi DPR RI th 2004 – 2009, dari bidang judikatif para Jaksa dan Jaksa Tinggi, dari bidang Perbankan BI yang berjamaah menghamburkan dana rakyat ratusan trilyun, komandan militer yang salah urus menghilangkan dana asuransi (Asabri ) prajuritnya yang terkumpul bertahun tahun dari seluruh negeri, dan jejak langkah yang sama dilakukan di banyak Perusahaan milik Negera berkat adanya Dwifungsi ABRI yang artinya Personnel ABRI dengan despotisme militer berwenang mengemudikan atau mengurusi sumber kekayaan Negara dan terlalu banyak yang lain untuk dipungkiri, tapi mengerikan akibatnya bila disebut, trauma masa lalu warisan era Orde Baru
Perilaku bernegara dari para elit pemegang peranan segala bidang penyelenggara Negara, pelayanan mansyarakat, business dan finance di tahun 50- an jauh lebih bermartabat, begitulah para pembicara di TV tengah malam itu menandai, siapakah yang bisa memungkirinya?
Mengapa heran? Atau enggan mengakui?
Beliau-beliau yang terheran heran tidak mulai dengan sejarah :
Republik ini th 1945 lahir dalam kemiskinan akibat pendudukan Balatentara Dai Nippon alat kekuasaan kaum Nazi Jepang yang setelah hampir empat tahun merajalela di wilayah taklukannya bekas jajahan Belanda, pada tahun yang sama ditaklukkan oleh Sekutu, setelah memporak perendakan perekonomian dan kehidupan rakyat menghancurkan infra struktur terutama urat nadi transpotasi, gudang dan Pelabuhan, mesin dan gudang rangka baja entah dibawa kemana dan ribuan kilometer jalur kereta api dan jembatan nya, membunuhi secara sistimatis kaum terpelajar dan para sarjana yang memang masih sedikit, mengerahkan pekerja paksa yang disposable ratusan ribu Romusha artinya dipekerjakan sampai mati, puluhan ribu Jugun Ianfu.
Celakanya mendidik kaum muda jadi militeris, menikmati kekuatan dan kekuasaan yang secara instant didapat dari efek tamparan secara fisionomi dibawah todongan senjata , siapapun akan tunduk tanpa pandang bulu (yang kemudian hari dipraktek-kan oleh para pemuda yang berdarah petualang dan anak didik Dai Nipon taikoku ini, yang memang oleh masyarakat mapan zaman penjajahan Belanda mestinya tidak bakal mendapat peluang, semenjak revolusi kemerdekaan otomatis mendominasi kekuasaan dengan sangat berhasil selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru).
Republik ini lahir dengan hanya satu cita2 yang sudah dipola yang secara bulat disepakati oleh segenap anak bangsa: Indonesia Merdeka sejajar dengan bangsa manapun di Dunia ini.
Merdeka penuh dalam politik ekonomi militer dan budaya, dalam wadah NKRI
Ini lah cita2 Bangsa Indonesia yang Neo Kolonialisme Datukya Imperialisme yaitu Amerika Serikat tidak suka.
Tahun 1945 – 1950 Republik ini dirajam Serbuan Tentera Kerajaan Belanda dan antek-anteknya Pribumi yang masih picik wawasannya ber-batalion batalion Cakra dari Madura, Baret Hijau dari Maluku Selatan, Minahasa dan ada juga Perwira2 Intelijen dari Jawa temasuk tanah Pasundan juga dari Sulawesi Utara. Akhirnya mereka malah melebur dalam Tentara RIS (Republik Indonesia Serikat)
Baru sesudah th 1950 setelah rakyat Indonesia membubarkan RIS Republik Indonesia Serikat - terdiri dari “Negara” gurem sekarang jadi Propinsi2 NKRI , hanya dalam waktu 5 -7 tahun, satu satu kuncup bunga dari cita2 semula pendiri Republik ini mulai bermekaran dan mampu mengguncangkan Dunia, Konferensi Asia Afrika, pembentukan aliansi Negara Non Blok - sebagai aksi solidaritas the new emerging forces untuk membebaskan rakyatnya dari kemiskinan dan keterbelakangan, oleh kaum Neo Kolonialis yang dikepalai oleh Amerika Serikat, malahan dianggap Perlawanan yang nyata dari Politik dominasi Global dari Neo Kolonialisme Amerika Serikat, dianggap bisa memicu “domino principle” yaitu longsornya Negara 2 Asia Afrika yang miskin ke blok Komunis, secara berurutan dengan cepat.
Cita2 semula dari NKRI ini harus dihancurkan, bagitulah yang tersirat dalam langkah2 diplomatis, pengekangan dan perangkap2 ekonomi, operasi intelijen dan militer dari Neo Kolonialis, termasuk menghapus budaya Nasionalisme yang bermartabat, pokoknya upaya all out untuk satu tujuan ini. Dan mereka berhasil pada th 1965.
Lahirlah Orde Baru – yang anak gelap dan juga dibidani oleh mereka: Satu monolit kekuasaan militer plus inteligensia komprador Lembaga Keuangan Dunia dan CIA yang didukung dana pinjaman uang dan bantuan tanpa batas dari seluruh kekuatan Neo Kolonialis, yang dalam pelaksanaannya – siapapun yang secara Politis berseberangan dengan Orde Baru harus lenyap untuk selama lamanya.
Para kecoa, cacing cao, kutu busuk yang mengerumuni Orde ini biasa dengan sinismenya menyebutkan di sukabumikan, atau diamankan, atau di bon atau di petrus - yang semua itu artinya dibunuh secara gelap dan terencana, apa dia musisi Wiji Tukul, apa dia aktivis HAM Munir apa dia Kiai yang vocal, apalagi ex Gerwani atau wanita yang dikira atau dilaporkan oleh Debitornya Sebagai Gerwani, PKI dan antek2nya yang jumlahnya harus 5 juta semua dipastikan anti Pancasila , sudah pasti harus mati cepat, maka bertahun tahun seluruh negeri takut, karena diberlakukan pembuktian terbalik pada setiap orang yang dicurigai, bahkan inipun tidak pada awal pembasmian pendukung Sukarno, langsung diamankan, kemudian screening oleh Tentara ada disetiap Desa, RT/RW, Kecamatan, kabupaten Povinsi, Jawatan Pemerintah disetiap Tingkat, di semua sumber nafkah, Perusahaan Negara atau Swasta Tentara sebagai Ketua Team Screening yang selalu diadakan setiap tahun bahkan setiap semester, tidak ada yang bisa luput dari Pengawasan, tidak lolos screening kebersihan dirinya (dari langsung atau tidak langsung kontaminasi dengan pengkhianatan PKI dan antek Orde Lama Sukarno) berarti menjadi Pariah di Tanah Airnya sendiri beserta keluarganya, paham ? Inilah operasi intelligence dan pembasmian yang terlalu berhasil. karena kaum oportunis, tengkulak, pedagang anggauta Tong dan Triad sebangsa Anggodo, Tanwirang, Alimpulasan ikut menikmati malang melintang mendompleng kaum Despot militer disegala bidang.
Surat Bersih Diri tidak mudah didapat bahkan oleh yang lahir th 1965 kebawah tapi bapaknya atau ibunya atau kakek/neneknya mati tahun 65 sampai 68 matinya dimana dan ada surat kematiannya atau tidak, kalau tidak jelas, mungkin mereka anak PKI atau antek2nya, yang di bunuh secara masal dan ndak tercatat, jadi yang bersangkutan mungkin cindil abangnya yang harus dibabat habis, perintah adalah perintah. Satu Orde Teror yang sebenarnya, ciri utama dari militerisme.
Orde semacam itu bisa sangat leluasa memanipulasi uang Kredit dari Negara “Donor” sebagai Program Pengamanan Wilayah berupa subsidi dan bantuan berbilion US Dollar, menggelapkan kekayaan Negara, menyulap Peraturan untuk Menumpuk Kekayaan dia dan Kroninya selama 35 tahun ! Pejabat tinggi bersih sekelas Pak Hugeng saja bisa teraniaya kehidupannya dan keluarganya oleh para Despot Orde Baru, nyanyi saja tidak boleh disiarkan olehTVRI.
Kekuasaan untuk perampokan segera dimulai dengan ukuran mulai dari hak milik pribadi mereka yang didakwa sebagai Komunis, anggaran dan asset Negara yang tercatat/dikelola di Desa2 sampai ukuran anggaran dan asset Negara yang dikuasai dan dicatat / dikelola oleh Kementerian2 Perusahaan Raksasa milik Negara yang bernilai ratusan triliun, semua bisa disulap jadi milik Pribadi.
Tahun demi tahun kekuatan Orde Baru untuk membeayai existensinya dengan membayar alat pemukul tanpa tandingan ini, yaitu seluruh aparatur Keamanan semakin mantap.
Pendekatan keamanan yang diciptakannya sangat ampuh untuk menciptakan beberapa generasi yang tidak mengerti rokh dan cita2 Kemerdekaan NKRI, mereka ini monster Jurasic park yang ditetaskan Orde Baru. Pemburu kenikmatan yang pragmatis, jenjang nilai manusia hanya diukur dengan seberapa mampu seseorang menguasai kenikmatan badaniah yang sungguh dangkal.
Kaum kelas atas yang semacam ini sangat direstui oleh Neo Kolonialis, karena pasti tidak mengganggu kepentingan Uncle Sam, persis seperti para Diktator dan kroninya di Amerika latin antek antek Amerika Serikat, the dirty American.
Cita2 Kemerdekaan NKRI yang sudah dicetuskan dan dipola sejak seratus tahun yang lalu sebagai Kebangkitan Nasional, karena tidak disukai oleh kaum Neo Kolonialis, harus dihapus dari otak generasi Jurasic Park tetasan Orde Baru ini.
Kalau Tuan Besar Neo Kolonialis tidak menyukai, artinya
Bagi Orde Baru, sebagai contoh, Kemerdekaan NKRI seperti yang dicita citakan oleh Pencetusnya harus dinetralisir jadi NKRI yang pragmatis, artinya bagi Pangkopkamtib ya buku2nya dilarang pengedarnya diamankan, artinya bagi para Kecoak dan kutu busuk :orangnya dibunuh. Memang benar. Sesudah itu yang si vocal hanya hilang saja. Jadinya selama Orde Baru para Pencoleng raksasa sangat nyaman. NKRI pragmatis saja.
Tidak aneh bila Daya dan Tenaga sebagai Bangsa yang bercita2 setinggi bintang2 dilangit, jadi mengkerut kerdil, daya dan tenaga hanya untuk diabdikan kepada Kroni Penguasa, Atasan pengelola Proyek, Ketua Partai. Selanjutnya Pribadi2 mengabdikan diri kepada kelimpahan materi untuk sekedar diri pribadi dan anak2nya, yang tidak saja aman tapi memang sangat nyaman, bisa menyekolahkan anaknya ke Amerika dan berhaji plus plus sekeluarga besar berkali kali, atau kawin lagi dengan selebrity yang bintang dangdut – yang belum kebagian, tunggu kesempatan. Sudah diciptakan perangkat keamanan untuk membuai mereka supaya bobok dan mimpi atau membuat kelompok sakit hati ini menjadi perusuh dan malah jadi sasaran tembak.
Merekalah yang sedang membuat heran tokoh2 minoritas Sejarawan, praktisi Politik dan Pelaku Sejarah Kemerdekaan th 1945 tersebut diatas. Jelasnya mereka adalah monster-monster penghuni Jurasic Park yang ditetaskan oleh Orde Baru selama 35 tahun berkuasa. Apanya yang memalukan ? Apanya yang mengherankan?
Dan requiem untuk Kemerdekaan NKRI yang di cita2kan seratus tahun yang lalu. Ya benar, Bangsa ini berubah karena mati(cita2 Kebangkitan Nasionalnya) memang sengaja dibunuh.(*)
0 comments:
Posting Komentar