Aku merasa beruntung kerena dalam hidupku aku bisa menjadi Saksi kejadian –kejadian penting dalam Masyarakat yang merupakan kulminasi dari rentetan perubahan yang besar. Masyarakat terbelah menjadi dua kubu.
Dua kekuatan dalam masyarakat manusia berlawanan saling berhadap hadapan dengan kukuhya harus ada satu yang jadi pemenang, yang lain punah.
Kejadian semacam ini sebenarnya sudah berkali kali terjadi, tercatat dalam sejarah perkembangan umat Manusia.
Akan tetapi banyak contoh kejadian semacam itu, yang berakhir dengan munculnya fenomena baru, dan dari dua kekuatan itu tidak ada yang menang maupun punah,karena mereka sudah tidak relevan lagi.
Dua kekuatan dalam masyarakat manusia berlawanan saling berhadap hadapan dengan kukuhya harus ada satu yang jadi pemenang, yang lain punah.
Kejadian semacam ini sebenarnya sudah berkali kali terjadi, tercatat dalam sejarah perkembangan umat Manusia.
Akan tetapi banyak contoh kejadian semacam itu, yang berakhir dengan munculnya fenomena baru, dan dari dua kekuatan itu tidak ada yang menang maupun punah,karena mereka sudah tidak relevan lagi.
Suatu kenyataan yang tak terpungkiri, bahwa Manusia bisa survive, malah berada di puncak piramida makanan diantara makhluk hidup dan melesat lebih tingi dari itu dengan kemampuannya menjelajahi alam physics dan alam metaphysics berkat kemampuannya menghimpun dan menggunakan kekuatan dan kemampuan setiap individu dan mengorganisasi diri untuk hidup bermasyarakat.
Sayangnya aku menjadi Saksi, bagaimana satu ciptaan Manusia yang namanya Kapital, di-claim oleh individu- individu adalah murni milik dan ciptaan individu individu., baik yang berwujud materi maupun yang berwujud idea.
Kemajuan seluruh masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup
Adalah jasa Individu seperti Tuan A.
Aku berani bersaksi bahwa motive mencari keuntungan adalah motive yang kuat bagi setiap individu, tapi keuntungan sebagian besar didapat dari perampasan, penipuan, kelicikan berdagang, korupsi, kolusi dan nepotisme, monopoli , bahkan dari memalsu dokument, sampai orang Yunani ribuan tahun yang lalu bilang “Pecunia non olet” = uang tidak berbau.
Masyarakat Manusia juga mendapat manfaat yang tak ternilai dari para penemu yang bekerja keras tanpa hadirnya motive mencari keuntungan, termasuk Guru-guru dan Peneliti dan para Rokhaniawan.
Pendukung Kapitalisme juga meng-kritik bahwa mengurusi produktivitas yang menyangkut hajat hidup masyarakat tidak bisa dilakukan dengan azas Sosialisme, artinya si Individu Pelaksana tidak bakal termotivasi karena tidak ada keuntungan baginya, jadi hanya membuat ketersediaan hajat hidup orang banyak tidak terjamin, apalagi melimpah.
Ini saya nenyaksikan sendiri di USSR yang sekarang sudah bubar, suatu keniscayaan, karena sebenarnya satu negara di bumi Rusia yang luas dan ganas iklimnya masih perlu mempercepat penumpukan Kapital dari produktivitas dan efisiensi juga keuntungan besar dari kecerdikan kesrakahan perdagangan di Pasar, sedangkan Negara Sosialis USSR belum cukup cepat menumpuk Kapital, apalagi ditantang untuk Perang Bintang dengan biaya yang benar -benar kolosal oleh Amerika Serikat.
Amit –amit pada zaman yang segera datang jangan ngimpi perkara ke- melimpah-an:
Yang perlu- cukup tersedia, karena harus ada penghematan dan efisiensi penggunaan resources alami disemua sektor kehidupan, karena resources alami sudah menipis. Hal inilah yang menjadi sangat relevan
Cukup untuk tarik menarik antara Individualis dan Sosialis, manusia ada lemahnya, tarik menarik sudah membawa sebagian besar manusia moderen ke alam kebebasan, pencerahan, mereka lebih arif.
Barangkali tarik menarik ini dengan situasi didominasi Pencari Keuntungan ini sudah begitu memuakkan akan berakhir dengan kearifan untuk mengambil opsi jalan ketiga:
Manusia termotivasi bekerja keras, mengerahkan tenaga dan daya mempertajam efisiensi, meningkatkan produktivitas mengembangkan Ilmu Pengetahuan atas nama Rakhman dan Rakhim, dDmi Kasih pada sesama manusia, sesama hidup dan kehidupan beserta pendukungnya.
Kasihan bila para Pencoleng dan para Preman tingkat Dunia yang begitu egois nyaris tanpa hati nurani tidak di-isolasi rakyatnya sendiri, karena justru “fund and force” seluruhnya harus dikerahkan untuk efisiensi dan menghemat sumber daya alam, melestarikan seluruh hidup yang memang saling trergantung dan saling terkait.
Jadi : BERBAGI untuk SALING MENGHIDUPI sesama makhluk dengan kebijaksanaan efisiensi dan konservasi sumber daya alam yang oleh kemajuan teknologi manusia, menjadikan Bumi ini sangat rentan, Penyelamatan Bumi dan seisinya menjadi sangat relevant.
Sedangkan motif-2 untuk hidup manusia yang bisa dianggap masih pada tahap awal sudah bisa ditinggalkan.
Sebab:
Jadi:
Sudah harus disadari oleh segenap umat Manusia bahwa harkat sebenarnya dari Homo Sapient yang ada dalam dirinya adalah organisme individu dan orgasnisme sosial yang tak terpisahkan, dan dengan sadar tidak menjadikan excess dari kedua sifat ini sebagai landasan nafsu karena yang demikian adalah sia-sia akan sangat kontra produktip, dan menimbulkan hanya kesengsaraan.
Semoga semuamakhluk berbahagia.(*)
Tarik menarik antara dua kekuatan individualisme dan sosialisme dalam prilaku Manusia menimbulkan kemajuan yang merupakan spiral naik. Kecuali itu setiap sisi dari daya yang tarik menarik itu mengasilkan juga excesses/ampas – dari sisi individualisme adalah egoisme, kesrakahan dengan segala kelicikan dan keculasannya, komplotan kejahatan dan ketidak pedulian, sedangkan sosialisme menimbulkan excess / ampas yaitu : Regimentasi, konformisme, dan kemalasan karena setiap individu dapat sepenuhnya menyandarkan hidupnya kepada masyarakat, menghasilkan lebih sedikit dari kebutuhannya, dan mendapatkan kekurangan-nya dari Masyarakat.
Aku menjadi saksi puncak pertentangan antara dua sisi ini bukan saja dimedan intelektual dan emosional tapi juga dimedan fisik, sampai terjadi pembantaian, peyiksaan, kesewenang- wenangan , memenjarakan tanpa batas waktu, dan lain perbuatan keji.
Sudah jelas dari sejarah perkembangan umat manusia, bahwa ada satu individu dari kelompok kecil keluarga Primata yang tidak berbulu yang tangannya mampu menggunakan dan membuat alat kerja ini , menemukan pembuatan api, dan seluruh Primata Pitecanthopus Erectus terangkat daya hidupnya melawan alam. Kehidupan berkelompok dan kecerdasan bersama dapat mengalahkan gajah Mamouth dan Harimau Bertaring Pedang, binatang yang lebih besar dan lebih ganas. Satu- satu individu dari masyarakat “Patembayan” yang sudah aman dan cukup makan ini begitu cerdas dan menciptakan alat baru, pengungkit, pelempar tombak dan panah sehingga lebih luas jangkauannya untuk berburu dan mencari ikan, menanam biji-bijian dan sekali lagi seluruh Species Homo Sapient terangkat harkat dan kemampuannya.
Ini berlaku terus menenerus merupakan spiral naik, hingga Manusia Moderen.Sayangnya aku menjadi Saksi, bagaimana satu ciptaan Manusia yang namanya Kapital, di-claim oleh individu- individu adalah murni milik dan ciptaan individu individu., baik yang berwujud materi maupun yang berwujud idea.
Segenap theory, kesaksian, buku dan mass media mencanangkan bagaimana individu "Si A" memulai usaha berkat kerja keras, keuletan dan kecerdasnnya berhasil menumpuk keuntungan yang fantastis dan membuat usaha baru sehingga dia jadi Conglomerat yang memberi pekerjaan - nafkan kepada ratusan ribu orang, belum termasuk masyarakat yang menikmati hasil produk-produknya.
Motto yang dicanangkan: Motivasi yang paling kuat untuk segenap Manusia waras untuk memeras daya dan tenaga adalah mendapatkan keuntungan seperti Tuan A Kemajuan seluruh masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup
Adalah jasa Individu seperti Tuan A.
Aku berani bersaksi bahwa motive mencari keuntungan adalah motive yang kuat bagi setiap individu, tapi keuntungan sebagian besar didapat dari perampasan, penipuan, kelicikan berdagang, korupsi, kolusi dan nepotisme, monopoli , bahkan dari memalsu dokument, sampai orang Yunani ribuan tahun yang lalu bilang “Pecunia non olet” = uang tidak berbau.
Masyarakat Manusia juga mendapat manfaat yang tak ternilai dari para penemu yang bekerja keras tanpa hadirnya motive mencari keuntungan, termasuk Guru-guru dan Peneliti dan para Rokhaniawan.
Pendukung Kapitalisme meng-claim bahwa kapital hanya bisa tumbuh kembang apabila masyarakat merelakan Bumi seisinya, air dan udara dimiliki dan dikelola oleh mereka yang kuat motivasinya untuk mendapatkan keuntungan dan biarkan sampai begitu besarnya tumpukan keuntungan itu sehingga para individu istimewa ini mampu membelinya.
Berilah kepada individu- individu ini kebebasan sebesar besarnya, dan biarlah bumi seisinya air dan udara miliknya adalah hanya urusan dia dan Tuhan, masyarakat harus menghormati hak milik si Pemilik Kerdil ini ( Bumi ini adalah debu dibandingkan dengan Alam Raya) jadi apalah artinya Multi Nasional Corporations yang di-backing-i Negeri Adhi Kuasa, dan apalah artinya Konglomerat Orde Baru Indonesia yang di- backing-i Kroni dan Aparat bersenjatanya Presiden Suharto, kok menuntut diberi keleluasaan sebebas bebasnya menggunakan kekayaan alam dan keungan Negara ? Pendukung Kapitalisme juga meng-kritik bahwa mengurusi produktivitas yang menyangkut hajat hidup masyarakat tidak bisa dilakukan dengan azas Sosialisme, artinya si Individu Pelaksana tidak bakal termotivasi karena tidak ada keuntungan baginya, jadi hanya membuat ketersediaan hajat hidup orang banyak tidak terjamin, apalagi melimpah.
OK, didalam keterbatasan produktivitas per individu mungkin demikian, seperti halnya produktivitas penjualan oleh setiap pekerja di semua Toko di London yang hari Sabtu dan Minggu tutup kenapa mereka tidak termotivasi membuka Toko pada hari Sabtu dan Minggu , kan pasti produktivitasnya meningkat ?
Di London justru setiap individu bisa mengerti apa itu hidup sebagai individu juga dinegara Sosialis, adapun produktivitas total kebutuhan hajat hidup masyarakat di masyarakat sosialis dapat dikompensasi dengan melibatkan lebih banyak pelaku, jadi tidak ada pengangguran.Ini saya nenyaksikan sendiri di USSR yang sekarang sudah bubar, suatu keniscayaan, karena sebenarnya satu negara di bumi Rusia yang luas dan ganas iklimnya masih perlu mempercepat penumpukan Kapital dari produktivitas dan efisiensi juga keuntungan besar dari kecerdikan kesrakahan perdagangan di Pasar, sedangkan Negara Sosialis USSR belum cukup cepat menumpuk Kapital, apalagi ditantang untuk Perang Bintang dengan biaya yang benar -benar kolosal oleh Amerika Serikat.
Amit –amit pada zaman yang segera datang jangan ngimpi perkara ke- melimpah-an:
Yang perlu- cukup tersedia, karena harus ada penghematan dan efisiensi penggunaan resources alami disemua sektor kehidupan, karena resources alami sudah menipis. Hal inilah yang menjadi sangat relevan
Satu kritik lagi untuk sistim masyarakat yang Sosialistis, menurut propanda Perang Dingin yang sudah lalu, yang saya rasakan sendiri, masyarakat sosialis cenderung untuk conformistis tidak mentolerir adanya kemandirian berfikir dan bertindak, harus sama dengan anggauta masyarakat yang lain, malah di Tiongkok Sosialis ada kecenderungan kuat untuk terjadinya regimented society, yang mematahkan sebagian besar kebebasan Individu., makanya masyarakat jadi tidak kreatip dan takut berinisiatip.
Cukup untuk tarik menarik antara Individualis dan Sosialis, manusia ada lemahnya, tarik menarik sudah membawa sebagian besar manusia moderen ke alam kebebasan, pencerahan, mereka lebih arif.
Barangkali tarik menarik ini dengan situasi didominasi Pencari Keuntungan ini sudah begitu memuakkan akan berakhir dengan kearifan untuk mengambil opsi jalan ketiga:
Manusia termotivasi bekerja keras, mengerahkan tenaga dan daya mempertajam efisiensi, meningkatkan produktivitas mengembangkan Ilmu Pengetahuan atas nama Rakhman dan Rakhim, dDmi Kasih pada sesama manusia, sesama hidup dan kehidupan beserta pendukungnya.
Kapital sebagai entitas yang hanya bisa membuat dirinya semakin menggurita me- Raksasa yang tidak mengenal pengertian “berbagi” tidak akan bertahan hidup tanpa manusia, Entitas Penguasa Bumi yang tidak mengenal pengertian “bebagi” ini akan berubah sifat menrut kemajuan Otak mansia.
Dia adalah Mandataris atas Bumi dan seisinya. Benar benar transcendental mengemban amanah yang lebih besar, membawa hidup ke Angkasa Raya – Alam Kosmos.Kasihan bila para Pencoleng dan para Preman tingkat Dunia yang begitu egois nyaris tanpa hati nurani tidak di-isolasi rakyatnya sendiri, karena justru “fund and force” seluruhnya harus dikerahkan untuk efisiensi dan menghemat sumber daya alam, melestarikan seluruh hidup yang memang saling trergantung dan saling terkait.
Jadi : BERBAGI untuk SALING MENGHIDUPI sesama makhluk dengan kebijaksanaan efisiensi dan konservasi sumber daya alam yang oleh kemajuan teknologi manusia, menjadikan Bumi ini sangat rentan, Penyelamatan Bumi dan seisinya menjadi sangat relevant.
Sedangkan motif-2 untuk hidup manusia yang bisa dianggap masih pada tahap awal sudah bisa ditinggalkan.
Sebab:
Sudah tiba masanya harkat Homo Sapient berubah karena Otak Manusia sudah berkembang sangat pesat.
Otak sebagi entitas individu adalah data Processor Computer yang terbukti sangat kuat dan canggih, dan Otak sebagai entitas bermasyarakat bahkan secara otomatis mentransmit/menyiarkan produknya ke sesama Otak, gratis tanpa bisa dicegah, di- edit, atau dibrangus oleh apapun, malah lewat media esoterik, azas Otak adalah berbagi tanpa bisa habis dan kurang , hal yang akan menjadi biasa dimasa depan.Jadi:
Sudah harus disadari oleh segenap umat Manusia bahwa harkat sebenarnya dari Homo Sapient yang ada dalam dirinya adalah organisme individu dan orgasnisme sosial yang tak terpisahkan, dan dengan sadar tidak menjadikan excess dari kedua sifat ini sebagai landasan nafsu karena yang demikian adalah sia-sia akan sangat kontra produktip, dan menimbulkan hanya kesengsaraan.
Semoga semuamakhluk berbahagia.(*)
0 comments:
Posting Komentar