Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 25 Juli 2011

SAKSI

Aku merasa beruntung kerena dalam hidupku aku bisa menjadi Saksi kejadian –kejadian  penting dalam Masyarakat yang merupakan kulminasi dari rentetan  perubahan yang besar. Masyarakat terbelah menjadi dua kubu.
Dua kekuatan dalam masyarakat manusia berlawanan saling berhadap hadapan dengan kukuhya harus ada satu yang jadi pemenang, yang lain punah.
Kejadian semacam ini sebenarnya sudah berkali kali terjadi, tercatat dalam sejarah perkembangan umat Manusia.
Akan tetapi banyak contoh kejadian semacam itu, yang berakhir dengan munculnya fenomena baru, dan dari dua  kekuatan itu tidak ada yang menang maupun punah,karena  mereka sudah tidak relevan lagi.
Suatu kenyataan yang tak terpungkiri, bahwa Manusia bisa survive, malah berada di puncak piramida  makanan diantara makhluk hidup dan melesat lebih tingi dari itu  dengan  kemampuannya menjelajahi alam physics  dan alam metaphysics  berkat kemampuannya menghimpun dan menggunakan  kekuatan dan kemampuan setiap individu dan mengorganisasi diri  untuk hidup bermasyarakat.

Tarik menarik antara dua kekuatan  individualisme dan sosialisme dalam prilaku Manusia menimbulkan kemajuan yang merupakan spiral naik.  Kecuali itu setiap sisi dari daya  yang tarik menarik itu mengasilkan juga excesses/ampas – dari sisi individualisme adalah egoisme, kesrakahan dengan segala kelicikan dan keculasannya,  komplotan  kejahatan dan ketidak pedulian, sedangkan sosialisme menimbulkan excess / ampas  yaitu : Regimentasi,  konformisme,  dan kemalasan karena  setiap individu  dapat sepenuhnya  menyandarkan hidupnya kepada  masyarakat, menghasilkan lebih sedikit dari kebutuhannya, dan mendapatkan kekurangan-nya dari Masyarakat.
Aku menjadi saksi  puncak pertentangan  antara dua sisi ini  bukan saja dimedan intelektual dan emosional tapi juga dimedan fisik,   sampai terjadi pembantaian,  peyiksaan, kesewenang- wenangan , memenjarakan tanpa batas waktu,  dan lain perbuatan keji.

Sudah jelas dari sejarah perkembangan umat manusia,  bahwa ada satu individu dari kelompok kecil keluarga Primata yang tidak berbulu yang tangannya mampu menggunakan dan membuat alat kerja  ini ,  menemukan pembuatan api,  dan seluruh Primata Pitecanthopus Erectus  terangkat daya hidupnya melawan alam.  Kehidupan berkelompok dan kecerdasan bersama dapat mengalahkan gajah Mamouth dan Harimau Bertaring Pedang, binatang yang lebih besar dan lebih ganas.  Satu- satu individu dari masyarakat “Patembayan” yang sudah aman dan cukup makan ini begitu cerdas dan menciptakan alat baru,  pengungkit, pelempar tombak dan panah sehingga   lebih luas jangkauannya untuk berburu dan mencari ikan, menanam biji-bijian dan sekali lagi seluruh Species  Homo Sapient  terangkat harkat dan kemampuannya.
Ini berlaku terus menenerus  merupakan spiral naik, hingga Manusia Moderen.

Sayangnya aku menjadi Saksi,  bagaimana  satu ciptaan Manusia yang namanya Kapital, di-claim  oleh individu- individu  adalah  murni milik dan ciptaan individu individu., baik yang berwujud materi maupun yang berwujud idea.
Segenap theory,  kesaksian,  buku dan mass media mencanangkan bagaimana  individu "Si  A" memulai usaha berkat kerja keras, keuletan dan kecerdasnnya  berhasil menumpuk keuntungan yang fantastis dan membuat usaha baru sehingga dia jadi Conglomerat yang memberi pekerjaan  - nafkan kepada ratusan ribu orang,  belum termasuk masyarakat yang menikmati hasil produk-produknya.
Motto yang dicanangkan:  Motivasi yang paling kuat  untuk segenap Manusia waras untuk memeras daya dan tenaga adalah mendapatkan keuntungan seperti Tuan A  
Kemajuan seluruh masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup              
Adalah jasa Individu seperti Tuan A.
Aku berani bersaksi bahwa  motive mencari keuntungan adalah motive yang kuat bagi setiap individu,  tapi keuntungan  sebagian besar didapat dari  perampasan, penipuan,  kelicikan berdagang,  korupsi, kolusi dan nepotisme, monopoli , bahkan dari memalsu dokument, sampai orang Yunani ribuan tahun yang lalu bilang  “Pecunia non olet” = uang tidak berbau.
Masyarakat Manusia  juga mendapat manfaat yang tak ternilai dari para  penemu yang bekerja keras tanpa hadirnya motive mencari keuntungan, termasuk Guru-guru dan Peneliti dan para Rokhaniawan.

Pendukung Kapitalisme  meng-claim bahwa  kapital hanya bisa tumbuh kembang apabila masyarakat merelakan  Bumi seisinya, air dan udara  dimiliki dan dikelola oleh mereka yang kuat motivasinya untuk mendapatkan keuntungan dan biarkan sampai begitu besarnya tumpukan keuntungan itu sehingga para individu istimewa ini mampu membelinya.
Berilah kepada individu- individu ini kebebasan sebesar besarnya, dan biarlah bumi seisinya air dan udara miliknya adalah hanya urusan dia dan Tuhan, masyarakat harus menghormati hak milik si Pemilik Kerdil ini  ( Bumi ini adalah debu dibandingkan dengan Alam Raya)  jadi  apalah artinya Multi Nasional Corporations yang di-backing-i   Negeri Adhi Kuasa, dan apalah artinya Konglomerat  Orde Baru Indonesia yang  di- backing-i Kroni dan Aparat bersenjatanya Presiden Suharto, kok  menuntut  diberi keleluasaan sebebas bebasnya menggunakan kekayaan alam dan keungan Negara ?
Pendukung Kapitalisme juga  meng-kritik  bahwa  mengurusi  produktivitas  yang menyangkut hajat hidup masyarakat  tidak bisa dilakukan dengan azas Sosialisme,  artinya  si Individu Pelaksana  tidak bakal termotivasi karena  tidak ada keuntungan baginya, jadi hanya membuat ketersediaan hajat hidup orang banyak  tidak terjamin, apalagi melimpah.
OK,  didalam keterbatasan produktivitas per individu mungkin demikian, seperti halnya  produktivitas penjualan  oleh setiap  pekerja di semua Toko di London yang  hari Sabtu dan Minggu tutup  kenapa mereka tidak termotivasi membuka Toko pada hari Sabtu dan Minggu , kan pasti produktivitasnya meningkat ?
Di  London  justru setiap individu bisa mengerti apa itu hidup sebagai individu  juga dinegara Sosialis,  adapun produktivitas  total kebutuhan hajat hidup masyarakat di masyarakat sosialis  dapat dikompensasi dengan melibatkan lebih banyak pelaku, jadi  tidak ada  pengangguran.
Ini saya nenyaksikan sendiri di  USSR yang sekarang sudah bubar, suatu keniscayaan, karena sebenarnya  satu negara di bumi  Rusia  yang luas  dan ganas iklimnya masih perlu mempercepat penumpukan Kapital dari  produktivitas dan efisiensi  juga keuntungan besar dari kecerdikan kesrakahan perdagangan di Pasar, sedangkan Negara Sosialis USSR  belum cukup cepat menumpuk Kapital, apalagi ditantang untuk Perang Bintang dengan biaya yang benar -benar kolosal oleh Amerika Serikat.

Amit –amit pada zaman yang segera datang jangan ngimpi perkara ke- melimpah-an:
Yang perlu- cukup tersedia, karena  harus ada penghematan  dan efisiensi  penggunaan  resources alami disemua sektor  kehidupan,  karena resources alami sudah menipis. Hal  inilah yang menjadi sangat relevan

Satu kritik lagi untuk sistim masyarakat yang Sosialistis,  menurut propanda Perang Dingin yang sudah lalu, yang saya rasakan sendiri, masyarakat  sosialis cenderung untuk  conformistis  tidak mentolerir adanya kemandirian berfikir dan bertindak, harus sama dengan anggauta masyarakat yang lain, malah di Tiongkok Sosialis ada kecenderungan kuat untuk terjadinya regimented society, yang mematahkan sebagian besar kebebasan Individu., makanya masyarakat jadi tidak kreatip  dan takut berinisiatip.

Cukup untuk tarik menarik antara  Individualis dan Sosialis, manusia ada lemahnya, tarik menarik  sudah membawa sebagian besar manusia moderen ke alam kebebasan, pencerahan,   mereka lebih arif.

Barangkali  tarik menarik  ini  dengan situasi didominasi Pencari Keuntungan  ini sudah begitu memuakkan akan berakhir dengan  kearifan untuk mengambil opsi jalan ketiga:
Manusia termotivasi bekerja keras, mengerahkan tenaga dan daya  mempertajam efisiensi, meningkatkan produktivitas  mengembangkan Ilmu Pengetahuan atas nama Rakhman dan Rakhim, dDmi Kasih pada sesama manusia, sesama hidup dan kehidupan beserta pendukungnya.
Kapital sebagai entitas yang hanya bisa membuat dirinya semakin menggurita  me- Raksasa yang tidak mengenal pengertian “berbagi” tidak akan bertahan hidup tanpa manusia,  Entitas Penguasa Bumi yang tidak mengenal pengertian “bebagi” ini  akan berubah sifat menrut kemajuan Otak mansia.
Dia adalah Mandataris atas Bumi dan seisinya. Benar benar transcendental  mengemban amanah yang lebih besar, membawa hidup ke Angkasa  Raya – Alam Kosmos.
Kasihan bila para Pencoleng dan para Preman  tingkat Dunia yang begitu  egois nyaris tanpa hati nurani  tidak di-isolasi rakyatnya sendiri, karena justru “fund and force”  seluruhnya harus dikerahkan untuk efisiensi dan menghemat sumber daya alam, melestarikan seluruh hidup yang memang saling trergantung dan saling terkait.
      Jadi : BERBAGI  untuk SALING MENGHIDUPI  sesama makhluk  dengan kebijaksanaan efisiensi dan konservasi  sumber daya alam  yang oleh kemajuan teknologi manusia,  menjadikan   Bumi ini sangat rentan,  Penyelamatan  Bumi dan seisinya menjadi sangat relevant.
Sedangkan  motif-2 untuk hidup manusia yang bisa  dianggap masih pada tahap awal sudah bisa ditinggalkan.
Sebab:
Sudah tiba masanya harkat Homo Sapient  berubah karena  Otak Manusia sudah berkembang sangat pesat.
Otak sebagi entitas individu adalah data Processor  Computer yang  terbukti sangat kuat dan canggih, dan Otak sebagai  entitas bermasyarakat bahkan secara otomatis mentransmit/menyiarkan  produknya  ke sesama  Otak, gratis tanpa bisa dicegah, di- edit,  atau dibrangus  oleh  apapun,  malah lewat media esoterik,  azas Otak adalah berbagi  tanpa bisa  habis dan kurang ,  hal  yang akan menjadi biasa dimasa depan.
Jadi:
Sudah harus disadari oleh segenap umat Manusia bahwa  harkat sebenarnya dari Homo Sapient yang ada dalam dirinya adalah organisme individu dan orgasnisme sosial  yang tak terpisahkan, dan dengan sadar tidak menjadikan excess dari kedua sifat ini sebagai landasan nafsu  karena  yang demikian  adalah sia-sia  akan  sangat kontra produktip, dan menimbulkan hanya kesengsaraan.
  Semoga semuamakhluk berbahagia.(*)      

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More