INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA
Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata
This is default featured post 5 title
Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan
This is default featured post 3 title
Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk
Minggu, 30 Agustus 2015
Rabu, 26 Agustus 2015
LAHAN GAMBUT
LAHAN GAMBUT.
Saya menulis artikel ini sangat seadanya, bila pembaca ingin tahu mengenai gambut atau lahan gambut ada banyak artikel di google ini dengan kata kuci ‘lahan gambut’ saja, sudah banyak informasi
Soalnya harus ada keberanian yang bereaksi cepat dan tepat meskipun hanya pilot project bebepa puluh Hectare tapi sekarang juga, sementara masih musim kering , hanya tinggal beberapa bulan saja.
Kenapa musim kering, sebab gambut dimana saja di dunia selalu sangat dekat hubungannya dengan rawa – dan rawa sangat berhubungan dengan adanya lahan relatip datar dan luas dan adanya luapan air dari sungai yang sangat lama, atau selama air sungai tidak kering ya masih ada genagan air yang bisa sangat luas tidak ikut surutnya sungai sungai karena air terperangkap dalam satu dataran dangkal jutaan tahun.
Sisa vegetasi -lah yang memenuhi selebar rawa itu, dan sisa kegiatan vegetasi yang hidup subur ini bila mati ditak habis terurai sepanjang tahun melainkan selalu tersisa kaena ada dibawah air dalam suasana anaerob. Maka terjadilah endapan bahan organic yang semakin tebal bisa mencapai puluah meter, mempengaruhi seluruh ecosystem di hamparan rawa gambut itu. Lho ko bisa terbakar ? Bisa terutama dimusim kering yang pajang, bahan organic yang dalam suasana anaerob itu tidak sempurna terurai masih banyak karbohudrate yang tersisa, masih sangat lama untuk C ini mesalya jadi batu bara yang asalya dari kayu kayuan tertimbun sampai jutaan tahun, sedang gambut ya demikian tapi lauh lebih muda dan dedaunan lunakpun masih menyisakan carbohydrate yaitu semak dan rerumputan yang tidak terurai sempurna maupun larut air. Melainkan menjadi substansi lapisan gambut yang serupa spon (sponge), bila musim kering, air yang terkandung dalam spon ikut melorot ke kedalaman dan bahan carbiydrate ini menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bila lahan ini dibakar lahan gambut pemukaannya akan turun maka akan terjadi penurunan permukaan gambut yang sangat merugikan ecosistim diatasnya. Sedangkan spon ini harus tetap berisi air meskipun sangat asam dengan pH rendah sekali sampai 3-4 dan berwarna peperti teh kental. Sebagian dari abu gambut terlarut di air dengan reaksi basa, maka lahan gambut akan rusak menuyusut turun permukaanyua.
Konsekensi yang logis dari fihak ilmu Pertanian, harus tetap menjaga kandungan air dalam spon gambut, merubah reaksinya dari asam lemah di zona akar untuk budi daya yang tahan tanah asam seperti padi,jeruk dan banyak tanaman tropis lainnya , tidak akan dengan sendirinya mereaksi netral berarti pHnya jadi 7. Untuk semua tananan budi daya yang tidak tahan tanah asam. pH dapat dinaikkan dengan kaptan aau kapur Pertanian, umumnya batu kapur yang dhaluskan hingga sekecil saringan 200 mesh. Ada dari kaput tohor batu kapur yang dibakar terlebih dahulu. Ada rumusnya untuk pemberian kaptan ditanah tanah asam, untuk menaikkan pH. Ada pH meter di pasaran dengan alat pengukur banyaknya ion H+ bebas, yang di air suling hanya 7. Sedangkan dissosiasi air yang sudah asan ion H+ lebih banyak, dan di air yang basa ion H+ lebih sedikit. Karena pH adalah minus logaritma ( dengan mantis 10) jumlah ion H+. maka makin asam makin banyak ion H+ jadi minus logritma lambang bilangannya kecil, sedangkan tahan basa kandungan ion H+ sedikit jadi minus logritma ion H+nya ya tinggi. ( itung jumlah 0 dibelakang koma, ialah bilangan ion H+ dari satu gramol air dikalikan -1)
Jadi tanah air kita punya lahan gambut (kalau tidak sudah dibakar semua) jutaan Ha ini kekayaan yang tiada taranya untuk pertanian, hanya harus diturunkan permukaan airnya dari zona akar pada musim banjir, dan dinaikkan permukaan airnya pada waktu musim kemarau sampai sekitar zona akar sejenak Ingat jeruk Pontianak ditanam diatas lahan gmbut tanahnya ditinggikan secara individual pohon, dan hasilnya sangat bagus karena air ada dan zona akar diatas permukaan air. Di Kalimantan tengah saya dengan cassava/ubi kayu cultivar 'gajah' dttanam dilahan gambut dengan sangat berhasil.
Air dtnggikan untuk membasahi zona akar sejenak, lantas diturunkan lagi, tapi wanti wanti tidak boleh sampai turun sama sekali dan tidak bisa dinaikkan setinggi permukaan di zona akar lagi. angat dihindari pengeringan dengan saluran pematus tanpa bisa dikendalikan , bisa mengeringkan lahan gambut , tapi ini tidak boleh, untuk menjaga daya dukung tanah terhadap bagunan jalan dan jembatan, rumah, bandara, rel KA, dll, tanpa kandungan air sampai jenuh di spon ini daya dukungnya ikut gembos, jadi tidak bisa dikerjakan secara militer asal mengeringkan saja. Lain halnya di Nganjuk Utara ( bukan lahan gambut tapi tanah brumosol yang nyaris kedap air, sangat liat berwarna hitam ) dibuat sistin 'surjan' artinya ada satu strip tanah yang direndahkan ada strip tanah yang ditinggikan, yang direndahkan bisa tanam padi pada musim kemarau dan polowijo pada saat yang sama, begitu pula pada musim penghujan. Lha ini apa ndak bisa ditrapkan di tanah gambut ? kan bedanya bagian yang ditinggikan katakan 40 cm seterusnya lebih kering dan bagian yang direndahkan dari permukaan normal jadi lebih basah sangat dekat dengan permukaan air tanah, untuk bekerja cepat sangat diperlukan alat alat berat.
INGATLAH KEMBALI BAGAI,MANA PARA WALI ISLAM DULU, BKERJA DRNGAN TENAGANYA MENGGALI KANAL KANAL DAN RAWA RAWA DENGAN PARA SANTRINYA, DISUSAP JAGI PERSAWAHAN DUA KALI PANEN SETAHUN, MENGATASI PROBLIM PENGANGKUTAN HASIL SAMPAI DI PELABUHAN KAPAL BESAR, DENGAN PERAHU BERLUNAS DAN BELAMBUNG DATAR SUPAYA DRAFTNYA PENDEK, SEORANG WALI SAMPAI DIJULUKI SUNAN KALIJOGO, SEKARANG FUNAKAN TOFOLIOT GUNAKAN DRONE
TAPI CEPAT KERJA, JANMGAN RAPAT SAJA.
Untung sekarang ada alat berat, excavator, back hoe, bulldozes, grader, pompa pompa berbagai ukuran , chipper untuk mencacah semak semak dijadikan kompos , chain saw untuk membersihkan lahan dan pepohonan, dan sepeda motor untuk diisi dengan bensin hasil kencingan dari tanki dll. Yang tentu saja ada harganya, juga bahan bakar BBM pasti. Tapi bila niat, pasti ada jalan, wong kita telah di propokasi dengan di-anjokkannya rupiah sampai kini kita nyaris telanjang nilai rupiah kita dari US dollar, kalok kita minta utang alat berat dan dibayar dengan hasil pertanian kita apa Amerika Serikat mau mengerahkan Armada ke tujuh ? ha kok nggak boleh wong komunis sekarang sudah tidak ada ??*)
Saya menulis artikel ini sangat seadanya, bila pembaca ingin tahu mengenai gambut atau lahan gambut ada banyak artikel di google ini dengan kata kuci ‘lahan gambut’ saja, sudah banyak informasi
Soalnya harus ada keberanian yang bereaksi cepat dan tepat meskipun hanya pilot project bebepa puluh Hectare tapi sekarang juga, sementara masih musim kering , hanya tinggal beberapa bulan saja.
Kenapa musim kering, sebab gambut dimana saja di dunia selalu sangat dekat hubungannya dengan rawa – dan rawa sangat berhubungan dengan adanya lahan relatip datar dan luas dan adanya luapan air dari sungai yang sangat lama, atau selama air sungai tidak kering ya masih ada genagan air yang bisa sangat luas tidak ikut surutnya sungai sungai karena air terperangkap dalam satu dataran dangkal jutaan tahun.
Sisa vegetasi -lah yang memenuhi selebar rawa itu, dan sisa kegiatan vegetasi yang hidup subur ini bila mati ditak habis terurai sepanjang tahun melainkan selalu tersisa kaena ada dibawah air dalam suasana anaerob. Maka terjadilah endapan bahan organic yang semakin tebal bisa mencapai puluah meter, mempengaruhi seluruh ecosystem di hamparan rawa gambut itu. Lho ko bisa terbakar ? Bisa terutama dimusim kering yang pajang, bahan organic yang dalam suasana anaerob itu tidak sempurna terurai masih banyak karbohudrate yang tersisa, masih sangat lama untuk C ini mesalya jadi batu bara yang asalya dari kayu kayuan tertimbun sampai jutaan tahun, sedang gambut ya demikian tapi lauh lebih muda dan dedaunan lunakpun masih menyisakan carbohydrate yaitu semak dan rerumputan yang tidak terurai sempurna maupun larut air. Melainkan menjadi substansi lapisan gambut yang serupa spon (sponge), bila musim kering, air yang terkandung dalam spon ikut melorot ke kedalaman dan bahan carbiydrate ini menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bila lahan ini dibakar lahan gambut pemukaannya akan turun maka akan terjadi penurunan permukaan gambut yang sangat merugikan ecosistim diatasnya. Sedangkan spon ini harus tetap berisi air meskipun sangat asam dengan pH rendah sekali sampai 3-4 dan berwarna peperti teh kental. Sebagian dari abu gambut terlarut di air dengan reaksi basa, maka lahan gambut akan rusak menuyusut turun permukaanyua.
Konsekensi yang logis dari fihak ilmu Pertanian, harus tetap menjaga kandungan air dalam spon gambut, merubah reaksinya dari asam lemah di zona akar untuk budi daya yang tahan tanah asam seperti padi,jeruk dan banyak tanaman tropis lainnya , tidak akan dengan sendirinya mereaksi netral berarti pHnya jadi 7. Untuk semua tananan budi daya yang tidak tahan tanah asam. pH dapat dinaikkan dengan kaptan aau kapur Pertanian, umumnya batu kapur yang dhaluskan hingga sekecil saringan 200 mesh. Ada dari kaput tohor batu kapur yang dibakar terlebih dahulu. Ada rumusnya untuk pemberian kaptan ditanah tanah asam, untuk menaikkan pH. Ada pH meter di pasaran dengan alat pengukur banyaknya ion H+ bebas, yang di air suling hanya 7. Sedangkan dissosiasi air yang sudah asan ion H+ lebih banyak, dan di air yang basa ion H+ lebih sedikit. Karena pH adalah minus logaritma ( dengan mantis 10) jumlah ion H+. maka makin asam makin banyak ion H+ jadi minus logritma lambang bilangannya kecil, sedangkan tahan basa kandungan ion H+ sedikit jadi minus logritma ion H+nya ya tinggi. ( itung jumlah 0 dibelakang koma, ialah bilangan ion H+ dari satu gramol air dikalikan -1)
Jadi tanah air kita punya lahan gambut (kalau tidak sudah dibakar semua) jutaan Ha ini kekayaan yang tiada taranya untuk pertanian, hanya harus diturunkan permukaan airnya dari zona akar pada musim banjir, dan dinaikkan permukaan airnya pada waktu musim kemarau sampai sekitar zona akar sejenak Ingat jeruk Pontianak ditanam diatas lahan gmbut tanahnya ditinggikan secara individual pohon, dan hasilnya sangat bagus karena air ada dan zona akar diatas permukaan air. Di Kalimantan tengah saya dengan cassava/ubi kayu cultivar 'gajah' dttanam dilahan gambut dengan sangat berhasil.
Air dtnggikan untuk membasahi zona akar sejenak, lantas diturunkan lagi, tapi wanti wanti tidak boleh sampai turun sama sekali dan tidak bisa dinaikkan setinggi permukaan di zona akar lagi. angat dihindari pengeringan dengan saluran pematus tanpa bisa dikendalikan , bisa mengeringkan lahan gambut , tapi ini tidak boleh, untuk menjaga daya dukung tanah terhadap bagunan jalan dan jembatan, rumah, bandara, rel KA, dll, tanpa kandungan air sampai jenuh di spon ini daya dukungnya ikut gembos, jadi tidak bisa dikerjakan secara militer asal mengeringkan saja. Lain halnya di Nganjuk Utara ( bukan lahan gambut tapi tanah brumosol yang nyaris kedap air, sangat liat berwarna hitam ) dibuat sistin 'surjan' artinya ada satu strip tanah yang direndahkan ada strip tanah yang ditinggikan, yang direndahkan bisa tanam padi pada musim kemarau dan polowijo pada saat yang sama, begitu pula pada musim penghujan. Lha ini apa ndak bisa ditrapkan di tanah gambut ? kan bedanya bagian yang ditinggikan katakan 40 cm seterusnya lebih kering dan bagian yang direndahkan dari permukaan normal jadi lebih basah sangat dekat dengan permukaan air tanah, untuk bekerja cepat sangat diperlukan alat alat berat.
INGATLAH KEMBALI BAGAI,MANA PARA WALI ISLAM DULU, BKERJA DRNGAN TENAGANYA MENGGALI KANAL KANAL DAN RAWA RAWA DENGAN PARA SANTRINYA, DISUSAP JAGI PERSAWAHAN DUA KALI PANEN SETAHUN, MENGATASI PROBLIM PENGANGKUTAN HASIL SAMPAI DI PELABUHAN KAPAL BESAR, DENGAN PERAHU BERLUNAS DAN BELAMBUNG DATAR SUPAYA DRAFTNYA PENDEK, SEORANG WALI SAMPAI DIJULUKI SUNAN KALIJOGO, SEKARANG FUNAKAN TOFOLIOT GUNAKAN DRONE
TAPI CEPAT KERJA, JANMGAN RAPAT SAJA.
Untung sekarang ada alat berat, excavator, back hoe, bulldozes, grader, pompa pompa berbagai ukuran , chipper untuk mencacah semak semak dijadikan kompos , chain saw untuk membersihkan lahan dan pepohonan, dan sepeda motor untuk diisi dengan bensin hasil kencingan dari tanki dll. Yang tentu saja ada harganya, juga bahan bakar BBM pasti. Tapi bila niat, pasti ada jalan, wong kita telah di propokasi dengan di-anjokkannya rupiah sampai kini kita nyaris telanjang nilai rupiah kita dari US dollar, kalok kita minta utang alat berat dan dibayar dengan hasil pertanian kita apa Amerika Serikat mau mengerahkan Armada ke tujuh ? ha kok nggak boleh wong komunis sekarang sudah tidak ada ??*)
Minggu, 23 Agustus 2015
THE VISA OF ULiL ABSHAR ABDALLAH WAS DENIED BY MALAYSIAN GOVERNMENT
THE VISA OF ULIL ABSHAR ABDALLAH , AN INDONESIAN CITIZEN, WAS DENIED BY MALAYSIAN EMBASSY,
This visit is to attend a seminar and discussion wth the local thinkers of Islam, about the genuinely refreshing of muslim way of thinking to accommodate modern world. The national religion of Malaysia is Islam, therefore the Governmant rules its implementation according to their will. Ulil Abshar Abdallah is publicly known as a person of Liberal muslim belief, he wrote these in news papers, and printed medias very often, especially in politics and religions, particularly Muslim religion. He is inclined to Gus Dur’s way of thinking. Actually his opinions were disconcerting his contemporaries Islamic self appointed holy cyndics. He is an ardent member of Nahdkatul Ulama, a major muslim a social organization.
In Indonesia, there are two mayor muslim organization.
These were founded since the Dutch colonial rule’s era. About one hundred years ago, Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah.
Nahdlatul Ulama was founded by reverent muslim Hasyim Ashari’s & family, during the Dutch colonial rule , many years after Muhammadiyah , as a muslim scholar and he worked to teach Islam belief, using traditional muslim method of education. Although it was dubbed as an old fashioned. Most of their disciples were coming from lower strata of indigenous people. True, superficially their way of life and their garbs, which consist of sarong, caps / pici and below- knee length of culot (short trousers – France), mostly black for male, and their female wears head covers cloth some time just enough to cover their long hair which tightened in a bundle, loose kebaya (similar to cardigans) and batik sarong, some time just below her knee length , bounded around her waist with long cotton woven wide band, because these muslim women also working in the shalow muds of rice fields, this way to cover their legs are forbidden to muslimah ( female muslim) in Arab. This is superficial visible customs, but fundamentally the Nahdlatul Ulama way of garbing themselves and their way of life were entirely on purpose to resist the influences of the Dutch ‘s in customs and style of anything. This attitude is named (internally) amongst the NU members as “uzlah” wich means a resistent attitude toward anything the colonial Dutch were pushing to the natives, but not in wearing under wears for male and female, and they ardently care its domonstatives implementations, such as the NU peasants declined to work as sugar cane fields as field hands. This is known by us just recently. Actually it was patriotic. Nevertheless NU was accused to spread syncretism of Islam and Hinduism, based on the cultural interaction of Islam teaching in Hindu society in the beginning of Islam introduction in Java island, and in some ways. it was true in unimportant matters.
Muhammadiyah, this muslims organization, founded by Ahmad Dahlan a serious scholar of Islam, on the beginning, this organization worked to patch social discrepancies during colonial era, such as educations and health cares to indigenous people. Unlike of NU, this organization won popularity among the westernized educated indigenous people, because Muhammadiyah was not resisting westernized garbs, such as pantaloon, shoes, ties, and short haircut for men, and modern garbs for women under knee length of gown, with head cover at the same fashion as Indira Gandhi’s, according to the hard liner of muslim religion, this was inadequate, the correct way the head and face cover named burkah., not just hijab. Lately the Colonial power secretively hired an Acehnese of discendent, a certain gentleman Muhammad Basya Dahlan, to be implanted in Muhammadiyah organization. The Dutch colonial Administration support him financially to study Islam in Mecca , under the tuition of the founder of Al Irsyad movement Syech Ahmad Syurkati in Mecca, which strongly inclined to Wahabi purification of Islam ( google– situs Pekalongan Utara Bersatu judul Pelurusan distorsi sejarah yan dilakukan wahabi……) unfortunately the purifrication teaching of daily lives were very similar to Arab customs. This practice of garbing for women suited the fanatics but not the active women in tropical hot and humid climatic area, as the murdered Benasir Bhuto and her contemporaries for example our minister Khofifah Indar Parawansa and her alike, they prefer wearing hijab, of their own taste and wear it as determined by Islam.
The purification which were introduced by Muhammadiyah of all the life’s practices, customs, which were initiated by Wahabi-inclined- new-leader He made the NU members to be suspected as mixing Islam with Hindu beliefs, these practices should be eradicate, such as showing respect to the dead in its grave, considered as heretics practices because this is very close to veneration the deceased, to be considered as sinful. While NU believe that this practice could be tolerated, because paying respect to the dead is harmless to the Islam religious principles.
This was intended to make a gap of schism among the Muslims factions in Dutch East Indie. And alas, the modern Muhammadiyah became the core of Islam hard lines, to infiltrate there. Their student movement become a training ground for fanaticism up to this moment. No wonder that Ulil was symbolically sentenced with death penalty by several Islam self appointed syndics from West Java, Central Jav and East Java. As he was blamed by his adversaries fanatics. It is a treason to Islam, in uttering that all the acknowledged religions by the Fundamental Law of this Republic of Indonesia are the same good, it is disparaging to Islam. They convinced as a muslim, it is forbidden to discuss about the rule of conduct and thought dictated by Islamic rules . Otherwise they have the moral , self righteous strength to support this verdict, because these Arabic customs are inseparable parts of the Islam’s sacred ritual.
Did Nahdlatul Ulama understand the advantages of their predecessors’ heritages did’nt it ? – The predecessors of Javanese people who embrace Islam, they called them as holy teachers, mostly were coming from Ynnan povice of China, in 12 th century - 14th century later the Javanese reverently called them “Waliullah“ the nine holy persons elected by Allah to understand His will. During the era of 13 th century, their efforts to win Islam teaching against very strong influences Hinduism and Buddism, could be observed, that most of the inhabitant of Java island were discarding the haram habit to Islam in every important aspect of life, were accomplished , here were the proofs:
In two or three milleneum from 13 th century to 15 th century all inhabitant of Java Island were converted to Islam peacefully, almost without traces of Hinduism and Buddism in habit and customs, i.e. : Nobody in Java Island consumes alcoholic beverages until this time being, although it is very easy to make it , except the downright hooligans. Nobody consumes wild boar meat or pork in Java Island, except the Chinese who are the Buddhist, if they were not vegetarian and the incoming people from another islands. People shy to do these haram thinks. No woman is roaming publicly bare breasted as happened freely in Bali where Hinduism is strongly embraced. But no Javanese looking this disparagingly and leering nonchalanty to them, to the beliefs and customs of people in another island. How come ?
These Waliullah and their disciples purposefully touch the lower caste of Hindu believers literacy both Arabic’ and Palawa’ alphabet, unlike the Hindu’s Brahmins (who viciously forbid the lower caste the waysia and the sudras learn to write nor read the holly Vedda in sankritic language writing in palawa alphabeth), Waliullah and their disciples teaching them arithmatics and book keeping, making and signed an invoices, trading documents as bill of lading and letter of credit , rudiments of international trading. Long before the Dutch Colonialism created europeanized customs and educations, in between segregative colonial society.
These waliullah created irrigated rice field and canals mode of transportasions along the mostly flat fast marshland as an advantageus transport to the awaiting giant china sailing ships to export the most needed rice , against Hindu’s Kingdom in the hinterland which its rice productions were basend on cascading down terraced irrigated rice fields far away from the sea harbors. They turned the vast marshland in central Java into rice fields and create an Islamic kingdom there ( Demak Bintoro Kingdom- on 14 th century there about 20 thousand Ha shallow marshland – consist of trapped water in a ravine among the volcanic mountains mount Merbabu, mount Telamaya Northern carst and mount Muria (lately was damaged irrevocably by volcanic sands and ashes thick sedimentation in those fast area } Based on this economical strength, using the Mesopotamian technology, to make amelioration of marshland into arable rice fields twice a year of certain bountiful harvests. There, in Pati area muslims society was not consuming cattle but buffaloes meat, not to make offences to the reminding Hindus in those area. Last but not least all the Waliullah and their disciples initiate every of his deed with a credo of Islam “bismillahirakhnanirakhim” – by the name of Allah the Most Mercifull and the Most Compassionate. This holy credo to be a preamble of all the surrah of the Holy Qur’an except only one surrah At Taubah. Therefore all muslim and muslimah should be very patient, merciful, and compassionate to their under developed spiritually contemporaries of different beliefs and schooling. Ulil Abshar Abdallah and many of his alike are many generations downward descended from these ancestors, inherited their schooling of Islam, from generation to generations.
It was happened differently in sparsely inhabited Sumatra and Malacca pininsula, during the time of Islam ‘ teaching exspandsion in South East Asia from Yunan (Prof Slamet Mulyono, historian) . Indeed scholars from Yunan represented the most advancad of science and technologies of their era, whch had developed in civilizations of Mesopotamia and China, not only Islam from the Prophet Muhammad salallahu alaihi wasalam. Their teaching was readily to be implemented in well organized society, meanwhile in Sumatra and Malacca peninsula where majority of their inhabitant were spread in slash and burn agriculture, Islam was introduced among the traders and strongmen who dominated the waterways in every estuary of rivers, these strongmen extracting fee from trading of forest’s produces. These part of inhabitant in these area only could absorb rudimental teaching of Islam, tend to be conformistic, fanatics to win favor from Allah to grant them the Heaven in life and after, very impatient to the local pagan believers. ( document of Tuanku Rao – the war of Batak tribe ) One discenden of the leader of this troop settled in Malacca peninsula Tanku Tambusai ( from documents of Tuanku Rao, the same source of information) . They were actually local group of` Islam disciples who got re-education from Muslim beliefs of Mamluk dynasty in Egypt, who coming down to these archipelago in several ships, to reform the Yunan’s scholars on Islamic teaching,.
Since those time, there should be more agressive and pure islamic teaching. In Aceh, part of Sumatra and Malacca peninsula these new orde of islamic teaching was received by less civilized slash and burnt of agricultural society ( lately in modern time they became rubber collectors by tapping the turned to wild latex trees - Hevea brasiliensis, in fact it was a very valuable substance to make the war machineries during the World War II , living sparsely in the forest most of the time, by the collectors of forest produces, by the strongmen of river’s estuary turned Tungku Sultans for generations, got the moral support from these Mamluk power ever since titled as Sultan. No wonder they became less toleran muslims, strictly speaking Islam should be performed physically and mentally exactly similar to practices in Arabian great peninsula, dot of finality, no discussion. Islam to be understood as was written in the Holly Qur’an and the Hadists of Rasulullah salalahu allaihi wassalam.
Ulil Ashar Abdullah’s ancestors was fully agreed with all of these rules, they earnestly read and understood all the scriptures of the holy Al Qur’an and the Hadists of Rasulullah. From those 144 surrah of the holly Al Qur’an there are 143 surrah preambled with this holy phrase Bismilahirakhmanirrakim – means By the name of Allah The most Merciful and The most Compassionate. – means the rest of the intrinsic meaning of these scriptures have to be weighted by this important preamble's light of this particular holy phrase. Therefore by truly understand these scriptures under the Allah given preamble phrase, they were tolerans and very patient to their contemporaries of non Islam, they strongly believed that they were spreading the truth, seek for nothing worldly. Just to enable human being to transcend to the creation of better world and universe insya’Allah .
Therefore Ulil, dont worry if some one dubbed you as Akhmadiah follower, or of Syi’ah disciple, or of Cristianized muslim, don’t pay attention to them, you are the seeds of hard working ancestors. They who created rice fields so fast and bountiful in a short of historical time to feed the needy nations which were very occupied in warring each other, there in China sub continent., they who steadfastly stand in his own feed instead of the parasitic life of the landlords who owned fast area of arable land as in anywhere else in Africa and they understood the holy Qur’an and Al Hadist of Rasulullah correctly * )
This visit is to attend a seminar and discussion wth the local thinkers of Islam, about the genuinely refreshing of muslim way of thinking to accommodate modern world. The national religion of Malaysia is Islam, therefore the Governmant rules its implementation according to their will. Ulil Abshar Abdallah is publicly known as a person of Liberal muslim belief, he wrote these in news papers, and printed medias very often, especially in politics and religions, particularly Muslim religion. He is inclined to Gus Dur’s way of thinking. Actually his opinions were disconcerting his contemporaries Islamic self appointed holy cyndics. He is an ardent member of Nahdkatul Ulama, a major muslim a social organization.
In Indonesia, there are two mayor muslim organization.
These were founded since the Dutch colonial rule’s era. About one hundred years ago, Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah.
Nahdlatul Ulama was founded by reverent muslim Hasyim Ashari’s & family, during the Dutch colonial rule , many years after Muhammadiyah , as a muslim scholar and he worked to teach Islam belief, using traditional muslim method of education. Although it was dubbed as an old fashioned. Most of their disciples were coming from lower strata of indigenous people. True, superficially their way of life and their garbs, which consist of sarong, caps / pici and below- knee length of culot (short trousers – France), mostly black for male, and their female wears head covers cloth some time just enough to cover their long hair which tightened in a bundle, loose kebaya (similar to cardigans) and batik sarong, some time just below her knee length , bounded around her waist with long cotton woven wide band, because these muslim women also working in the shalow muds of rice fields, this way to cover their legs are forbidden to muslimah ( female muslim) in Arab. This is superficial visible customs, but fundamentally the Nahdlatul Ulama way of garbing themselves and their way of life were entirely on purpose to resist the influences of the Dutch ‘s in customs and style of anything. This attitude is named (internally) amongst the NU members as “uzlah” wich means a resistent attitude toward anything the colonial Dutch were pushing to the natives, but not in wearing under wears for male and female, and they ardently care its domonstatives implementations, such as the NU peasants declined to work as sugar cane fields as field hands. This is known by us just recently. Actually it was patriotic. Nevertheless NU was accused to spread syncretism of Islam and Hinduism, based on the cultural interaction of Islam teaching in Hindu society in the beginning of Islam introduction in Java island, and in some ways. it was true in unimportant matters.
Muhammadiyah, this muslims organization, founded by Ahmad Dahlan a serious scholar of Islam, on the beginning, this organization worked to patch social discrepancies during colonial era, such as educations and health cares to indigenous people. Unlike of NU, this organization won popularity among the westernized educated indigenous people, because Muhammadiyah was not resisting westernized garbs, such as pantaloon, shoes, ties, and short haircut for men, and modern garbs for women under knee length of gown, with head cover at the same fashion as Indira Gandhi’s, according to the hard liner of muslim religion, this was inadequate, the correct way the head and face cover named burkah., not just hijab. Lately the Colonial power secretively hired an Acehnese of discendent, a certain gentleman Muhammad Basya Dahlan, to be implanted in Muhammadiyah organization. The Dutch colonial Administration support him financially to study Islam in Mecca , under the tuition of the founder of Al Irsyad movement Syech Ahmad Syurkati in Mecca, which strongly inclined to Wahabi purification of Islam ( google– situs Pekalongan Utara Bersatu judul Pelurusan distorsi sejarah yan dilakukan wahabi……) unfortunately the purifrication teaching of daily lives were very similar to Arab customs. This practice of garbing for women suited the fanatics but not the active women in tropical hot and humid climatic area, as the murdered Benasir Bhuto and her contemporaries for example our minister Khofifah Indar Parawansa and her alike, they prefer wearing hijab, of their own taste and wear it as determined by Islam.
The purification which were introduced by Muhammadiyah of all the life’s practices, customs, which were initiated by Wahabi-inclined- new-leader He made the NU members to be suspected as mixing Islam with Hindu beliefs, these practices should be eradicate, such as showing respect to the dead in its grave, considered as heretics practices because this is very close to veneration the deceased, to be considered as sinful. While NU believe that this practice could be tolerated, because paying respect to the dead is harmless to the Islam religious principles.
This was intended to make a gap of schism among the Muslims factions in Dutch East Indie. And alas, the modern Muhammadiyah became the core of Islam hard lines, to infiltrate there. Their student movement become a training ground for fanaticism up to this moment. No wonder that Ulil was symbolically sentenced with death penalty by several Islam self appointed syndics from West Java, Central Jav and East Java. As he was blamed by his adversaries fanatics. It is a treason to Islam, in uttering that all the acknowledged religions by the Fundamental Law of this Republic of Indonesia are the same good, it is disparaging to Islam. They convinced as a muslim, it is forbidden to discuss about the rule of conduct and thought dictated by Islamic rules . Otherwise they have the moral , self righteous strength to support this verdict, because these Arabic customs are inseparable parts of the Islam’s sacred ritual.
Did Nahdlatul Ulama understand the advantages of their predecessors’ heritages did’nt it ? – The predecessors of Javanese people who embrace Islam, they called them as holy teachers, mostly were coming from Ynnan povice of China, in 12 th century - 14th century later the Javanese reverently called them “Waliullah“ the nine holy persons elected by Allah to understand His will. During the era of 13 th century, their efforts to win Islam teaching against very strong influences Hinduism and Buddism, could be observed, that most of the inhabitant of Java island were discarding the haram habit to Islam in every important aspect of life, were accomplished , here were the proofs:
In two or three milleneum from 13 th century to 15 th century all inhabitant of Java Island were converted to Islam peacefully, almost without traces of Hinduism and Buddism in habit and customs, i.e. : Nobody in Java Island consumes alcoholic beverages until this time being, although it is very easy to make it , except the downright hooligans. Nobody consumes wild boar meat or pork in Java Island, except the Chinese who are the Buddhist, if they were not vegetarian and the incoming people from another islands. People shy to do these haram thinks. No woman is roaming publicly bare breasted as happened freely in Bali where Hinduism is strongly embraced. But no Javanese looking this disparagingly and leering nonchalanty to them, to the beliefs and customs of people in another island. How come ?
These Waliullah and their disciples purposefully touch the lower caste of Hindu believers literacy both Arabic’ and Palawa’ alphabet, unlike the Hindu’s Brahmins (who viciously forbid the lower caste the waysia and the sudras learn to write nor read the holly Vedda in sankritic language writing in palawa alphabeth), Waliullah and their disciples teaching them arithmatics and book keeping, making and signed an invoices, trading documents as bill of lading and letter of credit , rudiments of international trading. Long before the Dutch Colonialism created europeanized customs and educations, in between segregative colonial society.
These waliullah created irrigated rice field and canals mode of transportasions along the mostly flat fast marshland as an advantageus transport to the awaiting giant china sailing ships to export the most needed rice , against Hindu’s Kingdom in the hinterland which its rice productions were basend on cascading down terraced irrigated rice fields far away from the sea harbors. They turned the vast marshland in central Java into rice fields and create an Islamic kingdom there ( Demak Bintoro Kingdom- on 14 th century there about 20 thousand Ha shallow marshland – consist of trapped water in a ravine among the volcanic mountains mount Merbabu, mount Telamaya Northern carst and mount Muria (lately was damaged irrevocably by volcanic sands and ashes thick sedimentation in those fast area } Based on this economical strength, using the Mesopotamian technology, to make amelioration of marshland into arable rice fields twice a year of certain bountiful harvests. There, in Pati area muslims society was not consuming cattle but buffaloes meat, not to make offences to the reminding Hindus in those area. Last but not least all the Waliullah and their disciples initiate every of his deed with a credo of Islam “bismillahirakhnanirakhim” – by the name of Allah the Most Mercifull and the Most Compassionate. This holy credo to be a preamble of all the surrah of the Holy Qur’an except only one surrah At Taubah. Therefore all muslim and muslimah should be very patient, merciful, and compassionate to their under developed spiritually contemporaries of different beliefs and schooling. Ulil Abshar Abdallah and many of his alike are many generations downward descended from these ancestors, inherited their schooling of Islam, from generation to generations.
It was happened differently in sparsely inhabited Sumatra and Malacca pininsula, during the time of Islam ‘ teaching exspandsion in South East Asia from Yunan (Prof Slamet Mulyono, historian) . Indeed scholars from Yunan represented the most advancad of science and technologies of their era, whch had developed in civilizations of Mesopotamia and China, not only Islam from the Prophet Muhammad salallahu alaihi wasalam. Their teaching was readily to be implemented in well organized society, meanwhile in Sumatra and Malacca peninsula where majority of their inhabitant were spread in slash and burn agriculture, Islam was introduced among the traders and strongmen who dominated the waterways in every estuary of rivers, these strongmen extracting fee from trading of forest’s produces. These part of inhabitant in these area only could absorb rudimental teaching of Islam, tend to be conformistic, fanatics to win favor from Allah to grant them the Heaven in life and after, very impatient to the local pagan believers. ( document of Tuanku Rao – the war of Batak tribe ) One discenden of the leader of this troop settled in Malacca peninsula Tanku Tambusai ( from documents of Tuanku Rao, the same source of information) . They were actually local group of` Islam disciples who got re-education from Muslim beliefs of Mamluk dynasty in Egypt, who coming down to these archipelago in several ships, to reform the Yunan’s scholars on Islamic teaching,.
Since those time, there should be more agressive and pure islamic teaching. In Aceh, part of Sumatra and Malacca peninsula these new orde of islamic teaching was received by less civilized slash and burnt of agricultural society ( lately in modern time they became rubber collectors by tapping the turned to wild latex trees - Hevea brasiliensis, in fact it was a very valuable substance to make the war machineries during the World War II , living sparsely in the forest most of the time, by the collectors of forest produces, by the strongmen of river’s estuary turned Tungku Sultans for generations, got the moral support from these Mamluk power ever since titled as Sultan. No wonder they became less toleran muslims, strictly speaking Islam should be performed physically and mentally exactly similar to practices in Arabian great peninsula, dot of finality, no discussion. Islam to be understood as was written in the Holly Qur’an and the Hadists of Rasulullah salalahu allaihi wassalam.
Ulil Ashar Abdullah’s ancestors was fully agreed with all of these rules, they earnestly read and understood all the scriptures of the holy Al Qur’an and the Hadists of Rasulullah. From those 144 surrah of the holly Al Qur’an there are 143 surrah preambled with this holy phrase Bismilahirakhmanirrakim – means By the name of Allah The most Merciful and The most Compassionate. – means the rest of the intrinsic meaning of these scriptures have to be weighted by this important preamble's light of this particular holy phrase. Therefore by truly understand these scriptures under the Allah given preamble phrase, they were tolerans and very patient to their contemporaries of non Islam, they strongly believed that they were spreading the truth, seek for nothing worldly. Just to enable human being to transcend to the creation of better world and universe insya’Allah .
Therefore Ulil, dont worry if some one dubbed you as Akhmadiah follower, or of Syi’ah disciple, or of Cristianized muslim, don’t pay attention to them, you are the seeds of hard working ancestors. They who created rice fields so fast and bountiful in a short of historical time to feed the needy nations which were very occupied in warring each other, there in China sub continent., they who steadfastly stand in his own feed instead of the parasitic life of the landlords who owned fast area of arable land as in anywhere else in Africa and they understood the holy Qur’an and Al Hadist of Rasulullah correctly * )
Selasa, 18 Agustus 2015
DPR Republik Indonesia 2014 -2019
DPR RI D(EWAN) P(ENGUASA) R(EKAYASA ) REPUBLIK INDONESIA.
Herman Saragih, pembawa acara editorial pagi jam730 di Metro TV, dengan kecut berkomentar “ kita apes punya DPR yang tanpa harapan ( hopeless)".
Ya, saya juga merasa kasihan terhadap diri saya sendiri, memang kita apes, wong punya DPR kok kayak gitu. Apa rakyat ini bodoh sekali tidak bisa mencium bau busuk Dewan Penguasa Rekayasa Republik ini ?
Sedih dan maklum, bagi anggauta yang terhormat Dewan Penguasa ini belum ngumpul cukup ongkos untuk dibayarkan ke Partai fraksinya sebagai uang mahar. Apa akal, proyek ini kan tujuh items yang semuanya hanya menyangkut birokrasi Kesetjen-an DPR sebagai Pengguna Anggaran ( detik.com) ? Bisa mudah diatur kan ada praperadilan, yang membuat mark up kan Para pemborong ? gimana sih Pak Jokowi ini, kok gak mau tanda tangani prasasti monunen kepiawaian kami, apa ndak ngerti kami bisa aklamasi balas dendam seperti sejawat kami DPRD Metro Jaya terhadap A Hok. Rakyat Indonesia insya Allah ya gampang dibeli, rame rame di media kuning penerima uang. Kami minta beaya HANYA BEBERAPA TRILYUN untuk 1. Alun alun demokrasi, 2 Museum dan Perpustakaan, 3 Jalan akses tamu, 4 Visitor centre, 5 Pusat Kajian ( nanti bila yang ini goal bisa berhaji VVIP sungguhan dengan beaya gratis…) Legislasi, 6. Pembangunan Ruang Kerja Anggauta Penguasa dan Tenaga Ahli, 7 Integrasi tempat tinggal (+ garasi 2 mobil) dan anggauta D(ewan).P(enguasa R(ekayasa) R(epublik) I(ndonesia) Sayangnya lagi kok para anggauta Dewan dedengkot pengusaha amplop yang "ngeri ngeri sedap" dan banyak teman teman sejawat lain nanti sesudah Desenber bila ada KPK baru dan keras kepala kayak yang satu ini, bila kami tidak kompak, bakal kering, oh kasihan. BILA KELAKUAN ANDA ANDA TIDAK BERUBAH, RAKYAT AKAN USIR PULANG ANDA ANDA KE KAMPUNG, NDAK USAH MINTATOLONG SANA PRA PERADILAN UDELNYA SENDSIRI*)
Herman Saragih, pembawa acara editorial pagi jam730 di Metro TV, dengan kecut berkomentar “ kita apes punya DPR yang tanpa harapan ( hopeless)".
Ya, saya juga merasa kasihan terhadap diri saya sendiri, memang kita apes, wong punya DPR kok kayak gitu. Apa rakyat ini bodoh sekali tidak bisa mencium bau busuk Dewan Penguasa Rekayasa Republik ini ?
Sedih dan maklum, bagi anggauta yang terhormat Dewan Penguasa ini belum ngumpul cukup ongkos untuk dibayarkan ke Partai fraksinya sebagai uang mahar. Apa akal, proyek ini kan tujuh items yang semuanya hanya menyangkut birokrasi Kesetjen-an DPR sebagai Pengguna Anggaran ( detik.com) ? Bisa mudah diatur kan ada praperadilan, yang membuat mark up kan Para pemborong ? gimana sih Pak Jokowi ini, kok gak mau tanda tangani prasasti monunen kepiawaian kami, apa ndak ngerti kami bisa aklamasi balas dendam seperti sejawat kami DPRD Metro Jaya terhadap A Hok. Rakyat Indonesia insya Allah ya gampang dibeli, rame rame di media kuning penerima uang. Kami minta beaya HANYA BEBERAPA TRILYUN untuk 1. Alun alun demokrasi, 2 Museum dan Perpustakaan, 3 Jalan akses tamu, 4 Visitor centre, 5 Pusat Kajian ( nanti bila yang ini goal bisa berhaji VVIP sungguhan dengan beaya gratis…) Legislasi, 6. Pembangunan Ruang Kerja Anggauta Penguasa dan Tenaga Ahli, 7 Integrasi tempat tinggal (+ garasi 2 mobil) dan anggauta D(ewan).P(enguasa R(ekayasa) R(epublik) I(ndonesia) Sayangnya lagi kok para anggauta Dewan dedengkot pengusaha amplop yang "ngeri ngeri sedap" dan banyak teman teman sejawat lain nanti sesudah Desenber bila ada KPK baru dan keras kepala kayak yang satu ini, bila kami tidak kompak, bakal kering, oh kasihan. BILA KELAKUAN ANDA ANDA TIDAK BERUBAH, RAKYAT AKAN USIR PULANG ANDA ANDA KE KAMPUNG, NDAK USAH MINTATOLONG SANA PRA PERADILAN UDELNYA SENDSIRI*)
PENGUASA VERSUS RAKYAT, SUATU PARSDIGMA YANG SELALU HARUS DICERMATI
PARADIGMA PENGUASA VERSUS RAKYAT - Edisi ulang setelah tg 5 AGUSTUS 2016 ini ada pembakar lahan gambut di Palangkaraya - siaran Metro TV jam 7 pagi.
Acara ti TV- one jam 7.45 pagi tanggal 18/7/2015. Menggelikan, karena membahas “ pelanggaran Polisi Lalu lintas Kota Madya Djokdjakarta versus pengguna jalan di jalan umum sepanjang jalan kota yang panjangnya lebih kurang 20 km digunakan untuk konvoi “moge” ( sepeda motor besar- yang harganya mncapai 400 juta rupiah ) dengan belasan lampu tanda lalulintas disetiap perempatan. Satu pers release hari ini juga, saya lupa oleh stasiun TV mana sekira jam 7, Kejadian ini disiarkan oleh seorang petugas gedean dari Mabes Polri, (mungkin Letkol) , mengklarifikasi kejadian disana, Polisi lalu luntas mengawal konvoi motor gede ini dan mengabaikan lampu merah di perempatan yang ramai, memaksa pengguna jalan yang memotong jalur mereka di perempatan, harus menunggu lama sampai konvoi moge tersebut lewat dan selesai keperluannya. Malah dsempatkan oleh Bapak Kapolri, diwaktu lain setasiun TV lain yang saya lupa, bahwa Polisi bisa mengabaikan lampu merah menurut undang undang lalu lintas sementara keadaan memerlukan . Inti sarinya seorang naggauta polisi berhak mengabaikan tanda lalu lintas dalam keadaan darurat. Benar menurut undang undang.
Lha ini problimnya UUD, undang undang yang paling tinggi sampai PP ditingkat pelaksanaan, selalu diawasi pelaksanaannya oleh Penguasa satu Negara, prakteknya sangat fleksible tergantung dari Negara apa ?
Seorang Petugas Negara – juga Penguasa atas nama Negara melaksanakannya terhadap rakyat selalu sangat condong menguntungkan siapa yang berkuasa di Negara itu, yang nota bene sudah merdeka 70 tahun ?
Rakyat Awar Awar Lumajang telah melapor pedada Polres setempat bahwa dia diancam begundalnya Pak Lurah yang menguasai tambang pasir illegal di desanya, gara gara perlawanannya dengan memprotes penggalian pasir itu merusak lingkungan sawah mereka dan diabaikan. malah kemudian si petani yang peduli lingkungan ini dikeroyok oleh puluhan begundal Pak Lurah disiang bolong, satu sampai mati, dan satu lagi harus dirawat di rumah sakit Malang.
Polres abai pada dump truck, pada back hoe yang menggali pasir yang sangat menguntungkan Lurah liar ini, dan konon Lurah liar ini berpengaruh sampai Pemerintah Kebupaten dan DPRDnya!
Lha kapan rakyat biasa hidup dengan hak dan kewajiban sebagai warga Negara di Negeri bedebah ini ? Yang nota bene sudah merdeka selama 70 tahun ?
Makanya, para Penguasa belajarlah berdemokrasi, revolusi mental adalah nerubah ke-berpihakan-mu kepada rakyat !! .
Lha memang sisa strukture feodal kampung masih kental, menjadikan negeri ini negeri bedebah. Oknum feodal kampung ini di Palangkaraya malah menyuruh membakar semak lahan gambut untuk kepentingannya. ( berita TV Netro tg 5/08/2016 jam 7 pagi)
Kita mengharapkan semua rakyat respek dan segan kepada Polisi, sebaliknya kalau Polisi jadi menggumpal dengan feodal kampung, yang egois dan pada Pelanggar Undang Undang disudut sudut pelosok negeri ini, itu baru habis harapan kita untuk jadi warga yang ikut menjaga ketertiban dan keamanan di Negara ini*),
Acara ti TV- one jam 7.45 pagi tanggal 18/7/2015. Menggelikan, karena membahas “ pelanggaran Polisi Lalu lintas Kota Madya Djokdjakarta versus pengguna jalan di jalan umum sepanjang jalan kota yang panjangnya lebih kurang 20 km digunakan untuk konvoi “moge” ( sepeda motor besar- yang harganya mncapai 400 juta rupiah ) dengan belasan lampu tanda lalulintas disetiap perempatan. Satu pers release hari ini juga, saya lupa oleh stasiun TV mana sekira jam 7, Kejadian ini disiarkan oleh seorang petugas gedean dari Mabes Polri, (mungkin Letkol) , mengklarifikasi kejadian disana, Polisi lalu luntas mengawal konvoi motor gede ini dan mengabaikan lampu merah di perempatan yang ramai, memaksa pengguna jalan yang memotong jalur mereka di perempatan, harus menunggu lama sampai konvoi moge tersebut lewat dan selesai keperluannya. Malah dsempatkan oleh Bapak Kapolri, diwaktu lain setasiun TV lain yang saya lupa, bahwa Polisi bisa mengabaikan lampu merah menurut undang undang lalu lintas sementara keadaan memerlukan . Inti sarinya seorang naggauta polisi berhak mengabaikan tanda lalu lintas dalam keadaan darurat. Benar menurut undang undang.
Lha ini problimnya UUD, undang undang yang paling tinggi sampai PP ditingkat pelaksanaan, selalu diawasi pelaksanaannya oleh Penguasa satu Negara, prakteknya sangat fleksible tergantung dari Negara apa ?
Seorang Petugas Negara – juga Penguasa atas nama Negara melaksanakannya terhadap rakyat selalu sangat condong menguntungkan siapa yang berkuasa di Negara itu, yang nota bene sudah merdeka 70 tahun ?
Rakyat Awar Awar Lumajang telah melapor pedada Polres setempat bahwa dia diancam begundalnya Pak Lurah yang menguasai tambang pasir illegal di desanya, gara gara perlawanannya dengan memprotes penggalian pasir itu merusak lingkungan sawah mereka dan diabaikan. malah kemudian si petani yang peduli lingkungan ini dikeroyok oleh puluhan begundal Pak Lurah disiang bolong, satu sampai mati, dan satu lagi harus dirawat di rumah sakit Malang.
Polres abai pada dump truck, pada back hoe yang menggali pasir yang sangat menguntungkan Lurah liar ini, dan konon Lurah liar ini berpengaruh sampai Pemerintah Kebupaten dan DPRDnya!
Lha kapan rakyat biasa hidup dengan hak dan kewajiban sebagai warga Negara di Negeri bedebah ini ? Yang nota bene sudah merdeka selama 70 tahun ?
Makanya, para Penguasa belajarlah berdemokrasi, revolusi mental adalah nerubah ke-berpihakan-mu kepada rakyat !! .
Lha memang sisa strukture feodal kampung masih kental, menjadikan negeri ini negeri bedebah. Oknum feodal kampung ini di Palangkaraya malah menyuruh membakar semak lahan gambut untuk kepentingannya. ( berita TV Netro tg 5/08/2016 jam 7 pagi)
Kita mengharapkan semua rakyat respek dan segan kepada Polisi, sebaliknya kalau Polisi jadi menggumpal dengan feodal kampung, yang egois dan pada Pelanggar Undang Undang disudut sudut pelosok negeri ini, itu baru habis harapan kita untuk jadi warga yang ikut menjaga ketertiban dan keamanan di Negara ini*),
Senin, 17 Agustus 2015
ANALISA KEMUNGKINAN : SUDAH SELESAI, PENGGALIAN TERUSAN SUEZ JALUR BEBAS HAMBATAN
PENGGALIAN JALUR KEDUA TERUSAN SUEZ JALUR BEBAS HAMBATAN SUPER CARGO SHIPS BISA BERPAPASAN DENGAN AMAN SUDAH SELESAI
Heran, kenapa saya baru mendengar dua minggu yang lalu, terusan ini dtambahi dengan terusan jalur kedua yang lebih lebar, bebas hambatan mendadak sudah diresmikan. ?
,O., ya tidak heran Mesir dibersihkan dari unsur unsur penggangu untuk hari depan yang panjang., dengan segala ongkos. Ya inilah nasibmu Mesir !!
Inilah tanda hebatnya penguasaan media diseluruh dunia termasuk RT yang dari Rusia atau Yin Bao China ikut bungkam selama berbulan Bulan “jalur tol” terusan ini dibangun.( Berita RMOL, Fajar co.id tanggal 21 Juni 2015 mengenai percobaan pelayaran dua arah yang pertama dilaksanakan ) panjang 72 Km dapat dilayari 2 arah oleh super cargo container ships tentunya .
Lha bila dipikir benar untuk apa susah susah merahasiakan pekerjaan besar yang makan waktu berbulan bulan ini ? dan untuk apa terusan dua arah kapal super cargo ini dibuat atau untuk super tanker ?
Ada apa disebelah Timur benua Asia ? Apa bukan celah Timor ? Apa tidak perlu BAIS kita sedikit “nguping”, sehingga kita pun bisa punya Bahrain Nusantara meskipun tidak punya areal blok utamanya , mungkin pinggiran blok ini atau mungkin rezeki dari sisi commercial services, hotel super mewah,casino, balap kuda, sehingga harus didirikan infra strukturnya sekarang ?. Mesti saja nilai rupiah diplorotkan sedalam dalamnya sampai kita hampir telanjang supaya tidak mampu membuat infra strrucutre disana, ya untungnya capres lima tahun mendatang, yang mempunyai track record jadi pelayan super magnate, dia yang sangat piawai dan sangat telaten untuk mempoles citranya, membangun dengan royal partai barunya, sehingga bisa seperti Fatah al Sisi, bagusnya lagi dia bukan dari militer ?
Tapi apa betul anda punya ketulusan terhadap Bngsa dan Negara ini ? Apa anda tahu sejarah, saiapa yang “tenguk tenguk nemu kethuk mlenuk samargi margi isine kencono abyor”
Apa bisa anda meratakan yang sudah terlanjur menjadi gunung , dan menaikkan derajad mereka yang sudah menjadi dasar jurang ekonomi di negara ini dengan setulus nya? wong barusan anda angkat raja hwa hwe jadi comisaris partai anda ? Wong anda tidak kenal R Ng. Ronggowarsito , tidak kenal W R Supratman, tidak kenal Amir Syarifuddin, tidak kenal Sutan Syahrir ?
Dan sekali lagi rezeki kecil dari remah remah super blok ini dirampas dari tangan bangsa ini ? *)
Heran, kenapa saya baru mendengar dua minggu yang lalu, terusan ini dtambahi dengan terusan jalur kedua yang lebih lebar, bebas hambatan mendadak sudah diresmikan. ?
,O., ya tidak heran Mesir dibersihkan dari unsur unsur penggangu untuk hari depan yang panjang., dengan segala ongkos. Ya inilah nasibmu Mesir !!
Inilah tanda hebatnya penguasaan media diseluruh dunia termasuk RT yang dari Rusia atau Yin Bao China ikut bungkam selama berbulan Bulan “jalur tol” terusan ini dibangun.( Berita RMOL, Fajar co.id tanggal 21 Juni 2015 mengenai percobaan pelayaran dua arah yang pertama dilaksanakan ) panjang 72 Km dapat dilayari 2 arah oleh super cargo container ships tentunya .
Lha bila dipikir benar untuk apa susah susah merahasiakan pekerjaan besar yang makan waktu berbulan bulan ini ? dan untuk apa terusan dua arah kapal super cargo ini dibuat atau untuk super tanker ?
Ada apa disebelah Timur benua Asia ? Apa bukan celah Timor ? Apa tidak perlu BAIS kita sedikit “nguping”, sehingga kita pun bisa punya Bahrain Nusantara meskipun tidak punya areal blok utamanya , mungkin pinggiran blok ini atau mungkin rezeki dari sisi commercial services, hotel super mewah,casino, balap kuda, sehingga harus didirikan infra strukturnya sekarang ?. Mesti saja nilai rupiah diplorotkan sedalam dalamnya sampai kita hampir telanjang supaya tidak mampu membuat infra strrucutre disana, ya untungnya capres lima tahun mendatang, yang mempunyai track record jadi pelayan super magnate, dia yang sangat piawai dan sangat telaten untuk mempoles citranya, membangun dengan royal partai barunya, sehingga bisa seperti Fatah al Sisi, bagusnya lagi dia bukan dari militer ?
Tapi apa betul anda punya ketulusan terhadap Bngsa dan Negara ini ? Apa anda tahu sejarah, saiapa yang “tenguk tenguk nemu kethuk mlenuk samargi margi isine kencono abyor”
Apa bisa anda meratakan yang sudah terlanjur menjadi gunung , dan menaikkan derajad mereka yang sudah menjadi dasar jurang ekonomi di negara ini dengan setulus nya? wong barusan anda angkat raja hwa hwe jadi comisaris partai anda ? Wong anda tidak kenal R Ng. Ronggowarsito , tidak kenal W R Supratman, tidak kenal Amir Syarifuddin, tidak kenal Sutan Syahrir ?
Dan sekali lagi rezeki kecil dari remah remah super blok ini dirampas dari tangan bangsa ini ? *)
Minggu, 16 Agustus 2015
HARGA DAGING SAPI MELONJAK, ELU MAU APA?
HARGA DAGING SAPI MELONJAK TINGGI, PADAGANG DAGING DIPASAR MOGOK. LHO KOK ???
Usut punya usut oleh Satserse Mabes Polri, ternyata si tukang pemasok untuk para pedagang yang mogok ini menahan stock sapi potong baik dari sapi local maupun sapi import. Sapinya dipiara baik baik supaya lebih gemuk selama berbulan bulan ratusan ribu ekor dilokasi seputar Jakarta. ? ? Yuridis formil barangkali nurut Bapak Yusril Ihsa Mahendra atau siapa saja yang ngebelain OC Kaligis, atau bang Haji Lulung, ini bukan kejahatan wong sapi sapinya sendiri, mau dijual kek ¸mau ditenggelamkan dilaut kek , wong hak miliknya sendiri. malah konon menurut hukum Islam, menimbun bahan makanan untuk keuntungan semata adalah HARAM KUKUMNYA - JADI YA TUNGGU FATWA MUI SAJA.
Dan seekor bulan Idhul Adha dulu, sudah disumbangkan untuk qurban. Lha bila pedagang daging dipasar pasar Jakarta brani membeli daging dari BULOG, ya awas, begitu BULOG kehabisan stock, mereka ndak bakal disupply daging lagi dari bandar mafia daging sapi, sampai kapanpun. Inilan murni hukum kapitalis yang sangat dihormati oleh Pemeritah Indonesia yang sudah sudah apalagi jaman orde baru, dan DPR nya. Kemudian diulangi kuliahnya wanti wanti oleh Nyonya Hillery Clinton tempo hari.
Lah bila direnungkan, selama kurun lebih enam bulan musim penghujan, seluruh muka bumi di Indonesia tertutup oleh hijauan, yang katakan 75%, bisa dibuat makan ternak berperut majemuk Yang kebanyakan halal, asal disembelih dengan ketentuan Islam
Hijauan yang menutupi 75% bhumi Nuasantara ini bila setiap 2 bulan dipangkas dan dikeringkan atau dicacah dan dibuat silages ( silos) , bisa tiga kali panen. Soalnya mengatur hijauan ini agar terjangkau oleh peternak dan dapat disimpan untuk pakan musim kering nanti.
Usaha serupa, tapi digunakan untuk pembuatan kompos sudah dirintis di Kota Madya Surabaya oleh Bu Risma, setiap kecamatan punya sentra kompos hijauan sendiri dari apapun dedaunan yang di pangkas di wilayah Kodya ini, yaitu mesin pencacah dedaunan baru dipadatkan dan ditup rapat rapat dengan terpal plastic untuk meragi/menjadi kompos.
Diseluruh pulau Madura, pertani di desa desa memanen dan bambu ditegalan dan pekarangan untuk dikeringkan selama musim penghujan untuk persediaan “hay” dari daun bambu kering, buktinya sekering apapun tahun tahun yang telah lewat mereka tidak pernah kekurangan pakan ternak sapi kambing daun bambu ini dicamur dengan kulit tongkol jagung jerami padi, jerami kedelai, kacang hijau semua tersimpan rapi untuk persediaan pakan dimusim kering, tentu saja ditambah consentrate dari bungkil maupun katul dan briket/pelet consentrate.
Jadi tinggal membudayakan lahan yang tidak produktip untuk hijuan pakan ternak, menjadi peroduktip seperti pagar pekarangan, tepian saluran air dan sungai, tepian jalan, batas tegalan dan sawah, bukit bukit lahan mlik Pemerintah – bukan digunduli tapi dipangkas untuk dimanfaatkan daunnya guna pakan ternak sapi atau kambing Secara continue dan terrencana.
Teman saya pemelihara kambing gibas (domba), memangkas tanaman naungan jalan raya di kota Nganjuk Jawa TImur yang berupa daun Sonokeling ( Daibergia latifolia –dari familia Fabaeeae ) yang pahit kok kambingnya ya mau,. Orang tidak akan bisa membedakan rasa daging Domba Garut yang lambang kemapanan orang kaya dengan daging domba gibas biasa, yan diberi makan daun sonokling penaung jalan di kota kota.*)
Usut punya usut oleh Satserse Mabes Polri, ternyata si tukang pemasok untuk para pedagang yang mogok ini menahan stock sapi potong baik dari sapi local maupun sapi import. Sapinya dipiara baik baik supaya lebih gemuk selama berbulan bulan ratusan ribu ekor dilokasi seputar Jakarta. ? ? Yuridis formil barangkali nurut Bapak Yusril Ihsa Mahendra atau siapa saja yang ngebelain OC Kaligis, atau bang Haji Lulung, ini bukan kejahatan wong sapi sapinya sendiri, mau dijual kek ¸mau ditenggelamkan dilaut kek , wong hak miliknya sendiri. malah konon menurut hukum Islam, menimbun bahan makanan untuk keuntungan semata adalah HARAM KUKUMNYA - JADI YA TUNGGU FATWA MUI SAJA.
Dan seekor bulan Idhul Adha dulu, sudah disumbangkan untuk qurban. Lha bila pedagang daging dipasar pasar Jakarta brani membeli daging dari BULOG, ya awas, begitu BULOG kehabisan stock, mereka ndak bakal disupply daging lagi dari bandar mafia daging sapi, sampai kapanpun. Inilan murni hukum kapitalis yang sangat dihormati oleh Pemeritah Indonesia yang sudah sudah apalagi jaman orde baru, dan DPR nya. Kemudian diulangi kuliahnya wanti wanti oleh Nyonya Hillery Clinton tempo hari.
Lah bila direnungkan, selama kurun lebih enam bulan musim penghujan, seluruh muka bumi di Indonesia tertutup oleh hijauan, yang katakan 75%, bisa dibuat makan ternak berperut majemuk Yang kebanyakan halal, asal disembelih dengan ketentuan Islam
Hijauan yang menutupi 75% bhumi Nuasantara ini bila setiap 2 bulan dipangkas dan dikeringkan atau dicacah dan dibuat silages ( silos) , bisa tiga kali panen. Soalnya mengatur hijauan ini agar terjangkau oleh peternak dan dapat disimpan untuk pakan musim kering nanti.
Usaha serupa, tapi digunakan untuk pembuatan kompos sudah dirintis di Kota Madya Surabaya oleh Bu Risma, setiap kecamatan punya sentra kompos hijauan sendiri dari apapun dedaunan yang di pangkas di wilayah Kodya ini, yaitu mesin pencacah dedaunan baru dipadatkan dan ditup rapat rapat dengan terpal plastic untuk meragi/menjadi kompos.
Diseluruh pulau Madura, pertani di desa desa memanen dan bambu ditegalan dan pekarangan untuk dikeringkan selama musim penghujan untuk persediaan “hay” dari daun bambu kering, buktinya sekering apapun tahun tahun yang telah lewat mereka tidak pernah kekurangan pakan ternak sapi kambing daun bambu ini dicamur dengan kulit tongkol jagung jerami padi, jerami kedelai, kacang hijau semua tersimpan rapi untuk persediaan pakan dimusim kering, tentu saja ditambah consentrate dari bungkil maupun katul dan briket/pelet consentrate.
Jadi tinggal membudayakan lahan yang tidak produktip untuk hijuan pakan ternak, menjadi peroduktip seperti pagar pekarangan, tepian saluran air dan sungai, tepian jalan, batas tegalan dan sawah, bukit bukit lahan mlik Pemerintah – bukan digunduli tapi dipangkas untuk dimanfaatkan daunnya guna pakan ternak sapi atau kambing Secara continue dan terrencana.
Teman saya pemelihara kambing gibas (domba), memangkas tanaman naungan jalan raya di kota Nganjuk Jawa TImur yang berupa daun Sonokeling ( Daibergia latifolia –dari familia Fabaeeae ) yang pahit kok kambingnya ya mau,. Orang tidak akan bisa membedakan rasa daging Domba Garut yang lambang kemapanan orang kaya dengan daging domba gibas biasa, yan diberi makan daun sonokling penaung jalan di kota kota.*)
Kamis, 13 Agustus 2015
WAHAI POLITISI, WAHAI TOKOH KARBITAN, WAHAI POLISI ALAM SUDAH MARAH, PENGHIJAUAN BUKAN BARANG MAINAN MENCARI POPULARITAS DENGAN REBOISASI
WAHAI POLITISI KARBITAN,WAHAI PENJABAT YANG MENCARI POPLARITAS MURAH, WAHAI PENGUSAHA YAANG NMENANAM SIMPATI SADARLAH,PENGHIJAAN BUKAN BARANG MAINAN.
Artikel ini sudah di blog ini tiga tahun yang lalu, pembacanya hanya belasan orang, ya benar memang penulisnya bukan sosok yang mengorbit hanya warga biasa, hidup biasa mediocre senderung sededera, Salahkah bila pikiran menembus kemana mana ? Masa kini adalah waktunya orang biasa bersuarhana, menjerit, ngetwit, ngeblog, meski tidak langsung mwnggugah masyarakat seketika, tapi inilah salah satu upaya warga biasa, alhmadulillah.. Pesannya jelas: Jangan main main dengan issue PENGHIJAUAN.
Kini situasi sudah mendesak, el Nino sudah berkunjung, bahkan yang ditanam dan dipiara oleh petani saja pada kerng, apalagi tumbuhan hutan yang diprogramkan untuk menghijaukan wilayah gundul yang kritis. Tengok itu hasil karya anda. Sekarang bukan waktnya main main lagi, jutaan hektare lahan gundul berisi semak, waktu kemarau kering, dibakar, lahan gambut yang sudah dirampas semak semak yang tumbuh cepat, sejanjutnya selama musim hujan, tumbuhanmsuiman yang tumbauh ceoat ini merampas hidup tumbuhan kayu keras yang lambat tumbuh, bahkan yang ini, alhamdulillah bertahan selama tiga tahun secara alami karena mebuat kanolinya diaraas semak semak, , ikut mati dibakar atau kekeringan. Pelototi hasil karya anda yang popularitasnya didapat dari issue ini. Pak Jokowi orang Kehutanan, kalian main main lagi pasti masuk bui.
Sejak Bhumi Nusantara terasa gundul, maka lahirlah istilah penghijauan.
Di Pulau Jawa, waktu aku umur 10 tahun,( jadi tahun1948) setiap rumah tangga memakai kayu bakar sebagai bahan bakar masak di dapur, atau bagi rumah tangga kaya, mereka memakai arang kayu. Sejak tahun lima puluhan mulai dipakai kompor minyak tanah dengan konstruksi pembakaran sumbu yang diperpanjang dengan semacam ruang pembakaran taambahan sejengkal lebih, sehingga pembakaran uap minyak tanah menjadi lebih sempurna. Konstruksi ini sederhana, tapi model kompor ini tidak pernah ada sebelum tahun 1950 atau sekitar tahun itu. Maka rumah tanggalah yang menjadi sasaran kritik terhadap penggundulan hutan, selama Perang Pasifik dan perang Kemerdekaan kira-kira 10 tahun, dari 1940 sampai 1950.
Di luar pulau Jawa, yakni pulau Sumatra, dan pulau Kalimantan masih sama sekali belum terjamah, karena kebutuhan kayu bakar dan arang ( khusus untuk menyetrika baju, membakar sate dll) masih tidak berarti sama sekali dibandingkan dengan luas hutan rimba. Di pulau-pulau itu mulai terasa pembabatan hutan, semenjak glondong berdiameter raksasa sampai satu meter laku keras untuk di di export tahun 1955 ke atas, terutama untuk membuat veneer pencetak beton, sebab Dunia lagi booming, ekonomi berkembang pesat, kota- kota Negara Industri diperbaharui dengan beton terutama untuk bangunan pencakar langit jalan dan jembatan, viaduct saluran air dsb . Semua ini untuk memenuhi kebutuhan gedung- gedung perkantoran, hunian condominium, jalan-jalan dan jembatan maupun viaducts, saluaran-saluran dll. Sampai sekarang masih meningkat scara progressive.
Hingga sekarang kita punya hutan primer sudah tinggal sangat langka, sedang hutan rimba di pulau Sumatera dan Kalimantan sekarang jadi tinggal 40 % dibabat dengan segala dalih. Malah lahan gambutnya pada dibakar, oleh uang. Karna tanah ulayat saja yang sudah dibakar, hargasnya bisa naik berlipat lipat, akalnya gimana supaya dapat untung ?_
Biarkan tanah ulayat disengketakan, disamarkan dengan tanah HGU kelapa sawi, memang letaknya mepat,
Pejabat yang berwajib jadi bingung sendiri, lantas setelah dibakar dan bertengkar lahan itu milik siapa, baru harganya sebagai tanah ulayat naik, atau sebagai peeluasan NGU kelapa sawit, tapa diketaui sapapun, kecuali yang memanen, di prluasan tanam,
Dapat harga tinggi untuk Penjabat yang lain, rakyat yang mebakar, uang dari boss, lahan bisa disulap HGU karena batas batasa HGU tidak berdasarkan dat deodesi diamnbik dari trrianggulai patokan, ratusan kilometer dipuncak gunung, seperti dipuncak Bawakaraeng di Sulawesi misalnya. Trianggulasi patokan ini dapan menentukan koordenasi satu titik batas ratusan kilomertar dati puncak Bawkaraeang. langsung bisa ditanam kelapa sawit,, dibuatkan patok patas baru,, begitulah tanah HGU, rugi yang terdampak asap berbulan bulan berapa ?
Penjabat, yang membakar rakyat yang diberi uang., sama sama enak, ndak dihitung kerugian ekonomi wilayahnya berapa, rugi Negara berapa.
Saya amati benar yang terjadi di pulau Sulawesi, pulau yang sangat khusus karena sebagian besar sangat tipis, bingga cuma 50 km menurut garis potong lurus,dari pantai ke pantai melewati puncak tetinggi di tempat tanah genting itu hanya sekitar 200 m diatas muka laut yang terendah yang tertinggi ribuan meter , tapi meliuk-liuk panjang seperti pulau itu sendiri.
Akan ternyata bahwa pulau ini, terutama di tanah gentingnya, problem hutannya sama dengan pulau pulau kecil di NTT, sangat sulit dihutankan kembali, musim kering lebih lama dari tumbuhnya perakaran tanaman keras, menghunjam kedalam mencari air.
Bila tidal mendapatkan air di ceruk bawah tanah diatas batuab pejal, bibit tumbuhan hutan ini mati Untul selamanya lahan perbukita tanah genting, atau pulau kecil unu gundul.
Setengah abad terakhir dari abad 20, Dunia jadi ramai karena issue penghijauan kembali, gundul sudah sangat akut, bahkan ada indikasi terjadi pemanasan global, karena efek rumah kaca, terjadi ketidak-seimbangan antara CO2 yang dihasilkan dari pembakaran semak, dan hutan sebagai penyumbang CO2, dan jauh lebih penting hutan rimba merupakan sau satunya pengguna terbesar CO2, mengurangi kadar CO2 dari udara kita, oleh proses assimilasi CO2., Sedangkan CO2 sebenarnya dihasilkan besar besaran oleh Industri, oleh pabrik-pabrik di negara Industri,hanya hutan yang bisa sangat mengurangi efek rumah kaca ini.
Issue mengenai penghutanan kembali di Indonesia menjadi ajang apa saja yang sangat ramai, umpama:
-Untuk bumbu ngomong supaya terdengar lebih berbobot:
-Iklan iklan di TV agar nampak sangat anggun, peduli lingkungan hutan desa, meskipun sudah hidup di kondomnium ditayangkan dua kali sehari padahal nyatanya ya cuma iklan, beberapa anak menanam pohon dari bibit, dua tiga bulan musim kering tiba, tumbuhan itu mati kekeringan..
-Menggunakan issue penghijauan untuk mencari popularitas saat kampanye: Padahal ngomong doang, atau cuma simbolik saja memberi bibit kayu rimba bahkan bibit apa saja dan di shoot TV dari bermacam sudut, trus ditayang berkali -kali diberita minggu ini, mesti saja dengan bayaran.
Menggunakan issue penghijauan untuk mencari dana buat keperluan lain:
Lembaga Swadaya Masyarakat, Dinas-Dinas yang ada dana supaya kelihatan terpakai, Yayasan -Yayasan supaya kelihatan keren:
Membagikan bibit buah-buahan dan tamanan pelindung di perempatan jalan ramai di shoot TV entah lanjutannya untuk apa.
Menggunakan issue penghijauan untuk performance upacara:
Bapak Penjabat apa saja desertai dengan puluhan pengikutnya berseragam training set, disertai dengan puluhan bahkan ratusan Pramuka, bener-bener menanam bibit pepohonan di lahan terbuka (entah bisa hidup berapa lama bibit pohon itu ?), setelah itu entah jadi apa?. Wong hanya upacara.
Melihat itu semua orang (saya terutama) jadi eneg deh.
Kok bisa bisanya, hari gini issue penghijauan yang sudah jadi taruhan perubahan iklim, kok masih dibuat mainan. Please, deh, jangan jadikan penghijauan sebagai acara seremonial belaka.
Memang, bila dicermati, lahan-lahan yang terbuka, malah waktu kemarau nampak gundul karena semak semaknya tetumbuhan musiman mati, itu memang ada sebabnya.
Mestinya jauh jauh hari, mbok mereka yang mengerti soal tanam menanam itu memberi pengertian, artinya Lillahi Ta’Alla, ndak perlu dibayar, wong buka dokter manusia..
Menanam kembali lahan terbuka, itu bukan kerja sehari dua hari, harus ada pemeliharaan selama paling sedikit sampai tumbuhan yang ditanam itu bisa mandiri, persis seperti memelihara bayinya apa saja, syukurlah kepada Sang Pencipta, bahwa bayinya tumbuhan yang bisa sebesar pepohonan yang diameternya bisa semeter tanpa di bantu manusia itu, syaratnya kan hanya melihat hanya selama tiga musim kemarau saja. Hanya mengamati bibit tumbuhan apa saja yang baru ditanam pada kemarau pertama, pada pemarau ke-dua, dan pada kemarau ke-tiga.
Artinya apakah tumbuhan yang kita tanam di lahan terbuka itu masih mendapatkan air apa tidak ? Soalnya kemarau pertama bibit itu akarnya masih pendek, tidak bisa mencapai lapisan tanah yang masih basah, kan kesempatan untuk membuat akar hanya maximum lima bulan ? Itupun bila bibit ditanam pada permulaan musim hujan ? Itupun bila bibitnya benar, ditanam dengan benar dan disiram sesudah ditanam.
Bibit tumbuhan yang benar : Kan kita nanam di lahan tebuka gundul waktu kemarau itu, yang mati, kan tumbuhan semusim atau semak semak walau dia tumbuhan tahunan, tidak mampu mencari air. Lha kita menanam disitu, mestinya kita cari tumbuhan yang akarnya tumbuh kebawah dengan cepat memanjang, selama maximum 5 bulan sudah mencapai kedalaman yang aman di musim kemarau.
Apa ada tumbuhan macam itu ? `Pasti ada, Tanya sama Ahhlinya. Menanam tanaman yang akarnya cepat panjang menghunjam kebawah, memerlukan perlakuan khusus, wong bakatnya berakar panjang, jadi bibitnya ya akarnya panjang, jangan nanam yang akarnya pendek kerena putus.
Bila sudah di kantong plastik, bakat akarnya panyang, kan kantongnya harus extra panjang ?
Lahan, tanah yang kita risih kok gundul dimusim kemarau itu ada apa ?
Lha bila dimusim hujan juga gundul ya maaf, itu mungkin batu besar.
Tanah dengan dasar batu kapur, tanah miring, tanah berpasir dalam, itu memang rawan jadi lahan “kritis” artinya jadi sasaran kritik, sebab aku tidak tau kenapa dinamakan lahan ”kritis”.
Di lahan itu air hujan cepat hilang, atau lebih cepat mengalir di permukaan yang miring (run off), atau cepat menyerap kebawah tanpa ada lapisan penahan di zona akar yang normal, biasanya diatas batu dasar lapisan batu kapur yang mirip saringan, pori-porinya banyak dimana-mana, air hujan meresap jauh ke bawah zona perakaran, begitu pula tanah berpasir.
Bila bibit sudah dipilih dari yang berakar panjang, lantas tanahnya macam apa ?
Ngototnya yang mau menanam pepohonan bagaimana?
Terhadap run off yang berat, kita ada akal membuat sabuk gunung (terrasering), atau bila biaya mepet ya individual terassering.
Terhadap tanah yang tumbuh di atas bukit kapur yang porus, kita lihat saja tunbuhan apa yang mampu bertahan di situasi itu, ya dia jadi pilihan kita untuk penghijauan.
Bila ngotot, ya pilih tunbuhan yang tahah kering, kita bantu sebisanya pada tiga musim kemarau yang pertama dengan menyiram sebisanya, mungkin pada kemarau ketiga akarnya sudan cukup menghunjam ke lapisan yang masih mengandung air.
Sudah itu di lereng, tanah dimana air hujan melorot kebawah zona akar, masih ada bagian lereng, yang di bawahnya ada batu besar atau ceruk batuan yang lebih massif, sehingga diatasnya tanah masih ada air terperangkap, disitu semak-semak tumbuh secara alami, bila tumbuhan yang kita maksud akan ditanam sebaiknya memilih tempat yang walau musin kemarau, masih ada segerombol tumbuhan yang masih hijau.
Penduduk Pulau kecil di NTT pada musim kemarau yang panjang, terpaksa minum air yang menetes dari akar Pisang Saba (Musa accuminata ) yang dipotong, dalam semalam,akan tertampung air segelas, dicukupkan buat sehari untuk diminum.
Pisang yang sama, di sekitar Klakah, Jawa Timur di tengah-tengah wilayah berbukit rendah antara Selat Madura/Probolinggo dan Laut Selatan Lumajang, disitu tanah berbukit rendah, ada di bayangan hujan gunung- gunung tinggi di barat maupun di timur, tanah lereng bukit dan hujannya kurang, tapi wilayah itu merupakan tempat buah-buahan dijual sepanjang jalan, baik musim penghujan maupun musin kemarau, Lho kok aneh, nanamnya dimana dan bagaimana ?.
Ternyata penduduk daerah itu ada yang mampu menanam pohon buah-buahan di lereng-lereng yang jauh dari sumber air, yang mampu mereka tanam adalah; Nangka, Apukat, Pisang Saba dan Pisang jenis murahan yang lain, Kelapa, Kenitu (sebangsa Sawo warna kulitnya hijau (Chrysophylum cainito), kadang Mangga Kita bisa jadi merasa heran, kok bisa melewat tiga musim kemarau? apakah pohon buah-buahan di atas bukit sana pernah dibantu disiram manusia ya ?
Pembaca, boro-boro nyiram pohon Nangka bayi di atas bukit, mandi saja harus pergi lima enam kilometer.
Caranya yang saya amati begini; di lereng tempat yang terpilih, mereka penduduk yang arif sesuai dengan kearifan lokal, mulai dengan menanam Pisang Saba, setelah tumbuh serumpun, perlu dua tiga tahun, kemudian di bawah persis serumpun Pisang Saba itu mereka tanami bibit Nangka setinggi dua jengkal, tentu saja di permulaan musim hujan, selama musim hujan no problem, air turun dari langit, biar run off seperti apa.
Musim kemarau mulai ada problem, rerumputan sudah kering, kemudian semak-semak, namun rumpun Pisang tetap bertahan. Lha, si bibit Nangka yang ditanam dibawah rumpun Pisang tadi itu mendapatkan air dari tetesan air akar pohon Pisang yang sengaja dipotong dengan sabit, diulang-ulang sampai kemarau ganti musim hujan yang kedua bagi si bibit yang selamat melewati kemarau pertama.
Kemudian kemarau kedua, akar dan pohon Nangka sudah bertambah panjang, masih perlu naungan daun Pisang yang agak merana di musim kemarau, namun memadai.
Diulang pemotongan akar Pisang dengan menyisipkan arit di tempat perakaran Pisang dekat pohon Nangka yang ditanam, akhir kemarau kedua dilewati dengan selamat.
Kemarau yang ketiga bibit Nangka telah besar lebih dari setengah meter, dengan akar yang cukup dalam, sehingga rumpun Pisang agak menggaggu pertumbuhan didongkel. Akhirnya seluruh rumpun Pisang didongkel pada tahun ke empat. Kemudian barulah kita heran-heran kok ada pohon Nangka muda di lereng tinggi diatas bukit ? (Bila ada Penjabat Eselon yang melihat pohon Nangka tadi, namun tak tahu kisah nanamnya, Eselon itu kemungkinan langsung berteriak jumawa: “Lihat yang diatas bukit saja bisa ditanam Nangka, kenapa ndak minta dana untuk penghijauan besar besaran, kan gampang !” gitu ujarinya keras-keras.)
Padahal asal para pembaca tahu, bibit buah-buahan macam-macam asal agak tahan kering dapat ditanam dengan cara yang sama. Karena belum pernah ada orang menyiram setinggi di atas lereng-lereng bukit.(*)
Semoga berguna. Wahai eselon belajarlah. Ya memang sudah, bualn Agustus 2015, ketahuan bawha Nyonya Basar Nina Nurliana Pramono, nilep uang yang dikuasakan kepadanya dari Pertamina Foundation tidak tanggung tanggung 259 miliard rupiah dicanangkan unutk menanam 100 yuta pohon. Ja jadi hutan jambu mete di NTT, tapi sudah keduluan diaku oleh pendahulunya sasama sebrity yang llebih licin. Si licin ini terpeleset perkara gadu listrik yang mangkrak dan 14 mobil listrik yang juga mangkrak, dia masih sangat kuat dibidang media, bisa bebas menurut Prapadilan, lebih lihaqi dari H
Senin, 10 Agustus 2015
VISA DITOLAK OLEH KEDUTAAN BESAR MALAYSIA KARENA ALASAN SALAH PENGERTIAN
ULIL ABSHAR ABDALLA VISANYA DITOLAK OLEH KEDUTAAN BESAR MALAYSIA.
Kami tahu siapa sosok Ulil Abshar Abdalla ini , dari banyak tulisannya dan sikanpnya dalam bidang agama dan politik, terutama di twitternya @ulil. Dia memang cenderung ke pemikiran Gus Dur pada umumnya.
Kok tiba tiba dia ngetwit, bahwa visanya ditolak oleh Kedubes Malaysia, dia berkunjung ke sana untuk menghadiri salah satu peertemuan Islam.
Dia memang activis dalam Jejaring Islam Moderat.
Entah secara resmi dia dituduh jadi penganjur aliran Ahmadiah, yang di Malaysia dilarang. Entah hanya tuduhan tanpa bukti. Kenyataannya dia itu NU dan pengagum Gus Dur. Sedangkan Nahdlatul Ulama dikenal dengan ajaran Islam yang disiarkan oleh para Mubaleg dari Parsi dan Yunan, mencerminkan keteduhan dan toleransi kepada adat yang tidak menyimpang jauh dari syariah. sebelum aliran Whabiah dari Jazeerah mengadakan pembersihan dari kotoran gaya hidup setempat, menuju Islam yang kaffah, mirip Arab dari jaman Rasulullah Muhammad SAW, Rupanya dekat dangan Muhammadiah. (Ada ceritanya sendiri mengenai Muhammadiyah luar dan Muhammadiah dalam – sedangkan Muhammadiah luar dipimpin oleh Muhammad Basya Dahlan dari situs google kata lunci Pekalongan Utara Bersatu kata lunci Van Der Plas,Syekh Ahmad Syurkati ( pendiri Al Irsyad) dan peranan Freemasonry -
Situs yang sama dengan kata kunci : Meluruskan distorsi sejarah........
NU ada, embryonya jauh sebelum ada Muhammadiah, tradis paera wali. sangat konsisten dengan sikapnya yang “uzlah”( menjauhi, berseteru, non cooperative dengan penjajah Belanda) apapun budaya yang berbau penjajah Belanda tidak dipakai,, jang malah di cap kolot pada waktu itu, pake clana komprang dibawah lutut dan sarungan kopyah. Petani NU tidal mau kerja di Pabrik Gula atau jadi buruh perkebunan tebu. ( konon sampai sekarang diwilayah Sidoarjo, ya begitu) Sedangkan Muhammadiah pakai celana sepatu sering ndak pake songkok, tidak berseteru dengan tatanan modern.
Islam di Malaysia adalah agama Negara, tidak heran Negara ikut mengatur pelaksanaan Syariat Islam. Perkembangan agama Islam di semenanjung Malaka persis seperti perkembangan Islan di Sumatra pada umumnya, melalui jalur perdagangan, di kota kota bandar.rata rata sesudah abad ke 11 Masehi, jadi lewat jalur perdagangan antar pulau dan antara negara sambung menyambung caravan dan perahu dari Sinkiang, Yunan dan India, merunut jalur perdagangan, ke Nusantara, Belum ada mbaleg dari Hadramaut dan Arabia, kemudian baru wangsa Mamluk di Mesir yang mengganti wangsa Fatimiah datang utusan ke Nusantara, membarsihkan pengaruh aliran Fatimiah sebelimnya ( konon syair syair islami karangan Hamzah Fansuri mirip dengan ikatan syair bahasa Persia) diganti dengan ajaran yang lebih fundamentalis.oleh Nuruddin ar Raniri dkk.( buku Dr Slamet Muljana)
Kebudayaan Parsi dan China sudah jauh lebih tinggi dari budaya orang Islam dari Jazirah Arab, telah mengenal masyarakat yang rapi terorganisasi berdasarkan kepentingan umum misalnya dalam bidang pengairan, lebih lebih didaerah Mesopotamia.
Penyiar agama islam asal dari Parsi, Yunan yang petama datang di Nusantara, dari sana pasti manusia unggul sehingga seandainya beliau beliau ini dagang, pasti dagangannya barang yang berharga dan lanngka sepeti kaftan dan rompi dari wool domba parsi atau domba karakul, senjata /pedang dari baja Damaskus yang berniali sangat tinggi, dihargai oleh peguasa setempat. Seandainya beliau beliau ini orang berilmu, pasti ilmu yang sangat bepengaruh kepada pertmbuhan masyarakat, misalnya kebisaan membaca dan menulis, dan berhitung membuat neraca laba/rugi dengan angka Arab, yang dengan mudah dan singkat melambangkan 12 digit bilangan, ilmu geodesi untuk membuat saluran saluran irigasi, atau ilmu arsitektur yang rumit seperi membuat lengkung kubah dsb. ilmu pengobatan dengan sterilisasi alat alat kedokteran. Dengan demikian para akhli agama islam ini menjadi populer dantara penguasa setempat.
Tinggal bahan bakunya masyarakat macam apa yang akan diberi pelajaran Agama islam itu. Masyarakat yang terpencar pencar dan kebanyakan masih tingal perpindah pindah di pedalaman dengan dengan membakar hutan untuk huma ( slash and burn) dengan penguasaan di kuala sungai unuk manarik palak barang barang yang dibawa keluar masuk sungai ke pedalaman...
Atau masyarakat yang sudah terorganisasi teratur seperti organisasi pengairan di Jawa dan Sumatra Barat. Untuk masyarakat yang masih terpencar pencar di huma huma di ajarkan syari'ah Islam yang dekat dengan budaya Arab, yang tidak memberatkan. Untuk masyaraka yang sudah terorganisassi menurut kebudayaan Hindu, yang diajarkan adalah tasawuf Islam kepada para Brahmana rendah dan para ksatria, sedangkan para waisia dan sudra diajari membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan bebas, dan moderasi berpakaian , bukan burkah tetapi hijab saja bagi perempuan dewasa yang lelaki memakai dan sarong dilipat rapi dan dibebatkan diatas celana komprang untuk bekerja, demi menyediakan alat sholat (sarong) bila waktunya tiba, memakai songkok, bukan sorban a;la Arab..
Pendekatan para penyiar Agama Islam ini berbeda beda. Begitu pula ajarannya mengenal Islam yang pokok dan yang tidak pokok akan dipilah pilah, yang pokok pun diambil terpenting dulu yaitu mengakui Allah yangTunggal, tidak laki dan tidak perempuan, tidak penah dilahirkan, dan tidak ada yang bisa menyamai, menentukaan segala apa yang diciptakannya, sedankan manusia sama derajad dihadapan Allah.(menghapus kasta dari Hinduime) Mereka bisa mempertimbangkan masuk Islam, demikian itu karena pengislaman ini dengan sukarela bukan dengan peksaan kekuatan fisik.
Dipulau Sumatra dan di semenanjung Malaka banyak bertebaran kerajaan kerajaan kecil yang hidup dari perdangangan di kuala sungai, sedang rakyatnya bertebaran dihutan mengumpulan hasil hutan dan bertani huma perpindah pandah, maka yang jadi sasaran adalah Raja dan masyarakat pedagangnya. Alias mubaleg Islam ini mendukung feudal setempat dengan inotivasi pengetrapan ilmu, geodesi, kartografi dan pelayaran, pengobatan dan sterilisasi, pembukuan dsb, mereka mengikat persahabatan.
Sedang di Pulau Jawa Kerajaan kerajaan sudah mengorganisi pengairan, para mubaleg ini tidak masuk kedalam sistim setempat, artinya ikut menguasi tanah pertanian beririgasi,- menjadi tuan tanah,, hanya membina persahabataban dengan Raja setempat. Tapi membuka rawa rawa dimuara sungai dengan teknologinya, dengan teropong teodolit dan nivelier, untuk membangun saluran saluran pengairan dan pematusan rawa secara sistimatis untuk keperluan tanaman padi, seperti di Mesopotamia. di muara sungai Brantas dan sungai bengawan Solo., kemudian menaklukkan rawa besat daerah Demak dan mendirikan Keerajaan Demak BIntoro di sana. Dengan kelebihan strategis dalam angkutan hasilnya hanya dengan perahu berlunas dan berlambung datar, sangat membantu angkutan dari sawah penyosohan dan ke pelabuhan. Lain sekali dengan sawah berundag dilereng lereng gunung yang dibangun oleh Msyarakat Hindu, akhirnya angkutan jadi kendala, untuk menjediakan beras sebagai mata dagangan ke pelabuhan pelabuhan samudra..
Dengan teknologi dan mencerdaskan rakyat mubaleg islam ini dapat menaklukkan tulang punggung ekonomi penguasa setempat, tanpa banyak perlawanan. Dan kaum inteligensia yang berpikir, mendapatkan lubuk ilmu yang tidak bakal kering yaitu keimanan dan tasawuf, ditambah azas islam yang berbuat apapun atas nama Allah yang Maha rakhman dan Maha rakhim- otomatis pembawaannya jadi sangat sabar. Lain dengan kasta Brahmana atau Bhiku dan Bhikuni yang meninggalkan kedunaiwian, tapi mengandalkan kekuasaan atas lahan pertanian beririgasi teratur, hibah kepada ashram atau wihara, dikerjakan petani dengan setoran untuk wihara dan ashram.
Mas Ulil hidup dan dibesarkan di pulau Jawa, kakek moyangnya jadi Islam kepincuk dengan ilmu tasawuf bagai masuk samudra yang tdak bertepi, hidup lurus kejalan ukhrowi dan duniawi yang beazas bismillahirakhmanirakhim. Tentu saja disalah mengertikan oleh masyarakat yang langsung berasal dari huma huma yang berpindah pindah dan penakik karet/getah perca yang terpencil, dengan kesempitan pengertian didasari atribut atribut Islam ragawi saja..
Biasa membina kepercayaan setempat, dengan mengutamakan yang pokok dan mengesampingkan sejenak yang kurang pokok, demi ukhuwah islamiyah, tahu bahwa yang tidak pokok itu hanya bawaan keadaan hidup dari asal usul ajaran agama sebelumnya, pasti akan rontok dengan sedirinya.. Sebab ajaran Islam yang pokok adalah universal. Bukan hanya atribut atribut saja, berserah diri untuk kepentingan pribadi yang tidak habis habisya (wajar untuk setiap manusia), akan tetapi dengan seta merta beramal jariah dengan tenaga dan harta dalan pergaulan msyarakat, Dengan demikian berkah Allah menambahi kekurangannya. Inilah azas kakek moyagnya.
Lha jangan masygul bila disingkur (dihadapi punggung) Dubes Malaysia, dikira Ahmadiyah kek, dikira syi’ah kek dikira islam modernis kek, pokoknya yang lain dari mereka ya murtad. Lha ajaran kakek moyangnya ya gitu, mereka hanya punya conformisme masyarakat primitip, tanpa berpikir, ya maklum. Pencaharian pokok yang digeluti terakhir, menjelang Peerang Dunia ke II mereka jadi tukang takik (sadap) karet, ya terpencil ya terpencar, kurang berbudaya, sudah jadi doctor dalam science pun juga masih jadi teroris dinegara orang.
Konon di Afganistan dan Pakistan, bila orang didakwa pengikut aliran ini (ahmadiyah) bisa langsung dibunuh tanpa perkara*)
S
Kami tahu siapa sosok Ulil Abshar Abdalla ini , dari banyak tulisannya dan sikanpnya dalam bidang agama dan politik, terutama di twitternya @ulil. Dia memang cenderung ke pemikiran Gus Dur pada umumnya.
Kok tiba tiba dia ngetwit, bahwa visanya ditolak oleh Kedubes Malaysia, dia berkunjung ke sana untuk menghadiri salah satu peertemuan Islam.
Dia memang activis dalam Jejaring Islam Moderat.
Entah secara resmi dia dituduh jadi penganjur aliran Ahmadiah, yang di Malaysia dilarang. Entah hanya tuduhan tanpa bukti. Kenyataannya dia itu NU dan pengagum Gus Dur. Sedangkan Nahdlatul Ulama dikenal dengan ajaran Islam yang disiarkan oleh para Mubaleg dari Parsi dan Yunan, mencerminkan keteduhan dan toleransi kepada adat yang tidak menyimpang jauh dari syariah. sebelum aliran Whabiah dari Jazeerah mengadakan pembersihan dari kotoran gaya hidup setempat, menuju Islam yang kaffah, mirip Arab dari jaman Rasulullah Muhammad SAW, Rupanya dekat dangan Muhammadiah. (Ada ceritanya sendiri mengenai Muhammadiyah luar dan Muhammadiah dalam – sedangkan Muhammadiah luar dipimpin oleh Muhammad Basya Dahlan dari situs google kata lunci Pekalongan Utara Bersatu kata lunci Van Der Plas,Syekh Ahmad Syurkati ( pendiri Al Irsyad) dan peranan Freemasonry -
Situs yang sama dengan kata kunci : Meluruskan distorsi sejarah........
NU ada, embryonya jauh sebelum ada Muhammadiah, tradis paera wali. sangat konsisten dengan sikapnya yang “uzlah”( menjauhi, berseteru, non cooperative dengan penjajah Belanda) apapun budaya yang berbau penjajah Belanda tidak dipakai,, jang malah di cap kolot pada waktu itu, pake clana komprang dibawah lutut dan sarungan kopyah. Petani NU tidal mau kerja di Pabrik Gula atau jadi buruh perkebunan tebu. ( konon sampai sekarang diwilayah Sidoarjo, ya begitu) Sedangkan Muhammadiah pakai celana sepatu sering ndak pake songkok, tidak berseteru dengan tatanan modern.
Islam di Malaysia adalah agama Negara, tidak heran Negara ikut mengatur pelaksanaan Syariat Islam. Perkembangan agama Islam di semenanjung Malaka persis seperti perkembangan Islan di Sumatra pada umumnya, melalui jalur perdagangan, di kota kota bandar.rata rata sesudah abad ke 11 Masehi, jadi lewat jalur perdagangan antar pulau dan antara negara sambung menyambung caravan dan perahu dari Sinkiang, Yunan dan India, merunut jalur perdagangan, ke Nusantara, Belum ada mbaleg dari Hadramaut dan Arabia, kemudian baru wangsa Mamluk di Mesir yang mengganti wangsa Fatimiah datang utusan ke Nusantara, membarsihkan pengaruh aliran Fatimiah sebelimnya ( konon syair syair islami karangan Hamzah Fansuri mirip dengan ikatan syair bahasa Persia) diganti dengan ajaran yang lebih fundamentalis.oleh Nuruddin ar Raniri dkk.( buku Dr Slamet Muljana)
Kebudayaan Parsi dan China sudah jauh lebih tinggi dari budaya orang Islam dari Jazirah Arab, telah mengenal masyarakat yang rapi terorganisasi berdasarkan kepentingan umum misalnya dalam bidang pengairan, lebih lebih didaerah Mesopotamia.
Penyiar agama islam asal dari Parsi, Yunan yang petama datang di Nusantara, dari sana pasti manusia unggul sehingga seandainya beliau beliau ini dagang, pasti dagangannya barang yang berharga dan lanngka sepeti kaftan dan rompi dari wool domba parsi atau domba karakul, senjata /pedang dari baja Damaskus yang berniali sangat tinggi, dihargai oleh peguasa setempat. Seandainya beliau beliau ini orang berilmu, pasti ilmu yang sangat bepengaruh kepada pertmbuhan masyarakat, misalnya kebisaan membaca dan menulis, dan berhitung membuat neraca laba/rugi dengan angka Arab, yang dengan mudah dan singkat melambangkan 12 digit bilangan, ilmu geodesi untuk membuat saluran saluran irigasi, atau ilmu arsitektur yang rumit seperi membuat lengkung kubah dsb. ilmu pengobatan dengan sterilisasi alat alat kedokteran. Dengan demikian para akhli agama islam ini menjadi populer dantara penguasa setempat.
Tinggal bahan bakunya masyarakat macam apa yang akan diberi pelajaran Agama islam itu. Masyarakat yang terpencar pencar dan kebanyakan masih tingal perpindah pindah di pedalaman dengan dengan membakar hutan untuk huma ( slash and burn) dengan penguasaan di kuala sungai unuk manarik palak barang barang yang dibawa keluar masuk sungai ke pedalaman...
Atau masyarakat yang sudah terorganisasi teratur seperti organisasi pengairan di Jawa dan Sumatra Barat. Untuk masyarakat yang masih terpencar pencar di huma huma di ajarkan syari'ah Islam yang dekat dengan budaya Arab, yang tidak memberatkan. Untuk masyaraka yang sudah terorganisassi menurut kebudayaan Hindu, yang diajarkan adalah tasawuf Islam kepada para Brahmana rendah dan para ksatria, sedangkan para waisia dan sudra diajari membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan bebas, dan moderasi berpakaian , bukan burkah tetapi hijab saja bagi perempuan dewasa yang lelaki memakai dan sarong dilipat rapi dan dibebatkan diatas celana komprang untuk bekerja, demi menyediakan alat sholat (sarong) bila waktunya tiba, memakai songkok, bukan sorban a;la Arab..
Pendekatan para penyiar Agama Islam ini berbeda beda. Begitu pula ajarannya mengenal Islam yang pokok dan yang tidak pokok akan dipilah pilah, yang pokok pun diambil terpenting dulu yaitu mengakui Allah yangTunggal, tidak laki dan tidak perempuan, tidak penah dilahirkan, dan tidak ada yang bisa menyamai, menentukaan segala apa yang diciptakannya, sedankan manusia sama derajad dihadapan Allah.(menghapus kasta dari Hinduime) Mereka bisa mempertimbangkan masuk Islam, demikian itu karena pengislaman ini dengan sukarela bukan dengan peksaan kekuatan fisik.
Dipulau Sumatra dan di semenanjung Malaka banyak bertebaran kerajaan kerajaan kecil yang hidup dari perdangangan di kuala sungai, sedang rakyatnya bertebaran dihutan mengumpulan hasil hutan dan bertani huma perpindah pandah, maka yang jadi sasaran adalah Raja dan masyarakat pedagangnya. Alias mubaleg Islam ini mendukung feudal setempat dengan inotivasi pengetrapan ilmu, geodesi, kartografi dan pelayaran, pengobatan dan sterilisasi, pembukuan dsb, mereka mengikat persahabatan.
Sedang di Pulau Jawa Kerajaan kerajaan sudah mengorganisi pengairan, para mubaleg ini tidak masuk kedalam sistim setempat, artinya ikut menguasi tanah pertanian beririgasi,- menjadi tuan tanah,, hanya membina persahabataban dengan Raja setempat. Tapi membuka rawa rawa dimuara sungai dengan teknologinya, dengan teropong teodolit dan nivelier, untuk membangun saluran saluran pengairan dan pematusan rawa secara sistimatis untuk keperluan tanaman padi, seperti di Mesopotamia. di muara sungai Brantas dan sungai bengawan Solo., kemudian menaklukkan rawa besat daerah Demak dan mendirikan Keerajaan Demak BIntoro di sana. Dengan kelebihan strategis dalam angkutan hasilnya hanya dengan perahu berlunas dan berlambung datar, sangat membantu angkutan dari sawah penyosohan dan ke pelabuhan. Lain sekali dengan sawah berundag dilereng lereng gunung yang dibangun oleh Msyarakat Hindu, akhirnya angkutan jadi kendala, untuk menjediakan beras sebagai mata dagangan ke pelabuhan pelabuhan samudra..
Dengan teknologi dan mencerdaskan rakyat mubaleg islam ini dapat menaklukkan tulang punggung ekonomi penguasa setempat, tanpa banyak perlawanan. Dan kaum inteligensia yang berpikir, mendapatkan lubuk ilmu yang tidak bakal kering yaitu keimanan dan tasawuf, ditambah azas islam yang berbuat apapun atas nama Allah yang Maha rakhman dan Maha rakhim- otomatis pembawaannya jadi sangat sabar. Lain dengan kasta Brahmana atau Bhiku dan Bhikuni yang meninggalkan kedunaiwian, tapi mengandalkan kekuasaan atas lahan pertanian beririgasi teratur, hibah kepada ashram atau wihara, dikerjakan petani dengan setoran untuk wihara dan ashram.
Mas Ulil hidup dan dibesarkan di pulau Jawa, kakek moyangnya jadi Islam kepincuk dengan ilmu tasawuf bagai masuk samudra yang tdak bertepi, hidup lurus kejalan ukhrowi dan duniawi yang beazas bismillahirakhmanirakhim. Tentu saja disalah mengertikan oleh masyarakat yang langsung berasal dari huma huma yang berpindah pindah dan penakik karet/getah perca yang terpencil, dengan kesempitan pengertian didasari atribut atribut Islam ragawi saja..
Biasa membina kepercayaan setempat, dengan mengutamakan yang pokok dan mengesampingkan sejenak yang kurang pokok, demi ukhuwah islamiyah, tahu bahwa yang tidak pokok itu hanya bawaan keadaan hidup dari asal usul ajaran agama sebelumnya, pasti akan rontok dengan sedirinya.. Sebab ajaran Islam yang pokok adalah universal. Bukan hanya atribut atribut saja, berserah diri untuk kepentingan pribadi yang tidak habis habisya (wajar untuk setiap manusia), akan tetapi dengan seta merta beramal jariah dengan tenaga dan harta dalan pergaulan msyarakat, Dengan demikian berkah Allah menambahi kekurangannya. Inilah azas kakek moyagnya.
Lha jangan masygul bila disingkur (dihadapi punggung) Dubes Malaysia, dikira Ahmadiyah kek, dikira syi’ah kek dikira islam modernis kek, pokoknya yang lain dari mereka ya murtad. Lha ajaran kakek moyangnya ya gitu, mereka hanya punya conformisme masyarakat primitip, tanpa berpikir, ya maklum. Pencaharian pokok yang digeluti terakhir, menjelang Peerang Dunia ke II mereka jadi tukang takik (sadap) karet, ya terpencil ya terpencar, kurang berbudaya, sudah jadi doctor dalam science pun juga masih jadi teroris dinegara orang.
Konon di Afganistan dan Pakistan, bila orang didakwa pengikut aliran ini (ahmadiyah) bisa langsung dibunuh tanpa perkara*)
S
Jumat, 07 Agustus 2015
KEMISKINAN YANG DIPAKSAKAN. DAN AKIBATNYA
KEMISKINAN YANG DIPAKSAKAN, INILAH YANG KITA ALAMI SEKARANG.
Kemiskinan adalah relatip, Orang sudah tahu bila kebutuhan lebih besar dari pada apa yang bisa dimiliki, maka orang merasa miskin.
Yang saya maksudkan disini, kita sama sama tahu bahwa kini orang tidak hanya hidup dari roti. Hla sekarang roti saja hampir tidak terjangkau, sebab roti atau pangan sudah menjadi senjata strategis Dunia yang dipelopori permainannya oleh kaum Imperialis Dunia.
Banyak rakyat yang belum menyadari ini.
Unuk membebaskan diri dari kemiskinan pokok, yang berarti kecukupan kebutuhan esensialnya di dunia modern ini, pangan, sandang, papan dan pendidikan, mereka berjuang disegala bidang.
Bahkan menurut pengamatan saya, diantara mereka yang masih kekurangan di empat bidang kebutuhan pokok ini lebih me-nomer-satu-kan pendidikan. Sebab ini yang paling dimengerti para akar rumput, untuk meninggikan penghasilan seseorang. JA LAN LURUS MENJADI AGGAUTA PENGUASA DI MASYARAKAT, KEMUDIAN KORUPSI,
Apabila ketahuan, masyarakat tidak memberi kutukan sanksi, malah masih sangat menghormati, sanak famili ikut menikmati, tidak ada fatwa haram di rezeki ini. Malah mertua Anas bisa bikin Pesantren mewah di Jokja dengan amannya.
Padahal keadaan kemiskinan ini punya sebab yang lebih mendasar, yaitu hasil rekayasa kaum yang sangat menguasai kehidupan ekonomi seluruh Manusia di di Dunia ini. Tragis ya ?
Akan sangat panjang dan barangkali uraian saya tidak akan dengan gampang membuat terang perkara ini, terutama dibidang ekonomi global. Juga sulit bagi siapapun bahkan bila penjelasan diberikan dari Pemerntah sendiri. Jadi jangan tanya keterangan dari ilmu yang sulit ini.
POKOKNYA::
SIAPA YANG TIDAK MENGERTI BAHWA PRODUKTIVITAS SATU BANGSA DITENTUKAN OLEH TEKNOLOGY ? SIAPA TIDAK MENGERTI BAHWA TEKNOLOGI INI HARUS DIBELI, SEDANG RUPIAH SELALU AKAN MURAH NILAINYA TERHADAP DOLLAR AMERIKA, BERKAT INEFISIENSI PENGELOLAANNYA, UNTUK BELI SEGALA KENIKMATAN INSTAN. BORO BORO UNTUK MEMBELI TAKNOLOGI WONG HABIS DIKORUPSI UNTUK BELI YANG INI ?
Siapapun sepakat Atut korupsi untuk beli 24 mobil mewah si Wawan, 299 rumah mewah di Bandung, Para Sudrun menimbun uang curian ini,,mencucinya bersih bersih untuk beli suara pilkada, pilnas, pilmanis, rame rame muktamar digedung DPR yang instan jadi super mewah, dengan 500 anggauta balakurawa mereka, itu maunya.- ..
Semua sepakat, bila tanaman budidaya pertanian kita menghasilkan panen cukup, kami ya tidak k
elaparan, paling kurang tidak merampas anggaran untuk kebutuhan pokok yang lain. Harga pangan terjangkau ini semua kami mengerti, sebab gangguan apapapun masih ada disini. Pertanyaannya, bagaimana membuat pAnen cukup ? Harus ada sistim yang mendukung sarana dan prasarana Pertanian. Waduh saya mulai keminter wong saya ex Agronomist. Pokoknya Pemerintahan kita yang dipimpin Pak Jokowi masih mampu dengan apa yang ada memenuhi tugas ini, meskipun tahnn ini tahun el Nino.
Orang tidak akan merasa cukup dengan sekedar pangan, sekedar papan untuk berteduh, sekedar sandang jadi pasti akan mengadakan upaya untuk memperbiki yang dimiliki saat itu.
Saya hanya kepingin menguraikan disini, bahwa “pendidikan” itu masih harus di buat terang benderang, maksudnya, seluruh anggauta masyarakat kita bakal dapat manfaat dari hasilnya,
Jadi upaya ini merupakan pendidikan untuk jadi manusia yang trampil otak dan tangannya, demi mendapatkan penghasilan /economical gains yang lebih baik, baik sekali, dan berlimpah. disertai dengan budi pekerti yang masuk dalam hati nuraninya. mengapa ? Karena banyak sekali upaya yang harus dilaksanakan bersama sama orang banyak, tidak boleh ada yang egois, supaya kompak.
Budi pekerti yang terpateri dalam hati nurani ini penampilkannya keluar dengan ketulusan dalam bermasyarakat.
Bagaimana bisa ada ketulusan dalam hati nuraninya bila dalam usia yang sangat dini - usia Sekolah Dasar harus - menghadapi guru guru, orang dewasa yang lebih- dalam- segalanya, terhadap manusia kecil ini pada masa sebagian besar waktunya, lebih dari separo waktu sadarnya - Dan yang terpenting dari situasi itu, zaman Orde Baru jaman yang sangat phragmatis dalam mengetrapkan kekuasaan untuk mencari uang., ekornya sampai kini Bagaimana cara curu guru SD mencari tambahan uang pada era Orde Baru itu. Seluruh Jajaran Kekuasaan mencari uang dari anggaran bidang Pendidikan dan Pengajaran.
Kekuasaan paling kecil. Guru kelas satu dua, tiga, tega memotong tabungan muridnya lebih dari 20 % pada akhir tahun, untuk keperluannya, tanpa sepengetahuan muridnya si penabung Sangat tidak berarti jumlahnya, tapi sangat traumatis akibatnya. Berita mengenai pelecehan terhadap bocah ingusan sangat biasa. Ketulusan apa yang bisa diharakan dari bergenerasi generasi murid sekolah SD yang sekarang sudah jadi kakek nenek ? Ketulusan adalah tautan yang paling erat dalam satu kepribadian yang wutuh sesuai nur-aini, bukan terbelah disatu sisi memakai atribut agama dilain sisi brandal dan korupsi -- tanda terbelahnya satu pribadi senacam ini TDAK MERASA BERSALAH*)
Kemiskinan adalah relatip, Orang sudah tahu bila kebutuhan lebih besar dari pada apa yang bisa dimiliki, maka orang merasa miskin.
Yang saya maksudkan disini, kita sama sama tahu bahwa kini orang tidak hanya hidup dari roti. Hla sekarang roti saja hampir tidak terjangkau, sebab roti atau pangan sudah menjadi senjata strategis Dunia yang dipelopori permainannya oleh kaum Imperialis Dunia.
Banyak rakyat yang belum menyadari ini.
Unuk membebaskan diri dari kemiskinan pokok, yang berarti kecukupan kebutuhan esensialnya di dunia modern ini, pangan, sandang, papan dan pendidikan, mereka berjuang disegala bidang.
Bahkan menurut pengamatan saya, diantara mereka yang masih kekurangan di empat bidang kebutuhan pokok ini lebih me-nomer-satu-kan pendidikan. Sebab ini yang paling dimengerti para akar rumput, untuk meninggikan penghasilan seseorang. JA LAN LURUS MENJADI AGGAUTA PENGUASA DI MASYARAKAT, KEMUDIAN KORUPSI,
Apabila ketahuan, masyarakat tidak memberi kutukan sanksi, malah masih sangat menghormati, sanak famili ikut menikmati, tidak ada fatwa haram di rezeki ini. Malah mertua Anas bisa bikin Pesantren mewah di Jokja dengan amannya.
Padahal keadaan kemiskinan ini punya sebab yang lebih mendasar, yaitu hasil rekayasa kaum yang sangat menguasai kehidupan ekonomi seluruh Manusia di di Dunia ini. Tragis ya ?
Akan sangat panjang dan barangkali uraian saya tidak akan dengan gampang membuat terang perkara ini, terutama dibidang ekonomi global. Juga sulit bagi siapapun bahkan bila penjelasan diberikan dari Pemerntah sendiri. Jadi jangan tanya keterangan dari ilmu yang sulit ini.
POKOKNYA::
SIAPA YANG TIDAK MENGERTI BAHWA PRODUKTIVITAS SATU BANGSA DITENTUKAN OLEH TEKNOLOGY ? SIAPA TIDAK MENGERTI BAHWA TEKNOLOGI INI HARUS DIBELI, SEDANG RUPIAH SELALU AKAN MURAH NILAINYA TERHADAP DOLLAR AMERIKA, BERKAT INEFISIENSI PENGELOLAANNYA, UNTUK BELI SEGALA KENIKMATAN INSTAN. BORO BORO UNTUK MEMBELI TAKNOLOGI WONG HABIS DIKORUPSI UNTUK BELI YANG INI ?
Siapapun sepakat Atut korupsi untuk beli 24 mobil mewah si Wawan, 299 rumah mewah di Bandung, Para Sudrun menimbun uang curian ini,,mencucinya bersih bersih untuk beli suara pilkada, pilnas, pilmanis, rame rame muktamar digedung DPR yang instan jadi super mewah, dengan 500 anggauta balakurawa mereka, itu maunya.- ..
Semua sepakat, bila tanaman budidaya pertanian kita menghasilkan panen cukup, kami ya tidak k
elaparan, paling kurang tidak merampas anggaran untuk kebutuhan pokok yang lain. Harga pangan terjangkau ini semua kami mengerti, sebab gangguan apapapun masih ada disini. Pertanyaannya, bagaimana membuat pAnen cukup ? Harus ada sistim yang mendukung sarana dan prasarana Pertanian. Waduh saya mulai keminter wong saya ex Agronomist. Pokoknya Pemerintahan kita yang dipimpin Pak Jokowi masih mampu dengan apa yang ada memenuhi tugas ini, meskipun tahnn ini tahun el Nino.
Orang tidak akan merasa cukup dengan sekedar pangan, sekedar papan untuk berteduh, sekedar sandang jadi pasti akan mengadakan upaya untuk memperbiki yang dimiliki saat itu.
Saya hanya kepingin menguraikan disini, bahwa “pendidikan” itu masih harus di buat terang benderang, maksudnya, seluruh anggauta masyarakat kita bakal dapat manfaat dari hasilnya,
Jadi upaya ini merupakan pendidikan untuk jadi manusia yang trampil otak dan tangannya, demi mendapatkan penghasilan /economical gains yang lebih baik, baik sekali, dan berlimpah. disertai dengan budi pekerti yang masuk dalam hati nuraninya. mengapa ? Karena banyak sekali upaya yang harus dilaksanakan bersama sama orang banyak, tidak boleh ada yang egois, supaya kompak.
Budi pekerti yang terpateri dalam hati nurani ini penampilkannya keluar dengan ketulusan dalam bermasyarakat.
Bagaimana bisa ada ketulusan dalam hati nuraninya bila dalam usia yang sangat dini - usia Sekolah Dasar harus - menghadapi guru guru, orang dewasa yang lebih- dalam- segalanya, terhadap manusia kecil ini pada masa sebagian besar waktunya, lebih dari separo waktu sadarnya - Dan yang terpenting dari situasi itu, zaman Orde Baru jaman yang sangat phragmatis dalam mengetrapkan kekuasaan untuk mencari uang., ekornya sampai kini Bagaimana cara curu guru SD mencari tambahan uang pada era Orde Baru itu. Seluruh Jajaran Kekuasaan mencari uang dari anggaran bidang Pendidikan dan Pengajaran.
Kekuasaan paling kecil. Guru kelas satu dua, tiga, tega memotong tabungan muridnya lebih dari 20 % pada akhir tahun, untuk keperluannya, tanpa sepengetahuan muridnya si penabung Sangat tidak berarti jumlahnya, tapi sangat traumatis akibatnya. Berita mengenai pelecehan terhadap bocah ingusan sangat biasa. Ketulusan apa yang bisa diharakan dari bergenerasi generasi murid sekolah SD yang sekarang sudah jadi kakek nenek ? Ketulusan adalah tautan yang paling erat dalam satu kepribadian yang wutuh sesuai nur-aini, bukan terbelah disatu sisi memakai atribut agama dilain sisi brandal dan korupsi -- tanda terbelahnya satu pribadi senacam ini TDAK MERASA BERSALAH*)
Kamis, 06 Agustus 2015
PENDIDIKAN HARUS MENGHASILKAN WARGA YAN TULUS BERMASYARAKAT
PENDIDIKAN HARUS MENGHASILKAN WARGA YANG TULUS, BARU DAPAT DIKATAKAN PENDIDIKAN ITU BERHASIL.
Saban bulan saya harus mengunjungi Ruma Sakit yang ditnjuk oleh dokter Puskesmas, yaitu Rumah Sakit Angkatan Laut Dr, Ramelan Surabaya. Saya sudah menjadi pelanggan Rumah Sakit ini selama lima tahun secara tetap kerena saya penderita stroke ringan
Pengamatan saya kira kira 75 % pengunjung RS ini adalah menula atau manusia lanjut usia. dari segala umur. Meskipun lebih dri 70 % adalah wanita manula, lebih dari 75% dari wanita pengunjung RS ini memakai hijab/jilbab, pertanda luar bahwa mereka muslimah. Menggeluti etika pergaulan Islami, jiwanya wutuh, tidak terbelah.
Ruang Penerimaan pasien RS ini, yang sudah diambil alih BPJS, benar benar merupakan pola statistik kota saya. Wanita manula adalah mayoritas pengunjung, mungkin lebih mudah sakit..
Di artikel ini saya tidak membicarakan penyakit, tapi perilaku manusia pada umumnya, dengan sample mereka yang jadi pengnjung Rumah Sakit. Meskipun saya sendiri manula usia sudah 77 tahun dan sakit , saya rasakan masih ringan, saya tetap pada sikap laki laki sopan dengan mendahulukan wanita, apalagi manula dan sakit lagi. Ya biasa sikap sopan santun,
Apa yang terjadi, pada saat computer yang mengeluarkan kertas nomer urut antrean dari klinik E (urologi, bedah umum dan dua klinik lain) waktu itu computer ngadat, pasien pada mengorgaisasi diri kembali meletakkan apa saja sebagai ganti antrean sambil bergerombol dimuka meja printer computer, sayapun disana, menunggu antrean saya. Mendadak keluarlah rentetan kertas antrean tanpa sepengetahuan petugsasnya, terpotong tidak sempurna, untuk setiap nomer, Mendadak seketika para ibu ibu dan nenek nenek sakit itu menjadi gesit dengan sebat merebut serangkaian nomer dan diperebutkan sendiri diantara ibu ibu dan nenek nenek itu !!! Puluhan nomer nomer yang masih kecil/ rendah bilangannya,, antrean tas dan botol minuman menjadi amburadul, karena nomer kecil inilah semua datang pagi pagi, artinya akan cepat terlayani.
Saya terkesima, dan tetap menunggu tas antrian saya dibagi nomer dari petugas, sudah amburadul, ternyata mendapat nomer 93 !!! Ini lebih lecil sedikit dari bila saya datang lebih siang misalnya jam 7.30 pagi, padahal saya datang sebelum komputer nomer dibuka, jam enam kurang seperempat, pantasnya bila normal, ya nomer 35 an.
Saya merenung dalam ruang tunggu BPJS sambil berpikir, Rebutan, baik untuk nomer pelayanan, zakat mal maupun Jabatan dan rejeki sangat sudah mendarah daging diantara sakyat, hanya tahu perut sendiri. Perilaku ini sejalan dengan Perndidikan mereka yang mayoritas adalah sekolah dasar, rebutan ini bukan hanya untuk pemainan, tapi untuk hidup, hidup dengan nafsu hewani, Yang bisa sedikit mengencerkan jejak buruk pendidikan SD, adah pendidikan selanjutnya ( mungkin murid sudah cukup besar untuk menentang) , padahal mereka tidak menyelesaikan sekolah SMP atau SMA.
Nurut perkiraan saya, statistik derajad pendidikan formal rakyat terdiri dari golongan bawah –diwakili oleh pendidikan SD : 75 %, bagian menengah bawah pendidikan SMP, SMA: 15 %, Menengah atas da golongan menengah bagian atas diwakkili oleh pendidikan D3 dan S1: 7%, bahkan S2, 2% – sebab golongan S3 masih dapat dihitung dengan jari. Hanya sebagian kecil penduduk yang beruntung dilayani oleh lembaga kesehatat swasta, yang tak terjangkau oleh golongan yang tidak korupsi, atau telah dicover oleh asuransi kesehatan swasta yang preminya mahal, dan dicover Perusahaan.dimana dia bekerja..
Tiga puluh lima tahan Orde Baru, penuh dengan pameran kekuatan fisik, penuh denan euphemisme menutupi kerendahan watak, keserakahan dan keburukan watak manusia diseluruh sector kehidupan, menyisakan nafsu hewani ditandai dengan egoisme mereka yang berpndidikan paling rendah maupn yang bergelar profesor yang nota bene hanya diangkat oleh seorang presiden, yang terang terangan bicara pendidikan formal dirinya hanya SD. Ada seorang profesor yang menonjol karena membawakan dirinya sebagai seorang kopral jendral, mengajar Ilmu Hukum di salah satu Perguruan Tinggi di Jawa Tengah, juga menjadi Penggalang P 4 dan anggauta terhormat golkar ( siapa yang tidak ?), mengincar jabatan Jaksa Agung, dapada akhirnya mendapatkannya.
Dari warisan 35 tahun Pendidikan dan lingkungan hidup semacan itu, artinya pedidikan budi perkerti diberikan oleh mereka yang culas, mengesampingkan nurani, hanya nafsu egoisme di zama Orde Baru, Perilaku egoisme masyarakat yang tersisa sekarang, lantas budi pekerti semacam apa yang bisa diharapkan ?
Di Masyarkat lain di seluruh dunia, terlebih setelah perang Dunia II, kebudayaan ngantri merupakan jalan hidup, yang berarti ketulusan buat menghargai orang lain, menghargai kepentingan umum. Bahkan upaya ini di Singapore oleh mendiang Lie Kuan Yu ditekankan dengan hukum negara !!. !
Selanjutnya ketulusan hanya bisa dididikkan oleh mereka yang dengan ketulusan juga mengajarkannya. Ketulusan adalah satu satunya ikatan simpul untuk seseoarng menjadi berpribadi wutuh, memilah milah antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat dengan benar.
Siapa yang bisa neneguhkan watak tulus kepada masyarakat ini ?
Yang terang hanya sebagian kecil guru guru yang menyadari ini, terutama guru sekolah dasar, karena murid muridnya masih polos, jiwanya masih labil dan tunduk pada bully/ancaman, makanya meskipun telah jadi nenek nenek, budi pekerti yang besifat egois masih mejadi kebiasaan, karena kepribadian yang sudah terbelah. Tragis kan *)
Saban bulan saya harus mengunjungi Ruma Sakit yang ditnjuk oleh dokter Puskesmas, yaitu Rumah Sakit Angkatan Laut Dr, Ramelan Surabaya. Saya sudah menjadi pelanggan Rumah Sakit ini selama lima tahun secara tetap kerena saya penderita stroke ringan
Pengamatan saya kira kira 75 % pengunjung RS ini adalah menula atau manusia lanjut usia. dari segala umur. Meskipun lebih dri 70 % adalah wanita manula, lebih dari 75% dari wanita pengunjung RS ini memakai hijab/jilbab, pertanda luar bahwa mereka muslimah. Menggeluti etika pergaulan Islami, jiwanya wutuh, tidak terbelah.
Ruang Penerimaan pasien RS ini, yang sudah diambil alih BPJS, benar benar merupakan pola statistik kota saya. Wanita manula adalah mayoritas pengunjung, mungkin lebih mudah sakit..
Di artikel ini saya tidak membicarakan penyakit, tapi perilaku manusia pada umumnya, dengan sample mereka yang jadi pengnjung Rumah Sakit. Meskipun saya sendiri manula usia sudah 77 tahun dan sakit , saya rasakan masih ringan, saya tetap pada sikap laki laki sopan dengan mendahulukan wanita, apalagi manula dan sakit lagi. Ya biasa sikap sopan santun,
Apa yang terjadi, pada saat computer yang mengeluarkan kertas nomer urut antrean dari klinik E (urologi, bedah umum dan dua klinik lain) waktu itu computer ngadat, pasien pada mengorgaisasi diri kembali meletakkan apa saja sebagai ganti antrean sambil bergerombol dimuka meja printer computer, sayapun disana, menunggu antrean saya. Mendadak keluarlah rentetan kertas antrean tanpa sepengetahuan petugsasnya, terpotong tidak sempurna, untuk setiap nomer, Mendadak seketika para ibu ibu dan nenek nenek sakit itu menjadi gesit dengan sebat merebut serangkaian nomer dan diperebutkan sendiri diantara ibu ibu dan nenek nenek itu !!! Puluhan nomer nomer yang masih kecil/ rendah bilangannya,, antrean tas dan botol minuman menjadi amburadul, karena nomer kecil inilah semua datang pagi pagi, artinya akan cepat terlayani.
Saya terkesima, dan tetap menunggu tas antrian saya dibagi nomer dari petugas, sudah amburadul, ternyata mendapat nomer 93 !!! Ini lebih lecil sedikit dari bila saya datang lebih siang misalnya jam 7.30 pagi, padahal saya datang sebelum komputer nomer dibuka, jam enam kurang seperempat, pantasnya bila normal, ya nomer 35 an.
Saya merenung dalam ruang tunggu BPJS sambil berpikir, Rebutan, baik untuk nomer pelayanan, zakat mal maupun Jabatan dan rejeki sangat sudah mendarah daging diantara sakyat, hanya tahu perut sendiri. Perilaku ini sejalan dengan Perndidikan mereka yang mayoritas adalah sekolah dasar, rebutan ini bukan hanya untuk pemainan, tapi untuk hidup, hidup dengan nafsu hewani, Yang bisa sedikit mengencerkan jejak buruk pendidikan SD, adah pendidikan selanjutnya ( mungkin murid sudah cukup besar untuk menentang) , padahal mereka tidak menyelesaikan sekolah SMP atau SMA.
Nurut perkiraan saya, statistik derajad pendidikan formal rakyat terdiri dari golongan bawah –diwakili oleh pendidikan SD : 75 %, bagian menengah bawah pendidikan SMP, SMA: 15 %, Menengah atas da golongan menengah bagian atas diwakkili oleh pendidikan D3 dan S1: 7%, bahkan S2, 2% – sebab golongan S3 masih dapat dihitung dengan jari. Hanya sebagian kecil penduduk yang beruntung dilayani oleh lembaga kesehatat swasta, yang tak terjangkau oleh golongan yang tidak korupsi, atau telah dicover oleh asuransi kesehatan swasta yang preminya mahal, dan dicover Perusahaan.dimana dia bekerja..
Tiga puluh lima tahan Orde Baru, penuh dengan pameran kekuatan fisik, penuh denan euphemisme menutupi kerendahan watak, keserakahan dan keburukan watak manusia diseluruh sector kehidupan, menyisakan nafsu hewani ditandai dengan egoisme mereka yang berpndidikan paling rendah maupn yang bergelar profesor yang nota bene hanya diangkat oleh seorang presiden, yang terang terangan bicara pendidikan formal dirinya hanya SD. Ada seorang profesor yang menonjol karena membawakan dirinya sebagai seorang kopral jendral, mengajar Ilmu Hukum di salah satu Perguruan Tinggi di Jawa Tengah, juga menjadi Penggalang P 4 dan anggauta terhormat golkar ( siapa yang tidak ?), mengincar jabatan Jaksa Agung, dapada akhirnya mendapatkannya.
Dari warisan 35 tahun Pendidikan dan lingkungan hidup semacan itu, artinya pedidikan budi perkerti diberikan oleh mereka yang culas, mengesampingkan nurani, hanya nafsu egoisme di zama Orde Baru, Perilaku egoisme masyarakat yang tersisa sekarang, lantas budi pekerti semacam apa yang bisa diharapkan ?
Di Masyarkat lain di seluruh dunia, terlebih setelah perang Dunia II, kebudayaan ngantri merupakan jalan hidup, yang berarti ketulusan buat menghargai orang lain, menghargai kepentingan umum. Bahkan upaya ini di Singapore oleh mendiang Lie Kuan Yu ditekankan dengan hukum negara !!. !
Selanjutnya ketulusan hanya bisa dididikkan oleh mereka yang dengan ketulusan juga mengajarkannya. Ketulusan adalah satu satunya ikatan simpul untuk seseoarng menjadi berpribadi wutuh, memilah milah antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat dengan benar.
Siapa yang bisa neneguhkan watak tulus kepada masyarakat ini ?
Yang terang hanya sebagian kecil guru guru yang menyadari ini, terutama guru sekolah dasar, karena murid muridnya masih polos, jiwanya masih labil dan tunduk pada bully/ancaman, makanya meskipun telah jadi nenek nenek, budi pekerti yang besifat egois masih mejadi kebiasaan, karena kepribadian yang sudah terbelah. Tragis kan *)
Minggu, 02 Agustus 2015
PENGISIAN DAN PERESMIAN WADUK JATI GEDE. SAMPARASUN
PENGISIAN DAN PERESMIAN WADUK JATI GEDE SUNGAI CIMANUK DI JAWA BARAT
Sekarang ini lagi rame ramenya dan diramaikan jug oleh siaran TV One, kekeringan yang melanda Jawa Kalimantan Sulawesi Sumatra oleh el Nino. Lha kok pengisian waduk Jati Gede tersendat karena menurut Gubernur Jawa Barat Aher belum terbit Pilpresnya mengenai jumlah ganti rugi yang mencapai satu triliun rupiah. Ini kan tendensius bila merunut partai yang mendukung gubernur ini PKS yang sudah ciri wanci –mesti saja setiap peermintaan pengeluaran yang dimintanya harus dicermati extra hati hati, siapa tahu ada tendensi mencari kesempatan dalam kesempitan waktu. Siapa tahu aparat dibawahnya yang menghitung dan membagi ganti rugi ada main, sambil menggoda mempermalukan Pak Wi.? Kok nggak nyadari bahwa waduk ini toh untuk kebuyutan sunda thok untuk pengairan sawah sawahnya, dikala krisis air semacam sekarang ini, mbok ya ngrumangsani. Maju terus Pak Jokowi, tanah air memanggil untuk sebat cancut taliwondo bekerja, kami akan tetap dukung.
Kepada saudaraku sesama penghuni Nusantara yang sudah sangat tua budayanya, saya sangat berempati kepada putra wayah dalem Kebuyutan Cipaku Sumedang larang, yang salah menafsirkan dunia sejajar Cipaku Sumedang larang di dimensi kain dari bhumi ini tapi sangat dekat dengan bhumi empat dimensi kita, yang keberadaannya sejajar rapat saling menembus tapi tidak di dimensi yang sama. Jadi seandainya wilayah Jati Gede jadi waduk dan banyak situs legenda sakral ada dibawah permukaan waduk tidak berarti tenggelam kayak alam dimensi kita. Meskipun secara wadag anda anda putra wayah tokoh legenda sang Aji Putih yang terhormat berabad abad dari situs legenda Cipeueut, masih bisa berkontemplasi diatasnya dengan perahu yang dasarnya diberi kaca, syukur bila “water catchment “ area waduk Jati Gede ini masih lebat berhutan ( biasanya digunduli atau dijadikan villa villa orang kaya, no problem, wong sama kabuyutannya dan bukan legenda) airnya bisa jernih sehingga anda masih bisa melihat alam nyata didasar danau yang malah jadi lebih sakral tidak tersentuh tangan manusia. Atau andika semua bisa menggunakan wisata selam dengan aqualung malah lebih sacral sebab sangar sunyi. Asal tidak saling bertautan dengan ajengan ajengan anda yang dari aliran Wahabiah saja.
Semoga para pitri dan pohaci masih bisa berhubungan dengan andika warga kabuyutan Pakuan Sumedang larang dengan lebih mesra karena telah berhasil ikut meringankan hidup petani di hilir Cimanuk dari kekeringan yang didengung dengungkan oleh TV One. Waduk segera diisi. Ada tanda sangat baik dari beliau beliau dari sana, kemarin tg 31 Juni 2015 hujan besar diwilayah Jaboedetabek.
Salam hormat pada yang mulia penghuni legendaris dari Pakuan Sumedang larang, dan terimalah rasa besyukur dari kami rakyat biasa Nusantara dimensi ini.*)
Sekarang ini lagi rame ramenya dan diramaikan jug oleh siaran TV One, kekeringan yang melanda Jawa Kalimantan Sulawesi Sumatra oleh el Nino. Lha kok pengisian waduk Jati Gede tersendat karena menurut Gubernur Jawa Barat Aher belum terbit Pilpresnya mengenai jumlah ganti rugi yang mencapai satu triliun rupiah. Ini kan tendensius bila merunut partai yang mendukung gubernur ini PKS yang sudah ciri wanci –mesti saja setiap peermintaan pengeluaran yang dimintanya harus dicermati extra hati hati, siapa tahu ada tendensi mencari kesempatan dalam kesempitan waktu. Siapa tahu aparat dibawahnya yang menghitung dan membagi ganti rugi ada main, sambil menggoda mempermalukan Pak Wi.? Kok nggak nyadari bahwa waduk ini toh untuk kebuyutan sunda thok untuk pengairan sawah sawahnya, dikala krisis air semacam sekarang ini, mbok ya ngrumangsani. Maju terus Pak Jokowi, tanah air memanggil untuk sebat cancut taliwondo bekerja, kami akan tetap dukung.
Kepada saudaraku sesama penghuni Nusantara yang sudah sangat tua budayanya, saya sangat berempati kepada putra wayah dalem Kebuyutan Cipaku Sumedang larang, yang salah menafsirkan dunia sejajar Cipaku Sumedang larang di dimensi kain dari bhumi ini tapi sangat dekat dengan bhumi empat dimensi kita, yang keberadaannya sejajar rapat saling menembus tapi tidak di dimensi yang sama. Jadi seandainya wilayah Jati Gede jadi waduk dan banyak situs legenda sakral ada dibawah permukaan waduk tidak berarti tenggelam kayak alam dimensi kita. Meskipun secara wadag anda anda putra wayah tokoh legenda sang Aji Putih yang terhormat berabad abad dari situs legenda Cipeueut, masih bisa berkontemplasi diatasnya dengan perahu yang dasarnya diberi kaca, syukur bila “water catchment “ area waduk Jati Gede ini masih lebat berhutan ( biasanya digunduli atau dijadikan villa villa orang kaya, no problem, wong sama kabuyutannya dan bukan legenda) airnya bisa jernih sehingga anda masih bisa melihat alam nyata didasar danau yang malah jadi lebih sakral tidak tersentuh tangan manusia. Atau andika semua bisa menggunakan wisata selam dengan aqualung malah lebih sacral sebab sangar sunyi. Asal tidak saling bertautan dengan ajengan ajengan anda yang dari aliran Wahabiah saja.
Semoga para pitri dan pohaci masih bisa berhubungan dengan andika warga kabuyutan Pakuan Sumedang larang dengan lebih mesra karena telah berhasil ikut meringankan hidup petani di hilir Cimanuk dari kekeringan yang didengung dengungkan oleh TV One. Waduk segera diisi. Ada tanda sangat baik dari beliau beliau dari sana, kemarin tg 31 Juni 2015 hujan besar diwilayah Jaboedetabek.
Salam hormat pada yang mulia penghuni legendaris dari Pakuan Sumedang larang, dan terimalah rasa besyukur dari kami rakyat biasa Nusantara dimensi ini.*)
Sabtu, 01 Agustus 2015
IKLIM BHUMI YANG SEMAKIN BISA DIPREDIKSI, TERMASSUK EFEK RUMAH KACA DARI POLUSI UDARA
IKLIM DAN PERTANIAN
Sebenarnya praktek usaha pertanian dan usaha lain yang mempunyai hubungan erat dengan usaha pertanian umpama peternakan dan peikanan darat. Sangan erat hubungannya dengan ASUMSI KEADAAN IKLIM.
Kennapa asumsi ?
Ya, karean keadaan cuaca setiap saat dapat ditarik kesimpulan dari iklim yang sudah sangat lama dipelajari oleh ilmu KLIMATOLOGI, yiatu ilmu yang mencatat mengenai keadaan cuaca disatu wilayah tertentu setiap tahun, yang secara rata rata berulang kembali dalam satu siklus, biasanya siklus satu tahun. Ilmu Klimatologi mencapai kemajuan yang sangat cepat didukung dengan alat alat baru mengenai pengukuran semua parameteter cuaca diseluruh muka bhumi, termasuk pencatatan oleh satelit cuaca dan menkomunikasikannya dengan pusat pusat pengukuran yaitu Badan Klimatologi dan Geofisik diseluruh dunia, menyebarkan pengukurannya kepada upaya yang sangat memerlukan pengetahuan ini seperti transportasai laut dan udara, pertanian, perikanan terutama penangkapan ikan, dan pusat pusat komunikasi seluruh dunia. Termasauk ramalan cuaca dan ramalan iklim, siklus yang lebih panjang seperti el Nino la Nina..
Saya, sebagai penonton TV yang sangat setia, karena umur saya sudah 77 tahun, sangat menyesal bahwa mulai bulan Meret, April tahun 2015 ini tidak pernah mendengar dari siaran TV berbagai stasiun diseluruh dunia termasuk Natonal Geograpy yang saya gemari mengenai peringatan bila akan datang kemarau panjang pada tahun 2015 disekitar pantai barat Samudra Pasifik tropis dimana kita berada. karena di atas samudra Pacifik tropis udara bemuatan uap air tetap ngendon diatas sana tidak bergerak kebarat, ke wilayah kita namanya El Nino. Apalagi dicanangkan berulang ulang mulai bulan itu, apa saya sudah begitu tua, sehingga sebagai pensiunan Agronomist ingatan saya tdak nyangkut pada peringatan mengenai hal sepenting ini barang sekalipun, pada bulan bulan itu ? ( Maret April 2015). Bila ada kan bisa ditangkap oleh sebagian besar petani sehingga tidak berusaha menanam gadu ke2, tanam kacang ijo atau sorghum yang sangat lebih tahan kekeringan. Memang dari dulu petani selalu sulit untuk diperingatkan supaya jangan nanam gadu ke 2 tapi biasanya mereka "ngengkel" kita sebut tanaman mereka "gadu engkel" ( bahasa Jawa, e dua duanya dari "elok") karena petani selalu ngengkel/ keras kepala..
Padahal bulan ini akhir bulan ini Juli 2015 saban pagi selama satu minggu diberitakan oleh TV one selalu memberitakan keadaan kekeringan yang meluas secara cepat dan kebakaran lahan hutan dan lahan gambut yang membuat saya miris. *) Tapi kabar dari Jabodetabek kemarin tg 31 Juli sure higga malan hujan deras, saya harap TV one mau menyiarkan kejadian elok ini. Malah kemarin hujan yang jangkauannya lebih luas tg2/6/2015 juga ada.
Sebenarnya praktek usaha pertanian dan usaha lain yang mempunyai hubungan erat dengan usaha pertanian umpama peternakan dan peikanan darat. Sangan erat hubungannya dengan ASUMSI KEADAAN IKLIM.
Kennapa asumsi ?
Ya, karean keadaan cuaca setiap saat dapat ditarik kesimpulan dari iklim yang sudah sangat lama dipelajari oleh ilmu KLIMATOLOGI, yiatu ilmu yang mencatat mengenai keadaan cuaca disatu wilayah tertentu setiap tahun, yang secara rata rata berulang kembali dalam satu siklus, biasanya siklus satu tahun. Ilmu Klimatologi mencapai kemajuan yang sangat cepat didukung dengan alat alat baru mengenai pengukuran semua parameteter cuaca diseluruh muka bhumi, termasuk pencatatan oleh satelit cuaca dan menkomunikasikannya dengan pusat pusat pengukuran yaitu Badan Klimatologi dan Geofisik diseluruh dunia, menyebarkan pengukurannya kepada upaya yang sangat memerlukan pengetahuan ini seperti transportasai laut dan udara, pertanian, perikanan terutama penangkapan ikan, dan pusat pusat komunikasi seluruh dunia. Termasauk ramalan cuaca dan ramalan iklim, siklus yang lebih panjang seperti el Nino la Nina..
Saya, sebagai penonton TV yang sangat setia, karena umur saya sudah 77 tahun, sangat menyesal bahwa mulai bulan Meret, April tahun 2015 ini tidak pernah mendengar dari siaran TV berbagai stasiun diseluruh dunia termasuk Natonal Geograpy yang saya gemari mengenai peringatan bila akan datang kemarau panjang pada tahun 2015 disekitar pantai barat Samudra Pasifik tropis dimana kita berada. karena di atas samudra Pacifik tropis udara bemuatan uap air tetap ngendon diatas sana tidak bergerak kebarat, ke wilayah kita namanya El Nino. Apalagi dicanangkan berulang ulang mulai bulan itu, apa saya sudah begitu tua, sehingga sebagai pensiunan Agronomist ingatan saya tdak nyangkut pada peringatan mengenai hal sepenting ini barang sekalipun, pada bulan bulan itu ? ( Maret April 2015). Bila ada kan bisa ditangkap oleh sebagian besar petani sehingga tidak berusaha menanam gadu ke2, tanam kacang ijo atau sorghum yang sangat lebih tahan kekeringan. Memang dari dulu petani selalu sulit untuk diperingatkan supaya jangan nanam gadu ke 2 tapi biasanya mereka "ngengkel" kita sebut tanaman mereka "gadu engkel" ( bahasa Jawa, e dua duanya dari "elok") karena petani selalu ngengkel/ keras kepala..
Padahal bulan ini akhir bulan ini Juli 2015 saban pagi selama satu minggu diberitakan oleh TV one selalu memberitakan keadaan kekeringan yang meluas secara cepat dan kebakaran lahan hutan dan lahan gambut yang membuat saya miris. *) Tapi kabar dari Jabodetabek kemarin tg 31 Juli sure higga malan hujan deras, saya harap TV one mau menyiarkan kejadian elok ini. Malah kemarin hujan yang jangkauannya lebih luas tg2/6/2015 juga ada.