Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 30 Agustus 2015

SEKALI LAGI PENDIDIKAN

SEKALI  LAGI PENDIDIKAN

Semua manusia dilahirkan baik.

Saya sangat percaya. Artinya mausia tercipta dari rakhman dan rakhim Allah dan  rakhman bapak rakhim ibu nya, sampai lama lingkungannya memberikan rakhman dan rakhim secara intuitive. Sebagai sang surya menyinari dunia.

Inilah yang kemudian setelah dewasa menjadi bahan baku dari “track record” yang pasti bisa dirasa oleh segenap ciptaan Allah yang hidup, bukan saja dirasakan oleh sekelompok orang.  Panggilan yang mendasar dari ke-berpihak-an kepada  sesama hidup yang lemah, keberpihakan kepada kepentingan umum. Lebih pas dimengerti oleh mereka yang alergi kpada kata "rakyat". Sebenarnya ya sama saja.

Ibu ibu yang sembilan itu masih muda muda, berpendidikan sangat baik, rata rata diatas S1,  berpenampilan sangat rapi, nyaris tanpa cacat, berpembawaan baik.  Tapi oleh keadaan zaman Orde Baru, mendapatkan pendidikan  yang amburadul – mereka bisa mendapatkan penghargaan tinggi dari guru gurunya dari sistimnya karena saya curiga mereka “meneng, mangan  manut” Ditipu dan dibully oleh sistim.

Makanya beliau beliau kecelik, memilih calon ketua KPK yang bakal disukai oleh DPR [ D(ewan) P(enguasa) R(akaya)]  diantara empat puluh  delapan yang lain,  ternyata lebih dahulu sudah jadi tersangka kasus  Pertamina Foundation, jauh lebih sederhana, seperti mengabil uang dari kantongnya sendiri, Nyonya Besar Nani Nuriana Pramono.  Atas kuasa Allah, ketahuan. Wong beaya untuk nanam pohon 100 juta batang sebagian besar ditilep (konon 250 miliard rupiah lho), sukarelawannya fiktif, karena hutannya sudah ada dari dulu, hutan jambu mete, mungkin kering terbakar atau rebutan siapa yang nanam sama Pak Dahlan sama sama akhli. Lho kok nggak nebar benih ikan diperaian bebas, satu trilyun benih, demi kelestarian keaneka ragaman hayati, biar BPK Dewa Dewa ya gak bisa membantah pengluaran beaya harga dan jumlah benihnya. 

Tandanya:

Tidak ada keberpihakkan kepada rakyat yang menderita. WAH NGGAK USAH MALU,  kami ngerti ketulusan anda kami mengerti anda anda adalah korban Orde  Rahwana yang sudah sangat tua, kami mengerti anda tidak tahu caranya mendeteksi  keberpihakan seseorang kepada rakyat itu yang gimana*)




0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More