LAHAN GAMBUT.
Saya menulis artikel ini sangat seadanya, bila pembaca ingin tahu mengenai gambut atau lahan gambut ada banyak artikel di google ini dengan kata kuci ‘lahan gambut’ saja, sudah banyak informasi
Soalnya harus ada keberanian yang bereaksi cepat dan tepat meskipun hanya pilot project bebepa puluh Hectare tapi sekarang juga, sementara masih musim kering , hanya tinggal beberapa bulan saja.
Kenapa musim kering, sebab gambut dimana saja di dunia selalu sangat dekat hubungannya dengan rawa – dan rawa sangat berhubungan dengan adanya lahan relatip datar dan luas dan adanya luapan air dari sungai yang sangat lama, atau selama air sungai tidak kering ya masih ada genagan air yang bisa sangat luas tidak ikut surutnya sungai sungai karena air terperangkap dalam satu dataran dangkal jutaan tahun.
Sisa vegetasi -lah yang memenuhi selebar rawa itu, dan sisa kegiatan vegetasi yang hidup subur ini bila mati ditak habis terurai sepanjang tahun melainkan selalu tersisa kaena ada dibawah air dalam suasana anaerob. Maka terjadilah endapan bahan organic yang semakin tebal bisa mencapai puluah meter, mempengaruhi seluruh ecosystem di hamparan rawa gambut itu. Lho ko bisa terbakar ? Bisa terutama dimusim kering yang pajang, bahan organic yang dalam suasana anaerob itu tidak sempurna terurai masih banyak karbohudrate yang tersisa, masih sangat lama untuk C ini mesalya jadi batu bara yang asalya dari kayu kayuan tertimbun sampai jutaan tahun, sedang gambut ya demikian tapi lauh lebih muda dan dedaunan lunakpun masih menyisakan carbohydrate yaitu semak dan rerumputan yang tidak terurai sempurna maupun larut air. Melainkan menjadi substansi lapisan gambut yang serupa spon (sponge), bila musim kering, air yang terkandung dalam spon ikut melorot ke kedalaman dan bahan carbiydrate ini menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Bila lahan ini dibakar lahan gambut pemukaannya akan turun maka akan terjadi penurunan permukaan gambut yang sangat merugikan ecosistim diatasnya. Sedangkan spon ini harus tetap berisi air meskipun sangat asam dengan pH rendah sekali sampai 3-4 dan berwarna peperti teh kental. Sebagian dari abu gambut terlarut di air dengan reaksi basa, maka lahan gambut akan rusak menuyusut turun permukaanyua.
Konsekensi yang logis dari fihak ilmu Pertanian, harus tetap menjaga kandungan air dalam spon gambut, merubah reaksinya dari asam lemah di zona akar untuk budi daya yang tahan tanah asam seperti padi,jeruk dan banyak tanaman tropis lainnya , tidak akan dengan sendirinya mereaksi netral berarti pHnya jadi 7. Untuk semua tananan budi daya yang tidak tahan tanah asam. pH dapat dinaikkan dengan kaptan aau kapur Pertanian, umumnya batu kapur yang dhaluskan hingga sekecil saringan 200 mesh. Ada dari kaput tohor batu kapur yang dibakar terlebih dahulu. Ada rumusnya untuk pemberian kaptan ditanah tanah asam, untuk menaikkan pH. Ada pH meter di pasaran dengan alat pengukur banyaknya ion H+ bebas, yang di air suling hanya 7. Sedangkan dissosiasi air yang sudah asan ion H+ lebih banyak, dan di air yang basa ion H+ lebih sedikit. Karena pH adalah minus logaritma ( dengan mantis 10) jumlah ion H+. maka makin asam makin banyak ion H+ jadi minus logritma lambang bilangannya kecil, sedangkan tahan basa kandungan ion H+ sedikit jadi minus logritma ion H+nya ya tinggi. ( itung jumlah 0 dibelakang koma, ialah bilangan ion H+ dari satu gramol air dikalikan -1)
Jadi tanah air kita punya lahan gambut (kalau tidak sudah dibakar semua) jutaan Ha ini kekayaan yang tiada taranya untuk pertanian, hanya harus diturunkan permukaan airnya dari zona akar pada musim banjir, dan dinaikkan permukaan airnya pada waktu musim kemarau sampai sekitar zona akar sejenak Ingat jeruk Pontianak ditanam diatas lahan gmbut tanahnya ditinggikan secara individual pohon, dan hasilnya sangat bagus karena air ada dan zona akar diatas permukaan air. Di Kalimantan tengah saya dengan cassava/ubi kayu cultivar 'gajah' dttanam dilahan gambut dengan sangat berhasil.
Air dtnggikan untuk membasahi zona akar sejenak, lantas diturunkan lagi, tapi wanti wanti tidak boleh sampai turun sama sekali dan tidak bisa dinaikkan setinggi permukaan di zona akar lagi. angat dihindari pengeringan dengan saluran pematus tanpa bisa dikendalikan , bisa mengeringkan lahan gambut , tapi ini tidak boleh, untuk menjaga daya dukung tanah terhadap bagunan jalan dan jembatan, rumah, bandara, rel KA, dll, tanpa kandungan air sampai jenuh di spon ini daya dukungnya ikut gembos, jadi tidak bisa dikerjakan secara militer asal mengeringkan saja. Lain halnya di Nganjuk Utara ( bukan lahan gambut tapi tanah brumosol yang nyaris kedap air, sangat liat berwarna hitam ) dibuat sistin 'surjan' artinya ada satu strip tanah yang direndahkan ada strip tanah yang ditinggikan, yang direndahkan bisa tanam padi pada musim kemarau dan polowijo pada saat yang sama, begitu pula pada musim penghujan. Lha ini apa ndak bisa ditrapkan di tanah gambut ? kan bedanya bagian yang ditinggikan katakan 40 cm seterusnya lebih kering dan bagian yang direndahkan dari permukaan normal jadi lebih basah sangat dekat dengan permukaan air tanah, untuk bekerja cepat sangat diperlukan alat alat berat.
INGATLAH KEMBALI BAGAI,MANA PARA WALI ISLAM DULU, BKERJA DRNGAN TENAGANYA MENGGALI KANAL KANAL DAN RAWA RAWA DENGAN PARA SANTRINYA, DISUSAP JAGI PERSAWAHAN DUA KALI PANEN SETAHUN, MENGATASI PROBLIM PENGANGKUTAN HASIL SAMPAI DI PELABUHAN KAPAL BESAR, DENGAN PERAHU BERLUNAS DAN BELAMBUNG DATAR SUPAYA DRAFTNYA PENDEK, SEORANG WALI SAMPAI DIJULUKI SUNAN KALIJOGO, SEKARANG FUNAKAN TOFOLIOT GUNAKAN DRONE
TAPI CEPAT KERJA, JANMGAN RAPAT SAJA.
Untung sekarang ada alat berat, excavator, back hoe, bulldozes, grader, pompa pompa berbagai ukuran , chipper untuk mencacah semak semak dijadikan kompos , chain saw untuk membersihkan lahan dan pepohonan, dan sepeda motor untuk diisi dengan bensin hasil kencingan dari tanki dll. Yang tentu saja ada harganya, juga bahan bakar BBM pasti. Tapi bila niat, pasti ada jalan, wong kita telah di propokasi dengan di-anjokkannya rupiah sampai kini kita nyaris telanjang nilai rupiah kita dari US dollar, kalok kita minta utang alat berat dan dibayar dengan hasil pertanian kita apa Amerika Serikat mau mengerahkan Armada ke tujuh ? ha kok nggak boleh wong komunis sekarang sudah tidak ada ??*)
0 comments:
Posting Komentar