IILMU PERTANIAN
..Keduanya jadi saling heran, kena apa si Pertanian ini resah dengan transliterasi ayat suci “Basmalah”. Menrut tafsir disatu kitab terjemahan Al Qur’an menjadi “ Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Pengsih” dilain kitab edisi lain diterjemahkan dengan tafsir Al Qur’an Dengan (menyebut) nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengsih” sedang dilain kitab terjemahan ditafsirkan “ Dengan meyebut nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih” – tanpa kurung dari kata menyebut – alias kurung dihilangkan, jadi seolah olah ada kata “menyebut” ini ada dalam bahasa Arabnya ayat suci Basmallah ini. Dluar dugaan saya nampaknya sang profesor terlulu konservative untuk berfikir,
Mungkin dalam Ilmu Pertanian, preamble dari Ilmu ini adalah befikir kedepan dan kebelakang, guna memahami daya hidup tanaman budidaya terhadap alam yang berubah rubah yang memperngruhi cuacanya dalam masa tanam. Jadi ilmunya para Filosof/ Pemikir. Pelajarannya yang pokok adalah menganalisa sedalam dalamnya, dan mamahami, sehingga dapat meningkatkan hasil.
Sedang dalam Ilmu kesehatan ada organ dan fungsinya yang harus sangat di fahami sedalam dalamnya secara detail sekecil kecilnya mengenai interaksi lingkungan mikro dan jangka waktu sangat pendek dari satu kehidupannya saja. jadi Ilmunya para Master/ Undagi, pelajarannya yang pokok adalah menghafal, menandai gejala secara teliti dan menyeluruh..
Jadi jangan heran sejak adanya kebudayaan manusia, penghasilan para Master/Undagi selalu jauh lebih baik dari para Filosof/pemikir. Jadi bila masyarakat itu masih mengharapkan ekonminya ditunjang dari Pertanian, seyogyanya menyumbang pembiayaan dan kelengkapan peralatan sekolahnya dan menjamin penghasilan dari ilmuwan bidang ini, karena manfaatnya, jasanya bagi petani tidak dibayar. Sama sama Ilmunya didasari dengan memikir, Ilmu Hukum bisa dekat dekat dengan Perdagangan, Hutang Piutang, waris, perjanjian dan hak milik, jadi dalam kehidupan, selalu ada yang membayar jasanya *)
0 comments:
Posting Komentar