Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Jumat, 19 Februari 2016

SERI OPTIMISME – TUGAS KITA.
DALAN KEADAAN EKONOMI DUNIA MEROSOT, EKONOMI INDNESIA HARUS MENGGELIAT.
Menanggapi topik yang dikemukakan oleh Metro TV tangal 19/02/2016 program MI jam 6.25 pagi dengan Pembicara Mas Tommy:
Pada pokoknya Pemerintahan Pak Jokowi menelorkan kebijakan kebijakan unutk mempercepat dan mempermudah investasi domestic maupaun dari Luar. Banyak pembicara mengemukakan perkara industry mengingatkah lanngkah Bung Karno, menghadapi situasi yang sama waktu itu. Tiga hal : extentsifikasi lahan pertanian dalan rencana beberpengairan, Industri penunjang usaha pertanian, industry hilir ringan berbahan baku serat dan logam, Maka dibangun produksi kain mori prmisima Bhatari dan Krakatau Steel. Selain itu masih disibukkan dengan gangguan PRRI Permesta dan kaum separatis, komprador dengan CIA.
La iya lah.
Setahun pertama pemerintahan Pak jokowi, membuat peraturan yang mendorong investasi – tentu saja di tingkat Menteri dan Dirjen. Diteruskan ke tingkat Kanwil di Propinsi dan Kepala Dinas ditingkat kabupaten –
 Hla dari sini sudah sangat dirasakan simpul smpul yang merintangi tujuan semula, menggalakkan investasi usaha. Adminisrasi loket – persyaratan operasional. Yang akan dibuat dasar surat izin Bupati Kepala Daerah, melalui Gerbang Gerbang ( gerbang beneran atau imaginer) Kekuasaan kedinasan.
Disinilah aku berdiri jadi Penguasa Negeriku. Petugas Pemeriksa Dokumen.

Di era Reformasi,  praktek praktek era Orde Baru lancar tetap berlangsung, malah ditambah Pengangkatan secara ngawur kroni partai jadi Kepala Dinas Kabupaten atas pengangkatan Pak Bupati dari partai apapun. Saya melihat Kepala Dinas Perindustrian pindahan dari Dinas Perkabunan, SI Pertanian, hanya pamannya menjabat jadi Wakil Gubernur di era Orde Baru, yang ini jago peras. Saya melihat sorang Kepala LLAJR dari PNS yang dierima secara KKN, dari Diklat PU,  juga juga tukang peras, saya melihat Kepala Dinas Pengairan Kabupaten bekas Guru SD Negeri ya idem ditto, saya lihat Penguasa loket Lulusan SMU yang baru diangkat, sangat disiplin, bahkan dalam melipat peta denah rumah, mesti ada sesuatu yang berwarna merah beberapa lembar dilipatan peta denah, saya melihat petugas loket yang perlu waktu sehari untuk mendapat tanda tangan dari Kepalanya. Dan seterusnya entah sampai kapan.
Mareka warga Negara biasa, dari kalangan menengah dan menengah bawah, berpendidikan menengah, ditambah dengan Dklat Diklat apa saja yang sifatnya tatalaksana, banyak yang menambahnya dengan beaya sendiri ijazah S1 semua bidang Ilmu Sosial, sebagian besar Perguruan Tinggi atau Akademi abal abal guna mengukuhkan posisinya, kerena kenaikan pangkat dan jabatan memerlukan ini – dan sayangnya Biro Kepegawaian tidak pernah mem-verifikasi keberadaan Lembaga Pendidikan Tinggi itu sampai detik ini. Inilah cara orang kecil mencari tambahan untuk beaya hidup.
Sehingga posisi mereka sebagai Penguasa gerbang, dan loket, yang jumlahnya jutaan, dapat diperkuat secara formal dan sebagian besar secara informal, yang menimbulkan rekening gendut, meniru guangxi seperti di China, bahkan para Dukun. Inilah rimba raya yang menelan segala kebijakan pemerintah untuk melancarkan investasi.
Dalam situasi Negara semacam ini dari warisan Orde sebelumnya, perlu diaktifkan kotak pos 5000 disetiap loket dan gerbang, ditambah alamat facebook dan alamat twitter yang ada tukang bacanya disemua tingkat masyarakat. Netizens, bangunlah, bantulah menyaring dengan dukungan, apapun usul ide saran dari netizens yang lain. Netizens, saya percaya anda anda cukup peka dan tanggap atas ajakan ini yang masuk akal untuk pak Joko Widodo. Pembaca saran dan keluhan bisa semua orang, hanya yang mendapat dukunngan terbanyak akan sampai di alamatnya.
Yang terpenting niat untuk menjadi lebih baik nyata, dan didukung oleh rakyat yang berkepentingan bisa diberi jalan.*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More