Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 18 Februari 2016

PRAHARA PERGANTIAN ZAMAN  - MENYONGSONG ERA TEKNOLOGI BARU – HUMANOID ROBOT -

ISAAC AZIMOV – sarjana fiska, penulis fiksi ilmiah Amerika – futurologist sejati. meramalkan, bahwa akan tercipta humanoid robot yang jauh lebih superior dari manusia, dalam daya tahan dan kekuatan fisik, jauh lebih superior dalam intelektualitas komputasi dan membuat keputusan. Issac Azimov telah dengan tegas dan gigih, menekankan bahwa ciptaan manusia yang satu ini harus tunduk pada  HUKUM ROBOTIC tanpa kempromi harus demi kesejahteraan dan perlindungan seluruh makhluk di alam raya terutama manusia
1 SATU ROBOT HMANOID HARUS DENGAN KEMAMPUANNYA BERBUAT MENOMER SATUKAN EXISTENSI DAN KE
SEJAHTERAAN MANUSIA.
2   SATU ROBOT HUMANOID APA BILA SUDAH TIDAK MAMPU             BERBUAT  BAIK BAGI  MANUSIA, HARUS  MENEMPATKAN  DIRI  UNTUK`MEMBELA KESELAMATAN MANUSIA JIWA  RAGANYA                
3   SATU HUMANOID  ROBOT  BARU  DIBOLEHHKAN  MENYELAMATKAN  EXISTENSI DIRINYA APABILA SAMA SEKALI SUDAH TIDAK BERTENTANGAN DENGAN HUKUM PERTAMA DAN KEDUA.
Sedang masyarakat manusia sampai sekarang, hukumnya terbalik, nomer satu  adalah menyelamatkan diri dari kesusahan  dan kematian, nomer dua tidak berbuat yang mereugikan masyarakat, nomer tiga baru berbuat kebaikan bagi masyarakat, Dalam hukun besi robotics, keadaan hukum manusia ini dibalik, karena bagaimanapun robot lebih superior dari manusia, tapi dia ciptaan manusia berarti ceptaan kebudayaan masyarakat manusia.

Tidak ada yang abadi di bumi kita ini, kecualia perubahan itu sendiri.
Perubahan pada susunan masyarakat selalu terjadi diakibatkan oleh pertentangan antara yang bertahan, melawan   penyebab perubahan itu, khusunya dalan produktivitas masyarakat, secara keseluruhan.

Pada zaman modern ini masih berkecamuk pertentantan ini antara pendukung susunan  masyarakat yang  produktivitasnya lebih rendah melawan caplokan oleh masyarakat dengan produktivitas yang lebih tingg. Sangat banyak argument  “ilmiah” yang membela pencaplokan ini dengan mengguakan hukum alam, “ The survival of the fittest”.
Tapi Islam memberikan solusinya dengan semboyan “Bismillahirakhmanirakhim” yang sesuai dengan posisi Manusia sebagai “Rakhmatan lil alamin”.

Pencaplokan ini dijalankan dengan merintangi exploitasi kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat yang produkvitasnya rendah, untuk digunakan oleh masyarakat yang produktvitasnya lebih tinggi dengan segala cara, sambil tetap membuat si rendah tetap pada posisinya dan menjadi miskin.
Tentu saja terjadi perlawanan dari si rendah yang lagi berkembang.
Perlawanan ini tentu saja menggunakan alat untuk mengatrol produktivitasnya dengan apa yang mereka punya. Tantu saja  dengan uang karena mereka miskin, mereka berhutang pada si kaya. Itupun mengandung jebakan dan kelicikan demi menjadikan si miskin tetap miskin.
Tinggal satu satunya cara, yaitu dengan apa yang si miskin punya, yaitu tenaga tangan manusianya.
Satu cara saja untuk mempertinggi peoduktivitas masyarakat miskin ini adalah merangsang tenaga kerja fisik mereka, dengan mengobarkan semangat dan memperpanjang waktu kerja, tidak ada jalan lain. Untuk ini perlu rekayasa yang menyangkut semangat  jiwa, demi menambah semangat ragawi dan selanjutnya pemperpanjang daya tahan bekerja di sawah, pabrik atau kantor.Improvisasi dalam memperbaiki pruktivfitas sangat dihargai olah masyarakat miskin ini, sayangnya tidak sebanding dengan yangdiberikan oleh kapitalis yang memang sudah kaya..Tidk ada pengurtangan tenaga kerja karena persaingan penasaran produk. Semua produk dibuat me3mangt berguna
Apa di masyarakat Negara yang produktvitasnya lebih tinggi tidak demikian ? Pasti demikian tapi ditambah unsur yang harus ada yaitu kualitas otak masyarakat itu sendiri. Insentive material dan persaingan sebagi imbangan. Produk sangat beragam. pokoknya diterima pasar,`banyak yang gunanya secara intrinsik tidak ada, asal ada pasar ya dikerjakan.. pemborosan banan baku..
Nah, soal kualitas otak ini juga sangat banyak mengandung jebakan, terutama bagi si pembuat policy pendidikan dan pengajaran. Sebab di masyarakat yang sudah tinggi produktivitasnya ya menyadari hal ini. Pergumulan terjadadi di perangkat keras dan perangkat lunak pendidikan generasi muda. Antara main video “games”,lupa diri dengan musik dan narkotik atau  ketelatenan menghafal dari murid dan ketulusan guru mengajar ilmu dan moral/mental, Pda akhirnya alkal budi sksn memperoleh pengikut yang luas dimana saja dibandingkan dengan manipulasi pendidikan dengan dalih apapun dimana saja, baik dinegara miskin maupun dinagara kaya.
Mengenai semangat kerja, masyarakat yang hanya mengandalkan faktor  andalan ini,(banyak otot sedikit alat bantu yang memerlukan otak,  telah menekan sampai batas maximum dalam bidang ini dengan agitasi dan propaganda, akhirnya keceriaan kolektip dengan kawan sekerja di lahan pertanian, pabrik dan kantor dengan satu tujuan memompa semangat,  untuk kerja lebih cepat dan tepat dan memberikan waktu hidupnya lebih lama kepada pekerjaan. enjadi counterproductive untuk pertumbuhan masyarakat keseluruhan.
Umpama “outing” pada waktu libur hari Sabtu dan Minggu oleh kolektip antara  para pekerja saja, sebab yang perlu adalah membicarakan urusan kolektivitas pekerjaan supaya harmonis, jadi  keluarga tidak ikut,yang perlu dihari libur untuk keluarga, diselenggarakan kesenangan dan kebebasan bagi pribadi  pekerja dengan kolektipnya. Perusahaan tidak perlu bayar lembur, kan outing/ bersenang senang ? Tapi waktu buat keluarga inti  gimana? Anak yang sirng kehilangan bapak ibunya di waktu yang dibutuhkan, tidak akan membentuk jiwa yang baik kemudian hari.
Kan fungsi bapak/ibu masih dalam rangka alami mepertahankan kelangsungan hidup species Homo sapient ? Apa masyarakat sudah peduli dan bisa menggantikan peran bapak ibu kandung dalam waktu libur resmi yang dirampas secara halus dan menyenangkan ? Apa harus minta tolong pada serigala serigala untuk menemani generasi penerus ini ?.
Untuk mengimbangi produktivitas masyarakat yang masih rendah terhadap pengeluaran Masyarakat itu, yang tergabung dalam Negara, panghasilan yang meningkat dari pemerasan tenaga otot dan mental dibelanjakan hanya  untuk persediaan pangan supaya harga stabil, dimana pangan sudah ditangan tengkulak international dikuasai oleh masyarakat kaya, maka digalakkan penciutan poduksi anak, sehingga pertumbuhan penduduk kurang dari 2% per tahun, sebab pertumbuhan penduduk berarti tambah mulut yang perlu diisi, meningkat jadi lebih dari  2% setahun.  Supaya mengurangi pertumbuhan penduduk  tentu saja dengan kualitas hidup  sesuai apa yang tersedia di pasar bebas yang jauh lebih baik, tidak cuma menguras pertumbuhan produktivitas yang sudah dengan susah payah dirintis.
Ini tarjadi di negeri China yang sesudah Perang Dunia kedua jadi Negara sosialis, sebelum itu, sangat rendah produkivitasnya, dengan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Setelah menjadi Negara Susialis dalam beberapa decade produktivitas jadi sangat meningkat dengan kekuatan fisik tenaga kerja sebagian besar warganya. Pertumbuhan penduduk dikurangi hingga Negara hanya mengizinkan anak satu setiap keluarga inti.. China menjadi masyarakat dengan penjelengara Negara yang sangat pakar memperpanjang waktu kerja para pekerjanya, dan meningkatkan semangat kerja dengan murah.  Sayangnya penciutan keluarga inti tidak diimbangi dengan mentalitas “anakmu juga anakku”. Tetanggaku adalah saudaraku. Manusia Negara Sosialis belum bisa menganggap seluruh bayi manusia itu ya anaknya sendiri secara tulus, sayang. Pdahal bila teknologi manusia sudah sampai pada penemuan humanoid robot, yang bekerja untuk seluruh masyarakat manusia, produktivitas masyarakat yang memiliki humanoid robot yang tunduk pada hukum robotic Issac Azimov menjadi sangat meningkat, lha untuk pemilik humanoid robot, yang tidak punya ya hrus beli tingkat kesejahteraan yang di dambakan manuisa semua, jadi hasil keja si nmanoid robot untuk si kaya saja, bukan untuk seluruh kemanusiaan. .

Tarbukti pada generasi ketiga dari anak tunggal ini sudah tidak punya saudara sepupu, istilah paman dan bibi yang sebenarnya telah hapus dari kamus China. Tapi seorang ibu muda tentu saja pekerja,  menjadi single parent, jatuh sakit tidak berdaya.
Tetangga, kawan sekerja dan Negara,  entah dimana. Menurut berita TV, si Ibu malang ini hanya dilayani  tunggalnya yang umurnya baru lima tahun. Sungguh tragis. 
Meskipun di kita keluarga bukan inti masih ada, tapi orang tua terlantar terpaksa harus dipelihara oleh anak anaknya yang masih sangat muda, kejadian yang biasa, tapi kita kan ndak penah jadi Negara sosialis ? Kita ini dalam masyarakat miskin duniawi, tapi ukhrowi juga miskin. Karena sulit untuk mengetrapkan “bismillahirakhmanirahim” karena tidak mengerti makna sebenarnya credo ini, sehingga ada tetangga yang terlantar, dan kelurganya ya miskin, terpaksa dipelihara oleh anak anaknya yang masih kecil. Lha kelebihan individual ?. Ya kelebihan individual karena memiliki humanoid robot ya untuk naik haji plus plus, mengoleksi istri muda, membeli sorga di akhirat nanti
Problimnya  mana lebih dulu,  "care" terhadap sesama sesudah kaya,  atau miskin tapi juga "care" terhadap sesama ? Maunya, sudah lebih dari kecukupan dan peduli terhadap sesama zakat ftrha 2% kerja robot.. Iya to ? *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More