Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Sabtu, 27 Februari 2016

PIKIR ADALAH POLISI PERASAAN, JANGAN TAKUT BERPIKIR

MENGENDALIKAN PERASAAN, MENJADIKAN PIKIRAN SEBAGAI POLISI
Sang Budha, bersabdha, bahwa sebaiknya perasaan manusia dibersihkan dari kotoran sebagai orang membersihkan kaca, di-lap setiap kali ada kotoran debu sekecil apapun – Sebab perasaan bekerja sama dengan pikiran bisikan iblis, bisa tumbuh dan berkembang dengan cepat diluar kesadaran si pelaku manusia. Perasaan dan pikiran yang mengacu pada perbuatan corrupt, sambil bersembunyi dalam kesibukan sehari hari, bisa tumbuh dan berkembang jadi raksasa dalam otak manusia begitu besar. Sehingga mendorong perbuatan yang sangat buruk akibatnya, bagi dia sendiri dan masyarakatnya, bahkan bagi dunia.
Sebagai ilustrasi teladan, bisa diambil dari epos India – yang sudah diadaptasikan dalam sastra Jawa. Ramayana. 
Sang Brahmana Resi Wisrawa, di-mohon oleh putranya yang sudah menjadi Raja, sang Dhanaraja, untuk meminang putri, cantik dan cerdas, Dewi Sukesi, putri seorang raja dikerajaan lain 
Lamaran disampaikan kepada sang Dewi, dan disambut dengan syarat, sang dewi harus bisa mendapatkan satu ilmu yang  sangat sulit diajarkan. Yaitu “Sastrajenda hayunngrat…., pangruwating diju”.  Karena sang Brahmana Rsi Wisrawa sangat sayang pada putranya, pengajaran ilmu musykil ini disanggupi oleh sang Brahmana.
Maka dimulailah pengajaran ilmu ini. Saban hari tatap muka. Waktu sang Brahmana menguraikan ilmu ini, beliau befikir, memang benar putranya jatuh hati pada sang Dewi ini, cantik dan cerdas, begitulah perasaan dan pikiran berkerja sama, normal, kan ndak ada yang tahu, sambil terus menguraikan ilmu musykil ini. Karena musykilnya makan waktu berbulan bulan, dan alam menjadi kaget, Pada suatu saat mendatangkan badai guntur mendadak tiba, saat lain candik ayu menyapa meliputi senja yang cerah. Perasaan dan pikiran sangat kagum dan sangat menghormati calon menantu ini tidak dihapus oleh sang Brahmana, toh tidak ada yang tahu, malah dipelihara dengan sangat hati hati dalam kesepian malam dantara do’a dan puja mantra sang Brahmana setiap tengah malam, membuat buaian perasaan yang sangat nikmat dalam jiwa sang brahmana, berkat pikiran yang dibumbui denga bisikan iblis ini. Siang hari dalam kesibukan kegiatan dengan sang calon besan membicarakan tatanegara  keadilan dan upacara puja rumah tangga kerajaan, perasaan dan pkiran pada sang Dewi calom nmenantu hilang kenyap sebagai kabut disapu angin, keadaan masih terkendali, aman. Hubungan tetap normal sebagai Guruji dan murid yang berbakti.  tidak ada apa apa diantaranya, samentara itu “perasaan dan pikiran itu tumbuh sendiri tanpa disadari dengan cepat dan kuat, menjadi mahakuat. Tidak terkendali oleh apapun.
Setelah bulan berganti tahun, maka perasaan dan pikiran ini menjadi raksasa yang kuasa melanggar segala rintangan, dalam perasaan dan perbutan, puja mantra malah mencitrakan cinta. MAKA TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN PERASAAN DAN PIKIRAN  “BURUK – SEBURUK BURUKNYA”  perbuatan manusia.  Menghianati janji pada sang putra tercinta, mencederai hubungan guru-murid, menodai ilmu yang diajarkan, melanggar keutamaan seorang Brahmana – apa yang tidak?
Mannurut legenda Jawa, Sang Danaraja dicegah membunuh Ayandanya oleh dewa Dewa, sebagi gantinya diangkat menjadi anggauta Kedewataan.
Maka dari pasangan Guru=Murid ini Terlahir Dasamuka sebagi anak pertama dewasanya menjadi Rahwana, anak kedua putri raksesi Sarpakenaka, cerdik tannpa belas kasihan, anak ketiga raksasa bedarah putih Kumbakarna si pembangkang kakaknya, tatapi mati membela Negaranya, yang keempat ksatria pinandita Gunawan Wibisana, selalu mengingatkan sang Rahwana untuk mengikuti dharma. 
Begitu pula cerita suci dari Perjnanjian Lama, yang dari agama Kristiani, perebutan secara licikterhadap istri sang jendral yang lugu, yang selalu nampak waktu mandi di kolam jauh dibawah jendela kamar Raja Daud yang sudah mengalami masa muda kedua, setiap kali terintip dari jendela melahirkan perasaan dan dibantu pikiran membayang bayangkan. Maka atas bisikan iblis direkayasa ( ini ya dibantu pikiran) agar yang Jendral mati dalam peperangan, maka janda sang jendral lugu diperisterikan oleh Raja Daud.
Jadi begitulah, bersihkanlan cermin saban hari, hapus pikiran korrupt, hapus perasaan/prasangka buruk selagi sebesar debu dari pikiran. *Semoga berguna *)
  


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More