Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 15 Februari 2016

OPTIMISME MENDORONG ORANG BERUSAHA, MENCEGAH KEBEBALAN OTAK

OPTIMISME MEMBUAT ORANG BERUSAHA, MENCEGAH KEBEBALAN OTAK.

Diminta atau tidak,  orang pintar selalu optimis.
Bagaimana tidak, orang ribut, hutang Negara sudah sangat besar, kok masih mendambakan membeli ( dengan menghutang) kereta api khusus cepat dari Jakarta ke Bandung sengan jarak lk 145 km double track,  kecepatan rata rata 250 km/jam – ini sudah cepat tapi bukan “maglev” dari Paris ke Lyon lho, masih jauh lebih cepat yang itu, konon sampai 450 km/jam. Jakarta Bandung memang dekat, tapi hubungan darat makan waktu katakan 3,5 jam, pakai pwsawat sering delay karena cuaca buruk.
Tarutama anggasuta DPR kita,  tidak mengerahkan wewenagnya untuk executive mempercepat kerja mempercepat persyaratan dan penelitian wilayah yang dilewati rel, kok malah ikut mendukung sikap ber "letoi – ria" Jawataan yang terkait. Alasannya bakal membebani APBN puluhan tahun untuk menyicil utang itu, belum tentu bisa dapat penumpang yang bisa mengembalikan modal, dampak lingkungan negative dan lain sebagainya.
Orang pintar segitu banyak, vocal lagi, mengadakan koor paduan suara besar melolong lolong, tidak menyetujui pembangunan kereta cepat itu. Padahal sudah dijelaskan itu tidak bakal membebani APBN kapan saja, karena dibeyayai  oleh perjanjian antar BUMN  Indonesia dan China, dan mereka sanggup. Hanya China minta syarat jaminan Negara, BUMN ini tidak dibubarkan sebelum utanngnya lunas, kuwatirnya utang jadi  terkatung katung, karena mangkrak seperti kerja Taipan Dahlan.  Masih melolong koor bahwa di Iran sama sama membangun transportasi kereta api oleh China, per kilometernya beayanya lebih murah. Lha apa Pejabat Teras BUMN ini bodo bodo? Ya lihat barangnya toh ?. Iya pasti murah, kalok yang dipesan KA klutuk, seperti antara Semarang- Demak-Kudus- Pati- Blora  yang sudah megap megap malah tidak beroperasi, kalah sama bemo, wong sejajar dengan jalan Pantura.  Koor orang pinter pinter ini kayak koor TK saja. Mbok dipikir, kita import bawang putih berapa banyak dari China , import kapas berapa. Lha karena untuk sgro-ekologi tropIs basah kita, nanam bawang putih dan kapas itu sulitnya bukan main. Ekosistim daeran lereng pegugungan, dataran  tinggi kita rusak gara gara nanem bawang putih, sayuran sub tropis dan kentang. PADAHAL NANAM SINGKONG DAN BATATAS SANGAT MUDAH.  China, penduduknya lebih dari semilyar,  semua masak saban hari menggunakan tepung tapioca (aci),katakan  kira kira 100 gram satu masakan per hari,   dan sangat menggemari terong ( Solanum melongela L), memandang batatas makanan delicates yang mahal harganya karena disana Ipomea batatas sulit ditanam, banyak hama penggerek dalam tanahnya, banyak penyakit cendawan dan virus, ongkos proteksinya mahal.
Lha mbok iya, ditanamkan Singkong (Manihot utilisima L), sebanyak banyaknya, jemis ubi kayu "gajah" dri Kalimantan Tengah cocok dengan gambut dengan pengapuran, ketela rambat ( Ipomea Sp.) dari daerah Kuningan dan Cilembu sistim pengairan Jati Gede sebanyak banyaknya, ditanamkan terong  sebanyak banyaknya, wong nanam terong lebih mudah dari nanam tomat . Minta dicicil berapa lama ?. Lha gitu, itu namanya optimis, wong yang memberi hutang saja mau kok, karena kita memang bisa membayar, mereka percaya, lah si begog kok bingung ?*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More