Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 09 Februari 2016

KAPITAL TIDAK AKAN TULUS.!

DI
UNGKAPAN KOMERSIAL pro bono publico setiap jam di siaran tv, TIDAK BISA MENGGANTIKAN KETULUSAN DARI MASYARAKAT. TERSIRAT PADA GONG XI FAT CAI, YANG DIUNGKAPKAN OLEH MASYARAKAT KITA.
Masyarakat itu lebih besar dari capital, akibatnya ungkapan Komersial tidak akan menggantikan ketulusan harapan kepada masyarakat.
Kapital yang menjadi jiwa masyarakat pedagang, telah berkembang jauh lebih cepat dari masyarakat keseluruhan di Reoublik ini,  karena perkembangan capital sejalan dengan perkembangan individualisme, malah egoisme yang menjadi motornya pun boleh.. Watak ini sudah ada sejak orang dilahirkan. Sedangkan watak tulus bermasyarakat dibentuk kemudian selama manusia merunuti evolusinya, sehingga mencapai derajad makhlik yang tertinggi dihadapan Allah, yang selalu digoda oleh iblis. Pada era Orde Baru iblis dan pengikutnya jutaan dikeluarkan dari kotak Pandora.
Ungkapan gong xi fat cai diucapkan oleh orang yang sama dengan dia yang dengan sama renyahnya menawarkan kondominium super mewah, cocok untuk kebahagiaan lahir bathin, berjarak "hanya" sekiam menit dari Bandara, sekian menit dari pusat perbelanjaan dan cicilan per unit "hanya" sebelas juta rupiah sebulan, pada cicilan ketiga dari tujuh puluh  lima  bulan cicilan, sudah bisa terima kunci !
Saya "hanya" terhenyak sadar, sudah  70  tahun merdeka sudah demikian jauh “gap” antara mereka yang menerima pensiun dua juta rupiah per bulan, duda dan jandanya hanya enampuluh persen, golongan Pegawai Tinggi Pemrerintah yang tidak korupsi, yang memperjuangkan terbentuknya masyarakat merdeka dengan rintangan dan godaan saabrek termasuk keselamatan jiwanya. Dimana egiosme merupakan tindak korupsi. Dibandingkan dengan mereka yang berdagang, mechandizes sejak perang kemerdekaan dan sekarang proyek sarat dengan mark up, biang kerok pembabat hutan dan pembakar lahan gambut, merunuti jalan bebas hambatan dimana egoisme dan kelicikan merupakan akal kepiawaian yang terpuji, dilicinkan oleh uang, capital. Termasuk ungkapan abal abal “papa minta saham”, memalsu restitusi pajak (export),dari uang Negara - export abal abal, restitusi pajak ini milyaran rupiah, individu dari golongan entitas  ini sekarang mengincar jadi Presiden pada pilihan yang akan datang.
Begitulah ancamannya pada Staf Kejaksaan Agung. Kapital selalu bisa segalanya, Gong xi fat cai !  Alam dunia selalu mencari keseimbangan.*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More