RMP SOSROKARTONO:
MURID GURUNE PRIBADI, GURU MURIDE PRIBADI, PAMULANGE SENGSARANE SESAMI, GANJARANE AYU LAN ARUME SESAMI
Murid (adalah)
guru (dari) Pribadi, guru (adalah) murid (dari) Pribadi , pelajarannya dari
sengsara yang diderita sesama manusia, ganjarannya adalah kebaikan rasa
bewrsyukur dari sesama
RMP Sosrokartono
alkhi bahasa (Linguistic) dengan sendirinya, secara tatabahasa beliau pasti benar, bila aneh pasti desengaja.. Lulusan Universitas Leiden,
Negeri Belanda. Priyayi ( nobility) lancar menggunakan 26 Bahasa, juga dapat
menggunakan lebih dari 10 bahasa Daerah Nusantara ini, alkhli bahasa Jawa juga. Dalam bahasa
bahasa Kepulauna Nusantara, tatabahasanya tidak begitu rumit, Konstruksi kalimat
standar pokok adalah : pokok kalimat- sebutan – pelengkap penerita, atau
pelengkap peyerta.
Kalimat peninggalan beliau diatas membingungkan, dirangkai tiga kata, induk kalimat dan anak kalimat terdiri dari tiga kata, nampaknya dengan pokok kalimat yang berbeda, menyimpang dari gramatika kalimat majemuk. Coba dibaca terbalik menjadi: Pribadi muride Guru, pribadi gurune murid. Jadi dua kalimat yang dirangkai seperti biasa, pokok kalmiat- sebutan-pelengkap dan anak kalimat pokok kalimatnya sama- ya wajar, pokok kalimat sebutan dan pelengakap penderita dan wajar dirangkai karena pokok kalimatnya sama, terangkai dengan pokok kalimat dan anak kalimat dengan pokok kalimat yang sama yaitu Pribadi.
Induk kalimat bila menjadi kalimat sendiri berbunyi Pribadi gurune murid . Yang artinya memang Pribadi itu gurunya
sang murid atau orang yang sedang belajar atau beguru. itu yang didepan
Yang dibelakang menjadi kalimat sendiri akan berbunyi
Pribadi muride GURU – artinya ya
pribadi itulah muridnya sang GURU
yang sedang mengajari jalan yang
benar.
Maka maknanya : Wahai orang yang sedang mencari jalan
yang benar, bergurulah lah pada MURID SANG GURU, cari sampai ketemu.
Sedangkan Al
Fatihah ayat ke 7 dan ke 8 Pembaca surah
itu mohon prtunjuk tuntunan ke ke jalan
yang benar, Yaitu jalannya orang yang Enkau beri Penjuk. Bukan jalannya
orang yang sesat serta mendapat murka.
Surah Al
Fatihah ini adalah ummul Qur’an – induknya Al Qur’an, yang dibuka dengan
Bismillahorakhmanirakhim –Dengan nama Allah yang maha Pemurah dan Maha
Pengasih.
Inilah surah
Wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad sallalhu alaihi wasalam, lewat Malaikat
Jibril. Beliau mendapat petunjuk dari sang GURU.
Yang jelas si Pembaca surah ini tidak menyebutkan
permohonannya, jalan yang
benar yang
dimaksud seperti apa, tapi seperti yang telah Allah tunjukkan pada mereka
yang mendapat rakhmat. Ummul Qur’an hanya member petunjuk bagi Pembacanya penjuk
yang benar itu akan mendapat pendahuluan bahwa perbuatan si pemohon akan sesuai
dengan tugasnya menjadi Khalifah di Bhumi, dengan azas Dengan Nama Allah yang
Maha Pemurah dan Maha Pengasih thok tidak ada yang lain.
Jadi petunjuk
benar dan salah dari surah berikutnya dari Al Qur.an dan Al Hadist hanya
dipagari dengan tugas dan kuwajibannya menjadi rakhman dan rakhim, bukan
lainnya umpama mengadili suatu perkara tentu tidak boleh dengan nama Allah yang
Maha Adil, atau Allah yang Maha Benar.
Begitu pula
menimbang persoalan sikap kelakuan Manusia, petimbangan yang diperkenankan
Allah adalah didasari oleh azas Pemurah dan Pengsih fithrah manusia yang
sebenarnya.*)
0 comments:
Posting Komentar