AMIRUL MUKMININ ADALAH JUGA BENTUK KEPEMIMPINAN TIERTINGGI ISLAM.
Yang tersirat, Islam mengajarkan orang jadi hidup zuhud tanpa jadi gembala umat Islam yang lain, melainkan teladan yang nyata.
Islam menganjurkan MEMLILIH seorang Pemimpin, ialah dia yang berdo’a untuk rakyatnya, dan pengikutnya dengan rela berdo’a untuk Pemiimpinnya. Supaya buah fikirannya terpimpin melulu untuk kemaslahatan umatnya. Terpimpin ke jalan yang benar, jalannya nereka yang diberi petunjukNya, bukan yang sesat dan bukan yang dimurkai Allah.
Trus acara MI di Metro pagi tg 26/2/2015 jma 6.50 mencanangkan “Politisasi ( agama) nelahirkan intoleansi”, Sedangkan azas polItik adalah “bagaimana mengatur kekuasaan” Oleh karena kekuasaan itu manis, siapapun yang bukan pemalas merubung disana, berpotitik. Pengikut iblispun nongkrong disana menunggu kesempatan. Yang sudah jadi “member” banyak, dihukum tanpa merasa salah, ungkapan tidak bersalah tidak menyesal itu dopamerkan di mass media mereka besar atau kecil berangkat dari organisasi berbasis Islam sebagai Amirul mukminin misalnya: Suryadharma Ali, Lutfi Hasan Ishaq, Fathonah, Nazarudin, Andi Malarangeng bersaudara, Anas Orbaningrum, Aqil Mohtar, Ratu Atut Khosiah Beddu Amang, Bupati Fuad Bangkalan cicit dari Hadratus syech ,Al Mukharom Kiai Haji Kholil Alm. ex Gupernur Sumut Gatot Puja Nugraha,- ex HMI, ax PMII, ex Ansor, ex Banser, semua menyelami ajaran Islam dengan baik, mereka mulai dari menjadi pemimpin kaum muslimin dalam skala organisasi yang lebih kecil, partai, himpunan, pimpinan organisasi Islam madiri atau bagian dari Pemerntahan Republik Indonesia, dari semula adalah Republik secular dan berazaskan Bhineka tunggal ika. Yang syah
Sekularisme dan Kbhinekaan ini menjadi dasar pembangunan masyarakatnya dari keterbelakangan akibat penjajahan yang sangat lama.
Satu satunya Amirul mukminin yang pernah memimpin Republik secular dengan berbhineka sebagai Prsiden , iahal Abdul rachnam Wahid alias Gus Dur, sudah memberi kesan keluasan pandangannya dan keluwesan policy-nya untuk menyertai tindakan yang harus tegas. Sayangnya tidak berlangsung lama dan malah tidak mendapat cukup dukungan dari kaum muslimin kita, di DPR. Lantas apa maunya wakil wakil rakyat yang 95 % mualim ini ?
Mulai dari zamannya Khalifah-ul- rosyidin sampai daulah Umayyah, Amrul Mukminin yang memangku jabatan Khalifah telah berhasil membentangkan sayap Islam dari Andalus hingga sungai Indus .
Mereka dari bani Umayyah semua jago perang perang kilat, dengan kecepatan menyerbu, bani Mu’awiyah ( dinasti ini bertahan 90 tahun dari th masehi 661 – 751.- unsur pokok dari kekhalifahan bani Umayyah.
Maka Pemimpin Negara Islam bukan lagi dipilih tapi ditunjuk, karena Abu Sofyan menunjuk Yazid anakya sebagai putra mahkota. Semua mereka type patriarch yang didukung sebagian besar ummat Islam Arab menjadi Khalifah yang artinya Raja. Orang Arab mabok rampasan perang yang selalu menang dan dekadensi kekuasaan amirul mukmininnya dibarkan, menyebabkan kemunduran Pemerintahan bani Umayyah dengan cepat .
Kekuasaan di perbatasan barat, di daerah orang Parsi tepatnya di Irak sekarang, timbul pergerakan rahasia selama puluhan tahun dari suku Parsi dan suku Turki, menyesalkan sikap kaum Mu’awiyah yang memusnahkan kerurunan Fatimah binti Rasulullah. Sebagai dalih perlawanan mereka terhadap dominasi suku Arab. Hingga perlawanan terbuka th 960 Masehi, memuncuklan Kekhalifahan Abbasiah
Bani Umayyah diganti oleh bani Abbasiah dari Bahdad, didahului dengan puluhan tahun berkonspirasi dan akhirnya perlawanan terbuka didukung oleh faksi suku bangsa Parsi dan suku bangsa lain yang sudah muslim antara lain suku bangsa Turki mengadakan perang terbuka dan pembantaian, oleh Abu Abbas as Saffah ( Sang Pengalir darah) maka tegaklah kekuasaan bani Abbasiah dengan pemimpin sebagai khalifah beberapa puluh generasi penggantinya yang artinya juga Raja. Dibawah Khalifah Al Mansur ( Sang penerima bantuan Allah) Islam mengalami zaman keemasan dalam ilmu dan ekonomi. Juga khalifah Harun Al Rasyid yang terkenal itu dari bani Abbasiah.
Masa Abbasiah tiga abad runtuh karena peyerbuan kota Baghdad oleh keturunan jenghis Khan - Haluga Khan, mengexekusi Khalifah Abbasiah Al Mu’tazim. Tetapi wangsa Abbasiah mendirikan Kekhalifahan dilindungi oleh suku bangsa Mameluk dari Mesir.
Kekhalifahan Usmaniah dilahirkan oleh suku bangsa Maameluk di Mesir th masehi 1517
Khalifah Abbasiah terakhir Al- Mutawakil III di kairo, ditawan oleh suku bangsa Turki, dipaksa untuk menyerahkan kekhalifahannya ke Selim I, dari wangsa Usmaniah
Kaum Usmani, lebih memilih gelar Sultan dari Khalifah, hanya Mehmed II memakai gelar Khalifah waktu mengadakan peperangan dengan Rusia, menyebabkan Turki kehilangan Crimea. Th masehi 1783
Dari sini Nampak kapan Amirul Mukminin tidak dipilih tapi diangkat, dari sini nampak kapan Amirul Mukminin jadi rebutan yang berdarah darah, karena julukan ini bukan julukan sosok yang zuhud dan ikhlas bertempur pada jihad fi sabilillah tapi membangun kekuasaan feodal biasa.
Lha kena apa kekuasaan Abbasiah bisa bertahan sampai tiga abad ?
Saya kira petama tama karena kekejamannya, kayak rezim Suharto, kedua karena dukungan bangsa Parsi yang memang berkebudayaan lebih tinggi dari suku bangsa Arab. Sedang kaum Abbasiah meskipun didukung dan saling mendukung dengan bangsa selain Arab yang Islam, tapi masih menjaga Kekhalifahan dari ginealogi Arab secara murni – inti sari dari feodalisme. Akirnya bani Abbasiah toh harus menyerahkan derajad Amirul Mukminin kepada suku bangsa lain- Parsi, Mameluk, Turki Kurdi. Pada zaman Perang Salib, pembebas kota Jerusalem /Darussalam adalah Sultan Salahuddin al Ayyubi dari suku bangsa Kurdi. Nantinya mungkin suku Berber, Nubia Hamied, Pustun atau Melayu yang pantas jadi Amirul Mukminin.
Sebab apa ? Sebab pendahulu amirul mukminin sudah jadi raja yang terang terngan feodalistik. MENGHAMBAT DINAMIKA MASYARAKAT – YANG AKAR RUMPUT KESKIPUN GOLONGAN TUKANG MENEMPEL POSTER, PENJAGA SANDAL DI MESJID, TAPI MUTU MANUSIANYA TINGGI, BELAJAR TAK KENAL WAKTU, ZUHUD DAN KREATIVE, BISA NAIK JENJANG DI ORGANISASINYA.
Sedangkan Amirul mukminin bisa pemimpin kaum muslimin dari semua bangsa, mestinya hidup zuhud, taat pada agamanya, tulus dalam pengabdiannya, ikhlas berjihad , sangat dirintangi oleh feodalisme untuk terangkat naik keatas jenjang kepemmpinan. Mulai dari di-pondok pesantren, di-ormas dan di- partai politik Islam. Semua memakai azas feodalisme besar atau kecil, padahal Islam ngajari jalan selamat ke demokrasi, dengan credo bismilahrakhmanirakhim.
Mereka ternyata bukan amirul mukminin kecil kecilan yang mengetengahkan keteladanan hidup zuhud, menjalani agama dengan empat prinsip pengendalian nafsu menurut azas Islami, malah kehilangan arah karena disesatkan iblis menjadi addict terhadap harta tahta dan wanita. Ngambil duit untuk membeayai mabok harta tahta dan wanita itu dengan korupsi. Berwatak feodal dengan berKKN ria.
K ok malah jadi tamu paksa ruang pengadilan karena menilep uang, untuk berfoya foya atau yang lain, apa yang salah ya ?
Karena kebanyakan mereka baru berangkat dari msyarakat ladang berpindah pindah ( slash and burn), paling maju kakek neneknya masih jadi tukang takik karet diempat jauh dari kebudayaan dan masyarakan berbudaya dan bermartabat, hanya hanya kebendaan dan nafsu saja, Sejak menjelang dan sesudah Perang Dunia ke II, pindah ke masyarakat yang berwatak feudal, ya itu yang mereka mengerti, dengan aturan feudal mereka cepat kaya dan terhormat, meski jadi guru malah mengincar sawah muridnmuridnya jadi Al Saffah, bilqa jadfi Lurah malah menukangi surat tanah, jadi PNS ya korupsi, jadi pengarang ya senang plagiat, jadi pemusik ya melambai, jadi sarjana ijazahnya beli, jadi politisi mengencingi mentornya, jadi polisi meniru buaya berebut dengan cicak,jadi keponakan ketua pertai menghianati pamannya, jadi ketua Majelis Kehormatan DPR -wah saking pentalitannya tadak ada namanya. Gimana partainya ndak jadi gurem ?*)
bacaan: Google dengan kata kanci Sejarah Kekaliphahan Islam termasuk knsep Khalifatullah dan doktrin Keagungan Islam.
.
0 comments:
Posting Komentar