Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 24 Maret 2016

MOTIF PERILAKU BERNEGARA NKRI BAGI WARGANEGARANYA

MOTIF PERILAKU BERNEGARA NKRI HARUS  DOMINAN.

MI hari ini, dalam acara bedah editorial di Metro TV tg 24/2/2016 yang biasanya, mengangkat topic  “Kita harus mengetengahkan langkah diplomasi yang cerdas, untuk menangani pelanggaran wilayah hak ekonomi eksklusif perairan laut kita terhadap pencurian ikan oleh kapal nelayan China” .

 Satu anjuran yang cerdas, mengingat cara lain yang lebih emosional  malah akan menjauhkan dari tujuan kita yang utama “ menjaga kedaulatan dan integritas wilayah kita”

Siapa yang tidak bersimbah air liur, bila menghadapi wilayah darat dan laut yang kaya produk makanan tapi kurang dimanfaatkan dan dijaga seperti NKRI  kita ?

Ya,  menjaga ini perlu beaya,  yang masih banyak dibutuhkan untuk membangun infra stukture yang langsung berguna untuk menggeliatkan ekonomi sebagian besar rakyat, tentunya.

Bila “gafatar” saja yang telah mengejutkan kita, sudah mampu mengerahkan ribuan orang untuk membangun masyarakat kecil di bidang pertanian,  lahan tidur yang sangat luas di wilayah kita ini. Sayang  kenapa bukan Negara yang berkiprah, meskipun baru dengan skala yang sama ?

Apa yang saya tandai,  feodal feodal kecil yang jadi pejabat Daerah dan feodal kecil kampung dan puak setempat, pertama tama menunggu ( selama masyarakat kecil dengan motif yang berciri feodal juga dengan credo dari tokoh panutannya yang jelas sempit dan sektaris- memberi pasokan "bagi hasil" yang  tak resmi, ya OK saja) baru kaget setelah ada issue akan dijadikan basis ISIS. Untuk menebus kukurangan wawasan mereka, malah bertindak anarkis, mambakar dan merampas harta yang ditinggal. Nampak jelas di siaran TV ! Karena tindakan yang over acting dari feodal setempat skala puak dan kampung ini memang masih serendah itu.

Lha motif pemerintah NKRI kan jauh lebih luas dari itu ? Motif mengangkat ekonomi masyarakat dari usaha tani dilahan tidur, tidak ada feodal setempat baik berseragam maupun tidak, inilah maka mereka dengan segala alasan mau mengambil pekerjaan ini dengan dalih peguasaan Daerah !.

Artinya yang dicapai oleh gafatar sudah besar bahkan mengejutkan bagi organisasi sebesar gafatar, meskipun motif yang  disulut disanubari pengikutnya lebih sempit tidak berguna bagi masyarakat banyak dibanding dengan  motif mempetahankan integritas NKRI dan demokrasi  kita ?

Apabila NKRI mau meratakan jalan diplomasi, untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dan demokrasi, maka otot diplomasi menghadapi Negara besar yang penduduknya satu milliard lebih, ya mengadakan pasokan pangan yang bisa dia andalkan, baik kuantitas maupun kualitasnya dengan harga yang bersaing, setiap saat, tidak bisa lain. Boleh beli bila berkelakuan baik.

Dari sisi pandangan ini, tugas  memanfaatkan lahan tidur secepatnya adalah sangat strategis, harus ada kenyataannya dalan beberapa tahun saja. Apalagi dilahan gambut yang musim kemarau tahun ini pasti kena bencana lagi, dibakar oleh feodal kampung.

Saya hanya bisa berdo’a ( saya sudah berumur 78 tahun) semoga “Teman Pak Jokowi” yang muda muda dan bersemangat demokratik, jadi berjuta juta  jumlahnya bisa membantu beliau melaksanakan tugas ini. Saya tidak bisa mengharapkan bala bantuan tulus dan cerdas dari organisasi semacam Partai yang sampai sekarang masih duduk di singgasana feodalim,  (feodal dan dholim) lebih rendah daya gunanya bagi pemanfaatan lahan tidur dari organisasi semacam gafatar yang feodalistic bertujuan sempit lagi sebagai alat penyesatan. Saya mendambakan berjuta juta nasionalis yang cerdas dan tulus. Disanalah mereka berdiri menjadi pandu Ibuku. Semoga Allah memberikan pertolonganNya membuka hati para muda *)  


 

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More