EKONOMI: DISTRIBUSI ITU ADA HARGANYA
Swminggu yang lalu diberitakan di siaran TV Nasional, bahwa para produsen besar daging ayam dipanggil Pemerintah, diperingatkan bahwa ada kartel menentukan harga konsumen daging ayan, yang bisa dijerat dengan Hukum.
Faktanya harga jual ditingkat produsen besar atau kecil kita kita Rp 12.000 / kg, sedangkan harga konsumen menanjak jadi Rp 32.000 / kg. Sedangkan produsen besar dinegeri ini telah menguasai 80 % dari produksi daging ayam potong. Mereka berkilah kenaikan diatas harga produsen ini oleh ulah para pelaku business dari agen sampai tengkulak dan pengecer daging ayam sehingga hurga konsumen meningkat jadi lebih dari 250%. Gampang saja. Keuntungan pelaku business daging ayam bisa dirampas dengan mudah oleh fabrikan raksasa dengan menguasai outlet outlet retailer secara langsung- sejalan dengan penjamurnya super market dan jaringannya. Hasrga pasar daging ayam yang tinggi sangan mendukudng upaya memasarkan daging ayam olahan menjadi nugget atau stick nugget yang dibekukan, atau daging bagian ayam yang di bekukan bahkan hanya kaki saja ya ada, dengan harga tidak begitu jauh selisihnya dengan daging olahan. Dengan begitu peternak independent seperti di daeran Pare dan Blitar sulit untuk mendekati pasar end-user karena ditantang dengan system kradit yang bisa diberikan oleh perusahaan raksasa, sehingga mengikat outlet outlet besar, bahkan para tengkulak dan grossier. Sedangkan pakan tidak bisa kredit, jadi akan menuntuk mudal tambahan yang peternak kecil sudah cekak. Akhirnya harus jual murah cash, yang tetu saja super market dan outrlet kekonsumen yang lain lebih senag kredit meskipn agak mahal..
Setelah disaring dari 80% produksi daging ayam potong ini hampir semuanya hanya dikuasai oleh dua perusahaan raksasa yang memonopoli penguasaan produksi parental stock bibit unggul ayam potong hingga produksi makanan ternak sapi ayam lele udang dsb.sampai pengolahan dan distribusi daging ayam potong bersih. Luar biasa untuk Negara yang berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa. Masih ada peternak bebas seperti di Blitar yang bersinergi dengan petani jagung di Trengalek, kedua kelompok ini menukar jagung dengan pupuk tahi ayam, telur dan daging ayam potong dengan prinsip win-win methode Mengurangi ketergantungan dari pabrik makanan ternak yang menggurita, ada suplier lain yang bisa diandalkan.
Negara ini bukan tidak berpengalanan mengenai distribusi komoditas kebutuhan umum. Misalnya BBM/BBG, Perusahaan Negara Pertamna yang menguasai hampir seluruh pengadaan sampai distribusi ke pengecer pompa pompa bensin/solar/gas. Meskipun ada pengecer tingkat botolan dimana mana. Masih ada pemindah isi tabung gas isi 5 Kg yang besubsidi ke tabung 12 Kg yang tidak bersubsidi dalam prosentase yang masih kecil saja dari seluruh volume konsumsi . Baru sekarang mulai dibersihkan dari profiteers yang bedwifungsi, tinggal sisa sisanya saja.
Organisasi BULOG sebenarnya juga mengurusi hal yang sama mengenai urusan vital rakyat negeri ini yaitu pengadaan dan distribusi pangan. Dalam sejarah pembentukannya juga berdwifungsi dengan sebagian ormas Islam (HMI) sebagai imbalan pemeberantasan Komunis tahun 1965 yan sangat berhasil, sebagai komponen Orde Baru yang handal..
Presiden Abdul Rakhman Wahid dimasa reformasi telah mencoba membersihkan Institusi vital ini dengan menugaskan menterinya Rizal Ramli tanpa hasil yang signifikan karena pemerintahnnya hanya satu tahun saja. Kabinet Presiden Jokowidodo telah memecat Dirut BULOG Dr. Leny Sugihat gara gara Bulog lelet dalam pembelian gabah dari petani menurut target, tentunya dengan harga dasar dari kualitas yang sudah ditetapkan. Ini tidak main main, karena patani kecil sudah tidak punya tempat buat penennya, dijemur ( untng masih ada matahari) segera digiling dan dijual – bila BULOG lelet membeli dengan harga dasar, harga jual panennya pasti anjlog, berarti pendapatan petani selama kerja 4 bulan, ya untungnya tengkulak. Pada jaman jaya jayanya Orde Baru, input usaha tani masih disubsidi, petani menggerutu, tapi segera tanam kembali padi Lha sekarang input pertanian tinggal pupuk yang disubsidi. Tapi permainan harga gabah ini terjadi diseluruh persawahan Negeri ini, dua kali setahun selama tigapuluh dua tahun existensi Orde Baru sebagai pelindung BULOG dan tengkulaknya karena diam diam diberi uang untuk membeli dengan harga yang sudah anjog, segera dimasukkan ke Dolog dengan hrga dasar, unutngnya bagi bagi. Selama itu mereka hidup di sorga dunia untung dari pewrmainan ini selama 32 tahun Orde Baru, dan puluhan tahun orde reformasi.. Belum hasil pecucian uang dari import abal abal, yang berasnya sudah disini, ya beras sini, cuma didandani cara beras uimport. Paling sedikit ongkos pengapalan dan administrasi kepelabhanan, plus waktu pembelian gabah sudah dapat bagian keuntungan dari selisih harga dasar dan harga beli dari petani saat panen. yang biasanya Dolog ya lelet, bilang-nya duit belum ditransfer dari BI !.
Persoalan daging ayam ya demikian, saya yakin Pemerintah masih punya jalan sehingga monopoli bisa dikendalikan oleh Pemerintah yang berazaskan keadilan yang melindungi rakyat banyak ^)
0 comments:
Posting Komentar