3:54 PM
IDE SUBAGYO
HASIL PENYERAPAN ISLAM DALAM QOLBU INTELEKTUAL JAWA
RMP Sosrokartono, adalah intelektual Jawa modern yang pas untuk mengukur
seberapa jauh intisari pelajaran Islam telah diserap dan dicerna untuk jadi
landasan hidup intelektual jawa moderen. Ciri intelectual jawa, tidak pernah takut berfikir/berdialog dengan dirinya, seperti R.Ng. Ronggowarsito. sastrawan jawa permulaan abad ini.
Betapa tidak, tertera dalan inskripsi syair yang tertulis pada nisan RMP
Sosrokartono di makam Sidomukti batas utara kota Kudus, ditepi jalan menuju ke
Bukit dilereng gunung Muria. Makam Sunan Muria.
Inskripsi ini sebenarnya secara
tidak sadar mewakili sikap intelektual jawa , menjadi landasan sikap hidup
intelektual jawa moderen yang menjadikan manusia semacam Pak Hugeng, Jendral Polisi sekeluarga tahan mengarungi
hidup dalam represi Orde Baru, yang penuh
hinaan tantangan dan godaan, karena
beliau tidak sejalan dengan begundal begundal Orde Baru, dengan selamat dan nama yang
harum sepanjang masa.
Dalam masyarakat intelektual Jawa besar maupun
kecil resiliensi untuk tidak ikut ikut korupsi dalam KKN telah menjadikan
mereka jadi orang jawi atau orang bego. meskipun semua koleganya dalam
pekerjaan tahu bahwa sikap itu disengaja.
RMP sosrokartono tertulis di nisannya sebalah barat, baliau islam, jiratnya utara selatan, dimakam islam.
Nrimah mawi pasrah - bagaimana nafsu amarah ditaklukkan.
Langgeng tan hana susah tan hana bungah. – Bagamana nafsu lawamah bisa reda dengan sendirinya bila sudah tidak terombang ambin antara suka dan duka.
Tanpa pamrih tebih ajrih - bagaimana nafsu amarah - - - jadi perlawanan kepada penjajah
Anteng mantheng sugeng jeneng - Sikap kontemplatif yang ------ meninbulkan resiliensi mempetahankan prinsip dalam menaklukkan nafsu lawamah.
Disebelah timur nisan teretulis:
Sugih tanpa banda - - diwujudkan
dengan selalu memberi layaknya kaya raya tanpa hitung harta benda.
Digdaya tanpa aji - Sakti tanpa bantuan call sign
= dari
dimensi lain, selain perolehandari perilaku istiqomah mutmainah yang konsisten ===
Nglurug tanpa bala
- Masuk membaur diantara lawan ( nafsu rendahan), tanpa balabantuan. ===
Berarti nafsu supiyah itu disertai kesabaran
untuk memberi, tanpa harap kembali
Menang tanpa ngasorake - -bisa
memenangkan (nafsu nafsu) tanpa mengalahkan lawan (nafsu). jadi
puncak aplikasi nafsu supiyah ini, lawan tidak pernah merasa
dikalahkan.
Syair dalam bahasa jawa ini tidak saya terjemahkan sebab di tulisan saya
di blog ini pernah saya terjemahkan, bila lupa silahkan cari. Semoga berguna.*)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar