Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Minggu, 13 November 2016

BERENANG   DAN BERENANG  

Muka bhumi sebagai habitat  semua makhluk terdiri dari daratan atau  perairan, kebih dari 3/4 muka bhumi adalah air, sebagian lecil membeku di kutub kutubnya.

Jadi karena merupakan habitat alami terbesar,  harusnya hampir semua makhluk secara alami bisa berenang tanpa belajar.  Makhluk hewan berderajat tinggi yang habitat alaminya di daratan konstruksi badannya  sudah sangat membantu untuk berenang  tanpa  terganggu fungsi tubuhnya.

Hanya manusia harus belajar, KARENA ITU HARUS DIFIKIR DAN DIHAYATI.

Tulisan ini semoga tidak mengurangi  jatah beaya guru guru les berenang..

Kena apa ? Sebab terlalu mudah, karena bisa  DIFIKIR DAN DIHAYATI sendiri.

Sebenarnya konstruksi tubuh manusia juga seperti binatang lain, berat jenisnya lebih kecil dari air, jadi mesti bisa mengapung diair. Hanya letak hidungnya tidak di kepala yang  bisa memudahkan pemasukan udara ke paru paru, sedangkan pada hewan lain upaya meletakkan lubang pernafasan diatas air sudah alami, pada manusia harus dengan upaya, karena dia satu satunya binatang yang berjalan tegak, dengan lubang pernafasan yang didepan  ditarik keatas dengan menengadahkan kepala dengan susah payah,   Ini melawan  kemauan alam binatang, yang posture alaminya tengkurap. Maka itu istilah kedokteran yang namanya dorsal adalah bagian punggung, sedang bagian perut adalah ventral, bukan bagian kaki.

Babi lehernya  gemuk dan pendek, tengadah dengan sedikit upaya, moncongnya dengan lubang hidung sudah diatas, manusia harus terlentang, supaya lubang hidungnya diatas air.  MAKA  TERLENTANGLAH.  APABILA DALAM AIR.

Ini posisi alami tubuh manusia dalam air, karena lubang hidungnya bisa datas dengan sedikit menengadahkan kepala ( bila hidungnya mancung menegadahnya harus banyak, bila pesek dan lubang hidungnya kedepan seperti kita orang  monggoloid cukup menengadah sedang saja.

NAH SEKARANG BARU BELAJAR BERENGAN, KARENA HARUS MIKIR. Bukan menghafalkan jurus kayak silat, bukan mengharmonikan langkah kayak menari, tapi menyeimbangkan badan supaya mendapat tekanan keatas dari air, sambil bernafas mengambil oxigen secukup-nya, SECARA BERENGANG. malah lebih ringan dari berlari, sebab tidak perlu memikul  beban berat badan, menarik kan ?

Tubuh manusia yang berongga dan isi udara relatip ringan, BD manusia <  BD air,  ada rongga batok kepala, rongga dada, dan rongga perut., sampai ke rongga kandung kemih di antara  tulang pelvis.  Yang paling pejal adalah bagian paha dan betis, lengan dan tangan, karena sedikit sekali berongga.

Langkah pertama;

Kita bisa mengatur rongga perut dan rongga dada supaya berisi udara sebanyak mungkin,  untuk pelampung bagian kaki dan tangan, sedang kepala karena berongga dan tidak bisa diatur, anggap saja lebih ringan dari air. Maka otot leher harus sangat lemas sekedar menaruh lubang hidung diatas air, bila perlu dengan menggelembungkan pipi, dada tetap melembung dan bernafas dengan DIAPHRAGMA PERUT SAMBIL TETAP MELEMBUNGKAN RONGGA PERUT DAN RONGGA DADA. Kalian bangsa manusia, biasakan  cara ini di air waktu mengapung terlentang, sambil mengatur posisi paha dan lengan dibawah air dengan lemas, supaya mendapatkan daya tekan keatas air secara maksimum, dan seimbang.  SUDAH ???.  MAKA MENGAPUNGLAH ANDA. SAMBIL TERLENTANG. Benafaslah dengan santai.

Langkah kedua:

Antara terapung menelentangkan tubuh dan gerakan maju, sudah bisa dilakukan, denga merentangkan   telapak  tangan kayak dayung, jari jari rapat  asal tetap dibawah air (kena apa ? – dipikir --- supaya mendapatkan daya angkat keatas oleh air ! ) kaki digerak gerakkan dengan paha naik turun  telapak kaki lurus, dibawah air pelan pelan saja.

Anda sudah berenang alami, mnurut qadar manusia.

Berenang tengkurap perlu mikir lagi. Sebab posture setengah telungkup sangat alami bagi segenap binatang, termasuk kita bangsa Primata.

Anda perlu menarik udara ke paru paru, dan nengeluarkannya dengan ritmis. Gampang, pasang snorkel dari pipa plastic ( beli dong !), dipasang di mulut, mata dan hidung tertutup hermetis oleh kaca mata selam yang dibingkai karet, ototomatis lubang snorkel ada diatas permukaan air, dan anda harus brnafas lewat mulut yang disambung dengan snorkel.   Gerak-kan paha naik- turun bergantian telapak kaki lurus tapi lemas, ya pakai sirip dari karet kayak telapak kaki bebek , boleh sandal plastik, keren kan. ini berenang  sungguhan,  lain dari  memakai pelampung ? jadi ya berenang  seperti yang lain.

Kalaupun anda masih tidak puas, karena berenang masih pakai alat meski sudah tengkurap,   Cari kesempatan menaik-kan mulut anda diatas permukaan air, cukup sejari apa dua jari diatas air,  buka mulut selebar lebarnya, telan udara ke paru paru sebanyak banyaknya secepat cepatnya, waktu anda cuma kira kira tiga detik, sebelum bibir mulut ada dibawah air lagi ( tapi kepala anda sebenarnya tetap terapung lho, wong kosong, e , berisi otak yang kayak spons) . Keluarkan udara pelan pelan selama mungkin sambil menggerakkan tangan seperti dayung dan kaki seperti baling baling  kapal, paha naik turun bergantian,  lutut lemas tapi usahakan lurus.  bila udara dalam paru paru sudah habis, ya lengan anda . yang sudah disamping pipi atau didepan kepala, gentak-kan arah kebawah air, otomatis kepala terangkat keatas paling sedikit selama tiga  detik, ulangi menelan udara secepat dan sebanyak mungkin. Sekarang anda sudah mepunyai ritme berenang yang makin lama makin efisient tanpa tersedak dan tersengal,  sengal, karena menghentakkan lengan kebawah guna mendapatkan dorongan keatas bagian kepala diatas bibir, makin luwes tidak terlalu menggunakan tenaga. Tepatnya  hanya untuk sedikit mengangkat kepala, makin santai anda melakukan ini, makin anda berenang secara intelek.

SELAMAT MENCOBA. KITA DINEGARA MARITIM MAKA CINTAILAH AIR, terutama yang jernih, apalagi tidak berombak.

Supaya tahu saja ya, saya nmengajari ibu saya almarhum, waktu beliau berusia 83 tahun, berenang cara ini dipantai  Pasir Putih Situbondo, Beliau langsung bisa, dan menikmati berenang dilaut, beliau bilang rasanya  kayak  berzikir waktu menjelang tidur. *)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More