1:48 PM
IDE SUBAGYO
FANATISME.
TIDAK ADA DALAM SEJARAH, SATU PERADABAN YANG BESAR DARI MASYARAKAT
MANUSIA YANG DIGERAKKAN
OLEH FANATISME TERHADAP SUKU, RAS
DAN AGAMA.
Sebaliknya sejarah membuktikan bahwa FANATISME
dapat menghimpun tenaga dan daya dari kelompok manusia, dengan sangat
mudah dan murah.
Kaum fanatic seluruh Europa menyerbu Jerusalem dengan dalih membebaskan peniggalan suci, dengan perang Salib yang menelan banyak korban. Sebaliknya pada masa itu, Hasan al Banna atau Hasan si Raja Gunung di Alamut
menyediakan para fanatic yang direkrutnya dalam waktu yang singkat dengan memberikan hashish denga diam diam pada para rekrut muridnya, kebanyakan kaum muda yang berdarah panas, sehingga
seluruh reseptor saraf MENGIRIM KE PUSAT SARAF halusinasi
pake ongkos yang murah masuk sorga dengan bantuan sang Imam , sebagai balasnya si recruit dalam
bahasa orang Europa dinamakan assassin yang sebenerya hashisshin, recruit Hassan
si Raja Gunung di Alamut, harus membunuh pangeran mahkota yang ditunjuk oleh sang Imam, yang ikut perang salib, untuk direbut
tahtanya oleh si penyewa hashisshin/ assassin ini. Hashishsin ini sudah tidak takut
mati karena bakal kembali ke sorga dengan
pertolongan Imamnya, saking fanatiknya pada sang guru. Sekarang bawa bom bunuh diri.
Kaum fanatic Nazi menganggap bangsa
Jerman adalah bangsa para Tuan, mengerahkah
perang semesta ke empat penjuru dunia, dengan sekutunya kaun Fascist Nippon dan kaum fascist Italia menyerbu seputar Asia Tenggara, China dan
kolam Pecific, Fascist Italia menyerbu Afrika dengan fanatiknya bangsa Tuan
terhadap bangsa yang dipandang rendah. Para Pemimpinnya adalah penjarah dan mau memperbudak taklukkannya dibantu pengikutnya yang fanatic. Jadi murah.
Jadi fanatisme dalam sejarah terbukti selalu dipakai oleh golongan yang
akan mendaya gunakan manusia yang
lain untuk ambisinya memperoleh manfaat
dari masyarakat dengan cepat, selalu
membentuk tenaga masa
dengan watak FANATIK.
Inti dari watak ini adalah watak dari para kadernya, DAN ADANYA MASSA dangkal
dan mudah dapat rizki hasil KKN,, MASIH
TERBELAKANG DALAM POLA PIKIRNYA.
Jadi para kader ini terpilih dari
orang yang sangat ambisius addict/kecanduan kenikmatan duniawi, berpandangan dangkal, berwatak conformistis dan culas, malah sering
cenderung kejam. Rumah tangganya ( kalau dia punya) dikuasainya secara otoriter.
Dari pengamatan saya yang lama, meliput bangsa bangsa lain, fanatisme ini di induksikan
kepada masyarakat SECARA SEDERHANA SISTIMATIK DAN MULAI PADA
USIA SANGAT DINI.
Pada masyarakat yang wajar,
pendidikan anak usia dini dimulai
dengan mengarahkan menyayangi keluarga inti secara alami
- Ibu, Bapak saudara dan kakek nenek, kemudian baru yang dekat pergaulannya.
Saya yerkejut, melihat cucu saya umur 10 tahun, klas 3 SD,
sekolah yang diberdayakan oleh
Yayasan Agama, pulang sekolah
memamerkan poster berhias lukisan warna warni,
yang dibuatnya disekolah, dengan tulisan bahasa Inggris, “ I love
Islam” baik, saya senang. Lantas di
facebook saya membaca posting keponakan
saya yang sudah berusia 45 tahun, dia mengunggah tulisannya yang lebih banyak dengan gambar masjid yang
syahdu dengan nada tulisan yang sama, pake kata “cinta”:
Menurut semboyan Islami, untuk memulai kegiatan hidup Islami tentang apa saja, didunia ini, diwajibkan membaca Bismillahirakhmanirakhim – “Dengan nama Allah
yang maha Pmurah dan Pengasih” – “By the name of Allah the most compasionate
and the most merciful” saya sangat
mengimani ungkapan ini., karena pengasih
dan penyayang ungkapan yang lebih pas
dari “mencintai”. –
Saya yakin bahwa makhluq manusia
yang sholeh pasti dicintai Allah dengan caraNYA. Tapi si sholeh atau sholeha tidak bakal
menguar uarkan, mengunggah di posting fecebook , membuat poster dengan tulisan
semacam itu. Yang malah menjadikan hubungan makhluq – Khalik menjadi hubungan – mengandung fanatisme.
Mestinya para guru, meskipun di sekolah umum yang diberdayakan oleh Yayasan
Islam, maupun Kristen atau Hindu menghindari prilaku yang sifatnya
menuju ke fanatisme agama. Sebab fanatisme menumpulkan akal dan rasio. Sedangkan
semua sekolah dasar menengah dan tinggi bertugas
meluaskan iman kepada Allah, dan Rasulnya, atau Sang Hyang Widhiwase, atau yang lain (menurut sila pertama Pnnca sila), mematangkan budi pekerti, mendorong
inisiatip berkreasi dan
mengasah ilmu akal / rasio.
Bagi saya agama Islam telah memberikan batas
maximum, batas seluas luasnya tentang
pelajaran akal dan rasio, bukan mempersempit menjadi conformistik yang fanatik. Makanya pada saat pendirian Negara kita ini, bukan tanpa pengorbanan, tapi mengikhlaskan bahkan nyawaya , jiwa dan raganya. didukung oleh seluruh
rakyat.
Berdasarkan pemikiran rasional, merdeka demi penduduknya yang beragam,
mendirikan Negara dengan Republik yang dilandasi falsafah Panca Sila , diterima oleh mayoritas
bangsa kita, sampai sekarang.
Marilah kita upayakan sekuat tenaga, supaya tidak terpecah belah oleh mereka yang tidak bertanggung jawab,
dengan pekerti yang toleran dan berprasangka
baik kepada semua kmponen bangsa kita ini, tegas terhadap unsur unsur asing, siapapun dia.
Tidak malah ngelesot mendengarkan hujah dari Timur Tengah ini, dumeh sosok ini pakai atribut atribut guru suci di majlis majlis yang mamanas manasi, memecah belah, memang mereka orator dari Timur Tengah, sudah sangat biasa
dengan pertentangan dan perpecahan, mereka sudah berpengalaman ribuan tahun, disana semua orang pandai bicara dan ringan
tangan suka berkelahi, rata rata
bertabiat kasar, cynical tgerhadap wanita, negaranya terpecah dan terpecah lagi, berhenti sebentar karena diperintah oleh
para Despot. Tidak heran pengikut 411 kemarin ya kebanyakan berasal dari sasaran guru dari Timur Tengah ini, sekitar Jakarta.
Disini mereka ketagihan, supaya disinipun rame,
dalam keadaan ini KKN pun marak, ini daya tariknya bagi orang setempat , yang
tidak bertanggung jawab, mati satu di Banceui/Sukamiskin tumbuh seribu *)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar