Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Kamis, 17 November 2016

FANATISME..............

                             FANATISME.

TIDAK ADA DALAM SEJARAH, SATU PERADABAN YANG BESAR DARI MASYARAKAT MANUSIA  YANG  DIGERAKKAN  OLEH  FANATISME TERHADAP SUKU, RAS DAN AGAMA.

Sebaliknya sejarah membuktikan bahwa  FANATISME  dapat menghimpun tenaga dan daya dari kelompok manusia, dengan sangat mudah dan murah. 

Kaum fanatic seluruh Europa menyerbu Jerusalem dengan dalih membebaskan  peniggalan suci, dengan  perang Salib yang menelan banyak korban.  Sebaliknya pada masa itu, Hasan al  Banna atau Hasan si Raja Gunung di Alamut menyediakan para fanatic yang direkrutnya dalam waktu yang singkat dengan  memberikan hashish denga diam diam  pada para rekrut muridnya,  kebanyakan kaum muda yang berdarah panas, sehingga seluruh reseptor saraf  MENGIRIM KE PUSAT SARAF halusinasi  pake ongkos yang murah   masuk sorga dengan bantuan sang  Imam , sebagai balasnya si recruit dalam bahasa orang Europa dinamakan assassin yang sebenerya hashisshin, recruit Hassan si Raja Gunung di Alamut, harus membunuh pangeran mahkota  yang ditunjuk oleh sang Imam,  yang ikut perang salib, untuk direbut tahtanya oleh si penyewa hashisshin/ assassin ini. Hashishsin ini sudah tidak takut mati karena bakal kembali  ke sorga dengan pertolongan Imamnya, saking fanatiknya pada sang guru. Sekarang bawa bom bunuh diri.

Kaum fanatic Nazi  menganggap bangsa Jerman  adalah bangsa para Tuan, mengerahkah perang  semesta  ke empat penjuru dunia, dengan  sekutunya  kaun Fascist Nippon dan kaum fascist Italia menyerbu seputar Asia  Tenggara, China dan kolam Pecific, Fascist Italia menyerbu Afrika dengan fanatiknya bangsa Tuan terhadap bangsa yang dipandang rendah.  Para Pemimpinnya adalah penjarah dan  mau memperbudak taklukkannya dibantu  pengikutnya yang fanatic. Jadi murah.  

Jadi fanatisme dalam sejarah terbukti selalu dipakai oleh  golongan yang  akan mendaya gunakan  manusia yang lain untuk ambisinya  memperoleh manfaat dari masyarakat dengan  cepat, selalu membentuk  tenaga   masa  dengan  watak FANATIK. 

Inti  dari watak ini adalah watak  dari para kadernya, DAN ADANYA MASSA dangkal dan mudah dapat rizki hasil KKN,,  MASIH TERBELAKANG DALAM POLA PIKIRNYA.   

Jadi para kader ini  terpilih dari orang yang sangat ambisius addict/kecanduan kenikmatan duniawi,  berpandangan dangkal,  berwatak conformistis dan culas, malah sering cenderung kejam. Rumah tangganya ( kalau dia punya) dikuasainya  secara otoriter.

Dari pengamatan saya yang lama, meliput bangsa  bangsa lain, fanatisme ini di induksikan kepada  masyarakat  SECARA SEDERHANA SISTIMATIK DAN MULAI PADA USIA SANGAT DINI.

Pada masyarakat yang wajar,  pendidikan anak usia dini  dimulai dengan  mengarahkan  menyayangi keluarga inti  secara alami  - Ibu, Bapak  saudara dan  kakek nenek, kemudian baru yang   dekat pergaulannya.

Saya yerkejut, melihat cucu saya umur 10 tahun,  klas 3 SD,  sekolah  yang diberdayakan oleh Yayasan Agama,   pulang sekolah memamerkan poster berhias lukisan warna   warni,  yang dibuatnya disekolah, dengan tulisan bahasa Inggris, “ I love Islam”   baik, saya senang. Lantas di facebook saya membaca  posting keponakan saya  yang sudah berusia 45 tahun,  dia mengunggah tulisannya  yang lebih banyak dengan gambar masjid yang syahdu dengan nada tulisan yang sama, pake kata “cinta”: 

Menurut semboyan Islami,  untuk memulai  kegiatan  hidup Islami  tentang apa saja, didunia ini, diwajibkan membaca  Bismillahirakhmanirakhim – “Dengan nama Allah yang maha Pmurah dan Pengasih” – “By the name of Allah the most compasionate and the most merciful”  saya sangat mengimani  ungkapan ini., karena pengasih dan penyayang  ungkapan yang lebih pas dari “mencintai”.  –

Saya yakin bahwa makhluq manusia  yang  sholeh  pasti  dicintai  Allah dengan caraNYA.  Tapi si sholeh atau sholeha tidak bakal menguar uarkan, mengunggah di posting    fecebook , membuat poster dengan tulisan semacam itu. Yang malah menjadikan hubungan makhluq – Khalik menjadi   hubungan – mengandung fanatisme.

Mestinya para guru, meskipun di sekolah umum yang diberdayakan oleh Yayasan Islam,  maupun Kristen atau Hindu menghindari prilaku  yang sifatnya  menuju ke fanatisme agama.  Sebab fanatisme menumpulkan akal dan rasio. Sedangkan semua sekolah dasar menengah dan tinggi  bertugas meluaskan iman kepada Allah, dan Rasulnya, atau Sang Hyang Widhiwase, atau yang lain (menurut sila pertama Pnnca sila),  mematangkan budi pekerti,   mendorong  inisiatip berkreasi  dan mengasah  ilmu  akal / rasio.  

Bagi saya agama Islam telah memberikan batas maximum, batas seluas luasnya   tentang  pelajaran akal dan rasio, bukan mempersempit menjadi conformistik yang fanatik.  Makanya pada saat pendirian  Negara kita ini,  bukan tanpa pengorbanan, tapi mengikhlaskan bahkan nyawaya , jiwa dan raganya. didukung oleh seluruh rakyat. 

Berdasarkan  pemikiran rasional,  merdeka demi penduduknya yang beragam, mendirikan  Negara dengan  Republik yang dilandasi  falsafah Panca Sila , diterima oleh mayoritas bangsa kita, sampai sekarang.   


Marilah kita upayakan sekuat tenaga, supaya tidak terpecah belah  oleh mereka yang tidak bertanggung jawab, dengan pekerti yang toleran  dan berprasangka baik kepada semua kmponen bangsa kita ini, tegas terhadap unsur unsur  asing, siapapun dia.  

Tidak malah ngelesot  mendengarkan  hujah dari Timur Tengah ini, dumeh sosok ini pakai atribut atribut guru suci di majlis majlis yang mamanas manasi,  memecah belah, memang mereka orator dari Timur Tengah, sudah sangat biasa dengan pertentangan dan perpecahan, mereka sudah berpengalaman ribuan tahun, disana semua orang pandai bicara dan ringan tangan suka berkelahi,  rata rata bertabiat kasar, cynical tgerhadap wanita, negaranya terpecah dan terpecah lagi,  berhenti sebentar karena diperintah oleh para  Despot.  Tidak heran pengikut 411 kemarin ya kebanyakan berasal dari sasaran guru dari Timur Tengah ini, sekitar Jakarta.

Disini mereka ketagihan, supaya disinipun rame, dalam keadaan ini KKN pun marak, ini daya tariknya bagi orang setempat , yang tidak bertanggung jawab, mati satu di Banceui/Sukamiskin tumbuh seribu *)

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More