Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 08 November 2016

KEPADA YTH MENTERI PPDK : JUDUL: BUKAN WAKTUNYA LAGI

KEPADA YTH MENTERI PP DAN  K

JUDUL;  BUKAN WAKTUNYA LAGI  MASSA PELAJAR MAHASISWA  JADI “PRESSURE GRUP”

Orgaisai apapun yang menyangkut  Pelajar dan Mahasiswa, harus berlandaskan  upaya untuk membantu  pengembangan program Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan. di institusinya  tanggung jawab   Rektor, Direktur, Kepsek,  Kiai, Ustadz , Bruder dsb.

Memang sejarah telah menunjukkan bahwa  lahirnya bangsa ini, bangsa kita Indonesia ya  dibidani oleh “Sumpah Pemuda “sebagai reaksi logis dari politik penjajahan yang “ Devide et impera”

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan degan semangat Pemuda untuk merdeka.  

Karena penjajahan Nippon ternyata menindas seluruh komponen bangsa yang tinggal di Hindia Belanda,  maka seluruh komponen bangsa ini, tidak memandang suku ras dan agama, bersama sama melawan kembalinya penjajahan. 

Nippon tidak sempat menjalankan siasat "Devide et impera" kayak penjajah sebelumnya yang berkuasa di kawasan ini 350 tahun.  

Yang dibakar adalah kebencian kepada Inggris dan Amerika  musuh Nippon yang nyata, bahkan ada  nyanyiannya, yang dinyanyikan anak sekolah SD, cara yang klasik untuk membakar fanatisme.

 Penjajah Belanda sangat sempat leluasa untuk menjalankan siasat busuk ini dan menimbulkan fanatisme benci diantara suku, ras dan agama,  dari rakyat jajahannya  Malah sengaja mendatangkan dari Jazeerah dan  China Selatan, yang dipupuk oleh peraturan peraturan kolonial. Siasat devide at impera ini membekas di Rebublik kita sangat lama, hingga sekarang masih membekas. Tapi upaya busuk ini hilang sesaat waktu bangsa ini mencdetuskan kemauan kau muda untuk merdeka. Kita punya pengalaman tentang fanatisme.

Proklamasi Kemerdekaan tg 17 Agustus 1945  adalah  pencetusan dari  desakan Pemuda Pemudi Indonesia kepada para senior Pejuang  Pergerakan  Indonesia Merdeka,  dan dengan tangkas  melaksanakan  pertanda zaman,  terimbas  api semangat para pemuda.

Ternyata Pemuda Pemudi Indonesia  tidak mengecewakan,  dengan gagah berani  pemuda pemudi kita semuda  pelajar SMP. SMA dan Mahasiswa  yang jumlahnya kecil. Telah berani  menjawab ultimatum Jendral Sekutu Manserch, tanggal 10 No[ember 1945 , akan menggempur kota Surabaya dari darat laaut dan udara, bila tidak menyatakan menyerah kapada Sekutu dan NICA  . Terjadilah perang kota, selama tiga bulan, pertahanan wilayah bumi dengan lini  pertahanan  sebelah  barat kota Surabaya,  dari  tepian  utara sungai Brantas memanjang keutara beberapa puluh kilometer,  sampai ke  Benowo.  Inilan front  garis pertahanan satu satunya selama perang Kemeredekaan  lima tahun aksi polisionil Balanda,  dimana rakyat yang berjuang di kepung  diisolasi  secara ekonomis hingga tahun 1950. 

Sebagai konsekuensi dari tantangan pemuda pemudi Surabaya 10 Norpmbwr 1945   Sekutu dan NICA meyerbu ke barat kearah Mojokerto lewat  batas kota  sebelah barat lahan perbukitan gersang.  Malah di utara sungai Brantas sampai ke Bonowo sudah dibangun garis pertahana tentara pendudukan Dai Nippon, khusus untuk mempertahankan  Wilayah  Surabaya denga pillbox /sarang senapan mesin berat, dihubungkan satu sama lain dengan parit parit pertahanan. Ini adalah perang frontal dimana pesawat terbang, tank  dan brencarrier ratusan  maju menghadapi  garis petahanan dengan pillboxes beton bertulang dan parit parit pertahanan. Sebab sesudah itu, pasukan pasukan TNI kita baru terbentuk smpai tingkat   Divisi.  Batalion  kompi dan regu, baru operasional kemudian  sesudah tg 10 Nopember 1945 hanya  perangnya adalah pencegatan /ambush, skirmish.  Dan perang gerilya. dimana  pemuda dan pemudi kita, prsama rakyat desa desa melawan kekuasaan Penjajah Kerajaan Belanda, setiap malam bergerilya ke kota kota kekuasaan Belanda, dengan resiko melanggar konvensi  Jenewa, dianggap sebagai extremist dan dengan mudah dihukum mati tanpa urusan.

Lha sesudah  kedaulatan dimenangkan walau lewat perundingan KMB, walau lewat jebakan politik Penjajahan dengan Republik ndonesia Serikat  yang dsodorkan Belanda, mengerti  bahwa Negara Negara yang lain kecuali Republik Indonesi dengan Ibu kota Jogyakarta, semua itu buatan  Belanda dan kroni kroninya. Jadi RIS adalah masakan Belanda untuk kepentingan Belanda.

Seumur jagung, RIS tidak bertahan lama, bangsa ini ingin merdeka dengan persatuan dan kesatuan NKRI, bukan berserikat dengan Ndoro tuan Van Der  Plas, dengan  Gusti Dimas Kanjeng, dengan Karaeng  Matinro, dengan Anak Agung  Gede  Asem, bukan dengan Mamiek Tuan Muda Bermasallah,  dengan  Ratu Sokikah,  dengan  Datuk Maraja Batugundul. Tapi dengan  seluruh bangsa Indonesia.  Itu sudah dijalani.

Lho wong sudah  gitu kok SEKARANG malah  bikin organisasi pelajar organisasi mahasiswa, yang hanya  diajari berorganisasi taklid kepada kepentingan ragawi yang cetek , diajari berpolitik praktis, jadi  pressure group politisi oportunis dengan segenap kepentingan ceteknya.  Sekarang rakyat sudah pintar, Pemerintah sudah lengkap dengan aparat intelijen dan aparat penegak hukum, lantas "pressure group" yang mempovokasi rakyat itu apa efektip ? Selain kenyataanya mereka sendiri jadi pelaku kejahatan  melawan penegak hukum dan merusak fasilitas umum.? Didepan CCTV dan ribuan perekam audio-video lagi, diajari ndak jujur  layaknya sorang ksatria, ngotot  dan berlagak   mengancam demo lebih besar sampai tuntuntan-nya dituruti. 

Misalnya wong sudah berhasil mempersatukan  seluruh fraksi di DPRD kok digaganggu gugat, sehingga kesatuan dan persatuannya dibawah panji uang bubar. Lha dengan sendirinya Bapak M. Sanusi tidak terima, dengan segala dayanya, Ahok  mesti mundur, SANUSI  DKK MAJU. Haji  Juling maju,  PNS DKI yang kumpulkan pungli-  maju.  Lha kok HMI ikut ikut  rusuh demo, Buni Yani usil unggah pidato yang sudah ditukangi, pembelanya, hanya ingin di shoot tv,  menunjukka diri ke khalayak, kentara sekali dengan bahasa badannya, dia yang punya gawe,  menonjol nonjol duduk ditengah depan mikrofon, ngotot lagi ?  Duh malunya. 

Mahasiswa  sampai ditangkap polisi, jadi tersangka provokator, ini mahasiswanya  siapa ?  Kok masih tergila gila mengikuti politik praktis jadi pressure group terhadap saudara sendiri,  mencederai  yang  menunjukkan kebolehannya  ratusan juta demonstran sehari suntuk berdemo santun,  mempunyai kepentingan  satu  tegakkan hukum , bagi yang salah, ya divonis pengadilan, yang benar dilindungi hukum.  Anda tidak perlu mencintai Negeri ini, mau bersatu di padang pasir silahkan, tapi  di negeri damai ini penuhilah tatakrama pergaulan yang wajar.  

Pikir si Pemuda ketua sayap kepemudaan partai politik atau Oganisasi sosial:  Wong seniornya ya cari duit dari dukung mendukung dan permainan kata di levelnya. Kanapa saya tidak, mumpung ada yang meliput untuk mass media.

Sekarang oknum dari PKS malah tidak mau penyidikan terbuka,  mungkin kuatir kalau kalau si terperiksa ketahuhan menggigit yang lain, dan khalayak, tahu dari media. wong rakyat tanpa itu sudah tahu.

Mbok belajar ideologi Islam yang benar, sehingga bisa mencapai tingkat jadi manusia yang  rakhmatan lil alamin …. !  *)   

 

Tg 10 Nopember 1945 ini tanggalan tetap hari biasa, SUDAH DIHAPUS OLEH ORDE BARU. TANPA ALASAN YANG JELAS Bahwa rayat Surabaya telah berani menentang ultimatum jendral tentara Sekutu, yang menuntut  penyerahan diri dan senjata dibalas dengan kata "nuts" adalah semangat kemerdekaan.

Ini perang pemperebutkan bhumi sejengkal demi sejengkal, karena  tentara pendudukan Dai Nippon  siap menghadapi serangan sekutu , pesawat tempur Inggris “Spitfire”, tank tank Inggri  “ chieftain”  yang  kala itu dijuluki tank raksasa,  ratusan brencarrier / kendaraan lapis baja dengan senapan mesin berat  dan regu regu pasukan komando ditingkat Divisi  dengan senjata otomatis, berbaret merah, pasukan gurkha siap dengan kukritnya juga  tank dari Amarika “Patton”  yang menjuarai medan perang dunia ke II ,   berhadapan dengan parit parit pertahanan untuk prajurit Lasykar Rakyar seperti Hisbulah, TRI, TRIP, BPRI dan Polisi Istimewa bertahan berlapis lapis. Sudah jauh jauh hari disiapkan oleh  mandala tentara pendudukan Dai Nippon, haiho, pelajar SMP/AMA berkinrohosi  menggali parit parit pertahanan selama tiga tahun, ternyata digunakan  untuk   keperluan ini.  Sedangkan garis pertahana itu diawaki oleh  kita:   laskar rakyat. Pemuda  Sungkono,  pemuda pemuda dari pedalaman Jawa Tengah , Jawa Timur, TRI,  TRIP dan Polisi Istimewa. dengan pillboxes sarang senapan mesin beton bertulang  yang anti bom pesawat tempur . Konsekwensi HARI PAHLAWAN 1O  NOPEMBER 1945., GARIS PERTAHANA INI BERTAHAN BERBULAN BULAN.    Dipertahankan oleh pemuda pemudi  kita.***)



 


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More