8:30 AM
IDE SUBAGYO
DONALD TRUMP -
DONALD TRUMP.
MENGAPA SAYA TULIS JUDUL INI ?
Ya, karena janji kanmpanye- dia, bila terpilih oleh rakyat Amerika Serikat , dia
akan mengangkat Amerika Serikat ditempat yang sangat dibanggakan oleh rakyat
Amerika Serikat ini. Tidak akan
membiarkan para migran/wisatawan terutama dari Arab muslim, mengacak acak hidup warga
Amerika Serikat di negaranya sendiri. seperti yang terjadi pada World Trade
Centre di New York. Amerika Serikat Pemegang kekuasaan tanpa tandingan di Dunia.
Sekarang dia menjadi President Amerika Serikat, yang sudah dua ratus lima
puluh tahun lebih juga merangkap jadi
Kepala Negara, dalam Republik
dengan sistim Pemerintahan
Presidensial, seperti di Indonesia.
Bila keterbatasan sekaligus kelebihan kita disini adalah kemajemukan
peghuninya, yang masih dalam alam fikiran feodal, sudah menapaki alam pikiran demokrasi, maka di Amerika Serikat
kelebihan dan sekaligus menjadikan keterbatasan Amerika Serikat adalah
kecintaan rakyatnya akan kebebasan, gaya demokratik. Yang
sudah sangat cocok dengan kondisi negaranya yang memberikan segala kemungkinan
seperti digambarkan dalam buku “ The Land of Plenty”. Thomas Mann
Bila kecintaan rakyat terhadap kebebasan ini ditangkap oleh calon presiden
dan divisualisasikan dengan mudah kapada rakyatnya, maka Sembilan puluh persen dia akan jadi Prsiden.
Kenyataan-nya di Dunia kita,
kebebasan hanya diperoleh dengan KEKUATAN ADIDAYA, KEKUATAN FISIK-LAH YANG MENJADI KUNCI HAEGEMONY
MUTLAK . Ini dapat divisualisasikan dengan terang terangan oleh Donald Trump, tanpa tedeng aling aling.
Melalui dua Perang Dnnia dalam kurun
waktu satu abad yaitu 1914 – 1917
dikenal dengan Perang Dunia I dan 19 39– 1945 dikenal denga Perang Dunia
II. Amerika Serikat membuktikan bawa dia adalah pemegang Haegemouny Dunia. Denga cara apapun, militer atau ekonomi.
Kekuatan meliternya didukung rakyat dengan kata “ yes sir” dengan kepala
tegak, mata mendelik, suara keras dan tegas. Prajurit mereka didapat dari dukungan rakyat
denga lotre draft/ wajib militer.
Dengan sistim ekonominya yang Kapitalistik bahkan imperialistik, yang tidak segan segan didukung oleh
kekuatan militer, terbukti ampuh untuk menguasasi sumber daya alam seluruh Dunia.
dilaksanakan dengan terang terangan,
tanpa basi basi.
Maka itu mereka memilih Donald Trump. Rakyat mengerti karena dia terang tengan
bakal membentengi Negaranya dari pendatang
dari Amerika Latin, Menyadarkan
migran dari Afrika akan kedudukannya, yang bisa dideportasi setiap saat, menyadarkan orang Arab bahwa Amerika Serikat
adalah sekutu dalam sistim Kapitalis, kalau perlu sistim imperialis bersama dengan kelompok Negara kapitalis yang lain termasuk
Negara Israel, dan Rusia cs, dia bukan
sekutu Islam. Sebab dengan dalih apapun rakyat Amerika sangat terpukul dengan ditubrukkannya pesawat penumpang
Amerika sendiri ke Menara Kembar di New York dikenal dngan The World Trade Centre”
dihancurkan oleh orang Arab apapun
alasannya. Mereka tidak akan diberi
keleluasaan apapun untuk bergerak diseluruh
Dunia. Ini harga mati rakyat Amerika sekarang , dan berhasil
di visualisasikan eleh Donald
Trump, atau oleh siapun yang lain.
Hillery Clinton sangat mengerti situasi bathin rakyat Amerika sekarang,
tapi dia terikat oleh ideology “etische politiek”, belum sepenuhnya dimengerti oleh golongan
menengah , pada akhirnya hasilnya toh
sama saja : Amerika Serikat adhidaya
Dunia nomer satu, tanpa pertentangan
dari bangsa lain yang bakal merepotkan. Hanya
akan lebih awet dan lebih
murah, sesuai dengan epoche sejarah dan hari depan dunia manusia.
Langkah langkah kampanyenya tidak akan sia sia, yang belum mengerti akan tahu, …………ya
biasa, rakyat dimana mana ya telmi (telat mikir).
Problim bagi kita, adalah
memvisualisasikan kepada Trump : Islam di Indonesia adalah damai,
cerdas dan mampu menjadi rakhmatan lil
alamin, meskipun seribu persen medukung
rakyat Palestina untuk mempunyai negaranya sendiri yang berdaulat, Karena
Kemerdekaan adalah hak semua bangsa sudah ditulis di UUD kita. Jadi soal Pelestina dan Israel adalah soal
Negara, menurut jalur diplomasi Republik kita ini, kaum muslimin tidak usah merepoti mereka, malah minta makan disana
lebih dari kemampuannya berperang,
disuasana gurun pasir.
Adapun kepentingan organisasi social dan organisasi politik kaum muslimin,
yang dicurigai Donald Trump merunuti garis keras atau bermain slingkuh, berkhalwat dengan garis keras, akan membuat
iritasi Pemerintah Amerika Serikat
dengan Presiden siapa saja. Sebab Israel bisa meyakinkan Amerika bukan hanya Donald Trump, diperlukan jadi polisi menjaga kepentingan
minyak disana. Inipnn harga mati mereka,
sampai membunuh Gadafi, Osama ben Laden dan Saddam Hussain pun dilakukan.
Jadi hanya kepentingan kekuasaanlah yang merangsang organisasi social dan organisasi politik seperti
yang dilakukan sekarang ini, demi
berkuasa menguras dana masyarakat.
Ternyata mereka hanya sebagian
minoritas dari kaum muslimin, sebagian kecil saja, walau mampu menggerakkan
masa seperti tanggal 4/11/2016. Menggunakan momentum sentimen penistaan agama, kebodohan pengikutnya
yang sangat dibuat buat. Seolah olah Superpower masih bersekutu dengan
mereka untuk membendung “domino principle” dengan tumpukan US dollar, kan sudah dimenangkan, dan tidak akan ada lagi
makan siang gratis bagi mereka. Sayang, era Suharto sudah berakhir. Oportunis ini harus bermanuver cara lain. Bukan bersandar pada majelis yang membabi buta bersikukuh minta dihormati bila lagi puasa, berduri duri kayak landak diarena pergaulan bangsanya yang plural, tanpa kesejukan toleransi, dengan mudah mengorbankan persatuan bangsanya>
Pemerintahan Jokowi dan sebagian besar ormas dan orsos Islam, berusaha dan
pasti berhasil mendapat citra sebagai penggerak
policy sejuk dan damai dari kaum muslimin seperti yang digariskan oleh ideology Islam yang sesungguhnya. Tanpa
dirangsang oleh kepentingan kepentingan bantuan dana dari sana seperti
biasanya, dan banjirnya bagi mereka kesempatan
berKKN seperti pada zaman Orde Baru.
Adapun ada pesan dari saudara tua kita yang hidup di padang pasir, bahwa
muslimin bisa mengalahkan kaum musyrikin
bila sudah menjalani agamanya secara kaffah. Terbukti bahwa upaya memurnikan
agama yang dimotori oleh ulama Arabia Abdul Wahab, dapat menyatukan suku suku Beduin melawan dominasi Turki yang
dekaden menurut anggapan mereka, dan
berdirilah Saudi Arabia. Ini adalah
langkah strategis yang perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat, disuasana yang terlanjur plural dalam budaya tropis basah, seperti
di masyarakat kita sekarang ini.
Diperlukan kader kader yang cerdas, yang bisa melihat jauh kedepan,
tanpa kehilangan prinsip.*)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar