4:08 PM
IDE SUBAGYO
MENYELA KESIBUKAN IBU RISMA, WALIKOTA
KOTA MADYA SURABAYA.
Kami tahu kesibukan Ibu Walikota Surabaya,
dengan panggilan akrabnya Bu Risma., mengatur kota Surabaya agar menjadi
cantik dan penduduknya merasa lebih nyaman.
Soal transportasi umum.
Kota madya Surabaya sudah jadi kota besar, dengan kpasitas sebagai metropolitan wilayah Timur Negeri ini dengan
Prlabuhah dan Bandaranya..
Aktivitas penduduknya untuk mencri
nafkah dari kota besar ini terutama bekerja mengawaki segala kegiatan
ekonomi manufaktur dan jasa. PNS
Instansi Tingkat Propinsi, dan Pegawai Swasta, juga Mahasiswa puluhan Universitas Negeri dan Swasta,
pelajar ratusan SMA dan SMP.
Kota yang semula panjang menyusuri
Kali Mas dari Sepanjang ke Tanjung Perak,
dengan segala fasilitgas transportasinya telah berubah menjadi bulat
telur dengan memanjang kebarat dan
ketimur.. ke barat dipenuhi dengan pabrik pabrik yang labour intensive ketimur terutama dengan hunian mewah sampai
Pantai Timur Kota Surabaya. Ke Utara berhenti sampai Pelabuhan dan
Depo container di bekas lapangan terbang Perak. Keselatan
mendesak Wilayah Kabupaten
Sidoharjo. Kebarat mendesak wilayah
kabupaten Gresik. Saya salut kepada Bapal Ir Johan Silas, pecinta Kota ini, yang masih cawe cawe dalam design-nya,
meskipun tanpa diminta.
Transportasi umum, tidak mengenal batas wilayah, orang berangkat dan pulang
kerja, anak sekolah, orang berbelanja dan pulang,
orang bersosialisasi antar mereka,
kegiatan agama. Kegiatan olah raga dan
hiburan, membayar pajak, mengurus
dokumen Kependudukan, Penjara dan
Pengadilan, terakhir kegiatan MENGUNJUNGI RUMAH SAKIT, YANG MELAYANI BPJS, acara rutin bagi
manula yang masa mudanya tidak sempat korupsi.
Hampir semua Rumah Sakit di Kota ini dapat dicapai dengan berbagai moda
transportasi umum, kecuali satu, YAITU
RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI.
Ibu Risma telah begitu berhasil menghentikan kegiatan umum yang cukup ramai di
Jarak daerah lampu merah , (konon yang
terbesar di Asia Tenggara), bagus, kaum
Agamawan dan Penjaga kesehatan moral bangsa , sangat terbantu. Diacungi jwmpol oleh semua fihak. Bu Risma
telah berhasil mempercantik kota, dengan penghijauan. Kecuali jalan jalan baru diwilayah baru yang di design tanpa trotoir,
malah tanpa saluran pematus.
Tapi Rumah sakit yang melayani lebih dari 800 pesien setiap hari, mngkin
1000 orang sehari semalam, yang 90
persen BPJS - dengan pelayanan yang alhandulillah terbaik
di Kodya Surabaya, kok sulit sekali dijangkau dengan moda transprtasi umum. Hanya ada satu lin bus kota, Bungur asih – Bratang. Itu saja jarang lewat.
Wajibnya, kota yang baik selalu megupayakan akses ketempat tempat fssilitas umum ke tempat
tempat yang sangat diperlukan msyarakat, supaya terjangkau oleh penduduk kota
dengan murah dan gampang. Sebab diseluruh dunia justru rakyat kecil menengah
bawah ini yang membayar pajak ke Negara langsung atau atau tidak lansung yang
terbesar jumlahnya . Mereka, pejalan kaki,
penumpang bis dan angkot, membayar ongkos per meter persegi jalan yang dipakai
setiap hari, jauh lebih mahal dari
pemilik mobil Ferari. Tidak semua mereka mampu menyewa taxi, gojek atau jasa transportasi umum papan atas lainnya.
Apabila Angkot merasa keberatan kerena bila pagi pagi sekali jam 530 sampai jau 730 Jalan A. Yani jadi lautan
sepeda motor, merayap sehingga angkot
terpaksa nombok bensin, sedang siang hari dianggap jarang peumpang.
Mbok lin yang ke utara lewat Jarak dikurangi (kan sudah sepi) dipindah
ke Bungurasih –Bratang.-pp. -Kami kaum
bawah dalam income, ( belum tentu dalam bidang
moral dan etika, apalagi kepekaan intelektualitas) sangat membutuhkan transportasi umum, sanggup membayar jauh dekat 10 000 rupiah dari
dan ke RSI Jemur, (meskipun hanya kelewatan) untuk kompensasi kekurangan penumpang pada siang hari. Katimbang
naik taxi atau gojeg yang jauh lebih mahal.
Karena ada dua tiga klinik yang harus dikunjungi dan sehari hanya satu
unit klinik yang dibolehkan, meskipun
hanya untuk diambil darahnya sesudah puasa 9 jam, besoknya baru dilayani satu klinik yang bersangkutan lusa satu lagi –
kebanyakan manula mengunjungi lebih dari
satu klinik setiap bulannya.
Bu Risma sangat kaget karena di Jarak ada PSK tepaksa praktek pada usia 60 tahun, saya
hormat setinggi tingginya pada kepekaan
anda. Saya harapkan kepekaan yang sama dalam mengatur lin lin transportasi umum,
supaya tempat tempat yang harus dikunjung oleh setiap warga Surabaya anda, bisa dijangkau karena dilewati lin angkot dengan “murah” dan handal seperti angkot dari-- ke Jarak dulu, meskipun, percayalah, saya sudah 78 tahun, tidak pernah
ke sana*)
Posted in:
0 comments:
Posting Komentar