SERI
3 DARI DOE : TEkNOLOGI NANOPERIKEL
Researchers at DOE's Brookhaven National Laboratory have discovered
how to combine DNA and nanoparticles so that the nanoparticles self-assemble
into a variety of 3D structures. Credit: US Department of Energy
A similar effort at the University of Michigan found a form
of cadmium sulfide, which is used to make solar panels, that self-
assembles into shells in water that is moderately basic.
Living systems use nanoshells for essential functions, such as controlling the
location of chemical reactions. The synthetic shells,
which are about half the diameter of a virus, could be used
in gene therapy. The University of Michigan researchers modeled the shells at
the DOE Office of Science's National Energy Research Scientific Computing
Center user facility before they created them in the lab.
Para peneliti di DOE Bagain Scnce telah menemukan
kombinasi DNA dan patikelnano tertentu, sehingga kemampuannya untuk mrmbentuk
diri dstri pertikelnano ini mampu membentuk berbagai struktur 3 D (
dengan berbagai kegunaan lan) Atas jasa Dept
DOE ini.
Upaya yang sama mendapatkan salah satu bentuk
cadmium sufide yang menjadi bahan pembuat solar panel, yang kemampuan membentuk
dirinya menjadi rangka dalam air, yang biasanya merupakan dasar sistim rangkanano untuk sistim makhliuk hidup dalam melakukan fungsi utamanya,
seperti mengendalikan giliran barbagai reaksi kimia esensial. Rangka sintetik
ini besarnya setengah dari ukuran virus, selanjutnya bisa digunakan untuk gene
therapy. Di Unversitas Michigan, peneliti, telah membuat model rangka ini di
DOE Bagian Science, mereka membuat computasi model ini sebelum mengerjakannya di
lab mereka.
DNA and Tiny Diamonds: The
Smallest Guides Imaginable
Unfortunately, spontaneous self-assembly relies heavily on
the particles' characteristics. Use different particles, and self-assembly will
either form different structures or not occur at all.
But researchers are looking into a different approach that
will work no matter what type of particle they use. With this method,
scientists attach a material that wants to self-assemble to a different
nanomaterial that doesn't. The materials that want to
Satuan DNA
dan intan kecil. Merupakan benda terkecil yang digunakan sebagai penunjuk jalan yang
paling mungkin untuk kejadian spontan dari pengaturan sendiri, sayangnya hanya tergantung
dari watak khas pertikelnya. mestinya apabila memakai bahan lain, maka watak bisa mengatur
diri ini bisa timbul atau tidak sama sekali.
Akan tetapi para peneliti
telah menemukan cara pendekaan lain, yang akan memicu kecadian pengaturan diri
tanpa memilih bahan dasar dari petikel nano ini. Dengan metoda ini para
ilmuwan dapat menggabungkan paartikelnano dari lain bahan yang akan diteliti struktur nano –nya dengan bahan yag sudah dikenal bisa.(mengatur diri)
The materials that want to self-assemble act like Velcro strips
used to hang pictures. Normally, the pictures and wall wouldn't stick together.
But by applying a Velcro strip to each one and
pushing on them, they lock in place. With this method, scientists could connect
any type of nanoparticles and do so in whatever form they wish.
DNA is one of the most promising forms of this nano-Velcro.
Scientists at the Center for Functional Nanomaterials (CFN), a DOE Office of
Science user facility at Brookhaven National Laboratory, are investigating this
method.
Bahan
nano yang akan diteliti kemampuannya untuk mengatur diri, akan ditempel dengan
pita lem dua sisi (Velcro) yang bisa menempelkan satu gambar ke dinding, tanpa velcro itu. gambar tidak akan bisa menempel erat, dengan
cara ini para Ilmuwan bisa menempelkan nacam macam nanopartikel dengan segala
kemungkinannya.
DNA
adalah salah satu bahan yang telah dipakai dengan hasil yang menjanjikan untuk
memperoleh struktur nanopartikel, gajala ini juga menjadi pokok bahasan lembaga
penelitian CFN ( Centre for Functional Nanoparticles) dengan bekerja sama dengan DOE.
"Using DNA, we can instruct particles how to connect to
each other," said Oleg Gang, a CFN researcher and Columbia University
professor .
When scientists attach synthetic DNA to nanoparticles, the
DNA strands pair up in the same way they do in every living thing, bringing the
nanoparticles along.
"It's a 'smart' tool," said Fang Lu, a CFN
researcher. "We can design what kind of bonding is attractive, what kind
of bonding is repulsive."
In a 2015 study, scientists used the DNA to connect different
types of nanoparticle shapes. While spheres would normally attach only to
spheres, using DNA allowed them to also connect with blocks.
Dengan
memakai DNA kita bisa mengatur nanopartikel (mana) untuk menyatukan diri- kata Oleg Gang, salah
seorang peneliti, dan salah satu professor dari Universitas Columbia. Ketika
ilmuwan menempelkan DNA sintetis ini nantinya akan bepasangan dengan untaian
DNA (yang biasa) jadi pasangannya,(dengan) persis seperti dalam kehidupan sel yang membawa nanopartikel
pasangan yang menempel di untaian DNA psangan yang lagi terbentuk..
Cara
keja alat yang sangat cerdik kata Fang Lu, seorang peneliti dari CFN. Dengan cara ini
kita bisa tahu mana gandengan yang menarik dan mana gandengan yang tidak menarik.
[Dengan kata lain dalam bahasa indonesia: Bila semacam benang DNA ditempeli nanopertikel (dengan valcro) yang belum pasti mau bergabung dengan nanopartikel yang kita sodorkan, maka nano pwertikel yang kedua ini ditempelkan juga kepada benang DNA pasangan yang pertama - jadi kedua benang DNA dengan menggendong nanopatikel yang belum mau bergandeng satu sama lain jadi mau begandeng berkat velcro yang menggendong masing masing- saya kira berkat veclro DNA ini, memang jauh lebih kacil dari masing masing nanopartikel - jadi selain jadi lem, DNA velcro tidak mempengaruhi masing masing watak nano partikel yang bersangkutan - menjadi jenis nanopartikel gabungan baru, yang masih diteliti
Pada tahun 2015, satu penelitian dengan menggunakan DNA, telah menujukkan kepada mereka, perilaku mencari hubungan bentuk nanopartikel, nanopartikel bulat biasanya menggandeng nanopartikel yang bulat juga. Dengan DNA ini juga menungkinkan si bulat bergandengan dengan bentuk blok.balok
Pada tahun 2015, satu penelitian dengan menggunakan DNA, telah menujukkan kepada mereka, perilaku mencari hubungan bentuk nanopartikel, nanopartikel bulat biasanya menggandeng nanopartikel yang bulat juga. Dengan DNA ini juga menungkinkan si bulat bergandengan dengan bentuk blok.balok
0 comments:
Posting Komentar