Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Senin, 28 Januari 2019

SERI 4 DARI DOE: TEKNOLOGI NANOPARTIKEL - SELESAI

SERI 4 TEKNOLOGI NANOPARTIKEL
After that, researchers moved on to creating 3-D frames out of the DNA. This study took what they had learned about connecting different shapes together to the next level. First, the scientists placed a nanoparticle with a few single-stranded DNA hanging off of it into each corner of a synthetic DNA frame. These strands
connected the particles, bringing together the particles and frames to form three-dimensional objects. By connecting frames that had a variety of shapes – cubes, octahedrons, and tetrahedra – scientists could form different 3-D architectures. This method could lead to materials industry could use for manipulating light, making chemical reactions faster, and influencing biological processes.

Setelah itu para peneliti melanjutkan menciptakan  cangkang 3D dari DNA, Penelitian ini menarik pengalaman dari sifat saling menarik hubungan antara bentuk nanopartikel sebelumnya, ke tahap 
.ledih lanjut ke level berukutnya. Yang pertama para ilmuwan menempatkan beberapa utas nanoperticles-tunggal DNA, menngantung disetiap sudut dari rangka sintetik DNA... Utas ini menghubungkan partikel prtikel dengan rangkanya membentuk macam macam kombinasi bentul arsitektur 3-D, Cara ini dapat ditujukan untiuk mendapatkan bahan industri yang bisqa dipakai untuik mengatur sinar, mempoercepat eaksi kimia, dan mempengaruhi proses proses biologi

Now, scientists are using these frames to build customized 3-D nanoshapes. So far, they've been able to design zig-zags, stick figures, and other designs. By sticking a gold nanoparticle in the middle of each frame, they even created a crystal structure similar to that seen in diamonds. Scientists hope that by changing configurations and adding new types of particles, they can coax out even more characteristics.
At DOE's SLAC National Accelerator Laboratory, researchers are using tiny diamonds themselves. They discovered how to self-assemble "diamonoids" into the smallest nanowires ever made that are still stable enough to meet scientists' needs. Unlike smaller nanowires, scientists can store diamonoid ones in air without them breaking down or disperse them in solvents without changing their structure.
Sekarang para ilmuwan telah memakai rangka ini untuk membangun  rangka  3D  yang dimaui. Mazpi pada pencapian membangun rangka zig zag, atau bernentuk tongkat dan design lain. Dengan menempelkan  np emas ke nonopstikel ditengah rangka tertentu, bahkan mereka bisa menyusun struktur Kristal, sejenis yang dipunyai oleh kristal intan. Para peneliti mengharapkan bahwa dengan mengganti konfigurasi dan menambah jenis nanopertikel baru, mereka bisa mengarahkan ke banyak bentuk baru.
Di DOE cabang SLAC Lab Accelerator  Nasional AS, para peneliti juga menggunakan intan nano, mereka menemukan bagaimana intan dapat menghimpun dalan struktur intan menjadi  kawat nano intan yang sangat halus yang pernah dibuat. Ini bisa menjadi stabil untuk pkeperluan para peneliti, tidak seperti kawat nano dari lain bahan, yang ini kawat intan nano dapat disimpan di uadara bebas tanpa menjadi hancur melarut dalan solven tanpa berubah strukutrrnya.
"The really shocking thing was that we got this beautiful three-atom cross-section of nanowires," said Nick Melosh, a SLAC researcher. In comparison, the smallest carbon nanowires are 10 atoms wide.
To make these nanowires, the scientists attached a sulfur atom to the molecular-scale diamond particles. When they placed this combination in a solution with copper ions, the sulfur latched onto the copper. This created the basic nanowire building block - a diamonoid cage carrying copper and sulfur atoms. The diamonoids in the separate blocks then drew together spontaneously, pulling the other nanoparticles along. This formed the nanowire.
Yang sangat mengejutkan, bahwa mereka nmenemukan pembuatan kawat intan nano ini  setebal tiga atom, kata Nick melosh. Seorang penelliti dari SLAC,  dibandingkan dengan kawat berbahan carbon nano jenis lain yang terdiri dari 10 atom C. untuk pembuatan kawat intan nano setipis ini para ilmuwan menggandengkan satu atom belerang ditingkat hubungan atom drngan partikel intan nano. Bila olahan ini ditempatkan dalam larutan yang mengandung ion Cu, maka belerang menumpuk seperti lembaran buku diatara  tembaga. Inilah dasar pembuatan kawat nano, satu sangkar  intan yang membawa atom tembaga dan atom belerang. Intan dalan rangka blok terpisah kemudian menarik sesamanya, menarik nanopartikel yang lain. Maka baginilah terjadinya kawat nano.

The next big challenge is to use self-assembly to design materials that can solve specific problems, such as capturing the right type of light for solar cells, or filtering out microbes from water.
"[I want to] develop methods for creating systems that you have in your imagination. And that's very, very inspiring," said Gang.

tantangan tugas besar berikutnya  adalah menggunakan sifat membentuk sendiri ini untuk menyusun design bahan yang bisa digunakan demi mengatasi problim khusus, seperti menangkap sinar yang benar berguna buat solar cell, atau menyaring microba dari air.
Saya akan kembangkan metoda  untuk sistim yang anda bayangkan dalam pikiran anda,( sehingga) yang akan sangat berguna  bagi anda.
Cari lebih lanjut di: Reserch use word’s smallest diamond to make wires three atoms wide (update)  *)

Provided by: US Department of Energy   (DOE)

7 shares

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More