SERI 2 TEKNOLOGI NANOPARTIKEL Dinamakan nano partikel karena bidang penelitian ini mengenai perilaku partikel yang sangat kecil dari satu unsur nyaris sebesar setengah dari satu virus, sedangkan virus jauh lebih kecil dari bacteri dan bacteri juga jauh lebih kecil jauh dari sel tumbuh tumbuhan. Meskipun besar satu pertikel nano ini kira kira sebesar setengah dari satu virus tapi masih terdiri dari jutaan senyawa molekul yang menyelenggarakan satu organisasi hidup.
Sedangkan partikelnano ini mempunyai sifat bisa menggabungkan diri
menjadi satu struktur yang khas, bila ada dalan media air, menjadi lembaran dua
dimensi atau berbentuk zigzak atau
tongkat, bergabung membentuk dengan sndirinya satu struktur partikel nano yang
khas dengan bentuk dan ukuran yang konsisten tetap. Pertikel nano
dinyatakan dengan satuan ukuran sejumlah panjang nano meter sama dengan 1/10
000 000 cm. Gejala nano bisa nampak bila
membandingkan kejadian pada unsur sebutir emas yang padat tidak membiaskan
sinar – sedang emas pada ukuran nanopartikel bisa mebiaskan sinar dengan sangat
baik sehingga dapat dipakai dalam electron microscope atau pengurangi intensitas sinar pada visor astronot atau kaca
mata anti sliau. Sebagai perkenalan popular
teknologi nano ini beserta gunanya pada masa kini dan masa depan saya
terjemahkan copy paste dari: Using
self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials
July 13, 2017 by Shannon Brescher
Shea, US Department of Energy
https://phys.org/news/2017-07-self-assembly-scientists-coaxing-nanoparticles-customized.html
SERI 1 terjemahan ke bahan bahasa Indonesia
Using self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials
July 13, 2017 by Shannon Brescher
Shea, US Department of Energy
Scientists from DOE's Lawrence
Berkeley National Laboratory discovered a family of synthetic polymers that
self-assemble into nanotubes with consistent diameters. Credit: US Department
of Energy
When you bring a box home from the furniture store, you don't expect the screws, slats, and other pieces to magically converge into a bed or table. Yet this self-assembly occurs every day in nature. Nothing tells atoms to link together; nothing tells DNA how to form. Living materials contain the very instructions and ability to become a larger whole.
Menggunakan sifat membentuk sendiri
ini, para ilmuwan mrngarahkan nanoparticles
untuk menciptakan bahan baru.
13 juli 2017 oleh Shannon Breacher
Shea, Kementrerian Energy Amerika Serikat.(Depattment Of Energy – DOE)
Para sarjana dari Kementerian ini
(DOE) Laboratorum Nasional. Lawrense Berkely AS, menemukan satu keluarga polymer
sintetis yang bisa menyatukan bentuknya jadi pipa nano dengan ukuran diameter
tertentu secara konsisten. sifat ini ditemukan oleh Kementerian Energi Amerika
Serikat (DOE),
Sepertinya, apabila anda membeli
sekotak bahan prefab mebel dari toko, anda pasti tidak mengharapkan apa yang
anda beli itu dengan sendirinya menjadi satu tempat tidur atau satu meja secara
ajaib. Tapi anehnya, bahan molekuler nano ini bisa dengan sendirinya menyatu
secara alami, tersusun sendiri, kejadian
ini biasa terjadi di alam. Bahkan di alam bebas atom atom menyatu dengan
sendirinya seperti bagaimana terbentuknya
macro molekul DNA yang ada hingga sekarang. Kehidupan telah mengandung
satu instruksi yang mengarahkan untuk
membentuk senyawa yang lebih besar.
"Self-assembly is the universal
process by which very complex structures are put together in nature. They are
dynamic, they are multi-functional, they are adaptable," said Nick Kotov,
a University of Michigan researcher.
Unlocking self-assembly could allow
us to create materials that don't exist naturally and we can't currently create
ourselves.
Menyatukan diri adalah sifat proses alam
semesta, dengan itu satu bangunan senyawa yang lebih besar dan complex menyatu
di alam bebas. Tanpa kesadaran kemauan kita. Kejadian ini sangan dinamis, berfungsi
jamak, dan sangat bisa bebas menyesuiakan dengan keadaan, begitulah
pernyataan Nick Kotov. Seorang peneliti
dari Michigan University. Membuka kunci rahasia dari kemampuan untuk menata
diri sendiri, bisa memungkinkan kita menciptakan bahan yang belum pernah ada
sebelumnya secara alami, meskipun kita tidak mampu penciptakan diri sendiri.
Using self-assembly, scientists could
create custom materials that are both versatile like biological systems and
tough like industrial ones. These materials could be used in better water
purifiers, more efficient solar cells, faster catalysts that improve
manufacturing, and next-generation electronics. Using self-assembly in
manufacturing could also lead to cheaper and more efficient processes.
Penggunakan sifat
kemampuan mengatur sendiri ini, para ilmuwan bisa membuat bahan menurut kebutuhan seperti sistim
kehidupan alami dan menurut kuntitas dan
kualitas seperti produk industry kita.
Bahan bahan buatan sacera ini telah bisa dipergunakan sebagai alat pemurnian air yang lebih bagus, bisa membuat solar sel yang lebih efisien, katalisator reaksi kimiawi yang lebih cepat,
dan bahan bahan electronic yang akan datang. Dengan menggunakan kemampuan
menyatu menurut pola tertentu dari senyawa senyawa ini bisa memperbaki
proses pembuatan yang lebih murah dan efisien.
"We want to make synthetic
materials that rival what we see in nature," said Ron Zuckermann, a
researcher at the Molecular Foundry, a Department of Energy (DOE) Office of
Science user facility. "Biological systems are very sensitive and fragile.
We want to make rugged industrial-grade materials that can do the same things
[they do]."
Kita mau membuat
bahan sintetik yang bisa menyaingi apa yang
alam bisa mencipta, kata Ron Zuckermann,
seorang peneliti dari Percetakan Molekuler, satu bagian litbang dari
kementerian Energi (DOE) bagian Ilmu
Terapan.
Bahan bahan yang dihasilkan oleh proses biologi alami masih
memakai sistim yang peka dan rapuh. Kita ingin sistim industry yang lebih handal dengan prinsip yang sama – dan sebenarnya
sudah dimulai
But scientists can't create things
that combine the best of both biological and synthetic characteristics out of
just any substance. Nanoparticles are likely to be the key. When scientists
assemble these tiny particles into sheets or tubes, the final product is often
just one atom tall. Because of their size, nanoparticles act
differently than large amounts of the same material. For example, a chunk of
gold doesn't scatter light the way a diamond does. But gold nanoparticles scatter
light very well, making them useful in electron microscopes. Unlike regular
materials, scientists can control nanoparticles' characteristics by changing
their size and shape.
Right now, industry can only use one
type of nanoparticle at a time. That's what you see in sunscreen and fabrics
that use nanoparticles. However, to build custom materials, scientists need to
make multiple kinds of nanoparticles interact. Currently, the only way to do
this is to construct these materials particle-by-particle. This is a very
time-consuming process.
Para ilmuwan belum bisa
menciptakan semua kebaikan produk
yang dihasilkan oleh kombinasi aktivitas biologi dan aktifvitas sintetik menjadi satu. Nampaknya, kunci pokoknya adalah keterbatasan
jenis nanopartikel. Apabila seorang ilmuwan menggabungkan nanopartikel
ini (sementara hanya) berupa lembaran maupun bentuk tabung,
wujud produknya adalah dari benda satu jenis atom. Karena ukuran nano – partikel
yang sangat kecil, perilakunya (menjadi) lain dari sejumlah besar bahan yang
sama. Contohnya sekerikil emas, tidak membiaskan sinar. seperti sepotong intan.
Tapi nano partikel emas dapat membiaskan sinar sangat baik, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan mikroskop ekektron. Para ilmuwan sudah dapat
merubah ukuran dan bentuk nano pertikel ini,
untuk mendapatkan sifat sifat baru.
Meskipun kini, nano pertikel dari
satu zat hanya digunakan untuk satu tujuan saja. Seperti yang digunakan
sebagai pencegah silau, dan bahan tenunan dengan nano partikel. Akan tetapi membuat barang kebutuhan,
kadang harus menggunakan berbagai nano partikel bekerja sama. Saat ini, satu
satunya jalan adalah memasang bahan nano selapis demi selapis. Satu pekerjaan
yang sangan sulit dan lama.
Lanjutan terjemahan
pada seri 2
0 comments:
Posting Komentar