Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 23 Januari 2019

SERI 1 DARI DOE:TEKNOLOGI NANOPARTIKEL


SERI 2 TEKNOLOGI  NANOPARTIKEL                                               Dinamakan nano partikel karena bidang penelitian ini mengenai perilaku partikel yang sangat kecil dari satu unsur nyaris sebesar setengah dari satu virus, sedangkan virus jauh lebih kecil dari bacteri dan bacteri  juga jauh lebih kecil jauh dari sel tumbuh tumbuhan.  Meskipun besar satu pertikel nano ini kira kira sebesar setengah dari satu virus tapi masih terdiri dari jutaan senyawa molekul yang menyelenggarakan satu organisasi hidup.

Sedangkan   partikelnano  ini mempunyai sifat bisa menggabungkan diri menjadi satu struktur yang khas, bila ada dalan media air, menjadi lembaran dua dimensi atau berbentuk zigzak  atau tongkat, bergabung membentuk dengan sndirinya satu struktur partikel nano yang khas dengan bentuk dan ukuran yang konsisten tetap.  Pertikel nano   dinyatakan  dengan satuan  ukuran  sejumlah panjang nano meter sama dengan 1/10 000 000 cm.  Gejala nano bisa nampak bila membandingkan kejadian pada unsur sebutir emas yang padat tidak membiaskan sinar – sedang emas pada ukuran nanopartikel bisa mebiaskan sinar dengan sangat baik sehingga dapat dipakai dalam electron microscope atau pengurangi  intensitas sinar pada visor astronot atau kaca mata anti sliau. Sebagai perkenalan  popular teknologi nano ini beserta  gunanya  pada masa kini dan masa depan saya terjemahkan copy paste dari:  Using self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials

July 13, 2017 by Shannon Brescher Shea, US Department of Energy
https://phys.org/news/2017-07-self-assembly-scientists-coaxing-nanoparticles-customized.html

 SERI 1 terjemahan ke bahan bahasa Indonesia

Using self-assembly, scientists are coaxing nanoparticles into making new, customized materials

July 13, 2017 by Shannon Brescher Shea, US Department of Energy
Scientists from DOE's Lawrence Berkeley National Laboratory discovered a family of synthetic polymers that self-assemble into nanotubes with consistent diameters. Credit: US Department of Energy

Nanoparticles that put themselves togetherWhen you bring a box home from the furniture store, you don't expect the screws, slats, and other pieces to magically converge into a bed or table. Yet this self-assembly occurs every day in nature. Nothing tells atoms to link together; nothing tells DNA how to form. Living materials contain the very instructions and ability to become a larger whole.

Menggunakan sifat membentuk sendiri ini, para ilmuwan  mrngarahkan  nanoparticles  untuk menciptakan  bahan  baru.
13 juli 2017 oleh Shannon Breacher Shea, Kementrerian Energy Amerika Serikat.(Depattment Of Energy – DOE)
Para sarjana dari Kementerian ini (DOE) Laboratorum Nasional. Lawrense Berkely AS, menemukan satu keluarga polymer sintetis yang bisa menyatukan bentuknya jadi pipa nano dengan ukuran diameter tertentu secara konsisten. sifat ini ditemukan oleh Kementerian Energi Amerika Serikat (DOE),
Sepertinya, apabila anda membeli sekotak bahan prefab mebel dari toko, anda pasti tidak mengharapkan apa yang anda beli itu dengan sendirinya menjadi satu tempat tidur atau satu meja secara ajaib. Tapi anehnya, bahan molekuler nano ini bisa dengan sendirinya menyatu secara alami, tersusun sendiri,  kejadian ini biasa terjadi di alam. Bahkan di alam bebas atom atom menyatu dengan sendirinya seperti bagaimana terbentuknya  macro molekul DNA yang ada hingga sekarang. Kehidupan telah mengandung satu  instruksi yang mengarahkan untuk membentuk senyawa yang lebih besar.

"Self-assembly is the universal process by which very complex structures are put together in nature. They are dynamic, they are multi-functional, they are adaptable," said Nick Kotov, a University of Michigan researcher.
Unlocking self-assembly could allow us to create materials that don't exist naturally and we can't currently create ourselves.

Menyatukan diri adalah sifat proses alam semesta, dengan itu satu bangunan senyawa yang lebih besar dan complex menyatu di alam bebas. Tanpa kesadaran kemauan kita. Kejadian ini sangan dinamis, berfungsi jamak, dan sangat bisa bebas menyesuiakan dengan keadaan, begitulah pernyataan  Nick Kotov. Seorang peneliti dari Michigan University. Membuka kunci rahasia dari kemampuan untuk menata diri sendiri, bisa memungkinkan kita menciptakan bahan yang belum pernah ada sebelumnya secara alami, meskipun kita tidak mampu penciptakan diri sendiri.  



Using self-assembly, scientists could create custom materials that are both versatile like biological systems and tough like industrial ones. These materials could be used in better water purifiers, more efficient solar cells, faster catalysts that improve manufacturing, and next-generation electronics. Using self-assembly in manufacturing could also lead to cheaper and more efficient processes.

Penggunakan  sifat kemampuan mengatur sendiri ini, para ilmuwan bisa membuat  bahan menurut kebutuhan seperti sistim kehidupan alami dan  menurut kuntitas dan kualitas seperti produk industry  kita. Bahan bahan buatan  sacera ini  telah bisa dipergunakan sebagai alat pemurnian  air yang lebih bagus, bisa  membuat solar sel yang lebih efisien,  katalisator reaksi kimiawi yang lebih cepat, dan bahan bahan electronic yang akan datang. Dengan menggunakan  kemampuan  menyatu menurut pola tertentu dari senyawa senyawa ini bisa memperbaki proses pembuatan yang lebih murah dan efisien. 

"We want to make synthetic materials that rival what we see in nature," said Ron Zuckermann, a researcher at the Molecular Foundry, a Department of Energy (DOE) Office of Science user facility. "Biological systems are very sensitive and fragile. We want to make rugged industrial-grade materials that can do the same things [they do]."

      Kita mau membuat bahan sintetik  yang bisa menyaingi apa yang alam  bisa mencipta, kata Ron Zuckermann, seorang peneliti  dari  Percetakan Molekuler, satu bagian litbang dari kementerian Energi (DOE)  bagian Ilmu Terapan.
                                                           
Bahan bahan yang dihasilkan oleh proses biologi alami masih memakai sistim yang  peka dan rapuh.  Kita ingin sistim industry yang lebih handal  dengan prinsip yang sama – dan sebenarnya sudah dimulai

But scientists can't create things that combine the best of both biological and synthetic characteristics out of just any substance. Nanoparticles are likely to be the key. When scientists assemble these tiny particles into sheets or tubes, the final product is often just one atom tall. Because of their size, nanoparticles act differently than large amounts of the same material. For example, a chunk of gold doesn't scatter light the way a diamond does. But gold nanoparticles scatter light very well, making them useful in electron microscopes. Unlike regular materials, scientists can control nanoparticles' characteristics by changing their size and shape.
Right now, industry can only use one type of nanoparticle at a time. That's what you see in sunscreen and fabrics that use nanoparticles. However, to build custom materials, scientists need to make multiple kinds of nanoparticles interact. Currently, the only way to do this is to construct these materials particle-by-particle. This is a very time-consuming process.

     Para ilmuwan belum  bisa menciptakan semua       kebaikan produk yang dihasilkan  oleh  kombinasi aktivitas biologi  dan aktifvitas sintetik menjadi satu.  Nampaknya, kunci pokoknya adalah keterbatasan jenis nanopartikel.  Apabila  seorang ilmuwan menggabungkan nanopartikel ini (sementara hanya) berupa lembaran maupun  bentuk tabung,  wujud produknya adalah dari benda satu jenis atom. Karena ukuran nano – partikel yang sangat kecil, perilakunya (menjadi) lain dari sejumlah besar bahan yang sama. Contohnya sekerikil emas, tidak membiaskan sinar. seperti sepotong intan. Tapi nano partikel emas dapat membiaskan sinar sangat baik, sehingga  dapat digunakan dalam pembuatan  mikroskop ekektron. Para ilmuwan sudah dapat merubah ukuran dan bentuk nano pertikel ini,  untuk mendapatkan sifat sifat baru.  Meskipun kini,  nano pertikel dari satu zat hanya digunakan untuk satu tujuan saja. Seperti yang digunakan sebagai  pencegah silau, dan  bahan tenunan dengan nano  partikel. Akan tetapi membuat barang kebutuhan, kadang harus menggunakan berbagai nano partikel bekerja sama. Saat ini, satu satunya jalan adalah memasang bahan nano selapis demi selapis. Satu pekerjaan yang sangan sulit dan lama.

Lanjutan terjemahan pada seri 2



0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More