PERTANDA ZAMAN
Di Nusantara kita sepanjang
sejarahnya yang sudah sangat panjang –pasang naik dari pamor bagsa penghni Nusantara akan melejit keatas apabila ada reformasi mengenai
teknik penanaman padi sawah.
Dari asalnya bertani padi secara huma yang berpindah pindah dengan
menggunakan pembakaran hutan puluhan abad zaman pra sejarah
Reformaasi pertama:
Hingga kedatangan bangsa Hindu dengan
teknik persawahan berpengairan di lereng lereng gunung – dengan bantuan air yang
dari sumber di pinggag gunung ini diciptakan lapik lapik sawah berundak – padi
ditanam dari bibit yang sudah tinggi di bubur lumpur yang rata jadi bersih dari
rerumputan – ditanan segi empat – hasil panen
menjadi berlipat, panen dua kali setahun. Kerajaan besar besar timbul dengan sistim
penanaman padi ini mulai dari Sriwijaya
– Galuh Pakuan - Sima- Mataram Hindu=Singhasari ( Majapahit hidupnya dari
dagang rempah rempah)
Reformasi kedua:
Komunitas islam di Gresik mencetak
sawah dari rawa rawa dengan teknologi
dari Mesopotamia – memanfaatkan rawa di
Pamotan ( sekarang Lamongan) yang sudah diterlantarkan oleh Majapahit. .
Untuk menarik golongan sudra dan waysia- dengan kelebihan bisa menggunakan
perahu datar untuk mengangkut panen dan beras ke pelabuhan Gresik – sudah
ditunggu oleh jung iung china. Pekerejaan pencetakan sawah dari lahan rawa ini dimulai dengan kengukur keealaman dasar rawa, dinana dasar yang paling dangkal akan di cetak petak sawah, dan yang dalam akan dihubngkan dengan sulran saluran pematus - sehungga bila di-hulu batas sungai di bendung dari rawa sedangkan saluran saluran menuju ke hilir - bila surut air laut permukaan yang tinggi akan menonjol dak langsung bisa dekerjakan membangun pematang dan membangun petak sawah, taknologi ini dirawa Demak Dipempin oleh seorang mubalegh muda putra Bupati Tuban - sampai dijuluki sunan Kalijogo, oleh rakyat sepanjang rawa dan kali.
Keberhasilan ini dimanfaatkan untuk mendirikan Kesultanan Demak Bintoro – rawa yang lebih besar jauh dari ibu kota Majapahit. Oleh suatu sebab yang tidak bisa dihindari ( lihat di blog idesubagyo.blogspot.com) persawahan rawa di Demak terpaksa ditinggalkan, Akan tetapi sebagian besar akar rumput di pulau jawa sudah memeluk islam – para sudra bertambah ilmu bercocok tanam, menggunakan cangkul yang permukaannya dilapisi kaca, namanya di "pupuk" supaya lumpur kental tidak lekat dan menyulitkan pekerjaan, para empu islam mengajari pandai besi perkakas untuk menciptakankan tajamnnya baja ( teknologi menempa dan menyepuh baja dari Damaskus yang digunakan untuk meperbaiki pembuatan mata tombak - yang semula getas mudah patah buatan Majapahit dari besi tuang, oleh para Empu islam di rubah jadi tidak mudah patah - hanya melengkung, para Empu Islam ini bermukim di Pantai Utara pulau jawa, mulai dari Sedayu, Giri Prapen, Empu Supo , Empu Suro, (ilmu yang didapat dari para Wali islam tanah jawa) Juga mendapat gaduhan mememiliki hasil karya mencetak sawah rawanya, keadaan yang belum pernah ada di zamana sebelumnya. Kaum waysia dapat ilmu mambaca berhitung dan menulis huruf Arab gundul dan huruf palawa – shingga dagangnya jadi meluas dengan surat perjanjian. Kaum ksatrya dan Brahmana mendapat ilmu Hakikat islam dan Makrifat islam yang digali oleh para wali tanah jawa dari bacaan dan gerakan sholat lima waktu. Terutama Al Fatihah komplit dengan Basmallahnya dan kalimat tauhid di atahiat akhir. Inti ajaran islam untuk orang seluruh dunia – jadi mudah dimengerti – bukan hanya taklid saja.
Keberhasilan ini dimanfaatkan untuk mendirikan Kesultanan Demak Bintoro – rawa yang lebih besar jauh dari ibu kota Majapahit. Oleh suatu sebab yang tidak bisa dihindari ( lihat di blog idesubagyo.blogspot.com) persawahan rawa di Demak terpaksa ditinggalkan, Akan tetapi sebagian besar akar rumput di pulau jawa sudah memeluk islam – para sudra bertambah ilmu bercocok tanam, menggunakan cangkul yang permukaannya dilapisi kaca, namanya di "pupuk" supaya lumpur kental tidak lekat dan menyulitkan pekerjaan, para empu islam mengajari pandai besi perkakas untuk menciptakankan tajamnnya baja ( teknologi menempa dan menyepuh baja dari Damaskus yang digunakan untuk meperbaiki pembuatan mata tombak - yang semula getas mudah patah buatan Majapahit dari besi tuang, oleh para Empu islam di rubah jadi tidak mudah patah - hanya melengkung, para Empu Islam ini bermukim di Pantai Utara pulau jawa, mulai dari Sedayu, Giri Prapen, Empu Supo , Empu Suro, (ilmu yang didapat dari para Wali islam tanah jawa) Juga mendapat gaduhan mememiliki hasil karya mencetak sawah rawanya, keadaan yang belum pernah ada di zamana sebelumnya. Kaum waysia dapat ilmu mambaca berhitung dan menulis huruf Arab gundul dan huruf palawa – shingga dagangnya jadi meluas dengan surat perjanjian. Kaum ksatrya dan Brahmana mendapat ilmu Hakikat islam dan Makrifat islam yang digali oleh para wali tanah jawa dari bacaan dan gerakan sholat lima waktu. Terutama Al Fatihah komplit dengan Basmallahnya dan kalimat tauhid di atahiat akhir. Inti ajaran islam untuk orang seluruh dunia – jadi mudah dimengerti – bukan hanya taklid saja.
Reformasi ketiga:
Hasil panen padi disawah rawa
KOMPAS.COM ,GRAMEDIA.COM GRIDOTO.COM
Presiden Jokowi berhasil tahun lalu panen dari sawah rawa 1200 ha, dengan panen 6 ton gabah kering /ha. Presiden ini merencanakan akan memanfaatkan rawa yang berpotensi seluas 9,3 juta ha, apabila kabinetnya bisa berlanjut kerja, bila berhasil mencetak RAWA MENJADI SAWAH 4 JUTA HA SAJA, SELURUH DUNIA KETIGA YANG MISKIN PANGAN – KEBANYAKAN NEGARA ISLAM AKAN TERBEBAS DARI BELENGGU KEKURANGAN PANGAN CHRONIS, YANG HARUS MENDAPATKAN BANTUAN DARI AMERIKA DAN CANADA. BELI DENGAN US $. Mesir-pun sudah bernasib sama, Mursi dimakzulkan jendral Fattah al Sisi nurut, ibu kota Jerusalem diberikan kepada Israel….nurut….. daripada perut keroncongan.
Lho herannya kok Cak Nun sosok “ora
sebae'ne' ” jang sebagai diakuinya bukan mandegani ormas NU, tapi sangat dekat dengan semua ormas islam, yang sejuk dan toleran. Beliau ini mendapat bisikan dari para wali tanah jawa supaya
menyiapkan pemuda pemudi anggauta Keluarga ma’iyah untuk menggiatkan “tandur”
istilah khas untuk menanam bibit padi, dan amal ibadah, amal jariah, dan menggiatkan puasa, kok
istilah yang dipakai itu……"tandur". Padahal pak Harto sagarwo putronya mendapatkan
bocoran isyarah dari para wali ini mestinya ya dari cak Nun, ......... baru menjelang akhir hayatnya
Pak Harto ingat isyarah bocoran ini…..
sudah sangat terlambat….. perintahnya membuka lahan rawa di Kalimantan satu juta ha untuk
sawah........ Hanya dibuat guyonan oleh penjabat
eselon Kementerian Pertanian, anggaran hanya cukup buat uang perjalanan survey
dan koordinasi antar Instansi – kesana sini bukan
di-iringi oleh para Konglomerat hitam yang sangat tajam penciumannya terhadap proyek uang. Kalau cak Nun sangat segan, ogah, kecewa…….. terhadap sosok politik yang tidak dia
suka ------- lah pengikutnya ma’iyah jutaan pemuda pemudi yang dia anjurkan ikut “tandur” kan terpisah tidak bisa melaksanakan bisikan para wali…..
padahal pasti terjadi, wong wisik dari para wali. padahal bisla disadari, dituruti, ya
ujung ujungnya pasti bakal menjadi rakhmat bagi bangsa Timur Tengah yang
pertaniannya morat marit karena perang. Dan selanjutnya bila kita gagal kita juga
bakal dipermainkan dagang ihtikar pangan
yang mendunia, kayak Mesir. Ulama yang tidak mau politik, menjesal karena Mursi dikudeta, diganti oleh Fattah al Sisi, dia yan diberi US $ , untuk membeli gandum dari Canada. Sudah hampir seabad Mesir sudah jadi sasaran ihtikar pangan dari kongsi bangsa sendiri dan pedangang dengan kapal clipper dari benua amerika, membanjiri gandum waktu panen, Mursi diganti ...iya.....Darussalam diberikan kepada Israel.....iya..... daripada senegara kelaparan.
Kalau sawah rawa kita sudah 5 juta ha "tandur" di rawa yang dibuka pak Jokowi, dikerjakan oleh jutaan harapan bangsa - kaum muda ma’iyah, ini kan bukan politik. Tapi rakhmat bagi anak anak didaerah konflik yang berkepanjangan, sudah panen sekali setahun waktunya terganggu olah perang - lah kapan panennya ? Kan bisa dikirim kesana untuk bantuan kemanusiaan atau bayar kalau dapat dana haji.
kan upaya penindasan ihtikar china barat dan jahudi timur (istilah cak Nun sendiri) kan bisa diredam – mereka kan bukan massa mengambang ? Malah warga yang diasuh NU dan organisasi pemudanya,
Ini kan jauh lebih penting dan besar daripada……. ketidak sukaan kekasih wali, yang masih nyandang prinsip perasaan pribadi ?*)
Kalau sawah rawa kita sudah 5 juta ha "tandur" di rawa yang dibuka pak Jokowi, dikerjakan oleh jutaan harapan bangsa - kaum muda ma’iyah, ini kan bukan politik. Tapi rakhmat bagi anak anak didaerah konflik yang berkepanjangan, sudah panen sekali setahun waktunya terganggu olah perang - lah kapan panennya ? Kan bisa dikirim kesana untuk bantuan kemanusiaan atau bayar kalau dapat dana haji.
kan upaya penindasan ihtikar china barat dan jahudi timur (istilah cak Nun sendiri) kan bisa diredam – mereka kan bukan massa mengambang ? Malah warga yang diasuh NU dan organisasi pemudanya,
Ini kan jauh lebih penting dan besar daripada……. ketidak sukaan kekasih wali, yang masih nyandang prinsip perasaan pribadi ?*)
0 comments:
Posting Komentar