Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Selasa, 12 Januari 2016

MATINYA KALA MARICA

MATINYA KALA MARICA
Menurut legenda India yang sudah diberi corak Jawa, “Ramayana”, Raja diraja Rahwana mempunyai sekretaris pribadi namanya Kala Marica. Jaman Orde Baru  yang  mirip peranan raksasa Kala Marica, dia adalah Ketua Gokar.
Sesungguhnya sang  Kala Marica adalah Golkar atau Golongan Karya yang diciptakan sebagai Komandan tangan kiri Maharja Rahwana, Jendral Suharto, membawahi warga  sipil sebagai imbangan dari kekuatan jendral jendral militer menguasai prajurit  pendukung Rahwana Orde Baru.
Camat pensiunan Abri untuk berdwifungsi, (kemudian cetakan Jatingor yang terkanal itu) membawahi orang sipil, dan Koramil membawahi militer ditingkat akar rumput. Segera menjulurkan akarnya ke desa desa jadi Babinsa dan lurah lurah, membawahi segenap algojo preman desa.. Makanya Golkar saat itu kekuasannya mutlak, karena dukungan operasi militer, yang dengan ini sangat mudah mencapai akar rumput, mengadakan operasi pembersihan mereka yang mokong, tidak meneng, mangan, manut, langsung disukabumikan.
Rahwana dan kroninya kembali ke kayangannya Batara Rudra, karena kehilangan dukngan dana dari Amerika Serikat. Rahwana yang ini jatuh dari tahtanya bukan karena perang dengan Ramawijaya tapi ditinggalkan menteri menterinya dan panglima panglimanya. Lantas Golkar sang Penguasa sipil, jadi Partai Golkar yang sekarang menduduki peringkat kedua menurut jumlah wakilnya di DPR RI atas jasa Partai Demokrat yang bunuh diri karena Ketua Umumnya dari golongan sudrun, menebar uang satu pick up kepada peserta Konggres Akbarnya di Bandung untuk memilih dia sebagai   Ketua Parrtai, Anas Urbaningrum – Posisinya jadi Ketua Partai Demokrat menjadi bandar mega korupsi menteri menteri kabinet Preiden SBY tanpa kendali, sangat menggoncangkan semangat Bapak Partai Demokarat Doktor Jendral Susilo Bambang Yudhoyono, karena wahyu kedhaton meloncat pergi dari Mas Ibas, sang putra kinasih, berkat godaan kroni Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh.
Secara alami Partai Golkar, inkarnasi dari Golkar sang Kala Marica, tapi sudah tanpa dukungan resmi dari Koramil dan Camat (karena tidak ada dana), mendapat pendukung aka rumput dari kempanye joged  dan musik dangdhut.
Partai Golkar pecah jadi dua Partai Karya gaya birokrasi nepotisme merupakan partai karya sempalan golongan A dan partai  Karya sempalan golongan B  bergaya birokrasi oligarchy, dengan uang sangat banyak sekali,  terakhir  Partai Karya golongan C - rakyat yang tertipu merupakan akar rumput, sumbernya suara constituen, the silent majority pilih diem, sambil menyumpah nyumpah. Gologan C ini hanya mengerti joged dan musik ndang ndut saja, sedangkan partai Karya golongan A dan golongan B bisanya ya jadi jago joged saja, jadi favoritnya rakyat dolongan C.  Berkat ulah Setia Novanto dkk di DPR RI, yang berbulan bulan jadi tontonan yang tidak lucu kepada rakyat banyak, terutama Bagongnya yang tidak lucu gaya Surakhmokong Janglot yang tembem, tidak bisa joget malah akrobat pentalitan saja ( semua tembem yang ini paling tembem, kebanyakan gizi). Tapi optimislah dengan joged uang kemungkinan besar konstituen golongan C bisa ditenangkan oleh para Meneer.
DPR RI yang ini masih sampai empat tahun mendatang, sangat royal belanja apa saja wong bukan uangnya sendiri,   kenerjanya yang sangat jelek.  Mengesyahkan rencana  undang undang dari 130 hanya jadi disyahkan tiga, setahun ini, DPR lelet ini bubar masih harus tunggu empat tahun lagi.  Saya anjurkan sekarang saja smentara harganya masih baik dilelang saja, asal semua boleh ikut tendernya, mupung harganya masih tinggi. asal Meneer De Generalen dan Meneer Van Tanoe boleh ikut, supaya adil jadi Abusizal Bakri ada saingan. Negara dapat pemasukkan yang bukan pajak,
Karena pertengkaran ini berlarut larut, mengganggu Penyelengaran Negara, si Agung dan si Bakri dipaggil Presiden untuk didamaikan sebisa mungkin, tapi ndak bisa, keduanya ngotot. Ya pemilihan baru saja, partai Gokar dilelang. Beaya pemilu Legislatip dadakan ini akan lebih kecil dari Pengeluaran yang  enggak enggak DPR Setia Novanto ini, hingga empat tehun kagi.  Belum terhitung berapa potensi kerugian bangsa ini memelihara barang bobrok seperti ini empat tahun lagi ? Bisa merembet terkesan sangat buruk kepada rakyat. Termasuk kinerja Partai Partai yang lain dari koalisi Hebat maupun koalisi Merah putih, kok lemes  lemes saja. Apa minta dipanggilkan Suryadi, tukang kepruknya Kudatuli lagi ?
Kalok begitu ya lelang saja  Partai Golkar ini dan uangnya diserahkan Negara, itung itung membayar ganti  korupsinya sebagai Golkar yang lalu. Dengan catatan kapitalis luar partai boleh ikut, pasti Meneer Van Tanoe dan Meneer Van Generalen akan berminat. Dan Negara bakal dapat pemsukan bukan pajak seperti menjual BUMN, duitnya bisa untuk nombokin pembelian obat obatan BPJS*)






















MATINYA KALA MARICA
Menurut legenda India yang sudah diberi corak Jawa, “Ramayana”, Raja diraja Rahwana mempunyai sekretaris pribadi namanya Kala Marica. Jaman Orde Baru  yang mirip perannya raksasa Kala Marica, dia adalah Ketua Gokar.
Sesunggunya sang  Kala Marica adalah Golkar atau Golongan Karya yang diciptakan sebagai Komandanya  Camat pensiunan Abri untuk berdwifungsi, (kemudian cetakan Jatingor yang terkanal itu)  dan Koramil, ditingkat akar rumput. Segera menjulurkan akarnya ke desa desa jadi Babinsa dan lurah lurah, mdembawahi segenap algojo preman desa. Makanya Golkar saat itu kekuasannya mutlak, karena dukungan operasi militer, yang dengan ini sangat mudah mencapai akar rumput, mengadakan operasi pembersihan mereka yang mokong, tidak  msnjalani kuwajibannya: mangan, meneng, manut, langsung disukabumikan.
Rahwana dan kroninya kembali ke kayangannya Batara Rudra, lantas Golkar jadi Pertai Golkar yang sekarang menduduki peringkat kedua menurut jumlah wakilnya di DPR RI atas jasa Partai Demokrat yang bunuh diri karena Ketua Umumnya dari golongan sudrun, menebar uang satu pick up kepada peserta Konggres Akbarnya di Bandung untuk jadi ketua Parrtai, Anas Urbaningrum – Posisinya jadi Ketua Partai Demokrat menjadikan Bapak Pendiri Partai Demoktrat sangat terguncang. Wahyu Kedaton meloncat dari putra mahkota mas Ibas, berkat godaan Anas dan Angelina.
Karena perpecahan anttara Partai Golkar B dan Partai Gokar A nampaknya sudah patah arang, Terbukti ketika pihak golongan A diundang bersama golongan B oleh Presiden mungkin unutk didamaikan, nampaknya tidak mungkin lagi, Makanya Partai sial ini dilelang saja. uangnya masuk kas Negara. Itung itung untuk mengganti kerugian Negara selama dikorupsi 35 tahun. Pelelangan ini sangat penting karena bila tidak, partai partai lain di Koalisi Hebat maupun di koalisi Merah Pitih akan kehilangan kepercayaan rakyat juga karena ikut lelet. Saya memandang sebenanya Pemilu Legislatip ulang diadakan segera saja, wong baru setahun saja sudah bikin heboh ndak karuan, inginnya mengobral uang Negara dengan kinerja sekecil itu, sebab dari 130 rencana undang undang, yang dsyahkan oleh DPR-Setia Novanto, hanya  tiga saja setahun ini. Masih empat tahun lagi baru ganti orang, beaya pasti segunung klop dengan beaya pemilu legislatip sekarang, sementara dilelang, ya ndak ikut, Jadi rugi Negara secara potensial menurun banyak, karena pengeluaran yang tidak tidak jadi hapus selama  empat tahun mendatang
Harganya pasti tinggi, kerna memegang konstituen banyak dari golongan C, yang ngertinya hanya joged dengan musik dangdut saja
Sedang Partai Golkar golongan A maupun golongan B jagonya joged dan misik dangdut ini  favorit golongan C ini. Dengan syarat semua orang boleh ikut tender, ternasuk Meneer Van Tanu dan Meneer Van Generalen, agar Aburizal Bakri ada saingan, supaya adil. Negara bakal dapat pemasukan yang bukan pajak, cukup besar untuk nombokin obat obatan buat BPJS beberapa bulan, OK? *)










a














0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More