TATA LETAK KEDATON SINGHASARI
Di bekas lokasi Akuwu Tumapel sudah samasekali tidak ada pada masa pemerintahan Prabhunatha Kartanegara, diganti samasekali dengan bangunan Kedhaton Baru, sesuai dengan derajad kerajaan Singhasari sebagai Kerajaan yang telah menaklukkan kerajaan Janggala, Kerajaan Kadiri yang tegak mulai Maha prabhu Erlangga, Kadhipaten Lamajang, Tuban, Jagaragha, Wengker dan Kling telah menyatakan tunduk kepada Mahaprabhu Kertanegara. Lahan Kedhaton dibuat seperti bukit landai ditengah tengah merupakan kediaman Raja dan Ratu, yang merupakan pusat dari tanah datar dibawahnya yang berbentuk silang utara selatan dan barat timur.. empat penjuru mata angin ini dibangun sabha yang berupa wantilan agung disetiap mata angin.
Yang terbesar adalah wantilan sebelah timur, yang
dipakai upacara kaprajuritan, dengan
sendirinya menghadap alun alun yang
sangat luas, yang menjadi batas antara kota raja dimana mayoritas penduduk
tinggal dengan pusat pasarnya yang selalu ramai, dengan wilayah alun alun dan
Kedhaton
Disebelah barat dari denah silang itu dibangun wantilan
untuk pendadaran khusus semacam doyo .
Diselatan dibangun wantilan serba guna untuk pertemuan terbatas para bangsawan dan untuk menyambut para Duta
dari jaban Rangkah.
Di utara dibangun wantilan dan balai penghormatan pamujan
para pitri, dengan beberapa pavilion untu krabat dekat
Kedaton yang sudah tua tua,
Untuk mempertahankan denah silang dengan rumah
kedhaton ditengah tengah, maka seluruh
silang geometris ini di bangun tembok keliling dengan pintu gerbang pada setiap
ujung persilangan itu, kecuali di timur yang menghadap ke alun alun.
Dalam tembok Kedhaton dilarang untuk kegiatan rakyat
biasa.
Bentuk kota Singhasari menurut hunian para pendukung kerajaan, misalnya para
prajurit dan peralatannya di sebelah timur, sedang hunian para Pendeta
Kasyaiwan, Waisnawa, Kasogatan dan
Brahmana ada di sebelah utara, para pedagang dan pasar ada disebelah selatan,
dan para undagi ada di sebelah barat .
Semua hunian dihubungkan dengan jalan yang diperkeras
dengan batu raen, tidak perlu lurus karena Singhasari ada di lereng gunung,
jadi jalan sering dibangun menurut
kerataannya ( contour) tanah.
Halaman depan rumah hunian dipagar tembok rendah dan ada
gerbang candi Bentar untuk setiap rumah,halaman berisi rumah kerabat dan rumah
hunian magersari. Tanah kosong ditanami pepohonan buah buahan kolam ikan,
atau disatukan dengan aliran pengairan
sawah.
Kota Singhasari tidak bertembok dan pintu gerbang,hanya
kolompok istana yang bertembok dan berpintu gerbang empat menurut mata angin, timur gerbang ini
tersembunyi menhubungkan wantilan agung
dengan tempat tinggal Raja, utara barat dan selatan, ada gerbang berbentuk
candi bentar yang megah, sedang di timur ada dua patung dwarapala dan gerbang
candi bentar yang lebar tidak berundag.(*)
0 comments:
Posting Komentar