JAUH PANGGANG DARI API
Asal “tokoh” sekarang bisa bicara politis yang pada garis besarnya menyenangkan hati pendengarnya alias calon pemilihnya. Tapi percayalah bukan asal tokoh bisa mengatur Negara. Karena mengatur Negara sebenarnya adalah meletakkan semua komponen masyarakat bisa jalan diatas relnya, lancar.
Untuk itu ddisusun Aparatur Nwegara. Mulai pesuruh kantor sampai golongan eselon IV, III, II, dan I, mulai dari yang fungsional sampai yang strukural. Ini semua anggauta masyarakat yang makan gaji dari pajak rakyat.
Politisi yang pintar bicara dapat dipastikan tidak perlu membuktikan bahwa dirinya dapat mengatur polah-tingkah aparatur Negara, yang ujung-ujungnya memberikan pelayanan
untuk kehidupan muasyarakat secara nyata, bukan slogan-slogan saja. Ternyata di era Reformasi ke arah Demokratisasi ini banyak Bupati yang salah urus, Guru diangkat jadi Kepala Pengairan Kabupaten, PNS sarjana yang tidak mempunyai pengalaman kerja yang jelas karena aktif ikut kampanye dan kroninya diangkat jadi Kepala Dinas LLAJR Kabupaten. Kepala Dispenduk, Kepala Kebersihan Kota dan lain lain kepala. .
Kepala jabatan polits Politisnya ganti, nanti pejabat teknisnya ya ganti, yang menjadi runyam setiap Kepala Dinas selalu mengangkat PNS yang masih baru untuk jadi front liners, penjaga loket-loket yang makin banyak, langsung melayani publik, karena inilah yang paling mudah dilaksanakan oleh Kepala Baru sebagai isyarat ada penguasa baru.
Dan inilah yang jadi penyebab utama setiap pelayanan publik jadi lahannya "Despot-Despot" kecil (thel little despots), yang tengiknya sama dengan tengiknya Despot-Despot yang lain.
Pada tataran urusan administrasi publik, kita pasti pernah berurusan dengan birokrasi yang berbelit-belit di loket-loket mana saja yang menjadi urusan perijinan, surat-menyurat, SK-SK dll, semuanya menjadi rumit dan berbelit jika tidak ada 'fixers' yang biasa 'maken klaar' urusan di setiap loket administrasi urusan publik ke pemerintah.
Sungguh jauh jauuuuh panggang dari api, hari ini tidak tanggung tanggung Pemerintah diwakili oleh penjabat eselon bicara di wawacara TV skala Nasional, mengenai upaya Pemerintah untuk menanggulangi segera longsornya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, dasar orangnya politisi plus eselon, botak dan terkesan pintar sekali. Antara lain dengan menggalakkan export ke US, tentu saja di luar hasil tambang. Lha, dibalik itu kira kira bulan Juli, satu perusahaan penjual furmitures dolid woods ysng sudah diprodes dengan kiln peneringan perusahaan Amerika, Ashley yang termasuk besar di sana, telah puluhan tahun membuka perwakilan di Indonesia ( liason Unit) membeli furntures knock down dari pabrik-pabrik mebel (vendors) untuk export di Suarabaya, salah satu liason-liason di Malaysia, Vietnam, China, Taiwan dan India baru-baru ini TUTUP, bersama kantornya di Taiwan dan India. Soalnya bukan apa- apa tapi barang yang disetujui oleh Ashley sebuah perusahaan US untuk dipesan ternyata tidak cocok harganya, karena barang yang sama bila dibeli lebih murah dari Malaysia atau Vietnam.
0 comments:
Posting Komentar