Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

Rabu, 21 Agustus 2013

BAGAIMANA BISA AJARAN ISLAM JADI SANGAT PRO KAPITALISME ?

Konon ada ajaran dari para ahli hikmah Islam terdahulu bahwa  : "Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.". Ada lagi petunjuk dari Islam yaitu “Carilah harta yang halal seolah olah kamu tidak akan mati, tapi segera berbuatlah amal dari harta itu seolah-olah kamu segera akan meninggalkan dunia ini selama lamanya (mati besok pagi).” 

Berarti mengembalikan dana kepada masyarakatnya (beramal infaq dan shadaqah) adalah sama pentingnya dengan mencarinya secara halal dengan segenap daya harta bagi kaum muslim.
Islam menuntut ikrar dari pemeluknya, untuk memulai satu perbuatan dengan “Bismillahirakhmanirakhim” yang artinya “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih” azas ini masih diperkuat lagi di Ayat Al Qur’an Al Baqarah ayat 30, bahwa manusia diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah di muka Bhumi. 

Pastinya, bukan jadi Khalifah yang sembarangan, tapi Khalifah yang berazas Rakhman dan Rakhim. Manusia makhluk yang terlahir sangat lemah dalam waktu yang lama  lebih dari lima tahun baru mengerti sebagian dari bahaya, dan barulah dapat menyingkirinya.
Dari situlah harkat yang paling awal dari Manusia adalah hikmah Rakhman dan Rakhim masyarakatnya, jadi bagi manusia, tidak berat dan tidak sulit untuk mengerti dan merasakan Rakhman dan Rakhim. Dengan sendirinya untuk berbuat Rakhman dan Rakhim bagi manusia sudah sangat dekat dengan harkatnya. Pernah diumpamakan dalam kisah hikayat Islami bahwa memberi minum seekor anjing yang kehausan pun adalah perbuatan baik termasuk dalam kategori Rakhman dan Rakhim. Kebaikan ini tidak mungkin keliru, meskipun binatang anjing liurnya haram, namun tetap dijanjikan pahala yang setimpal bagi perbuatan baik walau sekecil apapun untuk menolong hewan ciptaan Allah yang sedang menderita. Jadi manusia tidak perlu takut melakukan kesalahan bila sudah menurut azas dan harkat yang digariskan oleh Allah.
Lha ajarannya yang pokok saja sangan populis, menjadikan pokok harapan manusia, kenapa sebagai lanjutan dari pandangan politik Kartosuwiryo dengan Darul Islamnya, berbuah Peristwa Cikini, menelorkan ideology Negara Islam yang dimotori oleh Daud Beureuh di Aceh dan seterusnya kaum Islam yang dimotori oleh Masjumi Nampak sekali anti Sosialisme yang diterapkan di Indonesia hingga sekarang ?
Ribut perkara apa sekarang di Mesir? apa elan/pekik perjuangan Ikhwanul Muslimin kecuali melawan mati- matian Israel ? 

Bangsa Yahudi memang bangsa asli padang pasir, yang berniat akan mencabut secara fisik bangsa Arab dan bangsa lain selain orang Yahudi asli dari tanah Yudea, menurut mereka tanah yang dijanjikan oleh Tuhannya hanya kepada mereka sahaja. Sebuah cita cita archaic yang tidak masuk akal pada zaman ini, apalagi setelah ribuan tahun, tanah ini sudah menjalani sejarahnya yang panjang dan telah menjelma jadi tanah Palestina, yang kebetulan dalam sejarahnya sudah dikuasai oleh penguasa Islam dan ditinggali oleh bangsa bangsa lain. 

Zaman sekarang adalah terlalu nyleneh bila ada cita-cita membersihkan etnik lain dari satu wilayah untuk ditinggali oleh etniknya sendiri, ini adalah absurd dan tidak mungkin, dalam hal ini saya memberikan dukungan sepenuhnya pada bangsa Palestina. 

Ribut-ribut di Mesir pada hemat saya,  malah tidak mengilhami Ikhwanul Muslimin untuk kembali pada harkat Islami, menawarkan pembentukan masyarakat Madani, menawarkan azas Rakhman dan Rakhim, anti kapitalisme dan mengembalikan dana kepada masyarakat seolah-olah mereka segera mau meninggalkan dunia ini. Lha cucuk ongkos bila malah memberikan peluang bagi kaum Militer Mesir yang ngertinya cuma Dispotisme kroninya, untuk mendapat dukungan Amriki. Terlalu gegabah bagi Ikhwanul Muslimin ini melepas dukungan Amriki, tapi juga tidak menjadi Negara yang tidak kapitalistik, diatur menurut azas Islam yang sebenarnya egaliter tinggal. menempatkan semangart egaliter ini pada jiwa Pedagagang. Yang mereka dapat dari dulu adalah azas yang sudah diselewengkan sejak nenek moyangnya Raja Farouk. Despotisme yang masih dipakai oleh kaum Militer, juga dagang hasil bhumi yang sifatnya kartel, mekipun sudah diharamkan oleh agama Islam, karena enak jadi pedagangnya dari petaninya? Siapa yang dagang, ya pedagang suku Arab yang semied, siapa yang bertani dari zaman Paraoh, ya orang hamied suku setempat yang dari zaman  Paraoh bertani, Siapa yang memiliki tanah pertanian ya Sultan menggantikan Paraoh, dikelolakan pada para shaikh Beduin dan digarapkan pada kaum fellahin yang semied. kok sama dengan Pak Harto ya ? Cuma yang ini hanya tanah pertanian, Suharto -  seluruh  Negara dikelolakan pada mereka yag diluar   sistim.
Apa yang didapat oleh kaum Muslimin di Iran sesudah mereka dengan Ayatollah Khomeini menggulingkan Syah Reza Pahlevi ? Perang tank modern mati-matian dengan Iraq ! Yang ditawarkan oleh Ayatollah Komeini, ya terlihat sama kunonya dengan bangsa padang pasir lainnya, dendam dan cita-cita archaic, ini bukti bahwa watak penghuni padang pasir memang keras sekeras iklimnya. Saudara, dulu jika ada perang antar suku dipadang pasir yang memperebutkan oasis, maka antar suku pun telah sering terjadi saling bunuh untuk air, yang kalah dihabiskan, karena bila masih hidup perlu air. ini mungkin tidak dapat dipahami bagi mereka yang tinggal di kawasan tropis dimana air tinggal nyiduk dari sungai, ya perang tapi bila jumlah korbannya sudah sama, mereka berdamai, bakar batu makan brsama.

Jadi para pemikir di padang pasir, biarpun sampai diganti dengan seorang Insinyur modern sekelas Akhmad Dinejad ya masih podo bae, tidak dapat menyelami sepenuhnya aspirasi silent mayority Islam di Indonesia.  Apa Islam cuma mengihami umatnya untuk sekedar menaruh wanita sebagai mahkota dikepala laki-laki sebagai yang dikatakan pada muslimah Indonesia Khofifah Endar Parawangsa tempo hari waktu berkunjung kesini ? Mestinya dia lebih dari Bung Karno mengilhami aspirasi Islam yang universal bisa menjadi Rakhmatan lil Alamin.
Saya kira makin hari kebebasan berpikir jadi makin sulit di Indonesia, karena sedikit-sedikit saja sudah halal darahnya. Baru mikir sedikiiiit saja sudah halal darahnya, ini mengakibatkan yang muncul adalah budaya keberingasan, budaya 'kepruk saja' bagi orang yang pemikirannya terlalu luas. 

Nantinya bukan budaya mikir dan berdialog yang subur tapi budaya kepruk. Saya kira kedepannya akan semakin marak keberingasan yang membungkam orang untuk mikir sedikiiit saja...Saya yakin ada perbedaan yang besar antara orang yang berpikir atas sebuah soalan sosial, dengan orang gila pasar yang teriak-teriak mengganggu di pasar umum. Bahkan, orang gila itupun tidak boleh kita kepruk, tapi kita serahkan pada yang mengurusi kesehatan masyarakat.

Saya jadi makin merasa sangat sepele dan keciiil, begitu tokoh Islam Indonesia bekas Presiden Partai tertangkap terindikasi skandal  import daging sapi milliaran rupiah, ini memprihatinkan buat saya. Saya terus terang juga prihatin, jika di Indonesia untuk mikir saja beresiko halal darahnya. Bahkan orang gila yang teriak-teriak di pasar itupun tidak halal darahnya, saudaraku... (*)


0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More